You are on page 1of 5

Istilah yang Tepat P&L tidak menyebutkan bahan olahan dasar akuntansi sebagai nilai, karena nilai bagi

orang yang satu mungkin berbeda dengan nilai bagi orang yang lain, sehingga nilai akan menimbulkan berbagai interpretasi. Istilah nilai akan memberi kesan bahwa akuntansi mengolah nilai yang tidak homogenus. Nilai bersifat subjektif dan interpretatif, sedangkan penghargaan sepakatan adalah apa yang melekat pada objek sehingga bersifat objek dan inheren. Penghargaan sepakatan dalam suatu pertukaran merupakan istilah yang mengandung makna adanya penilaian bersama antara pembeli dan penjual. P&L tidak menggunakan istilah cost untuk menunjuk penghargaan sepakatan, karena cost terlanjur mempunyai mana umum sebagai acquisition cost dari sudut pandang pihak yang memperoleh sumber ekonomik. Tetapi walaupun cost tidak pas benar untuk mengganti penghargan sepakatan, P&L akhirnya juga memaknai cost sebagai penghargaan sepakatan asalkan cost didefinisikan dalam arti paling luas. Kos merupakan istilah baru dengan pengertian sebagai bahan olah akuntansi yang akan menjadi data dasar dalam penyusunan statemen keuangan. Secara konseptual, kos juga dapat digunakan untuk menyebut penghargaan sepakatan dalam penjualan produk atau jasa. Jasa di Balik Kos Dari segi akuntansi sebenarnya bukan uang atau harga yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada di balik angka koslah yang mempunyai arti penting. Kos merupakan salah satu atribut untuk merepresentasi secara tepat realitas kegiatan perusahaan. Di balik deretan angka-angka akuntansi terkandung potensi jasa yang terwujud fisis maupun nonfisis. Potensi jasa tersebut adalah daya, kemampuan, atau kapasitas lain yang kekuatannya paling tidak sama dengan sebelumnya dimiliki perusahaan yang dipresentasi dalam bentuk kos. Keterbatasan Informasi Akuntansi Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari informasi yang mungkin dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen. Lebih dari itu, walaupun segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam, pada akhirnya keputusan yang dihasilakan akan mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi dan akan diwarnai dengan hal-hal yang sangat kualitatif dan subjektif, seperti

tujuan secara keseluruhan, sasaran jangka pendek, selera pribadi, kepentingan umum, peraturan pemerintah, alasan politik, dan sebagainya. Kos Melekat Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasikan sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Berbagai kos memiliki daya saling mengikat antara yang satu dengan yang lain mengikuti objek-objek yang disimbolkannya. Kos melekat didasari oleh konsep yang disebut kos terkandung, yaitu kos yang benar-benar terkandung dari suatu objek atau produk sebagai pasangan kos penggantian, yaitu kos yang seandainya objek tersebut tidak ada dan harus diadakan sehingga maknanya sama dengan kos kesempatan. Jadi, kos melekat adalah konsep dasar untuk mendukung bahwa bahan olah akuntansi adalah kos yang sesungguhnya telah terjadi. Saat Pengakuan Nilai Tambah Konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut harus ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan dengan kos lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilakan. Wadah Penggabungan Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan, dan kemudian digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan dengan produk sebagai wadah atau penakar penggabungan. Kos yang ikatannya denga produk dapat dikenali dengan mudah, seperti misalnya kos tenaga kerja langsung, biasanya wadah

penggabungannya adalah produk. Kos yang tidak erat kaitannya dengan produk atau sukar dirunut secara praktis ke produk, seperti misalnya kos administrasi, wadah penggabungannya adalah perioda (waktu) dan akan membentuk kos perioda. Upaya dan Hasil Biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Tidak ada hasil tanpa upaya-upaya (biaya). Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walupun belum terealisasi.

Perlunya Basis Asosiasi Selisih antara pendapatan dan biaya merupakan laba. Laba mencerminkan keefektifan manajemen dalam mengelola sumber ekonomik dan merupakan informasi penting bagi pihak yang berkepentingan. Ukuran keefektifan ini akan tepat apabila hasil ditandingkan dengan upaya yang menimbulkan hasil tersebut. Dengan demikian, diperlukanlah dasar asosiasi yang tepat dan rasional antara kedua komponen tersebut agar laba mempuyai makna atau nulai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan. Penakar Asosiasi Ideal dan Praktis Penakar yang dimaksud adalah dasar atau wadah penandingan antara biaya dan pendapatan. Kalau penakar sudah ditentukan maka masalah berikutnya adalah menentukan berapakah kos yang harus masuk ke dalam penakar sehingga dapat dihitung kos yang dapat diperhitugkan sebagai upaya dan kos pendapatan yang dapat diperhitungkan sebagai hasil. Laba Akuntansi versus Ekonomik Laba dipandang sebagai residual atau istilah pengukuran dua elemen yang berkaitan yaitu pendapatan dan biaya. Karena perbedaan konsep dasar, pengertian dan tujuan, laba akuntansi dapat berbeda maknanya dengan laba ekonomik atau laba material yang sering digunakan dalam ekonomika atau perpajakan. Kos Aktual Dalam membandingkan upaya dengan hasil, akuntansi hanyalah menandingkan upaya yang benar-benar telah dilakukan oleh suatu kesatuan usaha sehingga laba yang diperoleh adalan selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos yang sesungguhnya terjadi. Artinya, kos tersebut timbul karena transaksi, kejadian, atau upaya yang nyata-nyata dilakukan. Kos Akrual atau Himpunan Asas akrual adalah asas dalam pegakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut. Penghimpunan atau pengakruan dan penangguhan adalah tahap-tahap hubungannya dengan proses penandingan. yang sangat erat

