Professional Documents
Culture Documents
1 +
]
Model variogram eksperimental yaitu variogram yang diperoleh dengan memasukkan nilai sampel
dalam rumus variogram merupakan realisasi daripada sifat-sifat spasial dari regionalized variabel.
Hal ini dilakukan agar variogram tersebut dapat digunakan untuk alat estimasi nilai suatu dimensi
yang lebih besar daripada ukuran sampel sehingga perlu adanya model teoritis yang cocok
dengan realisasi sifat sifat spasial berkaitan dengan regionalized variabel yang sedikit
memperlihatkan keadaan statis.
Variogram yaitu representasi hubungan antar data secara spasial (ruang) pada suatu arah
tertentu. Di mana dapat dirumuskan dalam rumus umum di bawah ini ;
2
1
2
[ ( ) ( )]
( )
. ( )
N
i i h
i
z x z x
h
N h
Di mana :
(h) : nilai variogram untuk arah tertentu dan jarak h
h : 1d, 2d, 3d, 4d, (d=jarak k antar conto)
z(xi) : harga (data) pada titik xi
z(xi+h) : data pada titik yang berjarak h dari xi
N(h) : jumlah pasangan data
4.1 Metoda Seperjarak (Invers Distance Method)
Metode matematik banyak diterapkan pada tahap awal evaluasi mineral deposit. Metode dan
teknik perhitungan dipengaruhi oleh kondisi geologi lokal, metode penambangan dan lain
sebagainya. Metode yang diterapkan, dalam praktek yang sebenarnya selalu sesuai dengan teori
yang diberikan. Salah satu metode perhitungan tersebut adalah metode Invers Distance.
Prinsip penaksiran metode Invers Distance adalah dilakukan teknik pembobotan titik data yang
didasarkan pada:
- letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak data conto
- kecenderungan penyebaran data kualitas
- orientasi setiap conto yang menunjukkan hubungan letak ruang antar conto
Pemecahan masalah dalam metode bijih ini dengan metode yang didasari pada jarak sample satu
dengan sample lainnya dalam satu blok. Umumnya pembobotan jarak dengan metode menurut
sample yang ditampilkan dan cara penerapannya:
Invers distance
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 12 22 Juli 2004
6
Perhitungan Cadangan dan Geostatistik
Dudi Nasrudin Usman, S.T
Invers distance squared
Invers distance cubed
Rumus umum Invers distance:
n
n
d d d
n d d d
g g g
G
1 1 1
1
2
1
1
1
.....
.......
2 1
2 1
+ +
+ +
persamaan pembobotannya :
..... ) (
.....
) (
.....
2
1 1 1
1
1
1 1 1
1
2 1
2
2 1
1
+
+ +
+
+ +
g g
n n
d d d
d
d d d
d
faktor pembobotan :
j
i
d
d
i
j
1
1
1
Invers distance squared
2 2
2
2
1
2 2
2
2
1
1 1 1
1
2
1
1
1
.....
.......
n
n
d d d
n
d d d
g g g
G
+ +
+ +
persamaan pembobotannya :
..... ) (
.....
) (
.....
2
1 1 1
1
1
1 1 1
1
2 2
2
2
1
2
2
2 2
2
2
1
2
1
+
+ +
+
+ +
g g
n n
d d d
d
d d d
d
faktor pembobotan :
j
i
d
d
i
j
1
1
1
2
2
Invers distance cubed
3 3
2
3
1
3 3
2
3
1
1 1 1
1
2
1
1
1
.....
.......
n
n
d d d
n
d d d
g g g
G
+ +
+ +
persamaan pembobotannya :
..... ) (
.....
) (
.....
2
1 1 1
1
1
1 1 1
1
3 3
2
3
1
3
2
3 3
2
3
1
3
1
+
+ +
+
+ +
g g
n n
d d d
d
d d d
d
faktor pembobotan :
j
i
d
d
i
j
1
1
1
3
3
Perinciannya adalah sebagai berikut :
Sudut perubah yang maksimum
Dimensi ruang sesuai dengan pola penyelidikan yaitu :
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 12 22 Juli 2004
7
Perhitungan Cadangan dan Geostatistik
Dudi Nasrudin Usman, S.T
- Square
- Circle
- Rectangle
- Ellips
Jika titik sample nyatanya terdapat pada tengah-tengah blok maka
diperkirakan keadaan ini d=0, menyebabkan nilai d kecil yaitu 1 m.
Hal yang mencirikan titik minimum dalam ruang maka diijinkan untuk
melakukan interpolasi
Jika jumlah titik tersebut tidak cukup memadai maka penyelidikannya
diperluas hingga jumlahnya cukup memadai ruang tersebut. Contoh untuk perluasan
bentuk rectangle dengan perluasan 25% panjang dan lebar
Pada metode invers distance :
- Memperhitungkan adanya hubungan letak ruang (jarak).
- Merupakan kombinasi linier atau harga rata-rata tertimbang (weighting average) dari titik-titik
data yang ada di sekitarnya.
- Pada titik data yang terdekat dengan titik yang ditaksir akan memberikan bobot yang lebih
besar daripada titik data yang lebih jauh.
- Efek penghalusan (pemerataan) dilakukan dengan faktor pangkat.
- Pada pangkat yang sangat besar akan menghasilkan pendekatan metode poligon.
- Pangkat semakin besar maka bobot (pengaruh) dari titik terdekat semakin besar pula.
Kelemahan :
- Tidak ada hubungan antara jarak dan range a pada variogram.
- Pada deposit irregular dengan range kecil akan diperlakukan sama dengan pada deposit
reguler dengan luas a.
