You are on page 1of 7

III METODE KERJA 3.1.

Tempa dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas

Muhammaddiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 266 dan di rumah kaca milik Mitra Anggrek Indonesia. Jl. Hasanuddin/1/24. Junrejo pada bulan september 2011 hingga Oktober 2011. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Timbangan analitik, cawan pengabuan, kertas saring, erlenmeyer, pipet tetes, pemanas listrik, beker glass, rol meter, cutter. jangka sorong, alat tulis (bolpint, kertas tulis), camera digital dan blender. 3.2.2. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: Sampel tanaman Dieffenbachia, D amoena (tropic snow), D maculata (picta), D amoena (tropic snow), D longivaginata, D oersteddi (variegata), D seguine (jack) schott, D neptun, D aglaonematifolia engl (Schott), D maculata (camille), D maculata (camilla), D bowmannii (carriere), D maculata (picta), D maculata (sparkles), D maculata (tropic breeze), D maculata (exotika), D maculata (bing beng), larutan CaC12 0.5%, indikator (metil merah) MM, larutan NH4OH, larutan HCl pekat, larutan HCl encer 1 N, aquades.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penentuan oksalat (gravimetric method) dimana data hasil analisis kandungan oksalat yang diperoleh merupakan data kuantitatif dan studi morfologi tanaman hias Dieffenbachia berdasarkan hasil survei lapang serta data yang diperoleh bersifat objektif. 3.4. Pelaksanan Penelitian 3.4.1. Persiapan Bahan Bahan yang digunakan adalah tanaman Dieffenbachia koleksi Mitra Anggrek Indonesia, pengamatan studi morfologi tanaman Dieffenbachia dilakukan pada tanaman yang sudah ada di dalam pot dan tidak diketahui umur dari masingmasing tanaman tersebut. 3.4.2. Studi Morfologi Dieffenbachia Studi morfologi tanaman Dieffenbachia dilaksanakan dengan cara mengukur bagian tanaman yaitu: tinggi tanaman, diameter batang, panjang ruas batang, panjang dan lebar daun, persentase corak daun dan warna daun, bentuk ujung daun dan bentuk pangkal daunnya. 3.4.3. Analisis Asam Oksalat Analisis kandungan asam oksalat dilaksanakan setelah pengamatan studi morfologi, untuk pengambilan sampel bagian batang yaitu dengan memotong tiga bagian ruas batang yang telah di ukur panjang ruas dan diameter batangnya. Sampel daun yang digunakan pada semua bagian daun tanpa tangkainya, sampel daun yang digunakan adalah daun dewasa.

3.5. Parameter Pengamatan

3.5.1. Studi Morfologi Tanaman Dieffenbachia Studi morfolgi tanaman Dieffenbchia dilakukan dengan menggunakan alat jangka sorong, penggaris, bolpoint, kertas label, kamera, kertas tulis. Pengamatan yang dilakukan yaitu meliputi: Tinggi Tanaman Mengukur tinggi tanaman secara keseluruhan dimulai dari permukaan tanah sampai titik tumbuh daun. Panjang Ruas Batang Tanaman yang diukur panjang ruas batangnya harus memiliki tinggi diatas 10 cm, karena panjang ruas batang diukur 10 cm dari permukaan tanah. Diameter Batang Pengamatan diameter batang yaitu dilakukan pada tengah-tengah dari tiga ruas batang yang telah diukur panjang ruas batangnya. Panjang Daun Panjang daun diukur dari ujung daun sampai pangkal daun mengikuti arah tulang daun. Lebar Daun Lebar daun dilakukan dengan cara mengukur bagian tengah daun terlebar. Daun yang dijadikan sampel daun yang sehat atau utuh. Bentuk Ujung Daun dan Bentuk Pangkal Daun Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan bentuk unjung dan pangkal daun yaitu camera dan alat-alat tulis. Pengamatan ini dikukan dengan survei langsung pada setiap tanaman Dieffenbachia yang telah diketahui jenisnya dan

