You are on page 1of 2

Seperti kita tahu,mulai dari 1 April 2011 mendatang,BBM bersubsidi tidak boleh lagi digunakan oleh mobil-mobil dengan

plat hitam dan plat merah.Masalah ini pun menjadi pro contra di mata masyarakat saat ini.Berbagai sisi pendapat dari segi positif ataupun negatif muncul di beritaberita terbaru saat ini.Sering kali pula saya melihat berita-berita yang berisi komentar-komentar pemerintah akan masalah ini yang dirasa tidak 100% benar. Dari sisi positif peralihan penggunaan BBM subsidi ke pertamax adalah pemerintah dapat mengurangi beban APBN tahun 2011 dan seterusnya karena tidak perlu lagi mengsubsidi BBM premium seperti sebelumnya,pemerintah akan tetap mengsubsidi BBM tetapi tidak akan sebanyak dahulu kala,jadi BBM bersubsidi ini hanya digunakan untuk mobil plat kuning seperti angkutan umum Dari sisi negatif nya,saya memandang lebih banyak sisi negatif nya malahanPertama-tama saya kurang setuju dengan salah satu statement dari salah satu menteri di Indonesia yang menyatakan bahwa 75% BBM bersubsidi dinikmati oleh orang mampukenapa saya kurang setuju dengan statement ini?? Alasannya sederhana yaitu karena tidak ada survey ataupun jaminan 75% BBM bersubsidi dinikmati oleh orang mampuSaya sendiri melihat bahwa tidak semua orang yang menggunakan mobil ber-plat hitam adalah orang yang mampu..Bisa saja orang yang menggunakan mobil ber-plat hitam adalah karyawan dari suatu perusahaan,walaupun perusahaan yang membayarkan biaya transport dan lain sebagainya,marilah kita melihat lebih jauh..Bagaimanakah dampak terhadap perusahaan?? Secara otomatis maka beban perusahaan secara ekonomi akan bertambah banyak,nah apabila beban bertambah banyak maka,kemungkinannya adalah keuntungan perusahaan akan berkurang dan bahkan dampak terparahnya adalah memberhentikan karyawan untuk mengurangi pengeluaran perusahaan.Nah,apakah itu tidak menghancurkan perekonomian??Padahal kita tahu,saat ini di Indonesia tingkat penggangguran semakin hari semakin banyak,nah apa harus bertambah lagi tingkat pengganguran karena masalah ini??Apakah pemerintah memikirkan dampak jangka panjang seperti demikian?? Sebuah tanda tanya besar yang harus dijawab pemerintahSelain itu,kita pun tidak bisa mengambil langsung secara garis besar kemampuan seseorang.Bisa saja mobil-mobil plat hitam yang digunakan,digunakan untuk kegiatan usaha seperti antar jemput,berjualan keliling,distribusi,dll.Apakah hal ini realistis untuk mobil-mobil yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan seperti itu??Saya rasa tidak realistis apabila mobil untuk kegiatan-kegiatan seperti itu menggunakan BBM non subsidi yang harganya relatif mahal. Saat ini seperti kita tahu bahwa harga minyak dunia terus melonjak,bahkan sudah melewati 100 USD/barrel beberapa hari yang lalu,maka secara otomatis harga BBM pun akan melonjak khususnya bagi pertamax yang tidak disubsidi oleh pemerintah.Dan itu menjadi kenyataan,bahwa harga pertamax belakangan ini cenderung naik pesat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia.Nah pertanyaan nya adalah sebentar lagi (1 April 2011),masyarakat harus beralih ke pertamax,apakah harga yang mahal seperti itu membuat masyarakat menjadi lebih hemat??Tentu saja tidak,malah pengeluaran semakin besar.Nah disini saya berpikir,kenapa pemerintah tidak mengeluarkan premium non subsidi?? Tentunya saya rasa,harganya akan jauh lebih terjangkau dan jauh lebih murah daripada harga pertamax saat ini.Paling-paling kurang lebih harganya berkisar di tengah-tengah harga premium bersubsidi dengan harga pertamax.Bukankah dengan premium non subsidi masyarakat akan lebih menghemat pengeluaran mereka ketimbang menggunakan pertamax??

Di samping itu,saya juga mendengar issue-issue yang beredar bahwa pemerintah sengaja menerapkan hal ini karena tekanan dari pihak asing.Pom bensin-pom bensin asing yang masuk ke Indonesia tidak menjual BBM bersubsidi,mereka menjual BBM sekelas pertamax seperti Super yang dijual oleh Shell.Nah disinilah letak masalahnya.Sebagai masyarakat,tentunya akan lebih memilih BBM bersubsidi milik pertamina ketimbang mereka membeli BBM dari shell,petronas,ataupun lainnya.Nah dengan begitu,secara otomatis pom bensin milik asing akan kurang laku di pasaran,sehingga pihak asing pun turut mendesak pemerintah untuk membuat aturan kepada rakyatnya untuk menggunakan BBM non subsidi,dengan tujuan agar investasi asing di Indonesia tidak merugi.Tapi apakah issue ini benar atau tidak? Hanya pemerintah (khususnya yang berhubungan dengan masalah ini) yang tahu dan bisa menjawab pertanyaan ini Dari segi tingkat perekonomian di Indonesia,saya rasa masih perlu pemerintah melakukan subsidi BBM,jangan bandingkan Indonesia dengan negara-negara maju yang tingkat pendapatan nya tinggi.Seperti di Australia,harga bensin kurang lebih 11 Ribu Rupiah apabila di convert ke nilai tukar Rupiah,tetapi kita harus melihat bahwa tingkat pendapatan per kapita mereka berapa? Jauh lebih tinggi,bukan dibandingkan di IndonesiaMaka daripada itu tidak bisa harga bahan bakar di negara lain disamaratakan dengan harga bahan bakar di Indonesia.Setiap negara memiliki hak dan kewajiban untuk melindungi negaranya khususnya rakyatnya.Apabila rakyatnya tidak memiliki daya beli,apakah pantas pemerintah mencabut subsidi?dan secara tidak langsung memaksa rakyat menggunakan BBM non subsidi.Mau tidak Mau Yang terakhir adalah berita mengenai adanya penertiban dan penangkapan terhadap penjual bensin eceran untuk ke depannya (setelah diberlakukannya 1 April 2011).Sebenarnya apa salah nya mereka (penjual bensin eceran) ketika mereka menjual bensin-bensin tersebut? memangnya salahnya apa sehingga harus ditangkap?? Padahal seperti kita tahu pada pasal 33 UUD 1945 dikatakan bahwa adanya kebebasan rakyat untuk mencari nafkah,apakah hal ini tidak melanggar UUD??? Daripada uang-uang negara dikorupsikan baik lewat pajak ataupun penggelapan dana dan lain sebagainya,lebih baik uang-uang itu digunakan untuk subsidi BBM yang dapat membantu rakyat!

You might also like