You are on page 1of 3

Pengertian Asimilasi Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli

sehingga membentuk kebudayaan baru. Proses asimilasi itu ditandai oleh pengembangan sikap-sikap yang sama, yang walaupun terkadang bersifat emosional, bertujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit untuk mencapai integrasi dalam organisasi dan tindakan. Secara matematis proses asimilasi dapat ditulis : Aa + Bb + Cc = Dd yang berarti bahwa kelompok etnik A, B, dan C karena faktor-faktor pendorong asimilasi terpenuhi, mengalami peleburan unsur-unsur kebudayaan kelompok etnik a + b + c menghasilkan kebudayaan baru d, yang sebelumnya tidak ada dalam kebudayaan A, B, maupun D. Jenis-jenis asimilasi 1. Asimilasi budaya : proses mengadopsi nilai, kepercayaan, dogma, ideologi bahasa dan sistem simbol dari suatu kelompok etnik atau beragam kelompok bagi terbentuknya sebuah kandungan nilai, kepercayaan, dogma, ideologi bahasa maupun sistem simbol dari kelompok etnik baru. 2. Asimilasi struktural : proses penetrasi kebudayaan dari suatu kelompok etnik ke dalam ke dalam kebudayaan etnik lain melalui kelompok primer seperti keluarga, teman dekat,DLL 3. Asimilasi perkawinan, atau sering disebut asimilasi fisik yang terjadi karena perkawinan antar etnik atau antarras untuk melahirkan etnik atau ras baru

Syarat asimilasi Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut.

terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda. terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama. Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.

Faktor pendorong Faktor-faktor yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut.

Toleransi antar kelompok yang berbeda kebudayaan Kesempatan yang seimbang dalam bidang sosial atau ekonomi Sikap menghargai orang asing dan kebudayaan mereka Sikap terbuka dari golongan etnik dominan terhadap kelompok etnik minoritas Persamaan unsur kebudayaan Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya Adanya musuh yang sama

Faktor penghalang Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain sebagai berikut.

Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa

Contoh sederhana asimilasi : A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang merupakan orang Amerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango). Karena keduanya terus menerus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan budaya baru. Maksudnya.. si A akhirnya punya tarian baru yang merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan tarian Tango, tetapi tarian barunya ngga mirip sama tarian Bali atau tarian Tango. Diposkan oleh Ardi Harmanu di 08:22 0 komentar Integrasi Budaya Pembahasan Melting Pot Setiap negara memiliki budaya negara, tiap masyarakat memiliki budaya masyarakat, tiap komunitas memiliki budayanya sendiri. Saat kita mengalami perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain, kita tidak mungkin bisa hidup nyaman tanpa melakukan adaptasi budaya, harus ada yang diubah dalam diri kita apabila mau hidup tenang di masyarakat yang baru. Begitu juga yang harus dilakukan oleh para imigran, termasuk buruh migrant. Integrasi budaya ini sering disebut asimilasi budaya. Asimilasi budaya adalah proses yang teridi dari integrasi budaya dimana anggota dari sebuah etnis atau kebudayaan, seperti imigran, yang biasanya merupakan golongan minoritas, diterima dalam komunitas baru yang lebih besar. Proses asimilasi ini biasanya menyebabkan hilangnya beberapa karakteristik dari komunitas yang terserap. Proses asimilasi ini kadan dilakukan oleh para imigran secara sukarela karena dia merasa butuh dan memiliki jiwa perubahan serta kemauan untuk berubah, tetapi juga ada yang berasimilasi karena tekanan negara penerimanya, misalnya karena penjajahan atau karena tekanan etnis yang lebih besar. Faktor paling utama dalam asimilasi adalah factor bahasa. Masalah utama dalam masuk ke suatu negara sebagai imigran, contohnya ke USA, adalah bukan di bagian imigrasinya, tapi di masalah bahasa dan budaya. Setiap orang yang pergi ke satu negara, minimal dia harus menguasai

bahasanya. Itu merupakan syarat utama apabila anda mau diterima dalam sebuah kebudayaan yang baru. Tempat atau komunitas dimana asimilasi itu terjadi biasa disebut melting pot, Melting pot adalah sebuah wadah (pot) yang berisi berbagai ras, budaya dan etnis yang bersatu padu sehingga menimbulkan sebuah persatuan multietnis yang berkembang. Salah satu negara yang disebut merupakan melting pot paling baik di dunia adalah USA dan Kanada. Mengenai multikulturalisme di kanada, anda dapat melihatnya di sini (Nanti dilink yah) Beberapa contoh asimilasi adalah imigran meksiko yang pergi ke USA untuk mencari kerja. Di awal kedatangan mereka ke USA, mereka selalu ditolak dan dianggap mengganggu keberadaannya disana. Beberapa penyebab penolakana terhadap mereka adalah masalah bahasa dan mereka dianggap sebagai masyarakat kumuh oleh penduduk asli di USA. Tapi akhirnya mereka sekarang menjadi salah satu etnis yang unggul di USA. Itu adalah contoh yang imigran yang berhasil. Contoh lain adalah etnis keturunan tionghoa yang berada di Indonesia. Mereka datang sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Para etnis keturunan tionghoa ini menjadi penguasa lahan ekonomi di Indonesia, hampir semua lahan ekonomi, sebelum tahun 1998, dikuasai oleh mereka. Tapi mereka kurang melebur dengan masyarakat asli pribumi Indonesia, akhirnya pada kerusuhan 1998, merekalah yang menjadi sasaran utama. Setelah itu, para imigran tionghoa ini memahami pentingnya integrasi budaya, jadi sekarang mereka sudah melebur dengan masyarakat pribumi dan akhirnya mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Jadi memang salah satu hal paling penting imigrasi adalah asimilasi budaya. Seorang imigran, harus dapat melebur dengan lingkungan barunya, terutama dalam hal bahasa dan budaya. Kebanyakan, seorang imigran yang dapat melebur dengan baik pada masyarakat barunya, tetapi tetap menunjukkan budaya aslinya, akan mendapat tempat yang baik di msyarakat dan menjadi mudah akrab karena dianggap unik. Bahkan asimilasi ini menjadikan timbulnya budaya-budaya baru, seperti kawasan China Town atau Little Arab di beberapa negara di dunia. Hal itu menjadikan keunikan sendiri, yaitu gabungan budaya asli yang kental disana, tapi sudah disesuaikan dengan kebudayaan negara yang ditinggali, jadilah sebuah kebudayaan baru yang menarik dan unik. Legrain, Philippe. 2006. Immigrants: Your Country Needs Them. New Jersey: Princeton University Press. Samuel P. Huntington. 2005. Who Are We? America's Great Debate. The Free Press. http://www.washingtonpost.com/wpsrv/national/longterm/meltingpot/melt0222.htm http://blogcritics.org/archives/2007/11/28/1238042.php http://www.mta.ca/about_canada/multi/index.htm#attitudes

You might also like