You are on page 1of 9

RENCANA PEMASARAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT BERGIZI

SEKOLAH INTERNASIONAL NEGERI LIMA MENARA 2012

BAB I EXECUTIVE SUMMARY

Sekolah Internasional Negeri Lima Menara merupakan salah satu sekolah yang mengedepankan prestasi dan kesehatan siswanya. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi dan kesehatan siswanya adalah melalui program sekolah sehat bergizi. Saat ini terdapat 180 siswa yang menuntut ilmu disekolah ini. Untuk mencapai tujuannya, sekolah ini bekerja sama dengan ahli gizi untuk menyediakan makanan yg sehat untuk siswanya. Makanan yang disediakan adalah makan siang dan snack. Makanan tidak hanya dikhususkan pada siswa tapi juga untuk para guru dan staf di sekolah ini. Dengan adanya peraturan larangan membeli makanan di luar sekolah serta permintaan dari orang tua siswa untuk menyediakan makanan sehat bergizi, maka pencapaian tujuannya dapat terpenuhi. Dengan memodifikasi makanan yang disukai anak-anak menjadi makanan sehat maka kebutuhan zat gizi anak akan terpenuhi dengan baik. Maka peran ahli gizi disini adalah untuk memastikan makanan yang disajikan adalah makanan yang sehat bergizi.

BAB II ANALISIS SITUASI 2.1. Rangkuman pasar 2.1.1 Pasar sasaran

2.1.1.1 Demografi pasar Profil pelanggan terdiri dari factor geografik, demografik, dan factor tingkah laku. Geografik Sasaran wilayah geografis tidak ditentukan. Pelanggan dapat tinggal dimana saja, asalkan pelanggan merupakan warga Sekolah Internasional Negeri Lima Menara. Total pelanggan yang ditarget adalah sekitar 750 orang. Terdiri dari 600 orang siswa dan 150 guru, karyawan sekolah, serta orang tua siswa yang mungkin sedang berkunjung ke sekolah. Demografik Usia anak sekolah SD dengan kisaran 7-13 tahun. Guru, karyawan dan orang tua siswa bervariasi dengan 80% berada pada kelompok umur 30-50 tahun, 15% dengan usia 15-29 tahun, dan 5% usia lebih dari 50 tahun yang mungkin merupakan kakek nenek dari siswa. Jumlah pelanggan berdasarkan jenis kelamin adalah 60:40 untuk perempuan:lakilaki. Pelanggan siswa mempunyai orang tua dengan tingkat pendidikan 90% sarjana dan pendapatannya lebih dari cukup. Tingkah laku Pelanggan menganggap makanan selain sebagai kebutuhan juga sebagai gaya hidup. Nilai gengsi makanan cepat saji membuat pelanggan siswa lebih suka makanan yang popular sebagai fast food. Orang tua siswa yang berpendidikan tinggi menganggap makanan bukan hanya untuk pemuas kebutuhan, namun juga sebagai cara untuk menjaga kesehatan tubuh. Oleh karena itu pelanggan dari golongan ini lebih menyukai makanan yang sehat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran serta fast food yang minimal.

Pelanggan dari golongan karyawan dan guru cenderung akan memilih makanan apapun yang tersedia di kantin karena tidak ada pilihan lain, kecuali membawa makanan dari rumah. 2.1.1.2 Kebutuhan pasar Keinginan pasar dengan rentang usia pelanggan yang beragam adalah sebagai berikut: Siswa menginginkan makanan yang menarik seperti fast food dan makanan yang manis-manis. Guru dan karyawan menginginkan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka, yaitu yang dapat mengenyangkan. Orang tua menginginkan makanan yang sehat bagi anaknya seperti sayur dan buah-buahan segar serta mengurangi makanan cepat saji. 2.1.1.3 Tren pasar Saat ini banyak sekolah yang menyediakan program fullday dimana program tersebut didukung dengan penyelenggaraan makanan sehat bergizi dan snack di sekolah. Hal ini dilakukan untuk kebaikan siswa dan juga untuk menambah profit bagi sekolah dari segi penyelenggaraan makanan. 2.2. Analisis SWOT 2.2.1 Kekuatan 2.2.2 2.2.3 Makanan merupakan produk yang banyak dibutuhkan Makanan berupa makanan yang sehat, bergizi dan aman.