18

kemudian mendokumentasikan bagian ujung dan pangkal daunnya. Adapun bentuk-bentuk ujung dan pangkal daun:

Gambar 3. Bentuk ujun-ujung daun (Gembong, 2005). runcing e. rompang b. meruncing f. terbelah c. tumpul d. Membulat g. berduri

f pangkal daun

Gambar 4. Bentuk (Gembong, 2005). runcing e. rata b. meruncing f. berlekuk c. Tumpul d. membulat

Persentase Corak Daun dan Warna Daun Pengamatan warna daun dilakukan dengan cara mengamati warna daun dengan menggunakan alat-alat seperti bolpoin, kertas tulis dan camera digital. Daun tanaman Dieffenbachia memiliki corak daun yang beragam, maka dilakukan pengamatan pada masing-masing tanaman, dalam hal pengamatan persentase corak daun ini dibagi dalam empat kelompok yaitu 0-25%, 25-50%,

50-75% dan 75-100%. 3.5.2. Analisis Kandungan Oksalat Analisis dilakukan dengan menggunakan blender, timbangan analitik, gelas kimia, cawan pengabuan, erlenmeyer, kertas saring, pipet tetes, beaker gelas, furnace di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang. Penentuan kadar asam oksalat diperoleh dengan cara menggunakan (gravimetric method) yaitu: Menghaluskan sampel dengan baik Menimbang sampel sesuai bahan yang akan dianalisis, pada penelitian ini menggunakan 5 g bahan Bahan yang sudah halus kemudian meletakkan pada cawan pengabuan dan lakukan pengabuan pada sampel hingga terbentuk abu putih dengan menggunakan alat furnace dengan suhu 600oC selama 5 jam, kemudian diambil setelah 12 jam Menyimpan abu yang dihasilkan; Membuat buat larutan CaCl2 0.5% sebanyak 10 ml Sementara itu larutkan abu sampel dengan sedikit HCl pekat hingga terlarut kemudian diencerkan dengan aquades hingga volume 25 ml. Memanaskan larutan abu-HCl sambil dilakukan pengadukan, lalu

menambahkan larutan CaCl2 0.5% dan beri penambahan beberapa tetes indikator MM sehingga terbentuk warna merah. Warna merah

mengindikasikan bahwa larutan tersebut sudah bersifat asam dan lanjutkan pemanasan

20

Menambah larutan NH4OH dalam bentuk tetesan sehingga terbentuk warna kuning lalu. Penambahan larutan NH4OH dilakukan agar terbentuk endapan Ca-osalat, angkat dari pemanas dan biarkan dingin sampai terbentuk endapan Ca-oksalat dengan sempurna. Menyaring endapan dengan kertas saring, mengeringkan kertas saring dengan oven pada suhu 60 C selama 10 menit beserta endapan sampai tercapai bobot konstan. Untuk merubah endapan Ca-oksalat menjadi asam oksalat yaitu dengan cara mengambil endapan dari kertas saring dan masukkan ke dalam gelas kimia dengan menambah HCl encer 1 N sebanyak 10 ml lalu aduk dan lakukan sedikit pemanasan sampai suhu mencapai 50 C, kemudian mengambil larutan dari pemanas dan biarkan sampai dingin (suhu kamar) sehingga terbentuk endapan asam oksalat Menyaring endapan dengan kertas saring yang telah diketahui massanya dan lakukan pencucian sampai filtrat berpH netral Mengeringkan kertas saring dengan oven pada suhu 60 C selama 10 menit beserta endapan sampai tercapai bobot konstan, jika belum mencapai bobot konstan, maka dilakikan pengovenan kembali sampai terjadi bobot konstan Selisih antara bobot kertas saring akhir dengan kertas saring awal merupakan massa endapan asam oksalat Perhitungan

Keterangan: ul = ulangan m sampel = berat sampel awal m krts = berat awal kertas saring m akhir = berat akhir kertas sampel

22

You might also like