You are on page 1of 9

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN DI KAMAR MESIN PADA KAPAL CARGO KM.

CARAKA JAYA NIAGA III-17 TERHADAP KONDISI KERJA KARYAWAN DAN ANAK BUAH KAPAL (ABK)
Dodi Apri Haryanto Department Of Marine Engineering, Institute Technology of Sepuluh Nopember Insect@ne.its.ac.id ABSTRACT
Noise is unwanted sound that can interfere the healthy,comfort level of crews and even leading to deaf.based on the true strory of KM.CARAKA JAYANIAGA III-17 crews,they complaint the many of them got an disturbance at the time of activity in the engine room obout noises,so the analysis of nois level must be conduct by diect measurement.this measurement have a purpose to knok the nois level in this ship,especially in engine room and then we can choose the ringt alternative nois redukcer.This analysis is done when the ship have a sail,because it wiil make the analysis to be more accurate,same with the data acquisition,it wiil done on the often area where the ABK is an activity and the tools that it is estimated have high level of nois.the tools measure noise level is sound level meter(SLM).The noise that occur is 102 db.Where the noise standard that permitted is 110 db.Therefor,the noise reducer must be deploy on workshop where this place is for ABK activities.The material of noise reducer is glasswool,and the result of noise level isdown to 48 db.furthermore, for the comfort level of the worker,then must using a noise protector and rearranging the work hous based on the amoum of noise that occur.

Batasan Masalah
Pada penelitian ini, batasan masalah yang diambil ialah, 1. Tidak menganalisa performansi mesin yang diakibatkan adanya perubahan / penambahan sistem peredam kebisingan. 2. Tidak menganalisa kondisi lingkungan (kamar mesin) yang diakibatkan adanya perubahan / penambahan system peredam kebisingan.

Tujuan Penulisan
1. 2. 3. Mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi pada kamar mesin KM. CARAKA JAYA NIAGA III-17 sesuai standar.. Membuat gambaran pendistribusian tingkat kebisingan. Memilih alternative system peredam kebisingan.

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini ialah sebagai referensi terhadap owner dari KM CARAKA JAYA NIAGA III-17 sehingga dapat mengurangi kebisingan yang terdapat di kamar mesin. Sistematika Penulisan Secara keseluruhan dari skripsi ini terbagi menjadi 5 Bab. Isi keseluruhan Bab dan synopsis susunan penulisan laporan skripsi ialah sebagai berikut : PENDAHULUAN : Merupakan gambaran umum dari observasi awal dan fenomena mengenai topik yang diangkat. Terdiri dari beberapa subbab yaitu : Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penulisan Skripsi Manfaat Penulisan Skripsi

KEYWORD

Noises; noise standard; workhours; tools; engine room


PENDAHULUAN Latar Belakang
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian. Kebisingan merupakan suatu permasalahan yang cukup penting terutama dalam kaitannya dengan kenyamanan. Tingkat kebisingan yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif yang sangat berbahaya dalam banyak hal, yaitu dampak dari segi kesehatan dan juga dari segi psikologis serta teknis. Kerusakan pada alat pendengaran merupakan salah satu dampak dari segi kesehatan dan secara psikologis dampak yang dapat ditimbulkan yaitu gangguan emosional sedangkan dari segi teknis kebisingan dapat menjadi indikasi adanya masalah pada peralatan yang ada.

Perumusan Masalah

1. 2. 3.

Berapa besarnya tingkat kebisingan yang terjadi di kamar mesin pada saat kapal beroperasi pada kondisi tidak bermuatan. Identifikasi sumber yang sangat berpengaruh dari kebisingan tersebut Pemilihan alternative system yang tepat untuk meredam kebisingan tersebut.

DASAR TEORI Pada bab ini berisikan tentang teori dasar yang berkaitan dan berisikan data-data yang didapat, perhitungan-perhitungan dari berbagai referensi dan beberapa penjelasan mengenai kondisi lingkungan pada kamar mesin, jenis peralatan yang dapat menyebabkan kebisingan. METODOLOGI Pada bab ini berisikan tentang proses pengerjaan skripsi mulai dari awal pengerjaan (pembuatan konsep) hingga akhir dari perngerjaan skripsi ini. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Untuk Bab IV ini, akan dibahas mengenai pengolahan data, Pembuatan alternative system untuk meredam kebisingan. KESIMPULAN PENUTUP Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisa ataupun simulasi yang

telah dilakukan. Pada bab ini juga berisikan beberapa saran saran dari penyusunan laporan dari skripsi ini.

