You are on page 1of 8

NAMA NIM

: DELA PRATIWI SANY : 250101110120075/ R1-A2 2010

MATA KULIAH : DASAR PEMBERANTASAN PENYAKIT


MATERI I ASPEK EPIDEMIOLOGI 1. Frekuensi masalah kesehatan: menunjukkan besarnya masalah tersebut. 2. Penyebaran masalah kesehatan: menunjukkan pengelompokkan masalah kesehatn menurut suatu keadaan tertentu yaitu menurut orang, tempat, dan waktu. 3. Faktor determinan yang mempengaruhi: menunjukkan faktor penyebab masalah kesehatan.

AGEN PENYAKIT INFEKSI 1. Agen biologis: Virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa, metazoa 2. Agen nutrien: Protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air 3. Agen fisik: Panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan 4. Agen kimia: Dapat bersifat endogenous seperti asidosis, diabetes

(hiperglikemia), uremia,dan eksogenous (zat kimia, alergen, gas, debu, dll. 5. Agen mekanis: Gesekan, benturan, pukulan yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan

HOST-AGEN RELATION Agen merupakan penyebab penyakit, sedangkan host adalah manusia atau organisme yang terpapar oleh agen penyakit. Hubungan anatar kedua ini adalah apabila dari salah satu komponen berubah maka akan menggangu keseimbangan komponen yang lain, dengan akibat menurunkkan atau menaikkan kejadian penyakit. Misalnya penurunan daya tahan tubuh host akan menyebabkan bobot agen penyebab penyakit menjadi lebih berat dan bila agen penyakit lebih banyak atau ganas sedangkan faktor host tetap, maka yang terjadi adalah orang menjadi sakit. Tetapi apabila daya tahan tubuh seseorang baik atau meningkat maka ia dalam keadaan sehat.

MEKANISME TRANSMISI 1. Penyakit Food And Water Borne Disease atau penyakit yang menular melalui perantara makanan dan minuman. 2. Penyakit Air Borne disease atau penyakit yang penularannya melalui udara. dan ini sangat berbahaya karena proses penularannya sangat cepat. 3. Penyakit Kontak langsung dimana penularan penyakit ini terjadi karena adanya kontak langsung dengan penderita. 4. Penyakit Vektor Borne Disease atau penyakit yang penularannya melalui peranan vektor (serangga), seperti DBD, Malaria, Filariasis dan lain-lain. Mekanik, menempel (tikus) Biologis, masuk dalam tubuh vektor (nyamuk)

LATAR BELAKANG PEMBERANTASAN PENYAKIT a. Sejak dahulu penyakit menular telah timbul, dan selalu membuat manusia menderita karenanya. Ditambah lagi dengan sifat-sifatnya yang khas, yaitu mudah menular, frekuensi penderitanya cepat meningkat, dapat menyebabkan angka kematian yang tinggi dan besar di masyarakat bahkan sering menyebabkan masalah kadang dengan patogenitas yang cukup tinggi. b. Untuk mempertahankan hidup dan mengurangi penderitaan tersebut manusia berusaha untuk menangani penderita penyakit-penyakit yang bersangkutan, yaitu dengan cara memberi obat dan mengisolasinya bila mana perlu. c. Bahkan kemajuan teknologi secara tidak langsung turut memberi andil dalam penularan penyakit dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya oleh transportasi yang makin maju, pembangunan yang tidak terkontrol, dan sebagainya. d. Adapun alasan-alasan mempelajari dasar pemberatasan penyakit yaitu: 1. Jenis penyakit yang sangat banyak 2. Setiap penyakit mempunyai variasi tertentu 3. Perkembangan pengetahuan tiap program pada umumnya

SEJARAH PERKEMBANGAN PEMBERANTASAN PENYAKIT DI INDONESIA a. Pada abad ke-16, adanya upaya pemberantasa cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu.

b. Pada tahun 1807 dilakukan upaya pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan untuk mengurangi atau penurunan Angka kematian Bayi yang tinggi pada saat itu. c. Pusat laburatorium dibuat pad tahun 1888, kemudia berubah nama menjadi Lembaga Eykman pada tahun 1938, dan disusul oleh kota-kota lain didirikannya laboratorium guna meunjang pemberatasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, dan sebagainya pada bidang kesehatan masyarakat lainnya seperti gizi dan sanitasi. d. Pada tahun 1935, dilakukan pemberantasan PES dan penyemprotan DDT, sert suntikan vaksinanasi untuk masayarakat. e. Pada tahun 1925, Hydrich melakukan analisa dan pengamatan terhadap tingginya angka kematian dan kesakitan akibat sanitasi lingkungan yg buruk dan perilaku masyarakat itu sendiri, maka Hydrich melakukan suatu upaya dengan mengadakan propaganda berupa pendidikan kesehatan terhadap masyarakat.

