You are on page 1of 8

KEPANITERAAN KLINIK GIGI DAN MULUT RUMKITAL MARINIR CILANDAK

Disusun Oleh: Gregory Joey 07120080067

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN 2012

ETIOLOGI IMPAKSI

Etiologi gigi impaksi menurut Berger dapat bersifat individual. Penyebabnya dapat bersifat lokal maupun sistemik. Faktor lokal yang menyebabkan gigi impaksi adalah : 1. Susunan gigi yang tidak teratur 2. Kepadatan tulang yang terlalu tinggi karena proses penuaan yang terlalu cepat 3. Penyakit infeksi yang lama yang menyebabkan perubahan struktur mukosa menjadi jaringan fibrosa 4. Rahang kurang berkembang karena gangguan pada pusat pertumbuhan tulangdalam masa pertumbuhan 5. Gigi susu yang terlambat tanggal 6. Gigi susu yang tanggal terlalu dini sehingga rahang tidak berkembang. Sedangkan keadaan sistemik yang dapat menyebabkan gigi impaksi adalah faktor herediter dan miscegenation (perkawinan antara keluarga dekat) yang bersifat prenatal dan penyakitpenyakit yang terjadi post natal, seperti ricektsia, anemia, sifilis kongenital, TBC, disfungsi dari sistem endokrin dan malnutrisi.

INDIKASI ODONTOTOMI

Odontotomi adalah sebuah prosedur untuk mengeluarkan gigi yang terimpaksi, dengan membelah-belah terlebih dahulu gigi yang terimpaksi, lalu dikeluarkan. 1. Impaksi horizontal 2. Akar gigi bengkok, menyatu atau tunggal 3. Pencegahan dini terjadinya: Infeksi karena erupsi yang terlambat dan abnormal (perikoronitis) Berkembangnya folikel menjadi keadaan patologis (kista odontogenik dan neoplasma) 4. Usia muda, sesudah akar gigi terbentuk sepertiga sampai duapertiga bagian dan sebelum pasien mencapai usia 18 tahun (periode emas)

5. Secara umum, sebelum tulang sangat termineralisasi dan padat yaitu sebelum usia 26 tahun 6. Adanya infeksi (fokus selulitis) 7. Adanya keadaan patologi (odontogenik)

OTOT DAN LIGAMEN PADA SENDI TEMPOROMANDIBULAR

Sendi temporomandibular merupakan persendian yang menghubungkan antara tulang mandibula dengan tulang temporal pada posisi yang tepat. Persendian ini dibentuk oleh tulang temporalis dan prosesus kondilarismandibula yang menempel pada fosa glenoidalis. Terdapat beberapa otot-otot yang berfungsi pada persendian temporomandibular ini, otot-otot ini berfungsi untuk membuka ataupun menutup rahang. Otot-otot tersebut adalah : 1. Masseter 2. Temporal 3. Pterygoid medial 4. Pterygoid lateral Otot masseter, temporal dan pterygoid medial berfungsi untuk menutup mulut. Otot Pterygoid lateral dibantu dengan musculus suprahioid (yang terdiri dari musculus digastric, musculus milohyoid, musclus glenohyoid, dan musculus stylohyoid) berfungsi untuk membuka mulut Dan untuk menggerakan sendi ke arah lateral, digunakan otot temporal pada sisi yang sama, otot pterygoid arah kontra lateral, dan otot masseter. Untuk gerakkan protrusi otot yang digunakkan adalah otot masseter dan pterygoid medial dan lateral. Dan untuk melakukan gerakkan retraksi digunakan otot masseter, temporal, dan musculus digastric.

Ada beberapa ligamen yang berada pada persendian temporomandibula ini, ligamen tersebut adalah : 1. Diskus artikularis 2. Kapsul 3. Membran sinovial 4. Temporomandibula ( lateral ) 5. Sphenomandibula ( internal lateral ) 6. Stylomandibula

ETIOLOGI KELAINAN SENDI TEMPOROMANDIBULAR

Kelainan pada sendi temporomandibular yang ditandai dengan adanya nyeri di rahang dan jaringan sekitarnya dan terbatasnya gerakan rahang. Hal ini dapat disebabkan oleh : 1. Trauma 2. Sistemik, dalam hal ini adalah infeksi 3. Faktor lokal, seperti mastikasi dan Bruxsism 4. Faktor psikososial, sering emosi dan stress 5. Faktor anatomi, genetik maupun maloklusi 6. Sering merapatkan gigi dengan kuat 7. Kebiasaan tidur dan mengunyah pada satu sisi 8. Pengaruh pekerjaan, salah satunya adalah penerima telepon

ETIOLOGI PERIKORONITIS

1. Pada gigi yang erupsi sebagian terdapat bagian yang longgar antar permukaan mahkota gigi dengan jaringan di atas mahkota tersebut ( operculum ) yang memudahkan sisa makanan ataupun bakteri untuk menginfeksi. 2. Apabila gigi molar ketiga bawah tidak erupsi, maka gigi molar ketiga atas akan menyentuh gusi bagian atas molar ketiga bawah, sentuhan dan tekananan yang berulang dapat menyebabkan luka pada gusi bagian atas molar ketiga bawah, sehingga dapat terjadi peradangan. 3. Terdapat celah pada pinggir gusi dengan bagian distal gigi molar kedua bawah. Sehingga mudah terjadi penjalaran peradangan dari M2 ke gigi molar 3. 4. Adanya forniks yang dangkal dimana ada kecenderungan dinding bukal prosesus alveolaris sangat landai dan sudut yang curam dari tepi anterior ramus mandibula, sehingga sisa makanan tidak bergerak ke daerah forniks dan diteruskan ke depan, tetapi tertimbun, sehingga mudah terjadi peradangan. 5. Bila ramsu asendens mandibula bagian anterior membentuk sudut yang curam terhadap korpus mandibula maka sisa makanan sering terselip antara ramus asendens mandibula dengan distal molar kedua, terjadilan penumpukan yang akan menjadi proses peradangan.

