You are on page 1of 4

Dosen Pembimbing : M. Pramudhita, ST,.

MT Adhitya Fajar R dan Utami Ledyana D

Abstraks PEMANTAUAN KANDUNGAN ORTOFOSFAT SEBAGAI PARAMETER UJI PENGOPERASIAN SISTEM INJEKSI INHIBITOR KOROSI( PAQ 02) PADA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSGG. A.SIWABESSY Pengendalian korosi pada sistem pendingin sekunder RSG-GAS dilakukan dengan menambahkan inhibitor korosi senyawa fosfat ke dalam air pendingin sekunder secara manual. Di dalam air senyawa fosfat berbentuk ortofosfat. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kandungan ortofosfat air pendingin sekunder berfluktuasi karena konsentrasi inhibitor tidak terpenuhi. Tulisan ini menjelaskan tentang percobaan injeksi penambahan inhibitor korosi ke dalam sistem pendingin sekunder yang sedang beroperasi secara kontinyu. Dari hasil pemantauan menunjukan bahwa sistem injeksi penambahan inhibitor korosi (PAQ 02) beroperasi dengan baik. Namun demikian dari hasil pemantauan terhadap kandungan ortofosfat menunjukan bahwa konsentrasi inhibitor korosi secara kontinyu belum sepenuhnya dapat dipertahankan seperti yang diharapkan. Disarankan sistem injeksi inhibitor korosi dioperasikan paralel dengan sistem penambahan air.

Abstract Electrochemical Studies of Mild Steel Corrosion Inhibition in Aqueous Solution by Uncaria gambir Extract The inhibition of the corrosion of mild steel in aqueous solutions by ethyl acetate extract of Uncaria gambir containing catechin has been studied using weight loss, potentiodynamic polarisation measurements, electrochemical impedance spectroscopy (EIS) and scanning electron microscope technology with energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDX). Inhibition was found to be highest at a concentration of 150 ppm in solutions with a pH of 5. The results obtained show that the ethyl acetate extract of U. gambir acts as a mixed-type inhibitor and could serve as an effective corrosion inhibitor of mild steel in aqueous solution.

ABSTRACT THE LEADING OF TITANIUM ON CORROSION RESISTANCE OF AISI 321 STAINLESS STEEL AS MATERIAL FOR NUCLEAR WASTE CANISTER. Ultimate disposal of spent filel or high level waste on underground. needs canister which has high corrosion resistance. The AISI 321 stainless steel which contains titanium as spent fuel or high level waste canister has been studied. The titanium contens in a would retard the formation of Cr
23

C6 presipitate, so the

corrosion attack will be avoided. The experiment was conducted by heating speciments at temperature of 700C for 2 hours in which the analysis was performed by optical microscope. SEM and EDS. The analisis results showed that at the experiment temperature was undetected the Cr23C6 precipitate. although the TiC presipitat was formed with average diameter of 4.70 m with the Ti content on the TiC and matrix were 96.20% and 0,925% of weight respectively. The fact that this material has a high corrosion resistance. so the use as spent filel or high level waste canister will be sufficiently safe.

Abstrak KOROSI DI INDUSTRI NUKLIR Industri nuklir yang mendasarkan nilai tambahnya pada pemanfaatan iptek nuklir tidak luput dari ancaman korosi. Korosi di industri nuklir dapat menimbulkan kerugian ekonomi akibat berkurangnya masa produktif dan bahkan terjadinya kecelakaan. Dibahas sifat bahan yang digunakan di industri nuklir dan proses korosi serta pencegahan dan penanganannya. Disajikan kemungkinan

pemanfaatan aktivasi lapisan tipis sebagai salah satu metoda analisis berdasarkan iptek nuklir untuk deteksi dan pengukuran laju korosi di industri nuklir.

