You are on page 1of 10

KONTROVERSI PELAJARAN BIOLOGI BAB EVOLUSI DI SEKOLAH DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Evolusi adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa mulai dari SD sampai SMA, bahkan perguruan tinggi. Pelajaran evolusi yang membahas tentang perubahan makhluk hidup yang terjadi secara perlahan dalam kurun waktu yang sangat lama. Beberapa teori evolusi yang dinyatakan oleh tokoh-tokoh evolusi seolah terkesan wajib diterima kebenarannya dalam pembelajaran. Padahal banyak kemajuan ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan pelajaran itu. Problema guru banyak muncul ketika pembelajaran Biologi dikelas khusus mengenai Teori Evolusi. Masalah setiap tahunnya sama yaitu teori Evolusi Darwin yang berbenturan dengan nilai-nilai agama. Bahkan kadang dengan kemampuan berpikir kritis siswa dapat mengantarkan proses pembelajaran tidak lagi sesuai dengan tujuannya. Pada beberapa sekolah terkemuka di dunia yang mengambil sikap untuk menolak tentang teori evolusi. Teori evolusi dianggap sebagai kebohongan dan pembodohan generasi. Keberatan terhadap kebanaran fakta evolusi yang menyinggung beberapa ajaran agama menjadi alasan teori Evolusi itu untuk tidak lagi diberikan pada peserta didik. Hal ini sangat disayangkan sekali kalau terus terjadi. Bisa saja perkembangan teori evolusi untuk bisa menjawab teka-teki kehidupan menjadi musnah. Dengan adanya kontroversi inilah akan banyak usaha untuk meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan lain dan teknologi. Apakah nantinya Teori Evolusi akan mengalami revolusi sains yang mendapatkan suatu sains normal. Atau bahkan dengan terus dipelajari kebenaran teori Evolusi akan terungkap dan tidak bertentangan dengan apapun dan bisa menjawab tanda tanya tentang alam semesta dan isinya serta penciptaanya.

2. Rumusan Masalah Pada makalah ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: a. Kontroversi teori evolusi b. Kontroversi pelajaran biologi bab evolusi c. Hubungan ilmu dan agama d. Pendekatan filsafat dalam biologi evolusi e. Pentingnya filsafat ilmu dan filsafat pendidikan bagi guru

B. PEMBAHASAN 1. Kontroversi Teori Evolusi Evolusi yang sering dikaitkan dengan penemuan fenomenal dari Charles darwin. Salah satu yang sangat kontroversial dan menggemparkan adalah menganggap manusia adalah hasil dari evolusi monyet. Walaupun dalam bukunya dia hanya menyatakan bahwa makhluk yang berjalan agak membungkuk dengan tangan menjuntai sebagai nenek moyang manusia dan monyet. Hal itu menjadi kontroversi karena ditafsirkan tulisan Darwin bahwa makhluk tersebut adalah monyet. Bukti-bukti yang dijadikan sebagai fakta evolusi dipertentangkan karena tidak bersifat ilmiah, tidak melalui metode ilmiah. Pembuktian dilakukan untuk melihat kebenaran fakta. Cabang ilmu yang lain yang bisa diterapkan. Sehingga ada beberapa pengujian fakta yang ditemukan tidak sesuai dengan alasan untuk bukti sehingga bukti dianggap sebagai kebohongan evolusi. Oleh karena itu banyak kontroversi muncul. Teori evolusi dianggap fantasi dari Darwin. Bukti yang dijadikan sebagi fakta dianggap sebagai kebohongan dan penipuan. Teori Evolusi Darwin memang hanyalah sebuah teori. Bisa saja teori akan runtuh bila fakta-fakta pendukungnya tidak terbukti benar dan empiris. Kalau ditinjau dari perkembangan teori evolusi telah berkali-kali untuk diuji kebenarannya. Para ilmuwan dari berbagai mancanegara dan dari perguruan tinggi terhebat dunia mencoba menguji keterkaitan teori ini dengan analisa yang paling

