You are on page 1of 11

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Oleh: Kelompok VI Aji Indo Sabila Gusti Artha Widya Putra Pratama Dhini Aulia Phasa Dien Nur Hasanah Imroatu Sholihah Zuhdi Alqowam M0311001 M0311011 M0311020 M0311022 M0311039 M0311077

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karuniaNYA yang telah diberikan kepada kami.Nikmat sehat, nikmat sempat dan ilmu yang di anugerahkan kepada kami, sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini. Dengan berpedoman pada ilmu pengetahuan yang kami miliki serta ilmu pengetahuan yang kami peroleh dari berbagai sumber, akhirnya kami dapat menyelesaikan bab demi bab dalam makalah ini. Tak lupa sholawat dan salam kami tujukan kepada suri tauladan kami Rosululloh Muhammad SAW, yang telah membawa kita menuju zaman yang terang, zaman dimana kita bisa menuntut ilmu dengan bebas melalui media apa pun. Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar sebagai prasyarat dalam memperoleh nilai.Di dalam makalah ini kami membahas tentang manusia dalam kesederajatan.Kami memberikan pengenalan tentang hakikat kesederajatan, menjelaskan kedudukan manusia dalam keragaman dan kesederajatan serta memberikan ulasan realitas kesederajatan di Indonesia saat ini dan solusi permasalahan. Untuk menyempurnakan makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca kami nantikan agar makalah ini dapat memenuhi maksud dan tujuan pembuatnya serta menjadi karya yang lebih baik.

Februari, 2012

Tim Penyusun

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

| Universitas Sebelas Maret

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Maksud dan Tujuan Bab 2. Pembahasan 2.1 Hakikat Kesederajatan Manusia 2.2 Kedudukan Manusia dalam Keragaman dan Kesederajatan 2.3 Realita Kesederajatan di Indonesia
2.4 Solusi Permasalahan Kesederajatan Sosial Bab 3. Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Daftar Pustaka

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

| Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Suatu struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis dapat ditandai dengan adanya keberagaman suku bangsa,agama,dan kebudayaan.Di satu sisi kekayaan budaya dan keberagaman masyarakat adalah hal yang membanggakan,namun disisi lain adanya perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi dalam masyarakatmenjadi sesuatu yang dapat memunculkan konflik diantara masyarakat itu, dalam perbedaan dan keragaman yang ada itu, manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki yang secara tidak langsung membuat masyarakat hidup rukun dan berdampingan. Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya. Masyarakat kita berada digolongan tingkat ekonomi menengah kebawah serta merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial yang hierarkis.Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat dihindari lagi.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka kami menyusun perumusan masalah sebagaiberikut: a. b. c. d. Apa Hakikat Kesederajatan Manusia? Bagaimana Kedudukan Manusia dalam Keragaman dan Kesederajatan? Seperti Apa Realita Kesederajatan di Indonesia Saat Ini? Bagaimana Solusi dari Permasalahan kesederajatan?

1.3. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dari dibuatnya makalah ini adalah agar setiap individu menyadariakan adanya keberagaman dalam bersosialisasi dan dapat menyikapi permasalah kesederajatan baik dalam hal sosial ataupun yang lainnya secara bijak sehingga diharapkan tercipta kerukunan, ketentraman, dan kedamaian dalam bermasyarakat.

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

| Universitas Sebelas Maret

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Hakikat Kesederajatan Manusia Masyarakat Indonesia tersebar dari sabang sampai Merauke, terdiri dari bermacam suku bangsa, budaya, ras, dan agama. Kondisi ini apabila berjalan serasi dan harmonis akan tercipta integrasi sosial, namun bila tidak maka akan terjadi perpecahan. Poin penting dalam membangun persatuan ialah memahami benar makna kesederajatan.
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) artinya adalah sama tingkatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.

Persamaan atau tingkatan manusia berimplikasi pada adanya pengakuan akan kesetaraan atau kesederajatan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama manusia, maka dalam keberagaman diperlukan adanya kesetaraan atau kesederajatan. Artinya, meskipun individu maupun masyarakatberagam dan berbeda-beda, tetapi mereka memiliki kedudukan, hak-hak, dan kewajiban yang samadan diakuidalam kehidupan pribadi maupun kemasyarakatan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara jaminan atas kesederajatan kedudukan, hak, dan kewajiban bagi masyarakat sangat diperlukan. Jaminan tersebut tercantum dalam UU No.30 Tahun 1999 pasal 3 ayat 1 yang berbunyi Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam semangat persaudaraan. Hal ini menunjukkan bahwa negara Indonesia menjunjung kesederajatan dalam kehidupan bermasyarakat.