Abstrak Karboksimetil Kitosan sebagai Inhibitor Korosi pada Baja Lunak dalam Media Air Gambut Telah dites efek karboksimetil kitosan (KMK) sebagai inhibitor korosi pada baja lunak dalam air gambut menggunakan metode berat hilang. Efisiensi inhibisi juga dikarakterisasi berdasarkan energi aktivasi reaksi korosi dengan dan tanpa KMK dan pembentukan lapisan film pasif pada permukaan logam dipelajari menggunakan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEMEDX) dengan dan tanpa menggunakan KMK. Hasil menunjukkan bahwa efisiensi inhibisi korosi dipengaruhi oleh pH air gambut, waktu perendaman dan konsentrasi KMK. Inhibisi optimum yaitu 93,66%. terjadi pada pH 7 dan waktu perendaman 3 hari. Efisiensi inhibisi inhibitor ini meningkat dengan naiknya konsentrasi KMK. Inhibisi KMK pada permukaan baja mematuhi modifikasi persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dan diasumsikan terjadi melalui adsorpsi kimia pada permukaan logam dengan nilai negatif Go ads -35,413 kJ mol-1. Nilai

Go ads menunjukkan bahwa adsorpsi KMK terjadi secara spontan pada

permukaan baja lunak.

Abstract Ekstrak Bahan Alam sebagai Inhibitor Korosi Extract of natural organic product can be used as an inhibitor solution to prevent corrosion. There were pine resin, tobacco, coffe and gambier. This research work determine the effectiveness of those extracted material on reduction rate of irons corrosion in the sea water environment. Natural organic solution is produced by extracted of pine resin, tobacco, coffe and gambir. The experiment start by extraction of that material. The inhibitor is added to sea water before iron is merged. After 7 days, the iron is take from the sea water and weighed to determine its corrosion rate. According to the experiment result, pine resin extract is the best inhibitor for reducting iron corrosion in the sea water environment. The rate coorossion could be decrease of about 87,22 % at temperature range 29 37oC, whrerease gambier extract was not recommended as inhibitor.

ABSTRAK PENGAMATAN VISUAL PENGARUH CAMPURAN INHIBITOR, ANTI KERAK DANANTI MIKROBA PADA KOROSI BAJA KARBON Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk memahami pengaruh campuran inhibitor, anti kerak dan anti mikroba terhadap material baja karbon terhadap korosi secara pengamatan visual. Penelitian dilakukan dengan mencelupkan kupon SS 304 berbentuk silinder seperti disc yang dirakit horizontal dan vertikal untuk memahami korosi homogen, crevice, ke dalam kolam penampung air baku PUSPIPTEK dan menara pendingin RSGGAS. Pengamatan awal secara visual dilakukan setelah durasi pencelupan 5 bulan dan dilaporkan pada penelitian ini. Setelah selesai pengamatan, kupon dicelup kembali untuk pengamatan durasi pencelupan 2 tahun. Selama durasi pencelupan 5 bulan, pH, konduktivitas dan beberapa parameter penting air dimonitor secara periodik. Hasil analisis air menunjukkan bahwa pH, konduktivitas dan Total Dissolved Solid (TDS) kolam menara pendingin lebih tinggi dari kolam penampung air PUSPIPTEK, sedangkan hasil pengamatan visual menunjukkan adanya endapan kuning hijau keabuabuan tipis terbentuk pada rangkaian kupon yang dicelup pada kolam menara pendingin air pendingin sekunder, sedangkan endapan kuning kemerahan terbentuk pada lempeng logam baja karbon yang direndam dalam kolam penampung air baku PUSPIPTEK. Berdasarkan hasil pengamatan ini dapat dipahami bahwa kualitas air sangat menentukan produk korosi yang terbentuk. Kupon yang dicelup didalam kolam penampung air baku PUSPIPTEK menunjukkan tingkat produk korosi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dicelup didalam kolam menara pendingin air pendingin sekunder RSG-GAS, masing-masing dengan nilai 1,6 0,05 mpy dan 0,7 0,05 mpy.

You might also like