logis tentang kemungkinan tentang The Origin of Species, tapi hasilnya masih saja teori ini bertahan karena dianggap penjelasan yang masuk akal sampai saat ini tentang asal muasal kehidupan. Secara filsafatnya ilmu adalah bebas nilai, apa yang ditemukan tidak boleh disembunyikan, harus bersikap jujur. Jadi apa yang telah ditemukan oleh Darwin sebagai bukti evolusi adalah kebenaran yang untuk saat ini bisa menjelaskan tentang alternatif dari ilmu biologi evolusi. Ilmuwan harus bersifat netral. Bila fakta dan hipotesa logis yang kuat diberikan akan diterima. Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan diketahui bahwa ilmu lahir dari filsafat. Filsafat tumbuh dan berkembang dengan menghasilkan konsepkonsep yang mendasar baik yang berkenaan dengan apa yang dipelajari oleh ilmu (ontologi), mengenai konsep yang mendasar tentang cara memperoleh pengetahuan (epistemologi) dan hakikat nilai kebermanfaatan konsep dan terapan dari ilmu tersebut. Ilmu memang berkembang pesat dan memberikan petunjuk teknis dala rangka pemecahan berbagai masalah kehidupan. Tetapi perlu kita ketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan ilmu sesungguhnya bertitik tolak kepada onsep-konsep yang mendasar atau asumsi yang yang disediakan oleh filsafat. Walaupun ilmu begitu bermanfaat dalam kehidupan namun banyak kelemahan ilmu diantaranya adalah ilmu tidak bisa menyusun konsep dasar sebagai titik tolak pengembangan ilmu, ilmu bebas nilai dan kebenaran ilmu bersifat sementara, serta objek besifat terbatas. Teori evolusi sebagai salah satu bagian dari ilmu sains Biologi yang memiliki konsep tentang suatu proses perubahan makhluk hidup yang terjadi secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang sangat lama untuk suatu generasi. Perolehan tentang konsep dapat dilakukan dengan berbagai penggalian teki-teki masa lalu dan mempelajari gejala yang ada yangberkaitan dengan perubahan makhluk hidup. Darwin dengan penjelajahan dan pelayarannya dengan Kapal Beagle berhasil menemukan beberapa gejala dan fakta tantang perubahan pada kmakhluk hidup, contohnya Burung Finch dan tentang evolusi manusia.

Axiologi (nilai) dari konsep yang akan diambil adalah dapat memperluas pemahaman tentang asal muasal kehidupan. 2. Kontroversi Pelajaran Biologi Bab Evolusi Dalam pembelajaran tentang Teori Evolusi sebaiknya dibedakan dengan jelas antara Teori Evolusi dengan Teori Evolusi menurut Darwin. Karena teori evolusi telah ada sebelumnya teori Darwin tentang evolusi muncul. Alasan mengapa Darwin dikenal sebagai bapak Evolusi dikarenakan dia mengemukakan bukti-bukti empiris dan masuk akal pada saat itu. Bisa jadi bukti dan fakta yang ditemukannya akan berbeda dengan keadaan sekarang. Penyebabnya bisa saja perkembangan ilmu pengetahuan yang lain yang dapat mendukung teka-teki kehidupan yang ingin diungkapkan oleh Darwin sebagai kecintaan terhadap pengetahuan mengungkap kekeliruannya dalam menarik kesimpulan. Metode ilmiah yang dilakukan Darwin dengan keterbatasan kemampuan dan teknologi saat itu bisa ditolak untuk zaman sekarang. Tapi kalau kita tanyakan kembali apakah teori Evolusi yang harus dihapuskan atau revolusi dari Teori Evolusi yang harus tetap dilalui dalam proses yang wajar. Revolusi sains terjadi perubahan paradigma lama menjadi paradigma baru yang menghasilkan sains normal. Proses sains dengan metode ilmiah akan menghasilkan produk sains. Dalam tahapan dan prosesnya akan bebas nilai agar ilmu dapat berkembang. Perubahan paradigma biasa terjadi agar sains bisa menghasilkan produk sains. Bila seorang guru yang tidak megetahui hakekat ilmu dalam filsafat bisa saja dia akan perperangkap dalam kontroversi kesalahan Teori Darwin yang membuat pendapat untuk dihilangkan dari pelajaran sains Biologi di sekolah. Jadi pada hakekatnya teori Evolusi Darwin dalam filsafat merupakan bahasan yang sifatnya temporary yang bisa berubah setiap saat. Kebenaran fakta dari Teori Evolusi Darwin telah banyak disanggah sebelumnya oleh banyak masyarakat. Saat ini sudah banyak buku ditulis oleh para ilmuwan untuk menentang teori evolusi tersebut, jauh sebelum Harun Yahya menuliskan buku-bukunya. Diterjemahkannya buku-buku Harun Yahya boleh jadi merupakan langkah awal untuk meramaikan perdebatan tentang teori evolusi.

