Professional Documents
Culture Documents
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengukur pH larutan 2. Menghitung konsentrasi larutan NaOH 3. Menentukan kadar karbonat dalam cuplikan 4. Menentukan kapasitas larutan dapar
II.
LANDASAN TEORI
A. PH-Metri pH didefinisikan sebagai logaritma dari kereaktifan ion hydrogen atau untuk larutan yang encer merupakan konsentrasi dari ion hydrogen. pH menyediakan informasi kuantitatif yang dibutuhkan oleh mengungkapkan tingkat aktivitas asam atau basa dalam hal aktivitas ion hidrogen. Mengukur pH suatu larutan dapat menggunakan pH meter. pH meter merupakan rangkaian alat elektronik yang dilengkapi dengan elektroda dari bahan kaca (glass) yang dapat dicelupkan ke dalam larutan asam dan basa sehingga memberikan petunjuk angka digital sesuai dengan pH larutan asam dan basa yang diukur. Sebuah sistem pengukuran pH terdiri dari tiga bagian: elektroda pengukuran pH, elektroda acuan, dan impedansi masukan yang tinggi meter. Elektroda pH dapat dianggap sebagai baterai, dengan tegangan yang bervariasi dengan pH larutan yang diukur.Mengukur pH elektroda adalah ion hidrogen sensitif bola kaca, dengan millivolt output yang bervariasi dengan perubahan relatif konsentrasi ion hidrogen di dalam dan di luar bola lampu. Elektroda referensi keluaran tidak berbeda dengan aktivitas ion hidrogen. Elektroda pH mempunyai resistansi internal yang sangat tinggi, membuat perubahan tegangan dengan pH sulit untuk diukur. Impedansi input dari pH meter dan kebocoran resistensi karena itu faktor penting. PH meter yang pada dasarnya adalah penguat impedansi tinggi yang secara akurat mengukur tegangan elektroda menit dan menampilkan hasilnya secara langsung dalam unit pH baik analog atau digital layar. Dalam beberapa kasus, tegangan juga dapat dibaca untuk aplikasi
khusus atau untuk digunakan dengan ion-selektif atau Oksidasi-Reduksi Potensial (ORP) elektroda. Elektroda kaca sebagai elektroda penunjuk memiliki notasi sel. Ag AgCl, Cl- , H+ membran kaca
Cara kerja pH meter berdasarkan kepada perbandingan konsentrsi ion hidrogen (H+) larutan yang diukur dengan larutan yang memliki pH yang sudah baku. Oleh karena itu, bentuk elektroda kaca spesifik yaitu berupa wadah kecil yang didalamnya berisi larutan dapar asetat atau HCl 0,1 N. dengan demikian, lapisan dalam kaca memiliki konsentrasi H+ yang tetap dan diketahui, sedangkan lapisan luar kaca konsentrasi H+ bergantung pada larutan yang akan diukur. Dari persamaan Nernst dapat diturunkan sebagai berikut: E1 DE Bila: k maka: DE Dengan: [H+] [H+] k = = = konsentrasi ion hidrogen dalam larutan (lapisan luar) konsentrasi ion hidrogen dalam gelas (lapisan dalam ) tetapan = k + 0,059 log [H+]g . 1.4 = ( E10 - E20 ) - 0.059 log [H+] g . 1.3 = = E10 + 0,059 log [H+]l ; E2 = E20 + 0,059 log [H+]g . 1.1 E1 - E2 = ( E10 - E20 ) + 0,059 [H+]l / [H+]g . 1.2