DASAR TEORI Pengertian Umum Bunyi

Bunyi biasanya mengacu pada fluktuasi tekanan udara yang bias didengar. Ketika suatu benda bergerak atau bergetar pada suatu medium, beberapa energy dipindahkan pada lingkungan sekitarnya dalam bentuk gelombang bunyi. Bunyidapat pula dihasilkan oleh udara atau fluida lainnya yang mengalami turbalansi maupun bergerak melewati benda yangtidak bergerak. Bila kita tinjau lebih lanjut, bunyi mempunyai arti secara fisika yaitu penyimpangan tekanan, pergeseran partikel dalam medium elastic seperti udara. Sedangkan pengertian secara fisiologis yaitu sensasi pendengaran yang disebabkan penyimpangan fasis. Bunyi mungkin diinginkin, dan juga tidak diinginkan Unsur-Unsur Bunyi Seseorang akan menangkap nyaring, tinggi dannada suara yang dipancarkan dari sumber suara. Ini merupakan suatu tolak ukur yang menyatakan mutu sensorial dari suara dan dikenal sebagai tiga unsur suara. Ukuran fisik kenyaringan , ada amplitude dan tingkat tekanan suara.Untuk tinggi suara adalah frekuensi dan nada adalahsejumlah besar ukuran fisik. Kecenderungan saat ini adalah menggabungkan segala yang merupakan sifat dari suara, termasuk tingginya, nyaringnya dan distribusi spectral sebagainada.Suatu gelombang suaramemancar dengan kecepatan suaragerakan seperti gelombang. Jarak antara dua titik geografis yaitu dua titik di antara mana tekanan suara maksimum dari suatu suara murni dihasilkan) yang dipisahkan hanya oleh satu periode dan yang menunjukan tekanan suara yang sama dinamakan gelombang suara; yang dinyatakan sebagai l(m).Apabila apabila tekanan suarapada titik sembarangan berubah secara priodik, jumlah berapa kali di mana naikturunya priodik ini berulang dalam satu detik dinamakanfrekuensi, yang dinyatakan sebagai f (hertz/Hz). Suarasuara berfrekuensi tinggi adalah suara tinggi, dan yang berfrekuensirendahadalah suara rendah. Hubungan antara kecepatan suara c (m/s), gelombang l dan frekuensi f dinyatakan sebagai berikut : C = f x l.Berikut ini adalah table kecepatan bunyi berdasarkan media rambatannya.

Gambar 1. Besar kecepatan suara melewati suatu media Karakteristik Bunyi Tekanan bunyi adalah perbedaan antara udara normaldengan tekanan udara pada saat ada gelombang bunyi yang melewatinya.Tekanan bunyi memiliki satuan dyne/cm2.Telinga menusiamemiliki batasan dalam mendengar bunyiyang dihasilkan oleh sebuah sumber bunyi, adapun kemampuan mendengar oleh menusi dibagi menjadi dua jenis yaitu : Bunyi terkeras yang masih dapat didengar oleh telinga manusia memiliki tekanan bunyi sebesar 200 mikro Bar, dengan frekuensi bunyi sebesar 20.000 Hertz. Bunyi terlemah yang masih dapat didengar oleh manusia memiliki tekanan bunyi sebesar 0,0002 mikro Baratau sebesar 2 x 10-5 N/m2, dengan frekuensi bunyi sebesar 20Hertz. Ukuran dari tekanan bunyi adalah decibel atau biasa disingkatdB. Decibel ( dB ) adalah ukuran energy bunyi atau kuantitasyang dipergunakan sebagai unit unit tingkat tekanan suara berbobot A. Yang dilakukan untuk mensederhanakan plot-plot multiple seperti pada gambar dan untuk secara kirakira menyebandingkan kuantitas logaritmik dari stimulus untuk stimulus akustik yang diterima telinga manusia dari luar. Untuk mengukur tekanan suatu bunyi digunakn rumus sebagai berikut :

