You are on page 1of 14

rod-tobing weblog Metode kontrasepsi mekanis pada wanita

Beberapa contoh kontrasepsi, baik pada pria maupun wanita antara lain sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Steroid kontrasepsi peroral/perinjeksi/transvaginal/transdermal Intrauterine device Metode fisika, kimia, atau penghalang Penarikan preejakulasi Metode kalender Menyusui Kontrasepsi permanen (mantap)

Namun dalam lembaran ini hanya akan dibahas mengenai kontrasepsi mekanis pada wanita: Intrauterine device (IUD) Intrauterine device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah metoda kontrasepsi dengan meletakkan suatu alat di dalam uterus sehingga mencegah fertilisasi dan transport dalam tubulus (saluran). Ada dua macam IUD: 1. IUD dengan tembaga (ParaGard T 380 A) IUD jenis ini bekerja dengan cara menstimulasi pengeluaran sel leukosit dan mediator radang prostaglandin oleh endometrium akibat adanya selubung tembaga yang bersifat inflamatif. Adanya leukosit dan prostaglandin bersifat spermisidal dan ovisidal. Selain itu diduga IUD dengan tembaga menghambat perkembangan embrio pada masa pra implantasi. 2. IUD dengan progestogen/levonorgestrel (Mirena) Mirena mengandung 20g levonogestrel yang menghambat ovulasi dan menyebabkan penebalan mukus serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. Selain itu, sama seperti Paragard, Mirena (yang dianggap sebagai benda asing di uterus) juga menstimulasi pengeluaran mediator inflamasi yang bersifat spermisidal dan ovisidal.

Gambar 1. Jenis IUD yang tersedia tahun 2004. ParaGard (kiri) dan Mirena (kanan). Beberapa hal yang membuat ParaGard dan Mirena disukai antara lain: 1. Baik ParaGard dan Mirena adalah alat kontrasepsi yang bersifat use and forget karena tidak perlu diganti sampai 10 dan 5 tahun. 2. Kini lebih dianggap sebagai alat kontrasepsi daripada sebagai agen untuk aborsi 3. Menurunkan resiko infeksi panggul 4. Menurunkan angka kehamilan ektopik hingga 50% dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kontrasepsi apabila dipasang dengan tepat (WHO, 1985, 1987) 5. Legalitasnya lebih diakui karena FDA mengklasifikasikan IUD sebagai obat. Efektifitas: IUD memiliki angka kesinambungan satu tahun yang sama seperti kontrasepsi oral. Bahkan IUD memiliki efektifitas yang sama seperti sterilisasi tubal (American College of Obstetrician and Gynecologist, 2003) dan menurunkan angka kehamilan yang tidak dikehendaki setelah satu tahun penggunaan (Vessey et.al, 1983). Preparat Mirena memiliki angka kegagalan sekitar 0,1%, lebih rendah dibanding preparat ParaGard (Rowe, 1992). Keuntungan lain dari IUD terutama preparat Mirena adalah mengurangi jumlah kehilangan darah selama menstruasi dan dapat digunakan sebagai terapi menorrhagia. Wanita dengan kontraindikasi kontrasepsi oral disarankan menggunakan preparat ini. Efek samping: 1. Perforasi dan aborsi, akibat pemasangan preparat yang kurang tepat 2. Nyeri uterus dan perdarahan kira-kira segera setelah pemasangan. Pemberian NSAID dapat mengurangi nyeri ini. 3. Menorrhagia, terutama pada penggunaan preparat ParaGard (IUD dengan tembaga). Sebaliknya preparat Mirena menyebabkan amenorrheae pada 30-60% pasien.

