You are on page 1of 16

Pendahuluan Sel adalah miniatur kehidupan atau menyerupai kawasan industri yang amat kecil, di dalamnya terdapat organel-organel

yang mirip pabrik-pabrik kimia sel y ang mengolah dan mendistribusikan hasilnya pada bagian yang membutuhkannya. Masingma sing organela mempunyai peran yang berbeda-beda dalam tubuh, tetapi antara organela satu dengan organela yang lain masih saling berhubungan. A. STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria berasal dari kata Yunani Mito yang berarti benang, dan chondrion yang berarti seperti granul(butir-butiran), sehingga dapat diartikan sebagai org anela dengan rangkaian butir-butir yang seperti benang. Mitokondria adalah organel sel eukariot yang berfungsi sebagai organ respirasi pembangkit energi dengan menghasilkan adenosin triphosphat (ATP). Jumlah mitokon dria tiap sel tergantung jenis sel dan organisme. Mitokondria ditemukan dalam jumlah banyak pada sel yang aktivitas metabolismenya tinggi yaitu sel-sel kontraktil seperti s perma pada bagian ekornya, sel otot jantung, dan sel yang aktif membelah seperti epitelium, akar rambut, dan epidermis kulit. Mitokondria diduga berasal dari bakteri serupa Rickettsia yang hidup bebas, kemudian ditelan nenek-moyang sel eukariot dan membentuk endosimbiosis satu sete ngah miliar tahun lalu. Mitokondria merupakan rangkaian organela yang unik karena memiliki DNA tersendiri yang disebut DNA mitokondria dengan sifat-sifat yang spesifik. DNA

mitokondria memiliki ciri-ciri yang berbeda dari DNA nukleus ditinjau dari ukura n, jumlah gen, dan bentuk. Besar genom pada DNA mitokondria relatif kecil apabila dibandingkan dengan genom DNA pada nukleus. Ukuran genom DNA mitokondria pada tiap tiap organisme sangatlah bervariasi. Pada manusia ukuran DNA mitokondria adalah 16,6 kb, sedang kan pada Drosophila melanogaster kurang lebih 18,4 kb. Pada khamir, ukuran genom rel atif lebih besar yaitu 84 kb. Tidak seperti DNA nukleus yang berbentuk linear, mtDNa berbentuk lingkaran. Sebagian besar mtDNA membawa gene yang berfungsi dalam proses respirasi sel. Eksperimen yang dilakukan dengan menghilangkan mtDNA pada S. cerevisceae menunjukan penurunan tingkat pertumbuhan yang signifikan yang ditandai dengan mengecilnya ukuran sel. Mitokondria merupakan organela yang berupa kantung yang diselaputi oleh dua memb ran, yaitu membran dalam dan membran luar, sehingga mitokondria memiliki dua kompartemen, yaitu ruang antar membran (intermembrane space) dan matriks (matrix ) mitokondria yang diselimuti langsung oleh membran dalam. . Membran luar Membran luar mengandung protein transport yang disebut porin. Porin membentuk saluran yang berukuran relatif lebih besar di lapisan ganda lipid memb ran luar; sehingga membran luar dapat dianggap sebagai saringan yang memungkinkan lolosnya ion maupun molekul kecil berukuran 5 kDa atau kurang, termasuk protein berukuran kec il. Molekul-molekul tersebut bebas memasuki ruang antar membran, namun sebagi-an bes ar tidak melewati membran dalam yang bersifat imper-meabel. Ini berarti bahwa dalam hal kandungan molekul kecil di ruang antar membran bersifat ekuivalen dengan sitosol