Buku-buku Harun Yahya menyanggah bukti-bukti evolusi yang di berikan Charles Darwin. Banyak pendukung teori evolusi dan juga banyak untuk yang mnenyangkal teori evolusi Darwin. Perdebatan tentang Teori Evolusi makin ramai dan meluas. Dalam masyarakat Amerika sendiri sejak awal abad ke-20 terjadi perlawanan sengit terhadap pengajaran teori evolusi di sekolah-sekolah. Di Indonesia sendiri banyak guru yang kesulitan dalam proses pembelajaran. Banyak forum-forum guru yang membahas bagaimana mengajarkan teori evolusi yang menjadi tuntutan kurikulum, sementara dalam pandangan agama hal ini bertentangan. Banyak pendapat dan saran di berbagai media untuk menghilangkan pokok bahasan tentang Teori Evolusi. Pembelajaran dianggap sebagai pembodohan terhadap peserta didik dan dogma terhadap teori evolusi. Filsafat ilmu berperan mengkritisi, mem-validasi dan mengontrol ilmu bila mengalami penyimpangan. Apabila suatu ilmu dalam perkembangannya ditemukan kesalahan dan penyimpangan maka ia akan dikembalikan ke filsafat ilmunya. Kalau teori Evolusi dianggap terdapat kesalahan dan kebohongan fakta maka filsafat yang mengontrol kembali. Bukti-bukti yang dijadikan fakta empiris pada teori evolusi Darwin mengalami perubahan. Paradigma bisa mengalami perubahan menjadi masa anomali dan kalau fakta-fakta yang dikontroversikan sekarang bisa saja menggeser ke tahap krisis dan revolusi dalam sains. Tapi untuk terjadinya revolusi harus dengan metode ilmiah untuk menjadikan bahwa fakta lama lemah kebenarannya dan fakta baru lebih kuat kebenarannya. Dengan demikian bisalah kita mengkritisi lagi tentang keabsahan ilmu tentang teori Evolusi menurut Darwin. Jadi peranan filsafat penting untuk menjawab teka-teki dari evolusi dan akan menjawab yntuk pertimbangan mengambil keputusan secara bijaksana bahwa layak jadi ilmu atau tidak. Bila pelajaran tentang Teori Evolusi dicabut dari pelajaran di sekolah bukanlah suatu hal yang bijaksana dalam menghadapi kontroversi revolusi sains. Bila terdapat penyimpangan dalam teori evolusi Darwin bukan artinya langsung dikeluarkan dari pelajaran sekolah. Ilmu sains akan terus berkembang. Digunakan

pendekatan filsafat dalam mengembangkan ilmu tersebut pada berbagai diskusi filsafat dan disiplin ilmu Biologi. Teori Evolusi dalam filsafat bersifat tentatif dan provisional, artinya kebenaran yang dicari bersifat sementara dan tidak mutlak, dan merupakan alternatif yang terbuka untuk segala kemungkinan. Teori evolusi tetap diberikan dalam pelajaran di sekolah artinya akan menjadi axiologi bahwa akan membuka peluang yang sangat besar bagi peserta didik untuk mencari pembuktian dan fakta empiris tentang teori evolusi Darwin. Selain itu akan bisa menjadikan perkembangan bidang ilmu yang lain untuk digunakan dalam mendukung teknik untuk pembuktian teki-teki teori evolusi menurut Darwin.

3. Hubungan Ilmu dan Agama Ilmu dan agama adalah dua hal yang berbeda. Ilmu dan agama keduanya menawarkan kepastian. Hanya saja kepastian yang diberika berasal dari metode yang berbeda. Ilmu bukanlah agama dan agama bukanlah ilmu. Keduanya adalah hal yang berbeda secara filsafatnya. Filsafat ilmu dan filsafat agama. Agama yang menggunakan ilmu berbahaya. Agama tidak dipahami begitu saja, karena kitab suci dan ajaran agama memerlukan penafsiran. Terdapat berbagai penafsiran, buktinya adanya berbagai aliran-aliran dalam agama tersebut. Ilmu yang mengagama bisa berbahaya, karena banyaknya penafsiran ini. Sebenarnya Ilmu dan Agama tidak hanya saling melawan. Ilmu dan agama kadang menjadi saling membantu satu sama lain. Seringkali pada masa dahulu ilmuan adalah seorang yang religius dan religiusitas menjadi pendorong bagi penelitian Ilmiah, jadi hubungan mereka sebenarnya lebih rumit dari kelihatannya. Pada kontroversi Teori Evolusi Darwin yang dilihat dari kebenaran penafsiran agama, sehingga menimbulkan perlawanan. Kalau dilihat secara filosofinya ilmu agama yang ada dalam kitab suci akan menjadi tafsiran untuk dibuktikan dengan metode ilmiah sehingga dapat menjadi ilmu yang kebenarannya tidak dipertentangkan. Peranan filsafat sebagai sebagai pendamping dan membingkai perkembangan ilmu. Sehingga Teori Evolusi sebagai ontologi dalam pembelajaran Biologi disekolah haruslah memiliki epistemologi yang
6

