Professional Documents
Culture Documents
Amerika Serikat Insiden lebih kurang 15 juta orang menderita PPOK Penyebab kematian ke 4 1,5 juta kasus baru pertahun Indonesia ( SKRT 1997) Asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab kematian Jumlah kasus PPOK meningkat ~ Peningkatan usia harapan hidup ~ Prevalensi merokok yang tinggi ~ Peningkatan industri
DEFINISI PPOK
PPOK adalah penyakit paru kronik yang
BRONKITIS KRONIS
Batuk-batuk produktif yang telah berlangsung selama tiga bulan dan minimal telah berlangsung dalam 2 tahun
Kelainan anatomi
Terdapatnya pembesaran kelenjar mukosa bronkus, metaplasia sel goblet, inflamasi, hipertropi otot polos Indek Reid adalah membandingkan tebalnya lapisan kelenjar submokasa dengan tebal dinding bronkus Normal 0,44 Bronkitis kronis > 0,52
EMFISEMA
Suatu kelainan anatomi paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal dari bronkiolus terminal berupa; Pelebaran alveoli Pelebaran ductus bronkiolus Kerusakan/destruksi dinding alveoli Terjadinya obstruksi pada emfisema adalah obstruksi relatif karena terjadinya pelebaran dari distal bronkus terminal
Bronchiole
Batuk-batuk produktif Sesak terutama bila beraktivitas Sesak makin lama makin bertambah
berat/progresif Kasusnya sering meningkat/timbul pada usia 40 > Sangat erat hubungan dengan perokok berat/gas beracun Jika timbul sejak kecil kemungkinan terjadinya defisiensi -1 antitripsin
PATOGENESIS PPOK
Inflamasi
Destruksi parenkim
Hipersekresi mukus
Ireversibel
Reversibel
Gen
Defisiensi 1 antitripsin
GEJALA
Asma
PPOK
-/+ -/+ aktivitas ++ _ _ +++ -/+ -/+ + ++
Usia muda +++ Serang mendadak +++ Fc pencetus (Cuaca,debu,emosi dll Sesak dan mengi berulang +++ Riwayat atopi +++ Riwayat merokok +++ Batuk kronik berdahak + Hipereaktivitas bronkus +++ Reversibilitas bronkus +++ Variabilitas harian +++ Eosinofil sputum +++ Neutropil sputum -
FAKTOR RESIKO
Klasifikasi PPOK
Derajat
Derajat 0 Berisiko Derajat 1 PPOK ringan
Klinis
Batuk lama Sesak Batuk lama Sesak saat aktivitas
Faal paru
Normal
Derajat
Derajat II PPOK sedang
Klinis
Batuk lama Sesak aktivitas
Faal paru
VEP1/KVP<75% 30%>VEP1<80% pred
VEP1/KVP<75% VEP1<30% pred
DIAGNOSIS
Anamnesis / gejala klinis Faktor resiko (+) Pemeriksaan fisis Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisis
Inspeksi Barrel chest Penggunaan otot-otot bantu nafas Pelebaran sela iga Pink puffer ( khas pada emfisema; kurus, kulit
kemerahan, pernafasan pursed-lips breathing ) Pursed-lips breathing adalah bernafas dengan mulut setengah terbuka dan ekspirasi memanjang ini sebagai mekanisme untuk mengeluarkan CO2 Blue bloater ( khas pada bronkitis, gemuk, sianosis, edema tungkai )
Perkusi Hipersonor Batas jantung mengecil Letak diapragma lebih rendah dari normal
Normal kiri sela iga 10-11 dan kanan 9-10
Pemeriksaan penunjang
Faal paru/ spirometri
dan FEV1/FVC rendah ) Air traping ( residual volume meningkat ) ini baru dapat di ukur dg spirometri body platymografi
FEV1/ FVC
80 % 60 %
Normal COPD
2.800 2.100
Liter
COPD
4 5 1 2 FEV1 FVC
Normal
3
FVC 4 5 6 Seconds
mmhg Tanda gagal nafas kronik ( pH normal, PCO2 meningkat, bicnat meningkat > 30 mmol, BE > 4 mmol ) Gagal nafas akut pH < 7.35 (asidosis), PCO2 > 45
EKG Tanpa ada komplikasi EKG normal Jika telah ada komplikasi pada jantung kanan
akan ada tanda CPC ( P pulmonal,
Radiologi
Hiperinflasi/hiperlusen, diapragma datar
atau letak rendah Ruang retro sternal melebar dibuktikan dengan, Ro lateral Sela iga tampak melebar Jantung pendulum ( tear drop ) Corakan bronkovaskuler meningkat (bronkitis )
BRONKITIS KRONIS
EMPISEMA
Mengurangi mortaliti
1. Edukasi
Mengurangi pajanan
~ asap rokok ~ debu ~ zat tempat kerja ~ polusi udara Berhenti merokok Mengindari faktor pencetus Penyesuaian aktivitas Penggunaan obat-obatan
Tujuan edukasi Menjelaskan perjalanan penyakit Melakukan pengobatan maksimal Meningkatkan kualitas hidup
2. Obat-obatan
a. b. c. d. e.
