You are on page 1of 7

BAB II TINAJUAN PUSTAKA A.Kerangka Teoritis 1.

Pengertian Belajar Definisi banyak dikemukakan oleh ahli psikologi pendidikan yang masing-masing ahli memberikan definisikan belajar itu berebda-beda sesuai dengan sudut pandang mereka dalam proses dan hasil belajar tersebut.Menurut pendapat tradisional belajar hanyalah dianggap sebagai pengumpulan sejumlah ilmu saja,seperti yang dikatakan oleh Nasution ( dalam Roesstyiah 1986,141) dalam bukunya azas-azas kurikulumsebagai berikut : menurut pendapat tradisonal belajar itu hanya menambah dan mengumplkan sejumlah ilmu pengetahuan.belajar tidaklah sedemikian saja,yang hanya dijuruskan sepada sejumlah ilmu belaka.belajar itu sendiri adalah suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu. Hal ini seperti dikemukakan oleh Lester D.Crow & Alice Crow ( dalam Roesstyiah 1986,141) sebagai berikut:Belajar itu ialah perubahan individu dalam kebiasaan,pengetahuan dan sikap.Dalam defenisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar jika ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu,dalam mengusao ilmu pengetahuan .Belajar disini merupakan suatu proses diamana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman edukatif,untuk mencapai tujuan. Belajar menurut pandangan Skinner (dalam Dimyati & mudjiono 2002:9) adalah suatu perilaku.Menurut panadangan Gagne ( dalam Dimyati & Mudjiono 2002:9) adalah merupakan kegiatan kompleks.Menurut beberapa pendapat para ahli diatas belajar adalah merupakan suatu perilaku atau kegiatan kompleks untuk menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengadakan perubahan,maka dapat disimpulkan bila seseorang itu belajar,maka dalam diri orang itu sedang terjadi kegiatan yang mengakibtakan perubahan. B. Prestasi belajar Mustaqim (1991:62) mengatakan : Persamaan besar dari semua teori belajar adalah proses perubahan.Perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan lahir tapi juga perubahan bathin.Tidak hanya perubahan tingkah laku yang nampak tapi juga yang tidak nampak.perubahan-perubahan itu bukan yang negatif saja tapi juga yang positif,yaitu perubahan yang menuju kemajuan dan perbaikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rochman,N.(1985:6) : Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang.Perubahan itu dapat terjadi dalam bidang ketrampilan,kebiasaan,sikap,pengertian,pengetahuan dan apresiasi.Begitu juga pendapat slameto (1991:2) : Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan mengenai prestasi belajar,Nasrun ( Dalam Djamarah,1994:21) menyatakan : Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan kemajuan

murid yang berkenaan deng penguasaaan bahan pelajaran yang telah disajikan pada mereka.banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.dan kesemuanya harus mendapat perhatian khusus oleh guru unutk menolong kemajuan belajar siswa.Mulyono ( 1999:13) menyatakan : bahwa prestasi belajar sebagai hasil yang ingin dicapai dari proses aktivitas belajar sangat dipengaruhi berbagai faktor.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah: 1.Faktor Internal Adalah faktor yang menyangkut seluruh diri pribadi individu dalam menentukan berhasil tidaknya dalam belajar.Faktor yang tergolong kedalam faktor internal adalah : 1. Faktor Fisiologis (Jasmaniah) a. Kesehatan badan b. Cacat tubuh 2. Faktor Psikologis ( Mental) a. Intelegensi b. Minat c. Bakat d. Motivasi a) Kesehatan Badan Kesehatan merupakan faktor yang sangat vital dalam belajar,karena itu untuk dapat belajar dengan abik maka kesehatan jasmani dan rohani perlu dipelihara sebaik mungkin.Tubuh yang kurang sehat dan jiwa yang tergangu dapat mengakibatkan seseorang siswa menjadi lamban belajar,mudah lesu,kurang semangat dan kahirnya akan membawa dampak yang fatal dalam hasil belajarnya. Ditinjau dari segi kehadiran maka seorang siswa yang sering sakit akan mengakibtakan persentase kehadirannya mengikuti pelajaran semakin menurun yang pada akhirnya akan membawa kegagalan dalam studinya. b) Intelegensi Fakor intelegensia merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar apabila tingkat intelegensia seseorang siawa sangat rendah dapat mengakibtakan prestasinya sangat rendah pula.Karena intelegensia merupakan kesanggupan jiwa untuk menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru.Berdasarkan hal ini maka dapat memperoleh suatu gambaran bahwa intelegensia dalam arti luas adalah merupakan kesanggupan atau kemapuan untuk dapat menyesuaikan diri kepada situasi yang dialamainya.Semakin ceppat ia dapat menyesuaikan diri maka memberikan gambaran bhawa iswa tersebut memiliki intelengsia yang tidak rendah. Bila dihubungkan dengan proses belajar mengajar maka penyesuaian hal ini adalah penyesuaian terhadap metode belajar,staf pengajar,pertauran sekolah,teman-teman,bahan pelajaran,dan fasilitas yang tinggi kemungkinan besar akan lebih cepat menerima dan memahami materi pelajaran,bila dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas,meskipun diberikan waktu dan fasilitas yang sama.