cocok sehingga tidak bertentangan dengan ilmu yang akan diberikan sehingga axiologinya dapat dipahami dan dicapai dengan baik sehingga kontroversi tentang Teori Evolusi ini tidak makin meruncing. Sebagai orang yang beragama kita akan tetap berpedoman pada kitab suci yang memberikan arah kebenaran hidup. Petunjuk yang ada dalam kitab suci tentang ilmu harus ditafsirkan dengan benar untuk menjadikannya benar dan tidak ditolak. Karena kemampuan manusia untuk mencari kebenaran dan membuktikan secara ilmiah sangat terbatas. Sikap ilmiah yang harus dimiliki untuk ilmu dan penguasaan hakikat ilmu. Dalam proses mencari dan menemukan fakta-fakta harus tetap dilandasi dengan filsafatnya dan dengan metode ilmiah. Baik filsafat ilmu dan filsafat agama. Ada suatu kata bijak yang bisa mendasari kita adalah ilmu tanpa agama adalah lumpuh dan agama tanpa ilmu adalah buta. Antara agama dengan ilmu harus dipahami secara bijak.

4. Pendekatan Filsafat dalam Biologi Evolusi Filsafat biologi juga dapat dibagi oleh bidang tertentu teori biologi dengan yang bersangkutan. Sampai saat ini, teori evolusi telah menarik bagian terbesar perhatian filsafat. Tetapi sebagian besar pekerjaan ini adalah berkaitan dengan teka-teki yang muncul dalam konseptual teori biologi sendiri, dan produk filsafat seringkali menyerupai biologi teoritis. Sejak dikemukakannya teori evolusi melalui mekasisme seleksi alam oleh Darwin pada 1858, perdebatan mengenai mekanisme evolusi terus berlanjut. Darwin tidak dapat menjelaskan pertanyaan sumber variasi yang diseleksi oleh seleksi alam terwariskan. Selain itu, Darwin tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Ketika tahun 1865, Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat dapat diprediksi, terjadi kontradiksi ketika ketidakcocokan atas laju evolusi yang diprediksi oleh genetikawan dan biometrikawan meretakkan hubungan model evolusi Mendel dan Darwin.

Konsep evolusi terus berkembang seiring dengan munculnya berbagai pertanyaan. Kontradiksi antara teori evolusi Darwin melalui seleksi alam dengan karya Mendel disatukan pada tahun 1930-an. Hasilnya adalah kombinasi evolusi melalui seleksi alam dengan pewarisan sifat Mendel menjadi sintesis evolusi modern. Klaim bahwa unit nyata dari evolusi adalah alel individu Mendel menciptakan sebuah terobosan kerja filsafat pada pertanyaan 'siapa yang menjadi unit seleksi' dan menjawab isu 'adaptationism'. Penggabungan dari ide-ide pada spesialisasi biologi menyusun teori evolusi sintesis sebagai hasil dari konsensus filsafat biologi yang berkembang. Perdebatan dengan paham adaptationism ternyata menyebarkan

kekhawatiran tentang apakah evolusi menghasilkan desain yang optimal, peran metodologi dalam menghasilkan asumsi optimal, dan tujuan pasti dari teori evolusi. Filsuf membuat kontribusi yang signifikan untuk merehabilitasi beberapa bentuk 'seleksi kelompok' dalam biologi evolusi pada tahun 1990 (Sober dan Wilson 1998 dalam Griffiths, 2008). Dengan demikian, filsafat telah membantu untuk mengurai benang perdebatan dan mengurangi kebingungan dalam literatur biologi dan polemik melawan 'adaptationism' (Griffiths, 2008).