Kebisingan yang berasal dari beberapa sumber kebisingan tidak bias dijumlahkan secara langsung secara aljabar, karena tingkat kebisingan merupakan fungsi logaritma dari tekanan bunyi untuk mendapatkan tingkat kebisingan total. Perhitungan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus

Dari rumus diatas didapatkan tingkat kebisingan total yang berasal dari beberapa sumber kebisingan dan pada beberapa posisi yang berbeda sesuai dengan titik pengukuran yang telah ditentukan sebelumnya. Energi bunyi yang dirambatkan dari suatu tempat ketempat lain pada satuan waktu tertentu disebut Daya bunyi. Untuk menghitung daya suatu bunyi digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana : Lw = Tingkat Daya bunyi, dB. W = Daya bunyi yang diradiasikan oleh sumber bunyi, Watt Wref = Daya bunyi referensi yaitu sebesar 1012 Watt Intensitas bunyi adalah daya bunyi persatuan luasan permukaan yang tegak lurus dengan arah rambatan. Intensitas bunyi dihitung dengan menggunakn rumus

Dimana : I = Intensitas bunyi, W/m2 P = Tekanan bunyi, N/m2 = Massa jenis udara, kg/m3 u = kecepatan gelombang bunyi, m/s Taraf intensitas

Dimana : L1 = Taraf intensitas bunyi , dB I = Intensitas bunyi, W/m2 Iref = Intensitas bunyi referensi yaitu sebesar 10-12 W/m2 Kenaikan bunyi yang terjadi setiap 1 dB sama dengan terjadinya kenaikan sebesar kelipatannya, sehingga bila terjadi kenaikan kebisingan dari 80 dB menjadi 90dB sama dengan terjadinya kenaikan kebisingan sebesar sepuluh kali lipatnya. Jadi jika

bertambah menjadi 100 dB maka kebisingan itu terjadi kenaikan sebesar 100 kalinya dari kebisingan semula. Frekuensi bunyi adalah bentuk fisik dari bunyi yang memberikan nada. Karena energy bunyi menebar dalam bentuk gelombang, maka energy bunyi ini dapatdiukur dengan osilasi gelombang atau siklus gelombang per detik, yang biasa dikenal dengan hertz ( Hz ). Bunyi dapat didengar oleh telinag manusia memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Percakapan pada kondisi normal memiliki frekuensi antara 500 Hz sampai 3.000 Hz. Sebagian besar suara yang kita dengar tersusun oleh campuran dari gelombang yang memilikipanjang gelombang yang berbedabeda. 2.2 Kebisingan 2.2.1 Pengertian Kebisingan Pada benda yang bergetar umumnya akan diikuti dengan timbulnya bunyi dari benda yang bergetar tersebut. Karena bunyi (sound) merupakan bentuk gelombang, maka gelombang bunyi adalah getaran yang merambat, bisa melalui media udara, air ataupun metal. Dan sebagai pangkal adanya bunyi yaitu adanya sumber bunyi. Sedangkan kebisingan merupakan sumber suara yang tidak diinginkan yang biasanya dipengaruhi akibat intensitasnya yang terlalu besar dan pitch yang terlalu tinggi yang terdengar oleh pendengaran kita.Kebisingan merupakan kejadian yang sering kita jumpai, kita dengar, dan kita rasakan baik secara fisik maupun kejiwaan banyak berpengaruh terhadap segala kegiatan kita. Dimana kebisingan ini sangat mengganggu aktivitas yang terjadi disekitar lokasi. ( F.J Fahy andJ.GWalker,1998). Selain itu menurut keputusan menteri lingkungan hidup no. Kep48/MENLH/11/1996 pengertian kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan manusia. Kebisingan bisa dibedakan berdasarkan mekanisme penyebaran dan perambatan energy bunyi, adapun kebisingankebisingan tersebut adalah sebgai berikut : Struktur-Borne Noise, yaitu kebisingan yang dihasilkan oleh perambatan getaran struktur komponen dari suatusystem struktur atau bagian yang bergetar tersebutakan meradiasikan atau merambatkan nergi akustik dalam bentuk gelombang longitudinal. Sumber energy tersebut diperoleh dari adanya kerusakan atau tidak seimbangnya bagian serta gerakan bolak-balik dari suatu system. Liquid-Borne Noise, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh adanya perambatan fluktuasi tekanan fluida, sehingga terjad getaran kolom fluida, pusaran fluida, bunyi aliran dan kavitasi.