4. Infeksi terutama terjadi pada saat pemasangan IUD, namun tidak pada saat penggunaan jangka panjang. Ada risiko terjadinya infeksi panggul 20 hari setelah pemasangan, namun tidak ada penurunan insidens dengan pemberian antimikroba. Oleh sebab itu, Perhimpunan Obstetri Ginekologi Amerika (2001) tidak merekomendasikan pemberian antibiotik profilaksis pada saat pemasangan. Namun infeksi apapun yang terjadi setelah 45-60 hari harus dianggap sebagai sexually transmitted dan diterapi secara tepat. Kontraindikasi penggunaan IUD: Kontraindikasi umum Kehamilan atau dugaan kehamilan Abnormalitas yang menyebabkan distorsi rongga uterus Terdapat atau memiliki riwayat infeksi panggul akut Endometritis postpartum atau aborsi infeksi dalam tiga bulan yang lalu Keganasan Perdarahan genital tanpa sebab yang jelas Vaginitis atau servisitis tidak tertangani Memiliki pasangan seksual lebih dari satu Gangguan imunitas tubuh (leukemia, HIV, penyalahgunaan obat) yang meningkatkan risiko infeksi Aktinomikosis genital Sebelumnya menggunakan IUD namun belum dilepas Kontraindikasi spesifik preparat ParaGard Penyakit Wilson Alergi tembaga Kontraindikasi spesifik preparat Mirena Hipersensitivitas terhadap preparat ini Karsinoma payudara Riwayat kehamilan ektopik yang dapat menjadi predisposisi kehamilan ektopik Beberapa hal yang harus diingat dalam mengaplikasikan IUD:

1. Selidiki apabila terdapat kontraindikasi, lakukan konseling dan informed consent 2. Berikan NSAID untuk penanganan kram setelah pemasangan 3. Lakukan pemeriksaan pelvis untuk melihat posisi uterus dan adneksa. Adanya abnormalitas merupakan kontraindikasi pemasangan. Jika adanya sekret mukopurulen dan vaginitis maka terlebih dahulu diobati. 4. Pastikan preparat tidak dimuat ke dalam tabung penginsersi lebih dari 5 menit sebelum diinsersikan/digunakan. 5. Bersihkan serviks dan vagina dengan antiseptik dan aplikasikan preparat seperti dalam petunjuk kemasan 6. Ingatkan pasien untuk melaporkan keluhan/efek samping apapun yang dirasakan secepatnya.

Gambar 2. Cara pemasangan Intra Uterine Device

Gambar 3. Posisi IUD dalam uterus. Paragard dan Mirena Meluruhnya preparat IUD sering terjadi pada bulan pertama pemakaian. Untuk itu pasien dapat diajarkan untuk mengeceknya sendiri dengan cara palpasi menggunaan jari ke dalam vagina/serviks. Bila bagian ekor preparat tidak teraba, maka dapat dicurigai IUD telah lepas atau justru masuk menyebabkan perforasi. Untuk itu harus dipastikan dengan bantuan USG atau histeroskopi. Penggantian preparat IUD setiap 10 tahun (ParaGard) dan 5 tahun (Mirena). Kondom wanita (female condom) Selain pada pria, kondom juga merupakan alat kontrasepsi mekanis pada wanita.. Selubungnya terbuat dari bahan poliuretan dengan cincin poliuretan di kedua ujungnya. Brand yang dipasarkan antara lain Femidom, Dominique, Protectiv, dan Care. Barubaru ini juga dipasarkan kondom wanita yang terbuat dari bahan lateks (seperti kondom pria) sehingga tidak menimbulkan suara berisik saat dipakai. Dipasarkan dengan brand Reddy, V Amour, dan Sutra. Cincin yang terbuka berada di luar vagina, sedangkan cincin tertutup berada di bawah simfisis. Pengujian secara in vitro menunjukkan kondom wanita impermeabel terdapat HIV, sitomegalo virus dan hepatitis virus. Angka kerusakannya sekitar 0,6%. Angka pemakaian yang kurang tepat sekitar 3% (bandingkan dengan pada kondom pria yang sekitar 3-8%). Kondom wanita diterima pada 60% wanita dan 80% pria. Namun angka kehamilan yang terjadi dengan penggunaan kondom wanita lebih tinggi dibanding penggunaan kondom pria.

Gambar 4. Cara pemasangan kondom pada wanita Kontrasepsi kimiawi (spermisida) Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang menyediakan barier mekanik untuk penetrasi sperma. Dipasarkan dalam bentuk krim, jelly, supositoria, film dan foam (aerosol), zat aktifnya adalah nonoxynol-9 atau octoxynol-9. Penelitian menunjukkan preparat yang paling efektif adalah mengandung 100 mg nonoxynol-9 (Raymond et.al, 2004). Kebanyakan dapat dibeli tanpa resep dokter. Cara pemakaiannya: spermisida harus dideposit di dalam vagina yang berkontak dengan serviks sesaat sebelum senggama. Durasi penggunaannya sekitar satu jam, dan harus diaplikasikan lagi jika mengulangi senggama. Penggunaan yang inkonsisten menyebabkan angka kehamilan yang tinggi. Spermisida dalam penggunaan saat ini ternyata dapat memberikan proteksi parsial terhadap penyakit menular seksual seperti gonore (Feldblum dan Fortney, 1988). Spermisida tidak bersifat teratogenik (Brigss et.al, 2002).