sedangkan di ruang matriks berbeda. Protein yang terletak pada membran luar meli puti berbagai enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid mitokondria dan enzim-enzim yang mengubah substrat lipid menjadi bentuk lain untuk selanjutnya dimetabolisme di m atriks mitokondria. . Membran dalam dan krista Membran dalam dan matriks mitokondria terkait erat dengan aktivitas utama mitokondria yaitu terlibat dalam siklus asam trikarboksilat, oksidasi asam lemak dan pembentukan energi. Rantai respirasi terdapat dalam membran dalam ini. Membran d alam dari selimut mitokondria sangat berbelit-belit meruak ke bagian dalam matrik den gan pola seperti tabung atau dengan pola lir lembaran di berbagai tempat. Satu belitan di sebut krista. Pada sebagian besar mitokondria tumbuhan krista tabung lebar terbentuk denga sempurna tapi beragam menurut jenis sel, umur, dan tingkat perkembangan. Satu kr ista bergabung dengan krista lain di bagian dalam mitokondria membentuk wadah intermembran lir-kantung yang bersambungan antar mereka. Pada sel lainnya, tetap terjadi modifikasi lain. Apapun bentuknya, krista mengandung sebagian besar enzim yang

mengkatalisis langkah pada sistem pengangkutan elektron setelah daur krebs sehin gga peningkatan luas permukaan sangatlah penting. . Ruang antar membran Ruang antar membran adalah ruang yang berada di antara membran luar dan membran dalam mitokondria. Ruang ini mengandung sekitar 6% dari total protein mitokondria dan beberapa enzim yang bekerja menggunakan ATP (adenosine triphosphate) yang tengah melewati ruang tersebut untuk memfosforilasi nukleotid a lain. . Matriks Sebagian besar (sekitar 67%) protein mitokondria dijumpai pada bagian matriks. Enzim-enzim yang dibutuhkan untuk proses oksidasi piruvat, asam lemak dan untuk menjalankan siklus asam trikarboksilat terdapat pada matriks ini. Terdapat pada Enzim Membran Luar Ruang antar membran Membran dalam Matriks NADH-sitokrom C oksidoreduktase, sitokrom b, asil KoA sintetase, monoamin oksidasa, kinurenin hidrolasa. Kreatin kinasa, adenilat kinasa Sitokrom b, c, c1,a ,a3, suksinat dehidrogenasa, NADH dehidrogenasa, piruvat oksidasa, karnitin asil transferasa, hidroksibutirat. Sitrat sintetasa, akonitasa, isositrat dehidrogenasa, fumarasa, malat dehidrogenasa, glutamat dehidrogenasa, asparat aminotransferasa, komplek piruvat dehidrogenasa, enzim untuk sintesis protein dan asam nukleat, enzim untuk oksidasi asam lemak. Fungsi utama mitokondria adalah memproduksi energi kimia dalam bentuk molekul ATP yang akan dipergunakan sel-sel tubuh. Bila komponen kunci rantai res pirasi dalam mitokondria hilang atau rusak maka akan terjadi proses berkelanjutan yang tidak

terkendali. Beberapa sindrom mitokondrial dapat disebabkan oleh berbagai perubah an tingkat molekuler yang dapat berupa mutasi dan delesi dari DNA mitokondria. B. PROSES RESPIRASI . Rantai Respirasi Rantai respirasi dan inhibitornya dapat dilihat pada juga merupakan ringkasan jalur metabolik mitokondria pada semua kompleks ini berada di membran dalam dan mereka dapat dicapai oleh substrat baik yang berada pada membran maupun pada mat riks. Telah diketahui pula berbagai inhibitor rantai respirasi dan efek klinik lainnya yang dapat dianggap sebagai pengetahuan awal dari mitochondrial medicine . Untuk memudahkan proses respirasi sel dibedakan menjadi tiga bagian : 1. Glikolisis 2. Siklus Krebs 3. Transport Elektron . Glikolisis Langkah pertama pemecahan glukosa terjadi di dalam sitoplasma sel, tidak memerlukan oksigen. Proses ini dinamakan glikolisis. Pada proses ini, molekul gu la 6-C menjadi tidak stabil, melalui penambahan phospat dan secara cepat dipecah menjad i dua molekul 3-C. Produk akhir glikolisis dinamakan piruvat. Selama proses perubahan glukosa menjadi piruvat, beberapa energi dari ikatan pada struktur dari molekul glukosa digunakan untuk membentuk ATP dari ADP + P. Energi dari ikatan ATP kemudian dapat digunaka n untuk berbagai macam keperluan yang membutuhkan energi. Pada proses tersebut , molekul 3-C sebagian dioksidasi. Secara khusus dua elektron (dan dua proton ) dipindahkan dari setiap molekul 3-C atau empat elektr on