Air-borne Noise, yaitu kebisingan yang merambat melalui fluktuasi tekanan yang timbul di udara. Perambatan kebisingan melalui dua media seperti ini akan saling berkaitan. Dimana jika terjadi suatu perambatan bunyi yang bersumber dari struktur, maka getaran struktur akan dapat menggetarkanudara disekelilingnya. Pada saat yang sama udara yang bergetar tersebut akan menggetarkan struktur kembali. Jadi kebisingan yang terjadi dapat berubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain secara berkelanjutan .2.2.2 Jenis-Jenis Kebisingan Berdasarkan factor penyebabnya kebisingan dapat dikelompokan menjadi : 1. Kebisingan terus menerus dimana fluktuasi intensitasnya tidak lebih dari 6 dB, kebisingan jenis ini dibagi yaitu : Steady State Wide Band Noise, Yaitu kebisinganseluruh energy akustik terbesar didalam daerah atau range frekuensi yang luas, seperti suara yang ditimbulkan oleh motor diesel, kompresor dean fan. Steady State Narrow Band Noise, yaitu kebisingan yang seluruh energy akustiknya terbesar didalam daerah atau range frekuensi yang lebih sempit atau seolah-olah terpusat pada suatu frekuensi. Contoh : suara katup gas. 2. Kebisingan terputus-putus ( intermitten Noise), yaitu kebisingna dimanan suara mengeras dam melemah secara perlahan-lahan. Contoh: Kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaaran. 3. Kebisingan IMPULSIF ( IMPULSIE), yaitu kebisingan yang membutukan waktu kurang dari 35 milidetik untuk mencapai puncak intensitas. Bila impulse terjadi secara berulang-ulang dengan selang waktu kurang dari 0,5 detik. Kebisingan impulsive ini dapat diklasifikasikan sebagai kebisingan terusmenerus. Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, Bising dapat dibagi atas : 1. Bising yang mengganggu ( irritating Noise ). Intensitas tidak terlalu keras 2. Bising yang menutupi ( masking Noise ). Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain, 3. Bising yang merusak ( damaging / injurious Noise), adalah bunyi yang intensitasnya melampaui NAB.Bunyi jeis ini akan merusak atau menurunkan fungsipendengaran. 2.2.3 Sumber Kebisingan dan Tingkat Kebisingan yang dihasilkan Pengoperasian peralatan mekanis pada kamar mesin adalah merupan sumber utama kebisingan di kamar mesin. Kapal yang memiliki motor diesel sebagai penggerak sebagian besar kebisingan yang

terjadi disebabkan karena beroperasinya motor diesel tersebut. Kebisingan yang ditimbulkan oleh motor diesel terdiri dari air borne noise yang terjadi didalam silinder dan valve gear serta system injeksi bahan bakar, serta structure borne noise yang dihasilkan oleh pembakaran didalam silinder dan gaya inersia bagian Y yang bergerak bolak-balik dan rantai yang menggerakkan camshaft untuk katup-katup atau fuel injection pump. Untuk mereduksi kebisingan yang terjadi pada mesin diesel dapat digunakansilencer. Secara umum kebisingan yang disebabkan oleh mesin. METHODOLOGY Studi Literatur

Berdasarkan permasalahan yang di ambil dalam tugas ini maka perlu dilakukan studi literature agar dapat lebih memahami permasalahan yang terjadi sehingga dapat mengetahui kenapa permasalahan ini dapat terjadi selanjutnya kita dapat meletakkan rumus serta dasar teori yang dapat mendukung penyelesaian penelitian ini.
Pengumpulan Data Penggambaran Daerah Pengukuran

Penggambaran daerah pengukuran didasarkan pada lay out dan jenis peralatan yang diperkirakan merupakan sumber kebisingan. Jenis jenis peralatan yang diperkirakan menjadi sumber kebisingan di kamar mesin KM Caraka jaya niaga III 17 .
Penentuan Titik titik Pengukuran

