You are on page 1of 2

Analisis data : 1.

Tempe dengan kadar air sedikit, berhasil terbentuk tempe dengan kualitas layak konsumsi, hal ini disebabkan dengan kadar air yang sedikit, sehingga bakteri asam laktat menghasilkan keasaaman yang optimum (tidak terlalu asam ataupun tidak terlalu netral pH=7) untuk berkembanganya jamur tempe. 2. Tempe dengan kadar air banyak, berhasil terbentuk, namun tidak layak konsumsi karena ada beberapa bagian tempe yang busuk, hal ini disebabkan kadar air yang berlebih mendukung kehidupan bakteri asam laktat yang menyebabkan keadaan kedelai lebih asam, dibandingkan keasaaman optimum yang dibutuhkan oleh jamur tempe dalam perkembangannya. 3. Tempe dengan campuran garam, berhasil terbentuk jamur tempe, namun tidak layak konsumsi karena rasa yang dihasilkan tidak seperti tempe pada umumnya. Megapa jamur tempe dapat tumbuh walaupun terdapat campuran garam? Hal ini mungkin saja terjadi karena waktu aktivasi jamur tempe setelah peragian adalah 5 menit, setelah 5 menit jamur tempe yang aktif mulai berkembang sehingga penambahan garam setelah jamur aktif mungkin dapat dilakukan sama seperti dalam pembuatan kecap dan adonan roti, penambahan garam dilakukan pada tahap akhir setelah jamur aktif. 4. Mengapa plastik tempe harus ada lubang, padahal fermentasi merupakan proses anaerob? Hal ini dikarenakan panas yang dihasilkan oleh ragi dan bakteri asam laktat dapat keluar dengan bebas, karena suhu ruang di Indonesia sendiri sudah mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan ragi, jika saja kedelai ditempatkan dalam plastik tanpa lubang maka panas yang dihasilkan akan membunuh jamur tempe sendiri. Selain itu dalam fermentasi dihasilkan gas CO2 dan H2O jika gas CO2 terakumulasi didalam plastik dikhawatirkan plastik akan mengembang dan adanya tekanan menyebabkan keadaan tidak optimum lagi untuk ragi tumbuh dan berkembang, sedangkan H2O dalam bentuk uap air harus keluar karena kelembapan berlebih dapat menyebabkan kebusukan. 5. Mengapa tempe hangat? Karena dalam pertumbuhannya tempe dibantu oleh bakteri asam laktat yang memfermentasi karbohidrat yang terdapat dalam kedelai menjadi asam laktat. Dalam fermentasi ini dihasilkan kalori, asam laktak, CO2, dan panas. Keadaan asam yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat, dimanfaatkan oleh ragi tempe untuk tumbuh dan berkembang.

Kesimpulan : 1. Tempe yang dengan kadar air sedikit, berhasil terbentuk dan layak konsumsi seperti tempe biasanya 2. Tempe dengan kadar air berlebih, berhasil terbentuk namun tidak layak konsumsi karena ada beberapa bagian yang busuk, karena perkembangan bakteri asam laktat yang berlebihan, sehingga menghasilkan keasaaman yang terlalu tinggi yang tidak mendukung kehidupan ragi tempe. 3. Tempe + garam, berhasil terbentuk namun tidak layak konsumsi karena rasa yang dihasilkan tidak wajar, walaupun biasanya merupakan kendala dalam pembuatan tempe, namun dalam

kasus ini memungkinkan jamur tempe terbentuk karena kelompok kami memberi ragi setelah ragi teraktivasi sekitar 10 menit setelah peragian. 4. Plastik atau wadah untuk tempe harus ada sirkulasi udara karena panas, gas CO2, dan uap air perlu dikeluarkan selama proses fermentasi, sehingga menyedia tempat berkembang yang optimum, tidak berlebihan dan tidak kekurangan untuk jamur tempe. 5. Suhu tempe yang hangat dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat oleh bakteri asam laktat yang menyediakan tempat asam untuk pertumbuhan ragi tempe.

You might also like