Berhasil tidaknya siswa dalam menerima materi pelajaran akan mempengaruhi prestasi belajarnya,Sehingga keberhasilan dalam prestasi belajar siswa turut juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya intelegensia yang dimilikinya. c) Perhatian Tingginya tingkat pemusatan perhatian siswa dalam mengikuti suatu mata pelajarab akan mempengaruhi presttsi belajarnya.Tinggi rendahnya pemahaman terhadap mata pelajaran yang akan disajikan tanpa diikuti denga perhatian penuh mustahil bahan pelajaran yang disajikan oleh seorang guru dapat diserap oleh siswa secara menyeluruh dan maksimal. Untuk dapat belajar dengan baik seorang siswa harus memeiliki perhatian penuh terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajarinya.Apabila materi pelajaran yang disajikan pada siswa tidak menarik baginya maka timbullah rasa bosan,malas,sehingga prestasinyapun akan merosot.Untuk ini maka pendidik harus berusaha sedapat mungkin supaya materi yang disajikan dapat menarik perhatian siswa.Sehingga suasana belajar mengajar di sekolah dapat terlaksana dengan baik. d) Bakat Setiap insan manusia dilahirkan ke dunia ini dikarunia oleh Tuhan dengan bakat yang melekat pada dirinya masing-masing.Bakat secara umum adalah suatu sifat yang benarbenar akan kelihatan secara nyata jika seseorang itu mendapat kesempatan atau kemungkinaan untuk berkembang.Dari pengertian ini kita dapat mengetahui bahwa bakat itu sifatnya laten dan dapat dikembangkan menjadi nyata serta sempurna jika lingkungan sanggup memberi kesempatan yang sesuai dengan bawaan dasar.Dngan tidak adanya faktor penunjang dan usaha untuk mengembangkannya maka bakat tersebut lama-lama akan punah. Bakat yang dimiliki dengan orang lain tidaklah sama sebab ada yang mempunyai bakat olah raga,melukis,menyanyi dan sebagainya. e) Emosi Dalam kegiatan belajar mengajar mutlak dipelukan pengendalian kestabilan emosional.Sebab keterkendalian tempremen emosi akan dapat menimbulkan dampak negatif dalam mencari pemecahan masalah yang dihadapi sehingga dapat tidak sadarkan diri.Dalam keadean emosi yang tidak stabil ini,sudah barang tentu menghambat proses belajar. Demikian juga halnya mengikuti pelajaran,apabila seseorang siswa pada saat mengikuti pelajaran tidak mempunyai emosi yang stabil maka siswa tersebut tidak akan mengikuti pelajaran dengan baik. f) Motivasi Pada saat jenjang pendidikan sering kita menemukan subjek didik yang mempunyai prestasi yang baik.Dan sebagai penghargaan atas prestasinya sering diberikan hadiah pada seiap akhir semester.Adapun tujuan dari pemberian hadiah tersebut adalah merupakan suatu usaha untuk mendorong subjek didik agar lebih giat belajar dan meriah prestasi yang lebih baik.