Penentuan titik-titik pengukuran dalam pengukuran kebisingan merupakan hal penting karena posisi yang diambil sebagai posisi pengukuran dan jenis peralatan yang di ukur adalah factor utama yang sangat mempengaruhi tingkat kebenaran dari data yang kita peroleh. Hal-hal yang perlu dipertimbangan dan menjadi perhatian dalam penentuan titiktitik pengukuran.
Persiapan Alat Pengukur Kebisingan Dalam pengerjaan tugas akhir ini alat ukur kebisingan yang digunakan adalah Sound Level Meter ( SLM ) Pengukuran Kebisingan digunakan untuk Metode yang p e n g u k u r a n Background noise dan kebisingan noise berdasarkan standar American Bureau of Shipping ( ABS ).

Analisa data dan Pembahasan Dalam tahapan ini akan dilakukan beberapa analisa terhadap data yang diperoleh. 3.3.1 Data Hasil Pengukuran Data diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung pada peralatan yang sudah ditentukan. Data tersebut antara lain nilai dari background noise dari setiap peralatan serta nilai kebisingan noise dari tiap-tiap peralatan tersebut. Data Hasil Pengukuran Data yang diperoleh dari hasil pengukuran akan dianalisa. Tahapan dari analisa perhitungan kebisingan adalah sebagai berikut : Melakukan perhitungan selisih antara Background noise dan kebisingan noise dari setiap peralatan. Melakukan koreksi terhadap selisih dari background noise dengan kebisingan noise. Melakukan penjumlahan dari tiap-tiap nilai tingkat kebisingan untul mendapatkan nilai kebisingan total dari kamar mesin atau SPL total. Setelah diperoleh nilai dari kebisingan total yang terjadi dikamar mesin maka hasil tersebut kita bandingkan dengan standar nilai kebisingan yang diijinkan dimana standar yan digunakan adalah standar yang dikeluarkan International Maritime Organisation ( IMO ) - Setelah dilakukan langkah analisa seperti diatas maka akan diperoleh dua hasil yaitu sesuai standar atau tidak sesuai standar. Oleh karena itu setelah langkah tersebut perlu dilakukan analisa terhadap dua kemungkinan hasil analisa. Langkah tersebut yaitu: Apabila nilai Kebisingan tidak sesuai dengan standart maka dilakukan langkah sebagai berikut: Menentukan peralatan dengan nilai tingkat kebisingan tertinggi. Memilih sistem peredaman yang mungkin dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Melakukan perhitungan mengenai penurunan nilai kebisingan yang terjadi berdasarkan kemampuan dari media yang digunakan. Melakukan perbandingan nilai kebisingan setelah dilakukan peredaman dengan standar yang berlaku. Apabila nilai kebisingan sesuai dengan standar maka akan dilakukan langkah sebagai berikut :

Kesimpulan Dan Saran Hasil dari analisa diatas selanjutnya kita buat suatu laporan penelitian yang berupa penulisan ilmiah dan dipublikasikan atau dipresentasikan dalam sidang tugas akhir. Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi acuan bagaimana menganalisa nilai tingkat kebisingan di kamar mesin dan cara menanggulanginya. Sehingga kenyamanan yang merupakan hal penting dalam melakukan aktivitas di kamar mesin dapat terjaga dan kinerja para anak buah kapal semakin baik. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pengukuran Kebisingan Pengukuran tingkat kebisingan merupakan sesuatu yang penting untuk konservasi dan untuk mengontrol kebisingan. Pengukuran kebisigan ini akan membantu untuk mengindentifikasi tingkat kebisingan pada daerah kerja , kemungkinan efek yang ditimbulkan pada para pekerja dan untuk memilih alternative system yang akan digunakan. Besarnya tingkat kebisingan di kamar mesin dapat di ukur dengan melakukan pengukuran pada beberapa tempat atau titiktitik pengukuran yang mempunyai potensi sebagai sumber suara yang sudah kita tentukan sebelumnya. Penentuan titik-titik pengukuran berdasarkan pada Lay out kamar mesin kapal dan beberapa pertimbangan serta perkiraan tempat yang diperkirakan memeliki sumber suara yang cukup me mpengaruhi t ingkat kebisi ngan di kamar mesi n. Disamping itu penentuan titik-titik pengukuran juga harus mempertimbangkan daerah-daerah yang sering digunakan sebagai tempat aktivitas para ABK. Dalam pengukuran kebisingan di kamar mesin juaga harus memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dalam mengambil data tentang tingkat kebisingan tersebut. Hal ini harus dilakukan agar data-data yang diambil adalah data-data yang benar-benar valid dan merupakan nilai tingkat kebisingan yang dapat mewakili tingkat kebisingan yang terjadi di kamar mesin kapal tersebut. Selain itu kebiasan para ABK juga merupakan pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pengukuran tingkat kebisingan karena ini akan berpengaruh pada tingkat kenyamanan serta kondisi kerja para anak buah kapal. Hasil