- Jika titik referensi adalah lubang bor, kemudian faktor pembobotan tak berhingga, maka
metode ini tidak dapat diterapkan.
- Metode ini didasarkan pada estimasi titik dan tidak bergantung pada ukuran blok.
- Invers Distance hanya memperhatikan jarak dan belum memperhatikan efek pengelompokan
data.
- Sehingga data dengan jarak yang sama namun mempunyai pola sebaran yang berbeda masih
akan memberikan hasil yang sama.
- Metode ini belum memberikan korelasi ruang antara titik data dengan titik data yang lain.
4.2 Kriging
Kriging yaitu suatu teknik perhitungan untuk estimasi atau simulasi dari suatu variabel terregional
(regionalized variable) yang memakai pendekatan bahwa data yang dianalisis dianggap sebagai
suatu realisasi dari suatu variabel acak (random variable), dan keseluruhan variable acak dalam
daerah yang dianalisis tersebut akan membentuk suatu fungsi acak dengan menggunakan model
struktural variogram atau kovariogram (Dr. Ir. Rukmana Nugraha Adhi, 1998).
Kriging adalah penaksiran geostatistik linier tak bias yang paling bagus untuk mengestimasi kadar
blok karena menghasilkan varians estimasi minimum BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).
(Dr. Ir. Totok Darijanto, 2003). Kriging diambil dari nama seorang pakar geostatistik dari Afrika
Selatan yaitu D.G Krige yang telah banyak memikirkan hal tersebut sejak tahun 50an.
Secara sederhana, kriging menghasilkan bobot sesuai dengan geometri dan sifat mineralisasi
yang dinyatakan dalam variogram. Bobot yang diperoleh dari persamaan kriging tidak ada
hubungannya secara langsung dengan kadar conto yang digunakan dalam penaksiran. Bobot ini
hanya tergantung pada konfigurasi conto di sekitar blok serta model variogramnya.
Nilai estimasi (1) dan variabel estimasi kriging (2) yang ditentukan dengan metoda geostatistik
untuk suatu variabel terregional disetiap support V adalah sebagai berikut (Gambar 1) ;
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 12 22 Juli 2004
8
Perhitungan Cadangan dan Geostatistik
Dudi Nasrudin Usman, S.T
a). Blok Teratur
b). Blok Tidak Teratur
Gambar. 15 Perhitungan Metoda Geostatistik dengan support suatu blok
1
2 2
1
2
*
* *
E( ) ( )...............( )
( ) ( )
( , ) ( , ) ...............( )
n
v v
i
k v v v v
Z aiZ xi
Var Z Z E Z Z
ai xi V V V
dan ai ditentukan dari perkalian matrik pada persamaan kriging (3, 4, 5, 6). Persamaan Kriging (3)
1
1
1 3
1 3
( , ) ( , ) , ...............( )
...............( )
n
j
n
i
aj xi xj xi i n
ai
_ _ _
, , ,
4 ...............( )
Di mana ;
S1 : luas penampang 1
S2 : luas penampang 2
L : jarak antar penampang
V : Volume Cadangan
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 12 22 Juli 2004
1
1
Luas Overburden
Pada Penampang 1
Luas Overburden
Pada Penampang 2
Penampang 1
Penampang 2
Jarak Antar Penampang
Luas Overburden
Pada Penampang 1
Luas Overburden
Pada Penampang 2
Penampang 1
Jarak Penampang 1 dan 2
Luas Overburden
Pada Penampang 3
Penampang 2 Penampang 3
Jarak Penampang 2 dan 3
Perhitungan Cadangan dan Geostatistik
Dudi Nasrudin Usman, S.T
Rumus Prismoidal
1 2
4
6
( ) S M S
V
+ +
Di mana ;
S1S2 : luas penampang 1 & 2
M : luas penampang tengah
L : jarak antar penampang S1 dan S2
V : Volume Cadangan
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Standardisasi Nasional, 1998, Standar Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan,
SNI No. 13-4726-1998.
2. Badan Standardisasi Nasional, 1998, Standar Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan
Batubara, SNI No. 13-5014-1998.
3. Evans, A.M., Editor, 1995, Introduction to Mineral Exploration, Blackwell Science, Ltd.
4. Machali Muchsin, A., 1999, Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan. Naskah/ bahan
kuliah disampaikan dalam Kursus Pembinaan dan Pengawasan Eksplorasi, diselenggarakan
oleh Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan (PPTP) Tanggal 26 Agustus sampai
dengan 24 September 1999.
5. McKinstry, H.E., 1962, Mining Geology, Prentice Hall Inc., Modern Asia Edition.
6. Peters, W.C., 1978, Exploration and Mining Geology, John Wiley & Sons, New York.
7. Reedman, J.H., 1979, Techniques in Mineral Exploration, Applied Science Publisher, London.
8. The Resources and Reserves Committee, 1999, Guide for Reporting Exploration Information,
Resources and Reserves, (Submitted to The Board of Directors of The Society of Mining,
Metallurgy and Exploration Inc.), 17 pp.
9. Dr. Ir. Totok Darijanto, Diktat Kuliah Geostatistik, Jurusan Teknik Pertambangan, ITB, 1999.
10. Dr. Ir. Totok Darijanto, Modul Diklat, Penaksiran Sumberdaya Mineral, 2003
11. Dr. Ir. Rukmana Nugraha Adhi, Geostatistik, Kursus Eksplorasi Batubara bagi Sarjana Baru
dan Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan Geologi dan Pertambangan, 1998
12. Anik Hilyah, Makalah Perhitungan Cadangan dengan Invers Distance Method, Bidang
Khusus Eksplorasi Sumber Daya Bumi, ITB, 2004
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 12 22 Juli 2004
1
2