Gambar 5. Cara mengaplikasikan spermisida. Pemberian aerosol dengan bantuan aplikator (kiri) dan jenis suppositoria (kanan) Metode sawar (diafragma) plus spermisida Diafragma berbentuk seperi kubah sirkuler yang dikelilingi cincin metal secara sirkumferensial. Efektifitasnya dapat ditingkatkan dengan menambahkan jelly atau krim spermisidal. Preparat diafragma diletakkan di vagina sehingga memisahkan serviks, forniks dan vagina anterior dengan vagina bagian bawah dan glans penis yang masuk. Apabila pemasangan kurang tepat, diafrgma dapat terletak miring sehingga kurang efektif. Jika diafragma terlalu kecil maka tidak dapat terfiksasi secara adekuat, sebaliknya jika terlalu besar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, maka diafragma hanya boleh dibeli berdasarkan resep dokter.

Gambar 6. Posisi diafragma di dalam organ genitalia interna. Diafragma dan agen spermisidal sebaiknya dipasang kira-kira 6 jam sebelum senggama (karena adanya preparat spermisidal yang tidak tahan lama). Dan sebaiknya dilepas 6 jam setelah senggama untuk mengurangi terjadinya toxic shock syndrome (Alcid et.al, 1982). Angka kegagalan kontrasepsi dengan menggunakan diafragma cukup bervariasi. Menurut Vessey et.al (1982), angka kelahiran 1,9-2,4 per 100 pengguna diafragma. Sedangkan menurut Bounds et.al (1995), angka kegagalannya 12,3 per 100 pengguna. Selain sebagai agen kontrasepsi, diafragma dapat menurunkan angka penyakit menular seksual (Rosenberg et.al, 1992). Namun sebaliknya meningkatkan angka infeksi saluran urinari. (Hatcher et.al, 1998) Spons kontrasepsi (contraceptive sponge) Spons kontrasepsi adalah bentuk modifikasi dari agen spermisidal. Spons ini mengandung cakram poliuretan nonoxynol-9 yang dipasang 24 jam sebelum senggama. Setelah dibasahi, spons ditempatkan di serviks. Spons ini dapat digunakan dalam beberapa kali senggama tanpa harus diganti. Spons ini sebaiknya baru dilepas 6 jam setelah senggama. Walaupun lebih nyaman dibandingkan diafragma atau kondom, namun efektifitas spons untuk kontrasepsi lebih rendah.

Gambar 7. Spons kontrasepsi dan letaknya di dalam organ genitalia interna Tudung servikal (cervical cap) Tudung servikal bermerk Prentif disetujui oleh FDA tahun 1988. Bentuknya seperti mangkuk, fleksibel (terbuat dari bahan karet) dan diletakkan di dasar serviks. Dapat dipasang sendiri dan dibiarkan hingga 48 jam. Efektifitasnya dapat ditingkatkan dengan agen spermisidal, dan jika dipasang dengan benar dapat setara dengan diafragma. Namun harganya cukup mahal dan jika dipasang kurang tepat dapat menurunkan efektifitasnya.

Gambar 8. Tudung servikal Rujukan Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom K. Williams Obstetric. 22nd ed. United States: The McGraw-Hill Companies; 2007. Like Be the first to like this page.

One thought on Metode kontrasepsi mekanis pada wanita


1. choi December 6, 2011 at 5:15 pm good

Leave a Reply

Enter your comment here...

Halaman
Tentang Penulis Medik Discipleships Buku Tamu

Pengunjung Saat Ini Pengunjung Total

821,278 jiwa

Tulisan teratas

Anatomi ginjal dan saluran kemih Susunan kulit manusia Metode kontrasepsi mekanis pada wanita Antibiotik: mekanisme cara kerja dan klasifikasinya Anatomi sistem rangka

Daftar Isi

Kerikil Kecil Kehidupan Inspirasi Hari Ini Inspirasi Hari Ini Menyampaikan Kabar Buruk Ujian Dua Lebih Baik Forensik Helm dan Trauma Kepala Belanja Buku Online Umur Manusia Uang Pecahan Rp.100,-. Anda (Masih) Punya? Geriatri. Jreng! Hadiah dari Kontes CBBP

