You are on page 1of 6

Model-model Pertumbuhan Dalam Perencanaan Pembangunan India (Contoh Aplikasi)

Repelita India didasarkan pada berbagai model pertumbuhan ; Repelita Pertama didasarkan pada Harror-Domar. Repelita Kedua didasarkan pada model empat-sektor Mahalanobis. Repelita Ketiga dan Keempat didasarkan pada model-model yang lebih maju.

MODEL REPELITA PERTAMA Dimulai tahun 1952 1956, didasarkan pada model pertumbuhan Harrod-Domar :

Dimana : I = Tingkat investasi tahunan = Potensi produktifitas social investasi = Kecendrungan marginal menabung I = Kenaikan investasi Persamaan dasar ini yang kemudian digunakan oleh ahli ekonomi lainnya : It = St St = aYt - b Yt = Kt It = Kt Sehingga persamaan proses pertumbuhan : Kt = (K0 b/a)ea1 + b/a Dimana : I = Investasi dalam periode t St = Tabubungan Yt = Pendapatan Kt = Stok modal dalam periode yang bersangkutan (proses pertumbuhan ) = rasio modal-output

Model ini didasarkan pada asumsi : a. Kecendrungan marginal menabung lebih besar daripada kecendrungan rata-rata menabung. b. Tidak ada perbedaan di antara rasio modal-output marginal dan rasio modal-output rata-rata. c. Perekonomian adalah tertutup d. Harga Stabil.

Target yang dicapai dengan model pertumbuhan ini adalah, antara lain : 1. Laju investasi berkembang dari 5% menjadi 7%. 2. Dengan mengasumsikan tingkat pertumbuhan penduduk 1,25% pertahun, laju pendapatan nasional mencapai 25 %, laju tabungan marginal yang dianjurkan tidak akan menyebabkan adanya pengurangan konsumsi perkapita tetapi cukup

memungkinkan kenaikan gradual dalam standar konsumsi.

Kelemahan dari model ini adalah antara lain : 1. Model ini tidak mempertimbangkan kesukaran structural yang dihadapi oleh suatu negara berkembang dalam mengalihkan tabungan ke jalur-jalur investasi yang dikehendaki. 2. Laju tabungan marginal yang constant mengabaikan permasalahan perencanaan pada perjalanan waktu.

MODEL REPELITA KEDUA Menggunakan model Mahalanobis, diawali dengan model 2 sektor, yaitu: 1. Sektor barang konsumsi dan 2. Sarang modal. Kemudian lebih lanjut menggunakan model 4 sektor, yaitu : 1. Sektor barang konsumsi, 2. Sektor modal, 3. Sektor kecil atau rumah tangga yang menghasilkan barang-barang konsumsi (termasuk pertanian) 4. Sektor yang menghasilkan jasa (kesehatan, pendidikan dan lain-lain).

Model 2 sektor didasarkan pada asumsi : a. b. Perekonomian bersifat tertutup (tidak ada perdagangan luar negeri). Tediri dari 2 sektor yaitu sector konsumsi dan sector modal. (Industri yang menghasilkan barang antara dikelompokan bersama-sama dengan barang konsumsi dan barang modal yang menolong menghasilkan barang antara tersebut. c. Alat perlengkapan modal yang dipasang pada salah satu sector tidak dapat dipertukarkan, tetapi produk dari sector barang modal dapat digunakan sebagai masukan. d. e. f. Ada produksi kapasitas penuh pada sector barang konsumsi maupun barang modal. Investor ditentukan oleh persedian barang modal. Tidak ada perubahan harga (harga tetap).

Berdasarkan asumsi tersebut, persamaan jalur pertumbuhan perekonomian adalah : Yt = Y0 [ 1 + 0 Yt = pendapatan nasional domestic bruto pada tahun t 0 = laju investasi pada tahun dasar k = sumbangan investasi bersih (net investment) yang digunakan dalam sector barang modal c = 1 - k = sumbangan investasi bersih kepada sector barang konsumsi
k= c

rasio modal-output inkrimental di dalam sector barang modal

= rasio modalp-output inkrimental di dalam sector barang konsumsi

Laju pertumbuhan pendapatan tergantung pada laju investasi dan sumbangan investasi. Semakin tinggi persentase investasi dalam industri barang konsumsi maka semakin tinggi pendapatan yang dihasilkan.