Melakukan pengaturan ulang jam kerja berdasarkan waktu paparan berdasarkan standar nilai tingkat kebisingan yang terjadi. Melakukan tindakan untuk mencegah dari dampak kebisingan yang terjadi dengan memberikan Alat Pelindung Dengar ( APD )

Pengukuran tingkat kebisingan pada kamar mesin KM. CARAKA JAYA NIAGA III-17 Pengukuran tingkat kebisingan pada kamar mesin KM.CARAKA JAYA NIAGA III-17 dilakukan pada tujuh titik pengukuran, penentuan titik-titik tersebut didasarkan pada pertimbangan letak sumber kebisingan dalam kamar mesin antara lain main engine, auxiliary engine, workshop dan engine control room. Yang juga digunakan untuk menentukan titik-titik tersebut adalah tempat tersebut sering digunakan ABK untuk aktivitas kerja di dalam kamar mesin. Berikut ini adalah data hasil pengukuran yang diperoleh pada beberapa jenis peralatan dengan posisi pengukuran tertentu dan pada waktu tertentu. Posisi pengukuran terdapat pada sketsa dan dapat dilihat seperti pada lampiran dan waktu pengukuran dilakukan pada setiap pergantian waktu kerja. Peralatan yang diukur untuk mendapatkan nilai tingkat kebisingan antara lain: Main Engine 1. NIIGATA Serial No. 21239 model 8PA5L Max continous Output ps 2037, 900rpm Weight 15000 Kg Date 300595 2. YANMAR Model : 6HAL-DTM Count. Rating hp : 260 Speed Of Crankshaft : 1500rpm Engine no : 21478 Generator Type BRUSHLESS AC GENERATOR Model : TWY 31A Num of Phase :3 Output : 200 kva Frequency : 50 HZ Volts : 390 v Rpm : 1500 rpm Rule : NK/BKI Rating : Cont Num of pulse :4 Ambient temp : 450C Date : 22.09-94 Merk : TAIYO

Gear Box NIIGATA Model Rated horse power Rated engine speed Oil viscosity SAE Oil capacity approx Oil change interval Serial Spec Date no no

: M6N2245V59 : 2037 ps : 900 rpm : 30 : 130 L : 1000 hours of the first operated 3000 hours of the operation next : 022V068 : 0A0C3358 : 3-1994

GS Pump Motor ( NISHISHIMA ELECTRIC ) 3 phase induction motor Type : NTIKK form FCTS 37kw 4 poles Volts : 380, 50hz Serial number : 617898 M4 Bearing no : NDE 6212ZZCM DE.6313 ZZCM Coolant temp : 450C Mass : 280 kg Date of manuf : nov 2002
Pump

Type Power

: Volute pump ( date 2003 ) : VSK 100T : 37 kw

Data berikut adalah data yang diperoleh pada pengukuran yang dilakukan pada muatan kosong: Pada Engine Control Room ( muatan kosong ) Tabel 4.1 Nilai kebisingan muatan kosong pada engine Control Room
No Posisi Pengukur T i m e an 1 00:15 2 RataKe t e r a n ga n Dekat pintu 1 Dekat pintu 2