Sunyi di Keramaian Antara Blog, Sadino, dan Maslow Ngeblog, Buat Apa dan Siapa? Motivasi Belajar Jajanan Berbuka Puasa Takut yang Positif Petasan Mercon Dokter Gemuk dan Merokok Melayani di Batas Negeri Tali Asih dari Blogcamp Melayani di Desa Minta Izin Jam Tangan Makanan Sehat Mudah Diperoleh Ujian OSCE Enak Lantas Kembali Tukang Parkir (?) Sampah Digital Berkunjung ke Puskesmas Motivasi Belajar Bakti Sosial Prokrastinasi Blackberry Motivasi Begadang Usaha yang Nggak Ada Matinya Djangan poesing lantaran scriptie tiada klaar Rokok untuk Pelancar Segala Urusan Intrik Meja Makan Kita Mari Ngeblog Pohon Mangga Tetangga Dari jantung kita belajar Peturasan Umum Bertarif Khusus Hidup itu Harapan Tepat sasaran? Dosen nggak datang Larangan merokok di angkutan umum Penitipan helm Memperbaiki buku usang Penyusutan harga gadget, Tulisan dokter, kok mirip cakar ayam? Lagi, mengenai rokok Ternyata sama saja Kendaraan 24 jam Demonstrasi mahasiswa; kenapa saya tidak setuju? Genangan Air dan Kumis Bang Foke Award Blog Pusing macet di Jakarta Dokter Aktif Tertua, Masih Berkarya di Usia 100 Tahun Tinggalkan kebiasaan telat Dokter Lo Siaw Ging, Tak Sudi Berdagang Resensi buku: Belajar Goblok dari Bob Sadino

Menginstall modem SU 8100 U di Windows 7 Notebook Dell Inspiron 14R Perilaku alay bersepeda motor Ikut ospek (lagi) Anak kecil yang merokok Masih dijajah Service motor di bengkel resmi Para penantang maut Dididik makhluk halus Salah tulis Berani naik angkot di Medan? Tertarik jadi pilot Jembatan fly-over Amplas sudah jadi Kwetiaw goreng Medan Textbook of Facebook Liburan di Medan Teladan yang berharga Praktek di ruang anatomi Juru parkir nggak jelas Makna di balik simbol ular dan tongkat ilmu kedokteran Berhentilah merokok! Blogwalking lagi Menekuni hobi sebagai profesi Kehilangan helm Cari parkir di kampus Orang-orang Batak di Panggung Century Resensi buku: Lagak Jakarta 100 Tokoh yang mewarnai Jakarta Buku asli vs buku bajakan? Resensi buku Dokter Juga Manusia Perlukah ospek dalam kehidupan kampus? Pilih netbook atau notebook? Indonesia termasuk sebagai salah satu negara terkorup di Asia Sinetron Indonesia yang semakin hari semakin tidak cerdas Tragedi Burke dan Hare: potret suram dunia kedokteran anatomi Happy Tree Friends: kekerasan berbalut hiburan?

Komentar
Pdt. Rolly Rorong, S on Anatomi sistem rangka vandy on Antibiotik untuk infeksi salur downno on Antibiotik: mekanisme cara ker Jubaedah Kurniati on Muntah: komplikasi dan pe Hosting Gratis Indon on Salap antibiotik untuk de

Blogroll

Ade Malsasa Akbar Ahsanfile Alid is Little Arisyaoran's Blog Asopusitemus Basuki Pramana Blog Blog misteri enigma BlogCamp Blognyah Alqoernia Blogombal Dewifatma's Story Dinandjait Emanuel Setio Dewo Erma Malindha For My Info Forum FK Unsyiah Georgetterox Hakadosh Heri Kurniawan I Feel Just Like A Child Irfan Handi Irfan's blog Kartun orang batak Mama Cal-Vin Mas Stein Medicmusic's blog Nandosimo Pecas Ndahe Perjalanan Panjang Rilekser Shi_wan's diary Spektrumku Pemikiranku Spesialis Bedah Suara Dokter Surya Efendi Hidayah Blog's Here Tanobato Tarry Kitty's Blog The Disciples Weekly Theologo Science TuSuda

Anakui.com

Blog at WordPress.com. | Theme: Reddle by Automattic. Follow

Follow rod-tobing weblog


Get every new post delivered to your Inbox. Join 42 other followers
Enter your em

Powered by WordPress.com

You might also like