Usaha yang dilaksanakan ini adalah merupakan salah satu cara untuk memotivasi anak didik agar saling memacu prestasi belajar.Daya pendorng ini penting diadakan untuk mencapai keberhasilan karena dengan cara ini siswa dapat lebih giat belajar. Semakin kuatnya daya pendorong kepada siswa baik yang bersifat instrinsik maupun ekstrinsik untuk belajar,maka akan mendorong mereka semakin mampu untuk menghadapi keulitan yang dialaminya,baik kesulitan belajar maupun problema lainnya.keadaan demikian pada akhirnya tentu tidak sampai mempengaruhi presatsi belajarnya bila menemui masalah lain. II.Faktor Eksternal Adalah faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan.yang tergolong dengan faktor eksternal adalah : 1. faktor keluarga a. Cara mendidik anak b. Hubungan orang tua dengan anak c. Hubungan antar dan inter anak ( kakak dan adik) d. Suasana rumah e. Keadean ekonomi keluarga f. Keadean pendidikan keluarga. faktor Sekolah a. Metode mengajar b. Keadean guru c. Relasi guru dengan siswa d. Kurikulum e. Disiplin Sekolah f. Alat pelajaran g. Kondisi gedung h. Tugas rumah faktor Masyarakat. a. Aktivitas dalam masyarakat b. Teman bergaul c. Mass media Kalau kedua faktor dapat di antisipasi maka proses belajar siswa akan dapat berjalan baik sehingga mendapatkan prstasi yang baik pula.Presatsi belajar siswa baru diukur setelah mengalami proses belajar dalam kurun waktu tertentu.Proses pengukuran prestasi belajar ini disebut evaluasi Sudirman,N ( Dalam Djamarah,2002:2007) Menyatakan : Penilian atau evaluasi berarti suatu tindakan untuk menetukkan nilai sesuautu.hal ini diperjelas oleh Harjanto ( 1997:42)menyatakan : Evaluasi pengajaran adalah penilaian atau penafsiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah yang telah ditetapkan dan dinyatakan secara kuantitatif. Evaluasi merupakan suatu bagian penting yang harus direncanakan dan dilakukan guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Nurkancana ( dalam Djamarah,2002:212) mengemukakan bahwa evaluasi dalam bidang pendidikan memiliki beberapa fungsi :

2.

3.

a. Untuk mengetahui taraf kesiapan anak didik untuk mendapatkan suatu pendidikan tertentu. b. Untu mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai proses pendidikan yang telah dilaksanakan. c. Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang telah diajarkan dapat dilanjutkan dengan bahan yang baru atau diulang kembali. d. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan atau jenis hambatan yang cocok untuk anak tersebut. e. Untuk mendapatkan bahan-bahan yang menentukkan apakah seorang anak dapat dinaikkan ke kelas lebih tinggi atau harus mengulang di kelas semula. f. Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai anak didik sudah sesuai dengan kepastian atau belum. g. Untuk menafsirkan apakah anak telah cukup matang untuk di lepas dalam masyrakat atau melanjutkan ke lembaga yang lebih tinggi. h. Untuk mengetahui taraf efisiensi metoe yang dipergunakan dalam lapangan pendidikan. Dengan demikian jelaslah bahwa evaluasi belajar siswa yang baik sangat mempengaruhi terjadinya perbaikan-perbaikan yang berarti bagi dunia pendidikan,khususnya dalam pelajaran biologi. C.Pengertian dan Tujuan Evaluasi 1.Pengertian Evaluasi Pengertian evaluasi menurut Sudjana (1990:3) adalah proses memberikan atau menetukkan nilai kepada objek berdasarkan suatu kriteria tertentu.Sedangkan menurut Stufflebean & Shinkfield 1985 ( dalam Surapranata,2004:18) mengatakan bahwa evaluasi adalah penleitian yang dialkukan secara sistematik tentang manfaat suatu objek yang hasilnya memiliki bvanyak dimensi seperti sikap,minat dan ketrampilan.kemudian menurut mehrens &lehmann 1978 ( dalam purwanto 1984:3) evaluasi adalah suatu proses merencanakan,memperoleh dan meyediakan informasi yang sangat diperlukan alternatifalternatif keputusan. Dalam hubungannya dalam kegiatan pengajaran,Gronlund,1976 ( dalam Purwanto 1981:3) mengatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menetukkan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.Dengan kata-kata yang berbeda namun mengandung pengertian yang hampir sama.Wringhtstone 1956 ( dalam Purwanto 1983:3) mengemukakan bahwa evaluasi penafsiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dari pendapat diatas,evaluasi merupakan suatu penilaian yang dilakukan secara sistematik untuk menetukkan atau membuat keputusan sampai sejauh mana pertumbuhan dan kemajuan siswa yan hasilnya memiliki banyak dimensi seperti sikap,minat dan ketrampilan. 2.Tujuan Evaluasi

