You are on page 1of 17

PRAKTIK PERILAKU PERUSAHAAN EFEK SEBAGAI PERANTARA PEDAGANG EFEK DI PASAR MODAL INDONESIA

LATAR BELAKANG Hubungan antara investor dengan penerima modal sangat erat karena invesstor sebagai pemilik uang/modal akan bersedia menanamkan investasinya dinegara penerima modal, dan negara penerima modal harus dapat memberikan kepastian hukum, perlindungan hukum, dan rasa aman bagi investor dalam berusaha. Tanpa adanya kepastian dan perlindungan hukum, serta rasa aman, mustahil mereka akan menanamkan investasinya. Setiap investor khusunya investor asing, selalu menanyakan tentang kepastian dan perlindungan hukum, serta rasa aman tersebut. Negara penerima modal, juga selalu mengatakan bahwa negaranya siap menjamin kepastian, perlindungan hukum, dan rasa aman kepada mereka. Bidiang-bidang usaha yang terbuka untuk invvestasi merupakan bidang usaha yang diperkenankan untuk dilakukan investasi baik untuk investasi domestik maupun investasi asing. Biasanya, dalam penanaman invesstasi, khususnya investasi asing, ada beberapa bidang usaha yang tidak diperkenankan sama sekali untuk dilakukan investasi dan ada juga bidang usaha yang diwajibkan untuk melakukan kerja sama antara modal asing dan modal domestik . Prosedur dan syarat-syarat merupakan tata cara yang diteenntukan oleh negara penerima modal dalam pelaksanaan investasi dalam suatu negara. Biasanya, prosedur dan syaratsyarat itu disesuaikan dengan peraturan perundang-uundangan yang berlaku.

IDENTIFIKASI MASALAH :

1. Bagaimana peranan perusahaan efek dalam hukum investasi di Indonesia 2. Sebutkan kegiatan perusahaan efek dalam hukum investasi di indonesia ?

Tujuan penulisan: 1. Untuk mengkaji pemahaman mahasiswa tentang peranan perusahaan efek dalam hukum investasi di Indonesia 2. Untuk mengetahui tujuan kegiatan perusahaan efek dalam hukum investasi di Indonesia

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERUSAHAAN EFEK Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari BAPEPAM untuk dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, atau manajer investasi atau kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM.

SYARAT PERMODLAN PRSHN EFEK DIATUR :


PP No.45 Tahun 1995 Pasal 33 huruf a angka 1 di ubah oleh Kep Menkeu Nomor 179 /KMK.010/2003 tentang permodalan perusahaan efek jo. Kep. Ketua Bapepam Nomor 20/PM/2003, mensyaratkan Nomor 179 /KMK.010/2003 tentang permodalan perusahaan efek jo. Kep. Ketua Bapepam Nomor 20/PM/2003, PP No.45 Tahun 1995 Pasal 33 huruf a angka 1 di ubah oleh Kep Menkeu Nomor 179 /KMK.010/2003 tentang permodalan perusahaan efek jo. Kep. Ketua Bapepam Nomor 20/PM/2003, mensyaratkan Nomor 179 /KMK.010/2003 tentang permodalan perusahaan efek jo. Kep. Ketua Bapepam Nomor 20/PM/2003,

B.KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK


1. Penjamin Emisi Efek (PEE) adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. 2. Perantara Pedagang Efek (PEE) Perantara Pedagang efek merupakan pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau untuk kepentingan pihak lain. 3. Wakil Perantara Perdagangan efek (WPPE) adalah orang perorangan yang telah mendapatkan izin dari Bapepam untuk bertugas mewakili kepentingan perusahaan efek untuk melaksankan perdagangan efek. 4. Manajer Investasi. Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio (kumpulan efek yang dimiliki oleh orang perorangan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi ) untuk para investor atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok investor, kecuali perusahaan asuransi dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Wakil Manajer Investasi (WMI) adalah orang perorangan yang bertindak mewakili kepentingan perusahaan efek untuk kegiatan yang bersangkutan dengan pengelolaan portofolio efek, izin untuk wakil manajer investasi dikeluarkan oleh Bapepam dengan standarisasi yang ketat.

C.TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK PERUSAHAAN DALAM PERUSAHAAN EFEK 1. Fungsi dan Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris
Fungsi dan tanggung jawab Direksi dan Komisaris Perusahaan adalah sebagaimana pada Anggaran Dasar perusahaan sudah disesuaikan dengan UUPT tahun 2007, yaitu sebagai berikut: a.Tugas dan Wewenang Direksi 1) Direksi berhak mewakili perseoran di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dengan perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk:

a)Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan; b)Mengikat perseroan sebagai penanggung jawab/penjamin;

c)Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan, melepaskan dan membebani hak atas barang-barang tidak bergerak, termasuk bangunan-bangunan, hak-hak atas tanah serta perusahaan-perusahaan perseroan; haruslah dengan persetujuan dari salah satu Anggota Dewan Komisaris.

2) Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. 3) Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar Perseroan.

4) Presiden Direktur berhak dan berwenang bertindak dan atas nama Direksi serta mewakili perseroan. 5) Dalam hal Presiden Direktu tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga maka salah seorang anggota DIreksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili perseroan. 6) Dalam hal hanya ada seorang anggota Direksi maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Presiden Direktur atau anggota Direksi yang lain dalam Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya.

b.

Tugas

dan

Wewenang

Komisaris

antara

lain

1) Dewan komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan dan member nasehat kepada direksi. 2) Dewan komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai perseroan dan berhak untuk memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi. 3)Direksi dan setiap anggota direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan Dewan Komisaris.

4) Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara atau apabila karena sebab apapun Perseroan tidak mempunyai seorang pun anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seseorang atau lebih di antara anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris. 5) Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam anggaran dasar ini berlaku pula baginya. 6) Pada setiap waktu Dewan Komisaris berdasarkan suatu keputusan Rapat Dewan Komisaris dapat memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi dari jabatannya (jabatan mereka) apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemberhentian tersebut dengan menyebutkan alasannya.

c. . Kode Etik Terdapat beberapa PE yang tidak memiliki kode etik resmi yang didokumentasikan secara tertulis bagi karyawan. Untuk karyawan yang memiliki izin wakil orang perseorangan, perusahaan mengacu kepada kode etik WPE, sedangkan hal-hal terkait budaya dan perilaku perusahaan lainnya mengacu kepada SOP perusahaan maupun group (holdingnya) serta konvensi dan kebijakan perusahaan yang telah berlaku.

D. PERILAKU PERUSAHAAN EFEK, DIREKSI DAN KOMISARIS SELAKU PERANTARA PEDAGANG EFEK 1. Bisnis Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek ditinjau dari

Undang-Undang Pasar Modal, Peraturan Bapepam-LK


a. Undang Undang Pasar Modal
Dalam Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyatakan bahwa dalam hal Debitor adalah PE, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Bapepam-LK. Perilaku bagi PE juga memuat mengenai laranganlarangan, sebagai contoh larangan bagi PE sebagaimana termuat dalam Pasal 38 UUPM yang menjelaskan bahwa PE yang bertindak sebagai PPE dilarang melakukan transaksi atas efek yang tercatat pada Bursa Efek untuk pihak terafiliasi atau kepentingan sendiri apabila nasabah yang tidak terafiliasi dari PE tersebut telah memberikan instruksi untuk membeli dan atau menjual efek yang bersangkutan dan PE tersebut belum melaksanakan instruksi tersebut.

Contoh larangan lainnya yaitu terkait penggunaan informasi orang dalam sebagaimana termuat dalam Pasal 98 UUPM yang dinyatakan bahwa PE yang memiliki informasi orang dalam mengenai emiten atau perusahaan publik dilarang melakukan transaksi efek emiten atau perusahaan publik tersebut, kecuali apabila transaksi tersebut dilakukan bukan atas tanggungannya sendiri, tetapi atas perintah nasabahnya; dan PE tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada nasabahnya mengenai efek yang bersangkutan b. Peraturan Bapepam-LK dan negara Lain Perusahaan Efek di Indonesia harus berbentuk Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), hal ini ditegaskan dalam angka 1 huruf a Peraturan Bapepam-LK Nomor V.A.1 tentang Perizinan Perusahaan Efek yang menyatakan Pihak yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam-LK. Peraturan Bapepam-LK sebenarnya sudah sesuai dengan best practice yang berlaku secara international, mungkin perbedaan yang perlu dielaborasi lebih lanjut adalah mengenai risk management karena karakteristik dari masing-masing PE setiap negara pasti berbeda dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Bapepam-LK mulai dengan rencana revisi peraturan terkait perizinan PE sampai dengan penerapan risk management PE. Tujuan pengaturan PE adalah dalam rangka menciptakan pasar modal yang wajar, teratur dan efisien serta mampu bersaing dalam era perdagangan bebas.

Saat ini permodalan PE yang menjalankan kegiatan sebagai PPE yang mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah). Sedangkan PE yang menjalankan kegiatan sebagai PPE yang tidak mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Borderless atas kepemilikan asing di PE Indonesia sudah dibuka untuk pihak asing dimana saham untuk PE patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang bergerak di bidang keuangan selain sekuritas maksimal 85% (delapan puluh lima perseratus) dari modal disetor. Sedangkan bagi saham PE patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang bergerak di bidang sekuritas yang telah memperoleh izin atau di bawah pengawasan regulator pasar modal di negara asalnya maksimal 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) dari modal disetor. Dalam hal PE nasional atau patungan melakukan Penawaran Umum, maka saham PE tersebut dapat dimiliki seluruhnya oleh Pemodal Dalam Negeri atau Pemodal Asing. Pengaturan di negara lain harus kita sesuaikan dengan kondisi PE yang ada di Indonesia, tidak bisa semuanya diadopsi karena mungkin adanya perbedaan kultur masyarakat dan hukumnya. Dengan berbagai transparansi yang ada saat ini, termasuk pengawasan dari regulator dan publik, maka diharapkan PE harus memperhatikan kualitas pelayanan, kualitas sumber daya manusia, ketaatan terhadap peraturan, dan kualitas sistem back office.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan Dari pembahasan ddiatas kami menyimpulkan bahwa: Peranan perusahaan efek sangat bermanfaat bagi para pihak yang melakukan investasi dari penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing yang mencari keuntungan berupa laba. Adapun para pihak bertanggung jawab terhadap pengelolaan investasi adalah bertujuan untuk mefasilitasi atau memudahkan para investor dalam negeri atau investor asing untuk bertransaksi jual beli surat-surat bberharga berupa saham. Saran Untuk menimalkan penyalahgunaan kewenangan oleh direksi dan dewan komisaris perlu pengaturan secara khusus terkait perilaku direksi dan dewan komisaris dalam menyelenggarakan operasional dan pengawasan terhadap perusahaan efek Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan struktur perusahaan yang tepat dan pengendalian internal yang sesuai dengan kegiatan usahanya sehingga dapat melindungi nasabah nya termasuk dalam pengendalian risiko misalnya: a. Semua karyawan harus memahami pentingnya pengelolaan risiko b. Kompetensi karyawan yang tinggi untuk pengelolaan risiko

You might also like