5. Pentingnya Filsafat Ilmu dan Filsafat Pendidikan bagi Guru Kontroversi yang terjadi tentang ilmu biologi pada Teori Evolusi ataupun pada teori evolusi menurut Darwin akan menjadi suatu permasalahan tanpa ujung dan makin meruncing. Kontroversi ini juga telah menyinggung ke aspek yang lain. Apalagi yang berkaitan dengan masalah dan pandangan dari agama. Guru sering terjebak dengan argumen tentang teori evolusi yang dikaitkan dengan agama. Sehingga masalah pertentangan dengan agama menjadikan kelemahan dari ilmu itu sendiri. Bila hal ini tidak dipecahkan secara bijaksana dan dalam perspektif filsafat akan berbahaya. Ilmu lahir dari filsafat ilmu. Dari untuk itu diperlukan filsafatnya untuk mengkritisi lagi tentang ilmu tersebut. Jadi penting

bagi guru untuk memahami filsafat ilmu tentang teori evolusi dalam pembelajaran akan menjadi penengah dari kontroversi dalam ontologi evolusi itu sendiri. Seorang guru dalam mentransfer ilmu harus memperhatikan ontologi pendidikan dan ontologi dari ilmu tersebut, guru harus benar-benar menguasai hakikat dari ilmu tersebut. Apalagi ontologi dari pokok bahasan tentang teori Evolusi dan teori evolusi menurut Darwin. Guru harus bisa menguasai epistemologi pendidikan biologi tentang Teori Evolusi, bagaimana mengajarkan Teori evolusi agar tidak begitu bertentangan dengan aspek lain, misalnya dengan agama yang memang bertentangan dan menjadi kontroversi dengan konsep Teori Evolusi Menurut Darwin. Pemilihan metode yang cocok harus diperhatikan sehingga tidak menyimpang dari hakikat keilmuan tersebut, atau bahkan memperuncing pertentangan yang ada dalam ontologi dengan agama. Guru harus bisa bijaksana dalam proses pembalelajaran, sebaiknya guru tidak berperan sebagai ilmuwan dari Teori Evolusi Darwin dan tidak pila berperan sebagai agamawan yang menentang dari ilmu tersebut. Peran guru sebagai fasilatator ilmu tentang Teori Evolusi yang berkembang dan terus berkembang. Berperan secara netral akan dapat membimbing siswa menemukan hakekat keilmuannya, dan mengembangkan kemampuan siswa. Bisa saja siswa dengan kemampuan berpikir kritisnya siswa dapat menemukan fakta-fakta untuk mencari kebenaran dari ilmu yang sedang mengalami anomali ataupun krisis. Guru berperan sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran menanamkan nilai dan norma pendidikan, maka filsafat akan memberikan sumber-sumber dasar dan pedoman yang menentukan arah, tujuan, nilai dan norma yang kan ditanamkan dengan jalan mendidiknya. Kadang guru dihadapkan pada perbedaan argumen atau pendapat tentang paradigma yang ada, maka guru yang baik adalah guru yang dapat mengambil keputusan yang berarus fiilsafat sebagai sumber nilai dan norma kehidupan. Guru berbudi luhur yang berpedoman pada tuntutan agama dan falsafah hidup yang benar.

Beberapa fungsi filsafat pendidikan bagi guru adalah untuk memberikan wawasan yang bersifat komprehensif mengenai hakikat pendidikan., menjadi asumsi bagi praktek pendidikan, memberikan pedoman arah pendidikan seharusnya dan dapat merumuskan tujuan pendidikan, serta dapat membangun sikap kritis dan kemandirian dan praktek pendidikan yang ada atau sedang berlangsung. Oleh sebab itu guru harus unggul dalam pengetahuan dan

memahami hakekat ilmu dan profesi keguruannya. Guru harus memahami kebutuhan-kebutuhan serta kemampuan-kemampuan siswanya, agar ilmu yang disampaikan dapat dikembangkan siswa dengan benar dan kesempatan siswa untuk menemukan, menganalisis dan memadukan, mensintesa, dan menciptakan aplikasi-aplikasi pengetahuan untuk hidup dan berbuat.

C. PENUTUP Kesimpulan : 1. Kontroversi yang terjadi dalam pembelajaran biologi tentang evolusi selayaknya ditengahi dengan pembekalan filsafat kepada guru bahwa hakikat pelajaran tentang Teori Evolusi dengan Teori Evolusi menurut Darwin. 2. Peranan guru sebagai pemberi informasi konsep dasar dari Teori Evolusi, dengan epistemologi pendidikan dan axiologi dari

pembelajarn Teori Evolusi untuk menemukan perkembangan baru dan bukan untuk menyalahkan dari ontologi dari ilmu tersebut.

10

You might also like