ISTILAH PEMBERANTASAN, ELIMINASI, PENGENDALIAN, KONTROL 1. Pemberantasan : tindakan pemusnahan penyakit dari agen, vektor, serta transmisinya sehingga penyakit tidak ada sama sekali di masyarakat seara menyeluruh. 2. Eliminasi : salah satu usaha dalam pemberantasan suatu penyakit, yang bertujuan untuk mengurangi penularan penyakit tersebut. 3. Pengendalian : suatu usaha dalam penanganan penyebaran penyakit, dengan menggunakan metode atau cara-cara pemberantasan penyakit. 4. Kontrol : tindakan pemberantasan penyakit secara teknis yang mengarah pada penurunan angka penyakit.

MATERI II TUJUAN Tujuan umum : 1. Mengurangi/mengeliminasi jumlah penderita sehingga penularan menjadi berkurang pula, penularan rendah. 2. Menurunkan jumlah karier dan sumber bukan manusia sampai tingkat serendah mungkin. 3. Meningkatkan daya tahan dan kekebalan masyarakat, khususnya terhadap penyakit menular. 4. Menurunkan jumlah vektor dan vehikel sampai tingkat yang menyulitkan penularan. 5. Menangani lingkungan supaya tidak membantu menjadi tempat penularan penyakit. 6. Mencegah timbulnya penyakit tidak (non) menular sampai tingkat serendah mungkin. 7. Menggerakkan masyarakat supaya turut serta mencegah dan memberantas penyakit. 8. Memonitor tingkat penyakit dan penularannya sepanjang waktu. Tujuan umum belajar DPP: 1. Mengetahui metoda-metoda dasar yang biasanya digunakan dalam program pemberantasan penyakit. 2. Mengetahui kaitan metoda-metoda tersebut, baik pada lingkup pemberantasan penyakit maupun lebih luas lagi, sehingga tersusun atau suatu pengetahuan yang sistematis. Tujuan khusus belajar DPP: 1. Mengetahui terminologi dasar yang digunakan dalam pemberantasan penyakit. 2. Mengetahui langkah-langkah pokok tiap kegiatan yang biasanya banyak dilaksanakan. 3. Mengetahui rangkaian sistematika dari tiap-tiap kegiatan yang biasanya dilakukan dalam pemberantasan penyakit. 4. Menerapkan dasar-dasar pengetahuan tersebut pada masing-masing program pemberantasan.

RUANG LINGKUP 1. Lingkup materi: penyakit menular dan tidak menular serta penyakit yang belum diprogramkan oleh bidang lainnya seperti KIA, UKS, Kesehatan Kerja, dan sebagainya. 2. Lingkup masalah: penyakit yang menimbulkan kerugian, karena: Angka kematiannya sangat tinggi Menimbulkan kecacatan yang cukup berat Frekuensinya di masyarakat sangat tinggi Mempunyai kecenderungan (trend) yang meningkat

3. Lingkup kegiatan: meliputi perantara penyakit, monitoring, dan administratif. 4. Lingkup waktu: meliputi kegiatan jangka panjang yaitu penyakit yang bersifat endemis dan ditangani dengan program pemberantasan, serta kegiatan yang relatif berjangka pendek yaitu epidemi/ wabah/ KLB (kejadian Luar Biasa)/ satu rangkaian. 5. Lingkup metode: deteksi penderita dan pengobatan serta kegiatan langsung ke masyarakat dan diintegrasikan pada kegiatan bidang lain, misalnya ke KIA, UKS, dan sebagainya. Metode yang perlu diperhatikan pula ialah: menggangap penderita sebagai bagian dri masyarakat, jadi obyek kegiatannya ialah masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya sekelompok penderita.

