You are on page 1of 4

Berbohong Dalam Bisnis September 19, 2009

Posted by studyorganizationalbehavior in Uncategorized. trackback Menurut Anda, apakah tidak masalah untuk berbohong? Apabila seseorang sedang bernegosiasi untuk melepaskan tawanan, sebagian besar individu mungkin akan setuju bahwa jika berbohong akan menyelamatkan tawanan tersebut, itu tidak masalah. Bagaimana dalam dunia bisnis, di mana jarang sekali ada resiko hidup atau mati? Eksekutif bisnis seperti Martha Stewart masuk penjara karena berbohong (memberikan pernyataan palsu pada penyidik federal). Apakah penggambaran yang keliru atau peniadaan faktor-faktor tersebut tidak masalah selama tidak ada kebohongan yang sama sekali palsu? Ingatlah proses negosiasi. Seorang negosiator yang baik tidak pernah menunjukkan semua kartunya, kan? Oleh karenanya, peniadaan informasi tertentu hanyalah bagian dari proses tersebut. Yah, mungkin akan mengejutkan diri Anda untuk mengetahui bahwa hukum membuat Anda bertanggung jawab atas peniadaan informasi apabila penyingkpan parsial tersebut menyesatkan, atau apabila satu pihak mempunyai lebih banyak informasi yang tidak bisa didapat oleh pihak lain. Dalam sebuah kasus (Jordan versus Duff and Phelps), perusahaan tersebut (Duff and Phelps) menyembunyikan informasi dari seorang karyawan-Jordan-tentang penjualan perusahaan yang akan datang. Masalahnya: Jordan akan meninggalkan perusahaan tersebut dan oleh karenanya menjual sahamnya di perusahaan tersebut. Sepuluh hari kemudian, saham tersebut menjadi jauh lebih berharga setelah penjualan perusahaan diketahui masyarakat. Jordan menuntut mantan pemberi kerjanya dengan argumen bahwa ia seharusnya memberitahukan informasi tersebut. Duff dan Phelps menjawab bahwa ia tidak pernah berbohong kepada Jordan. Court of Appeals membantah bahwa dalam situasi-situasi seperti ini satu pihak tidak boleh mengambil keuntungan oportunitis dari pihak lain. Dari sudut pandang hukum, peniadaan fakta yang relevan terkadang bisa sama buruknya dengan berbohong. Pertanyaan: 1. Dalam konteks bisnis, apakah tidak masalah untuk berbohong? 2. Jika menjawab ya, dalam situasi seperti apa sajakah tindakan seperti itu dibolehkan. Mengapa tidak masalah untuk berbohong dalam situasi-situasi tersebut? 3. Dalam bisnis, apakah menyembunyikan informasi untuk keuntungan seseorang sama dengan berbohong? Mengapa atau mengapa tidak? 4. Dalam konteks bisnis, apabila seseorang mempunyai sesuatu untuk diperoleh dengan cara berbohong, menurut Anda berapa persen individu yang akan berbohong? Menurut Anda, apakah tidak masalah untuk berbohong? Apabila seseorang sedang bernegosiasi untuk melepaskan tawanan, sebagian besar individu mungkin akan setuju bahwa jika berbohong

akan menyelamatkan tawanan tersebut, itu tidak masalah. Bagaimana dalam dunia bisnis, di mana jarang sekali ada resiko hidup atau mati? Eksekutif bisnis seperti Martha Stewart masuk penjara karena berbohong (memberikan pernyataan palsu pada penyidik federal). Apakah penggambaran yang keliru atau peniadaan faktor-faktor tersebut tidak masalah selama tidak ada kebohongan yang sama sekali palsu? Ingatlah proses negosiasi.Seorang negosiator yang baik tidak pernah menunjukkan semua kartunya, kan? Oleh karenanya, peniadaan informasi tertentu hanyalah bagian dari proses tersebut. Yah, mungkin akan mengejutkan diri Anda untuk mengetahui bahwa hukum membuat Anda bertanggung jawab atas peniadaan informasi apabila penyingkpan parsial tersebut menyesatkan, atau apabila satu pihak mempunyai lebih banyak informasi yang tidak bisa didapat oleh pihak lain. Dalam sebuah kasus (Jordan versus Duff and Phelps), perusahaan tersebut (Duff and Phelps) menyembunyikan informasi dari seorang karyawan-Jordan-tentang penjualan perusahaan yang akan datang. Masalahnya: Jordan akan meninggalkan perusahaan tersebut dan oleh karenanya menjual sahamnya di perusahaan tersebut. Sepuluh hari kemudian, saham tersebut menjadi jauh lebih berharga setelah penjualan perusahaan diketahui masyarakat. Jordan menuntut mantan pemberi kerjanya dengan argumen bahwa ia seharusnya memberitahukan informasi tersebut. Duff dan Phelps menjawab bahwa ia tidak pernah berbohong kepada Jordan. Court of Appeals membantah bahwa dalam situasi-situasi seperti ini satu pihak tidak boleh mengambil keuntungan oportunitis dari pihak lain. Dari sudut pandang hukum, peniadaan fakta yang relevan terkadang bisa sama buruknya dengan berbohong.