2.2. Kedudukan Manusia Dalam Keberagaman dan Kesederajatan

Pada hakikatnya setiap manusia dilahirkan dengan kedudukan dan derajat yang sama. Sehingga seharusnya tidak ada manusia yang lebih tinggi atau lebih rendah derajatnya. Namun kemudian kesederajatan dan kedudukan manusia ini dapat berubah, dikarenakan sikap, tindakan, dan perbuatan manusia itu sendiri. Seperti halnya seorang pencuri yang dinilai rendah oleh masyarakat karena kelakuannya yang tidak baik dan dianggap tercela.

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

| Universitas Sebelas Maret

Meskipun manusia pada dasarnya memiliki derajat yang sama, namun pada realitasnya manusia selalu terbagi-bagi menjadi golongan-golongan, kelas-kelas, dan kelompokkelompok tertentu. Seperti dijelaskan dalam ilmu sosiologi bahwa dalam masyarakat ada yang dikenal dengan diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial.Teori diferensiasi dan stratifikasi inilah yang kemudian dapat menjelaskan permasalahan penggolongan manusia yang terjadi di masyarakat. Sekilas diferensiasi dan stratifikasi menjelaskan hal yang sama, yaitu pembedaan dan penggolongan masyarakat. Namun diferensiasi dan stratifikasi memiliki perbedaan yang sangat jelas.Diferensiasi adalah penggolongan manusia secara horizontal, dimana manusia dikelompokan berdasarkan persamaan antar tiap individu. Persamaan-persamaan inilah yang kemudian membentuk kelompok atau golongan tertentu, seperti golongan agama islam, kelompok buruh tani, ras mongoloid, dll. Dalam diferensiasi manusia terletak pada satu garis horizontal yang sama, dengan kata lain manusia sederajat dan memiliki hak serta kewajiban yang sama. Sedangkan stratifikasi adalah penggolongan manusia yang bersifat hierarkis vertikal. Pada stratifikasi tiap manusia memiliki strata sosial yang berbeda, yang kemudian akan menimbul kelas-kelas sosial. Sehingga timbul istilah masyarakat kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Diferensiasi dan stratifikasi di masyarakat kerap menimbulkan permasalahan karena tiap golongan selalu merasa lebih baik dan lebih tinggi derajatnya dibandingkan golongan lain. Seperti contoh konflik umat beragama yang sering terjadi di Indonesia. Permasalahanpermasalahan inilah yang kemudian harus membuat kita kembali pada pemahaman dasar bahwa setiap manusia memiliki derajat dan kedudukan yang sama. Sehingga walaupun di dalam masyarakat tiap manusia memiliki perannya masing-masing, namun harus disadari betul bahwa tiap manusia memiliki derajat, kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

2.3.Realita Kesederajatan di Indonesia Saat Ini


Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjunjung tinggi persamaan derajat manusia.Hal inilah yang kemudian memunculkan persamaan hak dan kewajiban dari tiap warga Negara itu sendiri.Di Indonesia persamaan hak dan kewajiban sudah diatur secara jelas dalam sistem perundangan.Adapun beberapa pokok yang mencantumkan tentang persamaan derajat di dalam UUD i
MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

| Universitas Sebelas Maret

1945 yakni didalam pasal 27,28,29 dan 31.

(http://onemillionsensation.wordpress.com/2011/11/26/persamaan-hak-dan-derajat-diindonesia/) 1. Pasal 27

Ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan Ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

2. Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran lisan dan tulisan. 3. Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara 4. Pasal 31 ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran (http://indonesia-negriku.blogspot.com/2010/11/kesamaan-derajat-di-indonesia.html) Namun kenyataannya pada masa orde baru masih banyak hak-hak dari setiap individu masyarakat di Indonesia belum terpenuhi secara maksimal. Contoh penggalan pasal UUD 1945 yang di ambil yaitu pada pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada keculainya. Di sini di jelaskan pemerintah harus wajib menjunjung hukum, tetapi pada kenyatanya di era modern ini hal tersebut semakin tidak di perhatikan, banyak hukum dengan mudahnya terbayarkan oleh financial yang tinggi.Sehingga pada masa itu masyarakat miskin menjadi lemah hukum.Sedangkan hukum menjadi murah bagi golongan kaya.Hal inilah yang mendasari timbulnya kesenjangan sosial pada masa itu.(http://onemillionsensation.wordpress.com/2011/11/26/persamaan-hak-danderajat-di-indonesia/) Dualisme si kaya dan si miskin memang akan selalu ada mendampingi kehidupan manusia, namun idealnya, seharusnya ada sharing diantara keduanya agar timbul harmonisasi sosial-ekonomi yang baik. Namun kenyataannya, di negeri ini. si kaya dan si miskin terdikotomi dalam kasta sosial kaku yang memisahkan mereka. Sejak orientasi pembangunan yang berkiblat pada konsep trickle down effect diaplikasikan pada pemerintahan orde baru. Ketimpangan struktural terjadi akibat pembangunan yang tidak merata, sejak saat itu pula kesenjangan sosial yang signifikan ini tercetus. Banyak sekali orang berduit di negeri ini memiliki kecenderungan untuk mempertahankan ras dengan segala cara, sehingga terkadang akses untuk orang-orang miskin menjadi terhambat karena banyaknya pengusaha yang berselingkuh dengan penguasa untuk melanggengkan kekayaannya. Hal ini kemudian menghambat timbulnya keajaiban bagi si miskin untuk merangkak naik sebab akses dan kesempatan untuk berkarya selalu terhambat.(http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/24/mempertanyakan-kesenjangan-sosial/) Selain itu kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin ini juga sering menimbulkan masalah pada kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah Di perusahaan-perusahaan swasta maupun negeri di Indonesia, berpuluh-puluh orang pintar yang melamar pekerjaan ditolak dengan alasan yang tidak jelas.Sedangkan seorang pelamar pekerjaan bisa dengan mudah diterima dengan sogokan-sogokan.Sekali lagi, derajat berbicara.Seharusnya kita malu, karena derajat seseorang yang memiliki potensi untuk memajukan negara bisa saja dibuang dengan gampangnya, dan dengan alasan derajat seorang pengusaha kaya rela menyogok siapapun
i
MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

| Universitas Sebelas Maret

untuk mendapatkan yang terbaik untuk anaknya. Seharusnya Indonesia menghapuskan prinsip "Hak hanya untuk orang yang berderajat", karena prinsip itu hanya akan membuat perkembangan Indonesia semakin memburuk, dan seharusnya warga negara Indonesia mendapatkan hak yang seharusnya mereka dapat.(http://restihanifa.blogspot.com/2011/11/hak-dan-persamaan-derajat-diindonesia.html) Walaupun yang namanya pelapisan sosial itu tidak dapat dihindari, namun kita tetap harus bersifat dewasa dan komitmen dengan adanya kesamaan derajat di antara kita.(http://indonesia-negriku.blogspot.com/2010/11/kesamaan-derajat-di-indonesia.html) Di samping kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin, pada saat ini kesederajatan antar gender sudah dirasa sangat membaik. Salah satu bukti nyatanya adalah saat kursi Presiden diduduki oleh Megawati Soekarno Putri ( 23 Juli 2001 20 OKtober 2004 ). Beliau merupakan presiden wanita Indonesia pertama yang memimpin negara ini.Hal ini merupakan suatu pembuktian adanya persamaan derajat di Indonesia.(http://yiswinilam.wordpress.com/2011/11/27/persamaan-hak-derajat-diindonesia/)

2.4. Solusi Permasalahan Kesederajatan Sosial Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan keberagaman ras, suku, agama, adat, dan bahasa.Diferensiasi dan stratifikasi di Indonesia ini telah melahirkan banyak masalah.Bahkan masalah tersebut kerap berujung pada konflik berdarah.Hal ini dikarenakan rasa atau pemikiran bahwa bangsa Indonesia terpecah menjadi banyak golongan.Dimana tiap golongan merasa lebih benar atau lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan golongan lainnya. Pemikiran seperti inilah yang kemudian merubah kemajemukan masyarakat di Indonesia menjadi sebuah beban bagi pembangunan bangsa.Dimana sebenarnya kemajemukan masyarakat ini dapat dijadikan modal besar dalam pembangunan bangsa selama dapat diikat dengan keserasian dan kerukunan sosial.Sehingga bangsa Indonesia dapat bersatu padu untuk mensejahterakan bangsa Indonesia. Namun pada kenyataannya keserasian dan kerukunan sosial inilah yang hilang dari diri bangsa Indonesia. Hal ini tidak dikarenakan oleh tiap individu atau golongan yang egois dan merasa dirinya memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain.Inilah yang kemudian menimbulkan perpecahan dalam diri bangsa Indonesia yang kemudian dapat berujung pada kehancuran dari bangsa Indonesia sendiri. Di tengah gejolak masalah kesederajatan sosial ini, bangsa Indonesia hanya dapat mengandalkan kesadaran diri tiap warga Negara akan kesedarajatan sosial yang kemudian dapat menumbuhkan sikap toleransi dan pluralisme dalam diri bangsa Indonesia. Dengan toleransi dan pluralisme inilah kemudian perpecahan akan terhapus dari bumi Indonesia. Mengingat kesadaran akan kesederajatan sosial ini sangat penting, maka perlu adanya sosialisasi kepada tiap-tiap golongan di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat memahami dan menghayati arti dari kesederajatan sosial, keberagaman, dan persatuan bangsa Indonesia.
i | Universitas Sebelas Maret