Noise Level 69 70, 2 70, 6

rata 69.6 70.1

00:15 69, 6

Hasil Pengukuran background noise pada kamar mesin KAPAL KARGO KM.CARAKA JAYA NIAGA III-17 Pengukuran background noise pada kamar mesin KM.CARAKA JAYA NIAGA III-17 dilakukan pada setiap peralatan yang

dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap nilai tingkat kebisingan dikamar mesin. Pengukuran dilakukan pada saat kondisi peralatan tidak beroperasi dan kondisi dikamar mesin dalam kondisi normal. Dari hasil pengukuran diperoleh data data sebagai berikut : Tabel 4.22 Nilai Background noise setiap peralatan Background No Nama Peralatan Noise ( dB 1 Main Engine 80.2 2 Auxilary Engine 1 70.6 3 Auxilary Engine 2 72.3 4. Stering Gear Room 56.7 5 Engine Control Room 46.2 6 Workshop 72.9 Perhitungan Kebisingan Total di Kamar Mesin KM Caraka jaya niaga III- 17 Untuk menghitung nilai kebisingan total yang terjadi dikamar mesin, maka nilai kebisingan dari setiap peralatan. Pada setiap kondisi dirata-ratakan. Berdasarkan hasil pengukuran diatas maka diperoleh rata-rata nilai kebisingan setiap peralatan pada setiap kondisi. Cara yang digunakan untuk menghitung rata rata nilai kebisingan pada setiap peralatan adalah sebagai berikut : Gambar 3 Nilai Background noise setiap peralatan
Penyebaran Kebisingan ( Noise Map )

Berikut ini adalah distribusi kebisingan yang terjadi di kamar mesin KM.Muli Anim pada platform. Pada distribusi dibawah ini dapat dilihat bahwa pada radius 2 meter dari generator set dan 1 meter dari peralatan yang terdapat pada workshop dapat digolongkan area yang tidak aman untuk bekerja karena memiliki tingkat kebisingan yang tinggi.

Gambar 4 Penyebaran kebisingan di wilayah platform Berikut ini adalah distribusi tingkat kebisingan pada kamar mesin KM.Muli Anim pada Tanktop. Berdasarkan gambar dibawah area disekitar main engine merupakan area yang tidak aman untuk bekerj a. Hal ini dapat dibukti kan berdasarkan hasil pengukuran didapat nilai 98 dB pada j arak 4 meter dari mesin induk..

Lebih jelas mengenai nilai tingkat bunyi dapat dilihat pada grafik di bawah ini berdasarkan tempat pengukuran

Listening post, including navigating bridge wing and windows Radio rooms ( with radio equipment operating but not producing audiosignal ) Radar rooms Accomodation spaces Cabin and hospital Mess room Recreation rooms Open recreation area Offices

70

60 65 60 65 65 75 65

Gambar 6. Penyebaran kebisingan di wilayah Tank Top. Pembahasan Nilai Tingkat Kebisingan Terhadap Standar Nilai Tingkat Kebisingan yang Diijinkan Setelah melakukan perhitungan terhadap nilai kebisingan yang terjadi, maka dapat diketahui nilai tingkat kebisingan total pada masing-masing kondisi. Berdasarkan perhitungan diatas kita sudah memperoleh nilia tingkat kebisingan total yang terjadi pada masing masing kondisi. Nilai tersebut dapat langsung kita bandingkan dengan standar yang digunakan karena memiliki satuan yang sama yaitu dB. Dalam melakukan perbandingan, standar yang digunakan sebagai pembanding adalah standar yang diberikan oleh IMO. Standar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisa tingkat kebisingan yang terjadi pada kamar mesin KM.CARAKA JAYA NIAGA III-17, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengukuran dan perhitungan yang dilakukan pada kamar mesin KM.CARAKA JAYA NIAGA III-17 diperoleh hasil bahwa tingkat kebisingan total yang terjadi di kamar mesin adalah sebesar 102,02 dB pada pagi hari, 101,33 dB pada siang hari dan 100,72 dB. Sehingga secara keseluruhan kebisingan yang terjadi pada kamar mesin KM.CARAKA JAYA NIAGA III-17 masih dalam batasan standar kebisingan yang diijinkan yaitu sebesar 110 dB.