Rasio

adalah koefisien modal keseluruhan yang artinya adalah laju

pertumbuhan pendapatan yang akan meningkat setelah melalui masa kritis dengan naiknya investasi. Target/sasaran yang dicapai dengan model pertumbuhan ini adalah, antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Dapat memecahkan permasalahan dalam penyediaan lapangan kerja. Meningkatkan investasi pada sector industri berat dan jasa. Menigkatkan daya beli dan permintaan. Meningkatkan persediaan produksi barang konsumsi dan industry kecil. Membangun suatu dasar modal yang kuat dalam perekonomian

3. Dengan mengasumsikan tingkat pertumbuhan penduduk 1,3% pertahun, laju pendapatan nasional mencapai 47 % dan laju investasi 11 %.

MODEL REPELITA KETIGA

Model repelita ketiga didasarkan pada repalita kedua namun dalam perumusannya dititikberatkan pada konsistensi antar industri, yang menekankan saling ketergantungan antara pertanian dan industry, pembangunan ekonomi dan social, mobilisasi modal dalam dan luar negeri, perluasan ekspor, pembangunan regional dan nasional, peningkatan lapangan kerja dan menghilanhkan ketergantungan pada bantuan LN.

Target/sasaran yang dicapai dengan model pertumbuhan ini adalah, antara lain : 1. Dengan mengasumsikan tingkat pertumbuhan penduduk 2% pada tahun 1961-71, dengan laju pendapatan nasional mencapai 82 % pada sector industry dan 25 % sector pertanian, laju investasi 14%-15%. 2. Meningkatkan investasi pada sector industri berat .

Kelemahan dari model ini adalah Model ini dirumuskan tanpa mempertimbangkan kemungkinan pilihan baik sepanjang waktu ataupun suatu waktu. Akibatnya terjadi kelemahan dalam teknik perencanaan dan pelaksanaannya yang kurang koordinasi.

MODEL REPELITA KEEMPAT Model repelita keempat menggunakan Model Tepat (consistency model) yang diciptakan oleh Akn S. Manne, Ashok Rudra dan kawan-kawan. "model tepat" ini lebih bersifat "terbuka" daripada tertutup dengan memproyeksikan komponen utama pengeluaran domestik bruto dan menjabarkannya ke dalam permintaan akhir masing-masing komoditi. Tujuannya repelita keempat ini adalah : untuk meletak keraang kakerja rencana actual. Model ini lebih bersifat terbuka, dimama pemerintah memiliki kemampuan keuangan yang cukup sehingga tidak terganggu oleh hubungan umpan-balik yang timbul dalam ekonomi pasar sejak dari proses produksi kembali ke distribusi pendapatan, tabungan dan pengeluaran domestik. Langkah penggunaan model ini adalah 1. Memproyeksikan komponen utama pengeluaran domestic bruto pada permintaan komoditi. 2. Menyimpulkan susunan tingkat output sektoral dan impor serta investasi yang akan dicapai.

Titik berat dan sasaran dari model ini adalah ( menghasilkan) : 1. Output mesin dan baja ditentukan oleh laju pengeluran investasi, output, bahan makanan dan sepenuhnya ditentukan oleh pengeluran pada konsumsi domestik 2. Laju output logam peka terhadap program substitusi impor 3. Keseluruhan laju investasi tidak mudah terpengaruh oleh program substitusi impor. 4. Sebagai proyeksi aritmatik variable-variabel perrtumbuhan ke depan, baik dalam hal kependudukan, mobilisasi tabungan, investasi, pertumbuhan ekspor dan substitusi impor.

Target dari repelita ini adalah : laju investasi 14,5 %. Laju pertumbuhan penduduk 2,5% dan laju pendapatan nasional menjadi 51%.

MODEL REPELITA KELIMA Didasarkan pada A Technical Note on the Approach to the Fifth Plan of India 1974-79. Pada repelita kelima didasarkan pada tujuan menghapus kemiskinan dan mencapai swasembada. Dengan memperhatikan ciri-ciri teknologi dan perekonomian yang tercermin di dalam hubungan antar industry maka pada repelita kelima ini menggunakan model input-output dengan menyusun keseimbangan permintaan dan penawaran dan menyesuaikan dengan laju pertumbuhan. Sasaran / Target dari repelita ini antara lain 1. Hampir 91% dari keseluruhan investasi diperkirakan bersumber dari Dalam Negeri (58% negara dan 42% swasta. 2. Laju tabungan dan investasi meningkat. 3. Sektor pertanian berkurang dengan meningkatnya sektor industry, tambang dan jasa. Sektor industry dan tambang merupakan sektor bebas dalam model input-output ini.

You might also like