Menurut Purwanto (1984:5) tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau dapat juga juga berupa symbol. Kemudian menurut Djamarah (2000:208)mengatakan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru apa sudah dikuasi atau belum oleh anak didik,dan apakah pengajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan diharapkan.Sudirman (dalam Djamarah 2000:209)mengatakan tujuan evaluasi adalah merupakan pengambilan keputusan tentang hasil belajar dan memperbaiki serta mengembangkan program pengajaran. Dari beberapa pendapat para ahli diatas,tujuan dari evaluasi adlah memperbaiki cara belajar,megadakan perbaikan dan pengayaan bagi anak didik serta menempatkan anak didik pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingakt kemampuan yang dimilikinya. 3.Pengertian Kuis Menurut Sujono ( 1988 : 135) bahwa ruang lingkup suatu test sangat terbatas hanya meliputi suatu atau dua topik dan hanya berlangsung singkat,mungkin lima atau sepukuh menit.Test semacam ini biasanya disebut dngan kuis yang seringkali hanya terdiri atas satu pertanyaan atau mungkin beberapa buah pertanyaan sederhana. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kuis merupakan bagian dari test yang dapat dilangsungkan dalam waktu yang singkat.Kuis mempunyai tujuan yang sama namun berbeda dalam ruang lingkup dan pelaksanaannya. Kuis dalam penelitian ini berfungsi untuk : 1. Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditemukan.hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil ( test awal ) dengan post test ( test akhir). 2. Mengetahui kompetensi dan tujuan yang dapat dikuasi oleh peserta didik serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasinnya maka diadakan pembelajaran kendali ( remidial) 3. Mengetahui tingkat kesulitan belajar. 4. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan dalam proses pemeblajaran. 4.Kelemahan dan Keunggulan kuis Menurut Purwantu (1984:37): a. Keunggulan. 1. Dapat sekaligus menulis kelompok dalam waktu singkat. 2. bagi si penjawab ada kebebasan memilih dan b. Kelemahannya. 1. Tidak dapat benar-benar menilai individu dan kepribadian seseorang. 2. Mudah menimbulkan spekulasi bagi orang yang akan di test. Sedangkan menurut Supranata (2003 : 178) keunggulanya adalah : 1. Penilain mudah,cepat dan dapat mencakup ruang lingkup bahan materi yang luas. 2. Reliabilitasnya relatif tinggi. 5.Kuis Sebagai Motivasi Belajar.

Kuis dimaksudkan untuk memberikan motivasi peserta didik agar mereka memperhatikan pelajaran yang akan diajarkan.Hal ini berarti sebagai alat penilaian dapat juga dipergunakan sebagai sarana untuk memotivasi siswa dalam belajar. Sujono (1998 : 143),bahwa sebuah kuis mungkin

You might also like