Pengertian Depresiasi Depresiasi adalah biaya nyata buka hipotesis. Depresiasi untuk suatu perioda harus diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang diberikan oleh aset tetap tidak terjadi sekaligus pada saat pemerolehan atau pemberhentian aset tersebut. Dengan kata lain, depresiasi merupakan bagian dari kos aset yang telah diperhitungkan sebagai biaya. Kapasitas Menganggur Biaya depresiasi yang telah dihitung dengan metoda tertentu harus tetap merupakan biaya untuk menghasilkan pendapatan walaupun perhitungan tersebut menimbulkan atau bahkan menambah rugi operasi. Misalnya suatu perusahaan membeli alat pengangkutan (truk) dengan kapasitas angkut lima ton dan menentukan bahwa depresiasi didasarkan atas metoda garis lurus. Depresiasi truk tersebut dapat disamakan dengan kos sewa truk tersebut dengan tarif sewa atas dasar waktu (misal tahun) dan seluruhh kos sewa tersebut telah dibayar dimuka. Walaupun truk tersebut tidak dipakai, atau dipakai dibawah kapasitas, biaya sewa tiap tahun tetap terjadi sebesar tarif (kos per tahun) yang telah disepakati, dan berapapun besarnya biaya ini akan tetap mengurangi pendapatan. Pos-pos Luar Biasa Untuk menentukan konsep laba periodik, konsep menandingkan yang berorientasi jangka panjang akan memasukkan juga: a. Untung luar biasa, yaitu timbulnya atau bertambahnya manfaat ekonomik atau aset yang terjadi tanpa upaya yang jelas dan terencana. b. Rugi luar biasa, yaitu hilangnya atau berkurangnya manfaat ekonomik atau aset yang terjadi akibat hal-hal yang tidak ada hubungannya atau tidak mudah dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh hasil. Bukti Terverifikasi dan Objektif Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. Akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan objektivitas relatif yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut.

Arti Penting Untuk Pengauditan Konsep bukti yang dapat diuji kebenarannya dan objektif itu juga penting dalam kaitannya dengan pengauditan untuk menentukan kewajaran statemen keuangan. Salah satu kriteria kewajaran adalah bahwa pos-pos statemen keuangan didefinisi, diukur, dinilai, diakui, dan disajikan sesuai dengan PABU. Untuk menentukan kesesuaian tersebut diperlukan adanya bukti yang dapat diverifikasi dan dapat diandalkan. Objektivitas Bukti Memverifikasi berarti membuktikan kebenaran, menguji ketelitian suatu fakta, atau menguatkan/menyangkal suatu pernyataan. Bukti adalah suatu sarana untuk memastikan kebenaran atau memberikan pembuktian. Bukti yang kuat adalah bukti yang dapat memberikan keyakinan tinggi akan kebenaran suatu pernyataan. Bukti terverifikasi adalah bukti yang mempunyai sifat tertentu sehingga memungkinkan untuk menjadi bahan pembuktian kebenaran pernyataan. Objektif berarti bahwa fakta yang diungkapkan oleh suatu bukti tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi. Objektivitas Relatif Akuntansi bukan ilmu pastisehingga objektivitas bukti dalam akuntansi bersifat relatif. Konsep objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektivias sesuai dengan keadaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektivitas mutlak. Dengan konsep relativitas bukti, fakta yang paling objektif akan mendapat bobot paling tinggi untuk dipilih. Relativitas yang sama juga berlaku untuk keterverifikasian bukti. Objektivitas dan Keterverifikasian Jangka Panjang Dalam jangka panjang, ada risiko dari konsep objektivitas relatif yaitu bahwa perlakuan akuntansi atas dasar bukti yang tersedia sekarang menjadi tidak sesuai dengan keadaan dan fakta pada perioda masa datang. Konsep dasar buktu terverivikasi dan objektif dalam akuntansi mengandung elemen variabilitas sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektivitas. Tingkat objektivitas yang paling tinggi pada saat dan keadaan tertentu adalah yang terbaik asalkan tujuan untuk memperoleh tingkat objektivitas yang tinggi tersebut tidak bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha. Informasi akuntansi yang disajikan dalam statemen periodik diciptakan dan disediakan atas dasar objektivitas jangka panjang.

You might also like