Kelemahan Makanan kurang cocok dengan selera siswa yang masih anak-anak Siklus menu yang pendek dapat membuat siswa bosan

Peluang Tidak ada pedagang lain di kantin sekolah yang menjual snack-snack tidak sehat Peraturan sekolah yang melarang anak membeli makanan dari luar sekolah saat jam sekolah. Sekolah merupakan sekolah bertaraf internasional yang mempunyai banyak siswa dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas.

2.2.4

Ancaman Siswa yang membawa bekal dari rumah karena tidak cocok dengan makanan sekolah

2.3 Persaingan

Orang tua siswa kurang percaya dengan kualitas makanan yang disediakan sekolah.

Tidak ada persaingan dalam usaha ini karena tidak ada penjual makanan lain di kantin. Selain itu siswa juga dilarang untuk jajan diluar sekolah saat jam sekolah. 2.4 Penawaran produk Makan siang. Sekolah menerapkan sistem full day sehingga siswa mendapatkan makan siang di sekolah. Makan siang berupa makanan yang sehat dan kebutuhan gizinya sesuai dengan kebutuhan anak sekolah. Menu makan siang bervariasi setip hari. Sebagai snack yang dijual di kantin, disediakan buah-buahan segar dan kue-kue yang disukai anak-anak namun sudah dimodifikasi sehingga baik dan aman untuk dikonsumsi. 2.5 Kunci keberhasilan Kunci keberhasilan adalah membuat makanan yang dapat memuaskan selera konsumen dan dapat memenuhi kebutuhan gizinya serta aman untuk dikonsumsi. Selain itu pihak sekolah harus memastikan kepuasan pelanggan. Jika berhasil, sekolah akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. 2.6 Isu-isu penting Isu penting bagi bagian penyelenggaraan makanan sekolah adalah untuk: Menyediakan makanan sehat bergizi yang sesuai dengan selera konsumen. Menjadi sekolah terkemuka dengan menerapkan program sehat bergizi yang mana program ini dapat menarik minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Internasional Negeri Lima Menara. Senantiasa mengamati kepuasan pelanggan dengan melakukan survey secara berkala.

BAB III STRATEGI PEMASARAN

3.1 Misi Misi penyelenggaraan makanan di sekolah Internasioal Negeri Lma Negara adalah menyediakan makanan yang sehat bergizi bagi konsumen, kami menghadirkan berbagai macam menu yang sehat dan lezat untuk memenuhi kebutuhan gizi konsumen. Atas dasar ini kami yakin dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk memuaskan konsumen. 3.2 Tujuan Pemasaran Memenuhi kebutuhan, keinginan serta permintaan konsumen akan makanan yang sehat bergizi Mempertahankan penjulan pada semua menu 3.3 Tujuan Keuangan Meningkatkan margin laba sebesar 10% per penyajian melalui efisiensi kerja dan mempertahankan cita rasa makanan Mempertahankan anggaran yang sudah ditetapkan untuk mendorong mmpengembangan produk dimasa yang akan datang 3.4 Sasaran (Target) Dengan banyaknya makanan kurang sehat di lingkungan sekolah banyak orang yang khawatir terhadap bahaya dari bahan dan nilai gizi yang rendah dari jajajanan tersebut, khususnya orang tua siswa. Para orang tua menginginkan agar anaknya mengkonsumsi makanan dan jajanan yang jelas asal usulnya dan bernilai gizi seimbang. Menurut survey yang dilakukan menyatakan bahwa para anak lebih menyukai makanan berlemak seperti nugget, kentang goreng , burger dan pizza. Sementara makanan yang sehat identik dengan makanan rendah lemak dan tidak disukai oleh anak seperti buah dan sayur, oleh karena itu dengan program sekolah sehat bergizi makanan yang disukai anak akan domodifikasi dengan makanan sehat agar anak mau mengkonsumsinya. Sasaran program sekolah sehat bergizi yang akan dilakukan adalah orang tua, anak, dan seluruh civitas akademika di sekolah yang saling mendukung dan berkaitan dalam menciptakan sekolah yang sehat dan bergizi baik secara langsung maupun tidak langsung. 3.5 Positioning Kami akan memposisikan diri sebagai sekolah sehat bergizi yang terkemuka, menjadi market leader dan menjadi pioneer dari sekolah di Indonesia yang mengutamakan seluruh civitas