Harga k bergantung pada lamanya elektroda gelas tercelup di dalam air / larutan KCl yaitu hingga terjadi kesetimbangan air dengan gelas. Jadi, pH meter akan memberikan hasil pengukuran pH suatu larutan yang akurat bila pH pembandingnya akurat pula. B. Larutan Dapar Larutan dapar (buffer) adalah larutan yang memiliki nilai pH konstan dan kemampuan untuk menolak perubahan di tingkat pH. Mereka digunakan untuk mengkalibrasi sistem pengukuran pH (elektroda dan meter). Terdapat perbedaan kecil antara output dari satu elektroda dan lainnya, serta perubahan-perubahan dalam output elektroda dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, sistem harus secara berkala dikalibrasi. Larutan dapar yang tersedia dengan berbagai nilai-nilai pH, dan mereka datang baik dalam bentuk cair premixed atau
sebagai bubuk kering nyaman kapsul. Kebanyakan membutuhkan kalibrasi pH meter di beberapa nilai pH tertentu. Satu kalibrasi biasanya dilakukan di dekat titik isopotential (sinyal yang dihasilkan oleh elektroda pada pH 7 adalah 0 mV pada 25 C), dan yang kedua adalah baik biasanya dilakukan pada pH 4 atau pH 10. Cara terbaik adalah untuk memilih penyangga sedekat mungkin dengan nilai pH aktual dari sampel yang akan diukur. Bidang farmasi dan biologi sering digunakan larutan dapar dengan pH dapar yang tepat dan stabil yang tidak dipengaruhi oleh zat yang ditambahkan kemudian. Biasanya larutan dapar mengandung asam lemah beserta garam natrium atau kalium dari asam lemah tersebut. Asam dan garam paling stabil jika perbandingannya 1:1 molar. Diluar perbandingan itu larutan lebih mudah dipengaruhi zat tambahan. Larutan dapar sering dibuat dengan cara titrasi, dengan lebih dulu membuat larutan garamnya, kemudian ditambahkan asam atau basa secara perlahan-lahan sampai pH yang diinginkan.
III.
Alat yang digunakan antara lain sebagai berikut: 1. pH-meter 2. Elektroda gelas kombinasi 3. Labu takar 4. Gelas kimia 5. Pipet ukur 6. Neraca analitik 7. Pipet seukuran 8. Buret 9. Magnet Stirrer 10. Filler
Bahan yang digunakan antara lain sebagai berikut: 1. Boraks (Na2B4O7.10H2O) 2. NaOH 0.1 N 3. HCl 0,1 N
A. Kalibrasi Elektroda dan pH-meter Pasang elektroda gelas kombinasi pada socket bagian samping dari pH-meter.
Panaskan alat pH dengan menekan tombol on dan tekan tombol pH lalu standby
Baca tampilan alat, jika belum menunjukkan angka 7, putar tombol U-comp sampai menunjukkan angka 7 lalu tekan tombol standby
Tekan tombol meas dan baca pHnya. Atur tombol slope dU/dpH sampai tercapai angka 4 atau 9. Tekan tombol standby
Angkat elektroda, bilas dengan aquadest dan keringkan (elektroda dan pH-meter telah terkalibrasi dan siap digunakan)
B.
Titrasi larutan tersebut dengan larutan HCl, catat pH untuk setiap penambahan 0,5 mL larutan HCl
C.
Penentuan pH Air
V.
DATA PENGAMATAN
a.
Titik ekivalen rata-rata yang didapat dari kurva sigmoid dan kurva turunan pertama adalah 4,95mL
= 6,05 = 6,83
c.
Penentuan perbandingan perubahan pH antara larutan boraks dan air suling pH larutan boraks 50 ml = 9,22 pH larutan boraks 50 ml + HCl = 9,01 (penambahab HCl sampai pH 9) pH larutan boraks 50 ml + HCl + NaOH 1 ml = 9,02 pH aquades 50 ml = 6,95 pH aquades + NaOH 1 ml = 8,45
VI.