Macam-macam bronkodilator
Antikolinergik
Agonis beta-2
Teofilin lepas lambat
kombinasi obat
Bronkodilator dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi. Pemilihan bentuk obat di utamakan secara inhalasi
a. Antikolinergik Digunakan pada derajat ringan sampai berat Antikolinergik merupakan pilihan utama pada pengobatan PPOK stabil. disamping sebagai bronkodilator juga mengurangi sekresi bronkus
M1 + M2 + M3 +
RECEPTOR MUSKARINIC
PARASYMPATHETIC GANGLION
N+ M1 +
RECEPTOR NICOTINIC
POSGANGLION
ANTIKOLINERGIC
M2 +
Efek kolinergik
ACh M3 +
b. Agonis beta-2
Golongan simpatomimetik mempunyai 2
golongan yaitu bekerja pada reseptor alfa dan beta Golongan beta-2 berpengaruh kuat pada saluran napas dengan efek bronkodilator Reseptor beta 1 terutama di jantung dengan efeknya berupa peningkatan frekwensi jantung
pengobatan pemeliharaan jangka panjang terutama derajat sedang dan berat. Sediaan yang ada hanya dalam bentuk tablet. Penggunaan jangka panjang diperlukan pemeriksaan kadar aminofilin darah hal ini karena batas keamanan obatnya sempit.
b. Anti inflamasi Terapi jangka panjang secara inhalasi bila uji kortikosteroid positif ( ada perbaikan setelah diberikan kortikosteroid ) Digunakan pada eksaserbasi akut secara intra vena c. Antibiotik kalau ada tanda infeksi sebagai faktor pencetus serangan sesuaikan dengan empiris atau hasil kultur
3. Terapi oksigen
Penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif Indikasi
Pao2 < 60 mmhg atau sat o2 < 90% Menurunnya kerja miokard Dugaan hipoksemia pada keracunan gas CO
Mengurangi sesak Memperbaiki aktivitas Mengurangi vasokonstriksi vaskuler Mencegah hipertensi pulmonal
Mencegah hipoksia sel dan jaringan Menurunkan kerja pernafasan dan otot jantung Tidak memperbaiki ventilasi paru
bertambah akan terjadi malnutrisi Komposisi nutrisi pada PPOK adalah rendah KH dan tinggi lemak. Pemberian KH yang berlebihan akan meningkatkan pembentukan CO2 Cara pemberian porsi kecil tetapi sering Sering terjadi gangguan elektrolit Malnutrisi dapat dievaluasi
Penurunan berat badan Kadar albumin/ protein
5.Rehabilitasi
Latihan fisis Psikososial Latihan pernafasan
perburukan di bandingkan kondisi sebelumnya. Eksaserbasi akut dapat di sebabkan oleh berbagai faktor seperti;
Infeksi virus dan bakteri Pneumotorak Penggunaan obat-obatan tidak lengkap Penggunaan oksegen tidak tepat Kelelahan otot2 pernafasan
utama dalam serangan akut Inhalasi -2 agonis kerja pendek kombinasi dg antikolinergik atau -2 agonis kerja pendek dg nebulizer 3 kali interval 20 menit atau Terbutalin/salbutamol 0,3 cc sc tiap 20menit sebanyak 3 kali atau Adrenalin 0,3 cc sc ( hati-hati orang tua, hipertensi dan hipertiroid ) Bolus aminofilin 5 mg/kg satu kali dan lanjutkan dengan drip dalam dextrose 5% 0,4-0,8 mg/kg/jam
Kortikosteroid IV Antibiotik
Metilprednisolon dexametason
Diuretika
komplikasi
CPC Pneumotorak Gagal nafas
CHOLINERGIC RECEPTORS
M1-RECEPTORS ENHANCE THE CHOLINERGIC REFLEX
ADRENERGIC RECEPTORS
RECEPTORS ADRENERGIC
NOR ADRENALINE ALPHA [a1&a2] BETA [b1&b2] Airways dilated & Reduced airflow Obstruction [bronchodilatation]
ADRENERGIC RECEPTORS
CHOLINERGIC RECEPTORS