2. Pada dearah platform terutama pada radius sampai 2 met er dar i gener at or set adalah daer ah yang dikategorikan berbahaya untuk dilakukan aktifitas karena mempunyai nilai tingkat kebisingan antara 101 dB sampai 98 dB. Pada daerah Tabel 4.47 Nilai tingkat kebisingan sekitar main engine, sampai pada radius 4 berdasarkan standar IMO meter masih tergolong area yang Work spaces Noise Level dB mempunyai tingkat kebisingan tinggi yaitu Marchinery spaces 90 sekitar 98 dB sampai 105 dB. Sehingga ( continuously manned ) berdasarkan hasil tersebut dapat Marchinery spaces 110 disimpulkan seluruh area pada kamar (not continuously mesin KM.CARAKA JAYA NIAGA IIImanned ) 17 mempunyai tingkat kebisingan yang Machinery control rooms 75 melarang ABK untuk melakukan aktifitas Workshop 85 dalam selang waktu yang lama. Unspecified work spaces 90 Navigation Spaces Navigation bridge and 65 chartrooms

3. Berdasarkan besarnya tingkat kebisingan yang terjadi pada kamar mesin KM.CARAKA JAYA NIAGA III-17, maka system peredaman alternative yang diterapkan adalah dengan mengurangi tingkat kebisingan yang terjadi dari segi sumber kebisingan dan penerima kebisingan. Dari segi sumber, kebisingan dapat dikurangi dengan memberikan peredaman pada workshop dengan menggunakan glasswool dimana dengan menggunakan bahan tersebut dengan ketebalan 20 mm dapat mengurangi kebisingan sebesar 48 dB, sedangkan dari segi penerimana yaitu dengan pemberian Alat Pelindung Pendengaran ( APP ) dimana alat tersebut dapat mengurangi tingkat kebi si ngan r at a-r at a s ebes ar 20 dB. Dengan pengurangan tingkat kebisingan yang cukup besar tersebut maka kebisingan yang sampai pada telinga penerima dapat dikategorikan aman. Selain itu juga pengaturan ulang waktu jam kerja harus dilakukan, pengaturan jam kerja ini didasarkan pada nilai tingkat kebisingan yang terjadi. Saran Untuk menyempurnakan tugas ini maka perlu dilakukan pembahasan mengenai Hearing Conservation secara utuh. Dimana penerapan program tersebut menuntut adanya komitmen yang kuat dari berbagai pihak. Hal ini sangat penting karena kenyamanan ABK dalam bekerja di kamar mesin merupakan hal yang sangat menunjang kinerja para ABK tersebut dimana secara tidak langsung semua system dalam kamar mesin akan termonitoring dengan baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Feedback Instrument Limited, Feedback PowerFrames Laboratory Notes 63 120, dc. Compound Wound Machine Section, Feedback Instruments ltd, Park Read, Crowborough. 2. Taylor, DA. [ 1946 ], Introduction to Marine Engineering, Butterworths Heinemann, London. Harrington, 3. Roy. L, Marine Engineering. Harvald, SV. AA, [ 1983 ], 4. Tahanan dan Propulsi Kapal. Lister, Eugene. C ; Hanapi, Gunawan. Drs, Ir. [ 1993 ], 5. Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi Keenam, ITB, Bandung.

6. Neidle, Michael. [ 1991 ], Teknologi Instalasi Listrk. 7. Zuhal, [ 1991 ], Dasar Tenaga Listrik, Penerbit ITB, Bandung. 8. Sarwito, Sardono. Ir, Diktat Ajar Sistem kelistrikan Kapal, Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS, Surabaya. 9. Adji, S. W, [ 2006 ], Diktat kuliah Pengenalan Sistem Propulsi Kapal, Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS, Surabaya. 10. Indrianto, Heru. [ 2006 ], Pengaturan Kecepatan Motor DC Dengan Metode Pulse Width Modulation Pada Pemodelan Sistem Proplsi Listrik, Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS, Surabaya. 11. Setiyawan W, Ega. [ 2007 ], Analisa Kinerja Pada Three Phase Motor Control Kit PE 485 , Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS, Surabaya. 12. Fahy, F.J and Walker J.G,[ 1998 ], Fundamental of Noise and Vibration,E & FN Spon, London 13. Barber,A.[ 1992 ] Handbook of Noise and Vibration Control, Elsevier Advanced Technology,UK 14. Antunano,Melchor J;Spayer,James C, Hearing and Noise in Aviation, CAMIs Aeromedical Education Division, Oklahoma City.

You might also like