B. Perhitungan
V titik ekivalen HCl = ml N HCl x V HCl 0,1 x 4,95 mL N NaOH = N NaOH = N NaOH = 0,099 N x V NaOH x 5 ml
VII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pH metri dengan menggunakan alat pH-meter yang digunakan bersama elektroda kaca sebagai elektroda penunjuk untuk mengetahui besarnya konsentrasi H+ pada suatu larutan. Hal pertama yang harus dilakukan dalam percobaan ini adalah mengkalibrasi elektroda beserta pH meter yang akan digunakan karena elektroda yang digunakan adalah elktroda kaca jadi memerlukan kalibrasi terlebih dahulu beda dengan penggunaan elektroda platina pada titrasi potensiometri tidak membutuhkan kalibrasi karena dalam elektroda platina telah terdapat elektroda pembanding dan penunjuknya. Selain itu kalibrasi ini bertujuan agar pH yang terbaca oleh alat lebih akurat, dengan menggunakan larutan dapar 4 atau 9. setelah itu dilakukan titrasi untuk menentukan
konsentrasi NaOH dengan menggunakan HCl sebagai titrannya, pada proses titrasi ini didapapatkan titik ekivalen HCl dari merata-ratakan titik ekivalen kurva sigmoid dengan kurva turunan pertama yaitu ml dari hasil itu diperoleh konsentrasi NaOH dengan
perhitungan : TE kurva simoid = 4,9 + TE kurva turuna 1 5,0, jadi rata-rata TE adalah = 4,95 VNaOH X NNaOH = VHCl X NHCl 5ml X NNaOH = 4,95 X 0,1 N NNaOH = 0,099 N Selain itu juga dilakukan penentuan pH beberapa larutan yaitu. pH air ledeng pH air suling pH HCl 0,05 M pH NaOH 0,05 pH Asam asetat = 6,05 = 6,83 = 2,20 = 11,66 = 3,38
9,02 9,01 pH = V . penitran 1
percobaan terakhir yang dilakukan adalah penentuan kapasitas larutan dapar yang didapat adalah 0,01/ml dengan perhitungan, Kapasitas (C) =
Yunita Eka Saputri Nala (111424030) PH metri adalah suatu metoda yang menggunakan alat pH meter yang pada dasarnya merupakan voltmeter yang dapat digunakan bersama elektroda kaca yang berfungsi sebagai petunjuk untuk mengetahui besarnya konsentrasi H+ pada suatu larutan. Pada praktikum kali ini, pertama-tama yang dilakukan adalah kalibrasi dengan menggunakan larutan buffer yang memiliki pH 4 dan pH 7. Kalibrasi bertujuan untuk mendapatkan hasil yang akurat saat pengukuran pH larutan. Percobaan selanjutnya yang dilakukan adalah mengukur pH NaOH setelah ditambah 10mL larutan HCl. pH awal larutan NaOH sebelum penambahan HCl adalah 11,6, setelah ditambahkan setiap 0,5mL hingga mencapai jumlah 10mL larutan HCl, pH larutan NaOH menjadi 2,22, ini menunjukkan bahwa larutan NaOH telah berubah menjadi larutan yang asam dari yang sebelumnya merupakan larutan basa. Terjadi selisih pH yang cukup tinggi pada data ke 10 dan data ke 11 yaitu pH dari 9,95 turun drastis menjadi 4,39. Di selisih perubahan pH yang cukup tinggi inilah terdapat titik ekivalen dari percobaan titrasi ini, dan dari data percobaan diperoleh titik ekivalennya adalah 4,95mL. Percobaan selanjutnya adalah mengukur pH air ledeng dan pH air suling, didapatkan data:
pH air ledeng= 6,05 pH air suling= 6,83 Dari data ini dapat disimpulkan bahwa air ledeng lebih asam dari air suling, hal ini disebabkan karena air ledeng mungkin sudah terkontaminasi dengan zat-zat dari tempatnya diolah, ditampung atau dialirkan.
Percobaan terakhir yang dilakukan adalah pengukuran pH air suling setelah ditambah 1 mL larutan NaOH dan mengukur pH larutan garam boraks setelah ditambah 1 mL NaOH didapatkan data pH awal air suling adalah 6,95. Dan setelah ditambah 1 mL NaOH pH air suling meningkat menjadi 8,45, sedangkan pH awal garam boraks adalah 9,01 dan setelah ditambahkan 1 mL larutan NaOH pHnya hanya berubah sedikit menjadi 9,02. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pencampuran larutan garam boraks dengan larutan NaOH akan membentuk larutan penyangga. Larutan penyangga adalah larutan yang pHnya hanya akan berubah sedikit jika larutan asam atau basa lemah dicampur dengan sedikit asam atau basa kuat.