You are on page 1of 5

LAPORAN PERJALANAN DINAS RAPAT KONSULTASI PERENCANAAN TEKNIS RHL DI SURABAYA

I. Dasar Pelaksanaan SPPD No. II. Nama Petugas/Jabatan

: PT.12/RHL-6/2011, tanggal 7 Februari 2011 : PT.12/RHL-6/2011, tanggal 7 Februari 2011 : 1. Ir. Jajat Jatnika Holil, M.M Kasi Sub Direktorat Rehabilitasi Hutan 2. Ismail,S.Si,M.Si Staf Sub Direktorat Pemolaan RHL : Melaksanakan Bimbingan Teknis dan/atau Pemantauan Kegiatan RHL DAK Bidang Kehutanan, pelaksanaan di Surabaya, Wilayah Kerja BPDAS Brantas. : Tanggal 11 s/d 12 Februari 2011

III. Tujuan Perjalanan

IV. Waktu Perjalanan

V. Pejabat yang dihubungi : - Kepala BP DAS Brantas - Kasi dan Staf BP DAS Brantas - Kasi dan Staf Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota. VI. Hasil Perjalanan Hasil Kesimpulan Diskusi 1. Dana Alokasi Khusus (DAK) di Bidang Kehutanan sangat membantu dalam pembangunan kehutanan di Daerah, namun dalam pelaksanaannya perlu pendampingan baik aturan dan teknis agar tidak terjadi penyimpangan. 2. Masih dalam tahap penentuan lokasi RHL yang mengacu pada RTkRHL DAS, kebanyakan T-0 disebabkan kesulitan penganggaran. 3. Setelah penentuan lokasi adalah pembuatan rancangan penanaman, dalam pembuatan RAB melihat tahun sebelumnya kebanyakan dana pendamping dan peunjang tidak dianggarkan karena keterbatasan APBD. 4. Kendala beikutnya adalah musim, ketika sedah siap semuanya maka harus menunggu musim hujan agar keberhasilan tanaman tinggi. 5. Standar harga bibit mengikuti standar daerah dengan memperhatikan kualitas bibit dan keinginan masyarakat. :

6. Keberhasilan tanaman dari sumber dana DAK pada umumnya di jawa itu tinggi karena pembiayaan dengan standar setempat dan jenis tanaman sesuai dengan keiingan masyarakat. 7. Pelaksanaan RHL dari sumberdana DAK mengacu pada RTkRHL DAS yang disusun Tahun 2009 oleh BPDAS yang disahkan oleh Dirjen RLPS atas nama Menteri Kehutanan. 8. Secara teknis penanaman mengacu pada Permenhut No.70 tahun 2008 tentang petunjuk teknis rehabilitasi hutan dan lahan. 9. Pelaksanaan RHL bertujuan mengembalikan fungsi dan daya dukung kawasan dengan target nasional 500.000 Ha Nasional Per Tahun. 10. Pemahaman yang sama tentang sistem dan perencanaan RHL diperlukan agar terjadi sinergi pembangunan di bidang kehutanan . 11. Peningkatan SDM pada pelaksanan RHL oleh Pemerintah Daerah dalam aspek teknis kehutanan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan RHL oleh Pemerintah Daerah kabupaten/Kota. 12. Koordinasi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah perlu ditingkatkan agar tidak terjadi penyimpangan dalam hal teknis maupun peraturan pada pelaksanaan RHL di Daerah. 13. Teknologi GIS sangat baik diterapkan untuk mendukung kelancaran perencanaan kehutanan di Daerah dengan tetap berupaya meningkatkan kualitas maupun kuantitas operator GIS di Daerah. 14. Hasil pelaksanaan RHL harus terukur dan dapat dimonitor dengan baik, sehingga perlu persiapan perancanaan yang matang dalam setiap tahap pelaksanan RHL di DAERAH. 15. Penentuan sasaran RHL yang clean dan clear menjadi menjadi

pertimbangan utama sebelum pelaksanaan RHL. 16. Penyusunan RP RHL dan RTnRHL perlu segera disusun untuk pelaksanaan RHL di Daerah. 17. Sebelum RP RHL disusun maka RHL dapat dilaksanakan dengan langsung mengacu pada RTkRHL DAS.

VII. PERMASALAHAN Permasalahan yang ditemui di lapangan adalah sebagai berikut : 1. Dana pendamping dan penunjang masih banyak yang belum dianggarkan karena keterbatasan APBD. 2. Perlu Bimbingan dari Pusat untuk menyusun RP RHL dan RTnRHL bagi Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota. 3. Kendala belum adanya fasilitas perangkat GIS bagi pelaksana RHL di Daerah. 4. Kendala kurangnya kualitas SDM Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota dalam hal teknis Perpetaan.

VIII. SARAN TINDAK LANJUT

1. Pemahaman tentang peraturan, pedoman, juknis tentang penggunaan DAK harus lebih di tingkatkan di tingkat daerah. 2. Penentuan sasaran RHL sebagai perencanaan RHL yang berbasis spasial perlu dikembangkan di Pemerintah Daerah secara merata, sertaupaya penyamaan format, sehingga monitoring dan evaluasi dapat dengan mudah dilakukan apabila semua kegiatan RHL sudah berbasis spasial. 3. Perlu percepatan penyusunan pedoman dan juknis RPRHL dan RTNRHL supaya dapat segera dapat dijadikan dasar dan acuan penyusunan RPRHL dan RTnRHL di Daerah. 4. Perlunya peningkatan kemampuan SDM di daerah dalam

membuat/penyusunan rancangan RHL secara benar dan lebih baik, melalui pelatihan di bidang RHL. 5. Perlunya pelatihan GIS dan Penginderaan Jauh untuk penyusunan data spasial lahan kritis untuk penyempurnaan RTkRHL DAS. 6. Perlunya Clean and Clear terhadap areal sasaran sebelum pelaksanaan RHL.

Jakarta, 14 Februari 2011 Petugas yang Melaksanakan Perjalanan Dinas,

1. Ir. Jajat Jatnika Holil, M.M 2. Ismail,S.Si, M.Si

.................................... ....................................

LAPORAN PERJALANAN DINAS

BIMBINGAN TEKNIS DAN/ATAU PEMANTAUAN KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN 11 s/d 12 FEBRUARI 2011 DI SURABAYA

TAHUN 2011

You might also like