TANDA DAN GEJALA POKET PERIODONTAL

Tanda klinis dari adanya poket periodontal : 1. Marginal gingiva merah kebiruan, membesar, tepi menggulung dan terpisah dari permukaan gigi. 2. Zona vertikal biru kemerahan meluas dari gingiva margin ke gingiva cekat bahkan sampai ke mukosa alveolar 3. Putusnya kontinuitas faciolingual dari intradental gingiva 4. Gingiva edema, perubahan warna mengkilat karena adanya permukaan akar yang terbuka

5. Adanya perdarahan gingiva, keluarnya eksudat purulen bila di tekan dari arah lateral 6. Kehilangan, ekstrusi dan migrasi gigi 7. Diastema (ruang yang terdapat antara dua buah gigi yang berdekatan) dimana tidak ada sebelumnya Gejala yang ditimbulkan : 1. Nyeri lokal atau sensasi trauma tekanan setelah makan yang menghilang secara bertahap 2. Bau atau rasa tidak enak pada daerah yang terkena 3. Terasa perih dan gatal pada gusi 4. Keluhan bahwa makanan melekat diantara gusi/gigi tetangga dan terasa goyang 5. Sensitif terhadap panas dingin serta adanya sakit gigi tanpa adanya karies..

PUS

Pus adalah cairan berwarna putih-kekuningan yang terjadi karena proses infeksi atau inflamasi. Pus merupakan akumulasi dari sel darah putih, mikroorganisme yang sudah mati, dan sisa sel serta jaringan-jaringan yang sudah mati. Apabila pus terakumulasi dalam sebuah rongga tertutup maka hal tersebut disebut dengan abses.

INDIKASI APIKOEKTOMI

1. Perawatan saluran akar tidak bisa dilakukan karena defek anatmois, patologis dari saluran akar 2. Saluran akar tersumbat karena adanya kalsifikasi atau restorasi radikular 3. Alasan medis dan waktu 4. Infeksi persisten setelah dilakukannya perawatan saluran akar 5. Untuk kepentingan biopsi 6. Untuk mengevaluasi dari reseksi saluran akar untuk saluran tambahan /fraktur

GAMBARAN RADIOLOGIS KISTA

Pada rontgen foto dapat ditemukan gambaran sebagai berikut : 1. Radiolusensi yang dikelilingi oleh radioopak 2. Tendensi membentuk tulang baru 3. Divergensi akar gigi, tidak meresorpsi akar 4. Terjadi resorpsi tulang, karena osteoblast menjadi osteoclast 5. Pada kista sinus maxillaris, gambaran radiolusen sulit terlihat, butuh media kontras lipiodol

PENGGANTIAN RUANG KISTA

Penggantiang ruang kista dilakukan dengan mengisi tulang atau bahan tulang yang berguna untuk merangsang pembentukan tulang baru. Hal ini bermanfaat untuk : 1. Merestorasi permukaan tulang, yang akan memperbaiki kontur wajah 2. Menahan kekuatan mekanis dan fungsi 3. Menghilangkan dead space 4. Mengurangi infeksi post operatif 5. Mencegah timbulnya jaringan lunak 6. Memungkinkan perlekatan gigi tiruan di atasnya.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS KISTA DENTIGEROUS

Etiologi kista dentigerous biasanya berhubungan dengan : 1. Gigi impaksi, 2. Gigi yang erupsinya tertunda, 3. Perkembangan gigi, dan 4. Odontoma Ada dua teori mengenai pembentukan kista dentigerous. Teori pertama menyatakan bahwa kista disebabkan oleh akumulasi cairan antara epitel email tereduksi dan mahkota gigi. Tekanan cairan mendorong proliferasi epitel email tereduksi ke dalam kista yang melekat pada cemento-enamel junction dan mahkota gigi. Teori kedua menyatakan bahwa kista diawali dengan rusaknya stellate reticulum sehingga membentuk cairan antara epitel email bagian dalam dan luar. Tekanan cairan tersebut mendorong proliferasi epitel email luar yang menyisakan perlekatan pada gigi di bagian cemento-enamel junction; lau epitel email dalam tertekan ke atas permukaan mahkota.

KLASIFIKASI RANULA

Ranula terdiri dari dua jenis, yaitu : Oral ranula Cervical ranula

Oral ranula adalah jenis yang paling sering terjadi, dimana kista terbentuk di dasar mulut, di atas muskulus milohioid. Sedangkan cervical ranula adalah kista yang berkembang akibat rupturnya dinding kista oral ranula yang kemeduian menembus ruang submandibular, dibawah musklus milohioid.

You might also like