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

Sosialisasi ini juga akan lebih bijak apabila diberikan sejak dini oleh orangtua dan lembaga pendidikan. Sehingga sejak kecil anak akan menyadari akan perbedaan sosial yang ada di sekitarnya dan mengerti dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan lebih bijaksana. Selain itu tidak dapat disangkal lagi bahwa pendidikan berperan penting dalam pembentukan karakter sehingga perlu adanya sosialisasi dari setiap lembaga pendidikan akan adanya keberagaman dan kesederajatan sosial di Indonesia. Sehingga diharapkan dengan adanya pendidikan semacam ini masyarakat akan dapat menghargai perbedaan dan kesederajatan yang ada di Indonesia. Dalam berbangsa dan bernegara hukum menjadi sesuatu yang mutlak diperlukan demi terjaganya kerukunan antar golongan. Sehingga pemerintah dan aparat yang berwajib harus dapat menegakkan hukum dan peraturan yang ada di Indonesia. Dengan tindakan yang tegas dari pemerintahan maupun aparat hukum ini tentunya pelanggaran HAM, bentrokan dan korban dari setiap konflik yang terjadi dapat diminimalisir. Dengan adanya upaya-upaya di atas hendaknya setiap individu di Indonesia memiliki rasa toleransi kepada setiap suku maupun golongan yang berbeda sehingga tercipta kerukunan antar suku, ras, dan agama. Selain itu, apabila setiap individu dapat berpikir secara dewasa dalam menanggapi keberagaman dan kesederajatan, maka permasalahan-permasalahan yang terjadi antar golongan di Indonesia dapat diselesaikan dengan cara damai. Jika hal-hal di atas dilaksanakan dengan benar, maka tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat akan hidup suatu generasi dimana tiap orang merasa sederajat, memiliki hak dan kewajiban yang sama, serta saling menghargai satu sama lain.

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

| Universitas Sebelas Maret

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan Dari uraian yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku,ras,agama,kebudayaan,dan tata krama yang berbeda.di satu sisi hal itu merupakan suatu kebanggaan namun di sisi lain dapat memicu konflik antar kelompok.Hal ini dapat dibuktikan melalui realita yang ada berdasarkan berita yang dimuat di media-media Indonesia.Untuk meredam konflik yang ada maka perlu adanya rasa kesederajatan sesama individu untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang harmonis.Pada dasarnya setiap manusia memiliki derajat yang sama sebagai makhluk Allahhanya ketakwaanlah yang menjadikan manusia mulia di hadapan Ilahi.Seharusnya perbedaan yang ada haruslah disikapi secara dewasa karena dengan adanya keragaman inilah kehidupan terasa lebih hidup.Dalam mewujudkan perdamaian di masyarakat diperlukan integrasi manusia akan kesadaran ketuhanan dan kesadaran kemanusiaan serta perlu adanya pengawasan dari penguasa dengan memberlakukan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang ada.Tanpa adanya hukum yang tegas maka setiap individu atau kelompok akan bertindak main hakim sendiri. 3.2.Saran Marilah kita saling memiliki rasa kesederajatan dengan mengacu pada integrasi kesadaran ketuhanan dan kesadaran kemanusiaan untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat.Janganlah sikap fanatisme golongan ataupun rasa ujub akan kehebatan pribadi menjadikan perpecahan yang hanya akan menimbulkan kerugian pada kedua belah pihak.

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

| Universitas Sebelas Maret

DAFTAR PUSTAKA

Akhina

Yasrin. 2011. Pengertian dan Makna Kesetaraan Manusia. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2164767-pengertian-dan-maknakesetaraan-manusia/#ixzz1nIypxU8F

Djumhana, Hanna, dkk. 2003. Islam untuk Disiplin Ilmu Psikologi. Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jendral kelembagaan Agama Islam http://shiendedreamer.wordpress.com/2010/12/29/manusia-keragaman-dan-kesederajatan/
http://tempat-aku.blogspot.com

http://www.padangmedia.com
http://www.suaramerdeka.com Pahar, Rahmat Shaleh. 2011. Makalah Keragaman dan Kesederajatan Manusia.http://rahmatteknik.blogspot.com/2011/01/keragaman-dan-kesederajatan-

manusia.html Santosa, Bambang, dkk. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Surakarta: UPT MKU UNS dan UNS Press

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR KESEDERAJATAN SOSIAL: MAKNA, REALITA, DAN SOLUSI

| Universitas Sebelas Maret

You might also like