Pendapat

1. tidak, yang namanya berbohong tetap saja berbohong dalam hal apapun. Kalau kasus (Jordan versus Duff and Phelps) seperti yang tercantum di atas, itu merupakan kasus penyembunyian fakta, berbeda halnya dengan berbohong. 3. tidak, penyembunyian informasi merupakan hak seseorang, itu mungkin dilakukan sebagai strategi dalam mendapatkan keuntungan yang adalah tujuan dari berbisnis ataupun untuk menjaga reputasi seseorang atau perusahaan. Berbeda halnya dengan berbohong, itu berarti berbicara menyimpang dari fakta-fakta yang ada dengan sengaja. 4. 100% tp ptnyaan no.4 ini gw msh krg paham, ada yg bisa jlasin lg ga?? kira2 gni dari gw, kalo ada yg kurang stuju, nanti diluruskan sama-sama yah

22. 1. Tidak masalah jika kita berbohong dalam bisnis, tergantung dalam situasi apa dulu. Meskipun jika kita berbohong dalam bisnis, kita tidak akan mendapat kepercayaan dari mitra bisnis kita, tetapi balik lagi ke awal berbohong tergantung situasi nya apa dulu. Menurut gw sih, kalau bisnis ga ada bohongnya dikit laba yang bisa kita dapet malah kecil(konteksnya dalam jual beli barang ya.) 2.Karena gw jawab ya, maka berbohong dalam bisnis itu tergantung situasi nya. Terlepas dari kasus Jordan versus Duff, sekarang kita bahas bisnis dalam jual beli barang. Misal nya ada seorang konsumen yang menawar harga sama dengan modal kita. Tentu saja, kita menolak melepas barang tersebut dan mengatakan bahwa modal untuk membeli saja harganya jauh di atas dari yang saudara tawarkan. Dalam hal ini kita tidak bisa mengatakan yang sejujurnya berapa modal kita dan melepas barang tersebut. Sebab apabila kita melepas barang tersebut, berarti kita tidak mendapat untung donk? (Karena konteks bisnis itu luas, maka buat jawaban nomor 2 gw melihatnya dalam kacamata bisnis yang jual beli barang, semacam perdagangan gtulah..) 3.Tidak. Kalau orang itu menyembunyikan informasi dari fakta yang ada tidak termasuk kategori berbohong namanya. Yang termasuk kategori berbohong itu menurut gw, kalau dia tahu akan fakta sebenarnya, tetapi berbicara lain dari fakta yang ada. Selama dia belum berbicara dan hanya menyimpan informasi saja sih, menurut gw belum bisa kita kategorikan sebagai berbohong. 4. 100%.. karena bisnis kan yang terpenting mengambil keuntungan. Kalau keuntungan sudah di depan mata dan bisa kita ambil meskipun dengan cara berbohong, why not? hehehe.. Sependapat sama Ken, kira2 inilah jawaban yang bisa gw sampaikan. Kalau ada yang beda pendapat, sok atuh kita diskusikan bersama tksh

33. 1. Berbohong yang diperbolehkan menurut saya, adalah berbohong yang tidak digunakan untuk membuat orang lain tertipu atau menimbulkan kerugian di salah satu pihak. 2. -berbohong yang tidak diperbolehkan, yaitu berohong dalam mengejar keuntungan materiil belaka. baik untuk keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang . Sebab, berbohong pada kasus ini lebih menjurus ke penipuan, yang sudah tentu akan merugikan salah satu pihak(pihak yang tertipu) -Berbohong yang diperbolehkan, berbohong untuk menjaga sebuah kerahasiaan. Hal ini karena sebuah perusahaan, pasti memiliki rahasia perusahaan. Untuk melidungi perusahaan tersebut agar tetap dapat berjalan dengan baik, maka tentulah

rahasia tersebut harus tetap dijaga. Dalam bisnis, apabila seseorang terpaksa tidak dapat menyembunyikan informasi, dan dia harus berbohong, maka menurut saya berbohong dalam kasus ini masih diperbolehkan. Sebab, walaupun tidak menyangkut hidup dan mati seseorang, berbohong dalam kasus ini menyangkut hidup dan mati perusahaan. 3. Penyembunyian informasi, menurut saya tidak sama dengan berbohong. Seperti yang dijelaskan di nomer dua, setiap perusahaan tentulah harus menyembunyikan rahasia perusahaanya (termasuk apabila rahasia trersebut digunakan untuk mencari keuntungan). Sebagai contoh, Jika sebuah perusahaan makanan memiliki resep masakan yang enak, maka sedapat mungkin, perusahaan tersebut harus menjaga kerahasiaan resep itu. Hal ini bertujuan agar saingan dari perusahaan lain, tidak dapat melakukan imitasi. Yang pada akhirnya, perusahaan tersebut dapat melakukan monopoli, untuk mencari keuntungan. 4.ga bisa kira2 berapa persennya..

You might also like