akademikanya sadar akan pentingnya gizi. Posisi ini sangat strategis dan akan mendongkrak popularitas dari sekolah kami. 3.6 Strategi Salah satu tujuan kami adalah menjadi pioneer dari sekolah di Indonesia yang mengutamakan seluruh civitas akademikanya sadar akan pentingnya gizi. Oleh karena itu, strategi awal pemasaran yang akan kami lakukan adalah berusaha menciptakan kesadaran kepada para orang tua siswa terkait pentingnya makanan sehat bagi anak mereka. Selain itu kami memlih strategi diferensiasi yaitu memusatkan perhatian pada penciptaan karakteristik/penampilan produk yang lain dibandingkan dengan produk para pesaing. Dengan strategi ini kami memiliki karakteristik yang sangat unik yaitu sekolah dengan makanan yang memiliki gizi seimbang. Untuk strategi promosi kami memilih strategi periklanan (advertising) dan Publisitas (Pubilicity). Strategi periklanan kami pilih karena strategi ini merupakan strategi yang efektif dalam menarik konsumen secara cepat. Strategi pubilisitas adalah merupakan cara yang biasa digunakan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya salah satu manfaat utama strategi publisitas adalah menghemat anggaran karena dilakukan tanpa mengeluarkan biaya (Non Komersial.) 3.7 Bauran pemasaran Price penetapan harga didasarkan pada haraga per porsi atau per waktu makan. Place / distribution distribusi yang digunakan adalah distribusi langsung yang lngsung memasarka produk ke pelanggan. Dan tempat penyelenggaraan pemasaran adalah di sekolah. Promotion Untuk strategi promosi kami memilih strategi periklanan (advertising) dan Publisitas (Pubilicity). Strategi periklanan kami pilih karena strategi ini merupakan strategi yang efektif dalam menarik konsumen secara cepat. Strategi pubilisitas adalah merupakan cara yang biasa digunakan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya salah satu manfaat utama strategi publisitas adalah menghemat anggaran karena dilakukan tanpa mengeluarkan biaya (Non Komersial.) Product produk yang ditawarkan adalah sesuai tujuan yaitu menciptakan sekolah sehat bergizi. Yang mana tidak hanya menjual produk berupa makanan, tetapi juga jasa atau pengetahuan tentang pentinnya makanan yang sehat dan bergizi. 3.8 Riset Pemasaran

Pemasaran yang dilakukan memiliki beberapa keuntungan yaitu, pihak sekolah tidak mematok jenis makanan yang memiliki harga tertentu. Hanya saja pemilihan bahan tidak diajurkan untuk pemberian makanan berupa makanan yang mengandung pemanis. Kemudian lokasi

pemasaran/kantin dari sekolah didesain sedemikian rupa dan dijaga kebersihannya agar murid merasa nyaman. Pengujian produk dilakukan untuk memberikan umpan balik dan menghasilkan beberapa perbaikan pada desain dan jenis produk.

BAB IV KENDALI (KONTROL) Kepuasan pelanggan: pelanggan merasa tidak senang anaknya diberikan kue-kue dalam menu snack. Mereka beranggapan bahwa snack yang diberikan berupa kue-kue manis. Solusi: memberi pengertian (promosi) kepada para orang tua murid bahwa makanan yang diberikan tidak sama dengan anggapan mereka. Makanan yang diberikan bukan hanya makanan yang berupa kue-kue manis. Pengembangan produk: memodifikasi beberapa bahan makanan pada menu makan siang dan snack. Dengan meminimalkan jumlah lemak dalam makanan mencapai kurang dari 10%. 5.1 Implementasi Rencana Tahapan penting Penyelesaian rencana pemasaran Promosi Tanggal mulai 5/1/12 5/1/12 Tanggal berakhir 6/1/12 11/1/12 Manajer Ahli gizi staf

5.2 Organisasi pemasaran Staf cafeteria bertanggung jawab untuk kegiatan pemasaran 5.3 Perencanaan darurat Kesulitan dan resiko Murid lebih suka mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak Orang tua murid kurang paham terhadap snack yang diberikan pada siswa Risiko terburuk Siswa tidak mau makan makanan yang dimodifikasi ahli gizi, Karena dirasa tidak enak. Sekolah mendapat keluhan lebih banyak dari orang tua murid

You might also like