SISTEMATIKA 1. Berdasarkan menular-tidaknya penyakit yang bersangkutan: a. Pemberantasan penyakit menular, meliputi penyakit-penyakit yang dapat ditularkan baik secara langsung maupun tidak. b. Pemberantasan penyakit tidak menular, meliputi penyakit-peyakit yang tidak dapat ditularkan, termasuk di dalamnya ialah kecelakaan, keracunan, dan sebagainya. 2. Berdasarkan waktu perjalanan penyakit secara alami: a. Pemberantasan penyakit akut, yaitu penyakit-penyait yang waktu inkubasinya pendek dan sakitnya juga tidak lama. Umumnya penyakit tersebut lebih parah, tetapi cepat sembuh atau cepat berakhir dengan kematian.

b. Pemberantasan penyakit kronis, biasanya meliputi penyakit-penyakit yang perjalanannya cukup lama, dan penderitaan penyakit ini umumnya tidak terlalu parah. 3. Berdasarkan cara penularannya (khusus untuk penyakit menular): a. Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat udara, biasanya dibedakan dengan penularan langsung, sebab penularan langsung diartikan pula lewat kontak langsung. b. Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat serangga, meliputi penyakit yang ditularkan oleh binatang tetapi tergolong serangga. c. Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat makanan, termasuk penyakit yang ditularkan oleh minuman, biasanya penyakit yang menyerang saluran pencernaan. d. Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat kontak, meliputi penyakit yang dapat menular lewat ciuman, bersinggungan, hubungan kelamin, dn sebagainya. e. Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat perenteral (darah), kuman yang masuk ke tubuh melalui pembuluh darah atau jarungan setelah kulit terluka, penetrasi aktif, atau lewat tali pusar. 4. Berdasarkan cara penularannya, tetapi ini merupakan modifikasi oleh DEPKES RI, ialah: a. Pemberantasan penyakit yang ditularkan langsung, termasuk yang ditularkan lewat udara, kontak langsung, maupu perenteral (sebagian). b. Pemberantasan penyakit yang ditularkan binatang, meliputi penyakit yang ditularkan serangga, gigitan binatang, maupun penyakit yang memerlukan induk semang lain seperti siput, dan sebagainya. c. Pemberantasan penyakit yang ditularkan makanan, termasuk minuman dan biasanya penyakit yang menyerang saluran pencernaan. 5. Berdasarkan kelompok jenis penyebabnya: a. Pemberantasan penyakit virus, agentnya adalah virus b. Pemberantasan penyakit jamur c. Pemberantasan penyakit mikroorganisme d. Pemberantasan penyakit bakteri 6. Berdasarkan jenis organ yang diserang agent penyakitnya: a. Pemberantasan penyakit traktus respiratorius

b. Pemberantasan penyakit kelamin c. Pemberantasan penyakit saluran pencernaan d. Dan sebagainya

ILMU-ILMU TERKAIT 1. Ilmu Penyakit Umum, yaitu ilmu tentang penyakit secara medis (klinis) pada umumnya. 2. Ilmu-Ilmu Pre-Klinik, yaitu meliputi mikrobiologi, parsitologi, dan sebagainya. Ilmu ini yang biasanya digunakan untuk metode pemeriksaan pada penentuan penderita. 3. Ilmu Administrasi, yaitu pengetahuan utama dalam melaksankan tiap program pemberantasan. 4. Epidemiologi, meliputi metodologi, penelitian, statistik digunakan untuk menganalisa masalah-masalah yang timbul juga memberikan pengarahan untuk jalannya program. 5. Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat lainnya, sebagai sumbangan

metodologik dalam tindakan-tindakan tertentu yang harus dilakukan dan untuk mengetahui sampai seberapa jauh kerjasama dan integrasi dapat dilaksanakan. Ilmu ini meliputi kesehatan lingkungan, pendidikan (penyuluhan) kesehatan, dan sebagainya. 6. Ilmu-Ilmu Sosial, seperti sosiologi, spikologi sosial, ekonomi, dan sebagainya, terutama pengetahuan dan metodenya yang telah

diorientasikan khusus pada bidang kesehatan masyarakat.

MANFAAT 1. Untuk mempelajari program-program pemberantsan penyakit satu persatu. 2. Untuk mengetahui dan mengadakan penyesuaian dengan perubahanperubahan kebijaksanaan yang biasanya dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi dan pengetahuan yang ada. 3. Metode berpikirnya dapat diterapkan dalam menghadapi program-program yang lain di luar usaha pemberantasan penyakit.

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. 1. Faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia 1. Penyakit. Jika dalam keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya. 2. Hubungan keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya. 3. Konsep diri. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya 4. Tahap perkembangan. Setiap tahap perkembangan manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).

2.

Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem needs (kebutuhan akan harga diri), dan self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri). 1. Kebutuhan fisiologis (Physiological) Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti, makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya. Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan seks. Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit, terasa lemah, tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat terhambat. Hal ini juga berlaku pada setiap jenis kebutuhan lainnya, yaitu jika terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs) Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and Belonging needs) Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs) Kemudian, setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul kebutuhan akan harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one berkaitan dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan inferior. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization) Kebutuhan terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Menurut Abraham Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.

2.

3.

4.

5.

You might also like