dipindahkan dari molekul glukosa mula-mula. Dalam proses, elektron dan (proton) mereduksi dua molekul NAD+ menjadi dua molekul NADH. Reaksi glikolisis secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Pada beberapa kejadian untuk melenjutkan pemecahan glukosa pada satu sistem, kedua NADH harus dioksidasi, karena itu elektron dan proton yang dikandungnya ha rus dibebaskan. Bila oksigen tersedia dalam sel, elektron dan proton dapat digunakan untuk menghasilkan ATP yang lebih banyak. Bila oksigen tidak tersedia dalam sel, sel a kan mendapatkan elektron dan akan membentuk kembali NAD melalui jalan yang lain. Kad ua jalan tersebut dinamakan fermentasi. Fermentasi ada empat macam antara lain : fe rmentasi

anaerob; fermentasi alkohol; dan fermentasi asam laktat. Fermentasi alkohol meng hasilkan CO2 dan alkohol, sedangkan fermentasi asam laktat menghasilkan asam laktat. Pada jalan anaerob yang kedua, piruvat yang dihasilkan selama proses glikolisis diubah menjadi laktat. Fermentasi laktat dapat dilihat pada banyak mikroorganism e dan selama latihan (olahraga) yang berat, pada jaringan otot kita. Umumnya dipikirka n metabolisme anaerob berhubungan dengan bentuk kehidupan yang lebih sederhana, te tapi kenyataannya adalah bahwa selamakegiatan yang berat, otot kita mengandalkan mendapatkan ATP selama glikolisis dan berturut-turut membangun sejumlah laktat y ang cukup besar dalam tubuh kita sendiri. Walaupun kita mengambil oksigen dan otot k ita dapat menggunakan lebih banyak produk ATP melalui proses respirasi oksidatif sel ama kegiatan ringan, penyediaan oksigen tidak memadai untuk memelihara kebutuhan ATP yang banyak. Karena itu kita harus mengandalkan glikolisis yang tidak membutuhka n oksigen , seperti dilihat pada NADH dioksidasi, dan seperti pada fermentasi alko hol, ini digunakan untuk membentuk produk akhir yang dalam hal ini adalah laktat NAD yang bebasdigunakan lagi pada glikolisis. Laktat harus dibersihkan dari otot agar pul ih kembali. Pada tubuh laktat dibawa melalui aliran darah ke hati, dimana diubah menjadi pir uvat. Beberapa piruvat sering dapat menembus versi jalan balik dari glikolisis dan den gan penyimpanan ATP dari jalan oksidatif diubah kembali menjadi glukosa. Glukosa kem udian disimpan dalam hati atau pada otot dalam bentuk glikogen. Apabila piruvat masuk pada jalan dimana oksigen digunakan maka disinilah sebagian besar energi bebas yang b esar dari glukosa akhirnya dibebaskan untuk melakukan kerja. . Siklus Krebs Disini piruvat dari glikolisis secara lengkap dioksidasi menjadi CO2. Walaupun tidak banyak ATP yang terbentuk hanya dua molekul. Langkah awal daur krebs menyangkut oksidasi dan hilangnya CO2 dari piruvat dan penggabungan sisa unit as etat 2

karbon dengan senyawa yang mengandung belerang yakni ko-enzim membentuk asetil CoA ini dan peran lainnya didaur krebs merupakan alasan penting mengapa belerang termasuk hara esensial. Fungsi utama dari siklus krebs adalah menyediakan elektron untuk ditransport melalui sistem transport elektron yang akan digunakan energinya untuk mendapatka n perbedaan potensi kimia (Chemiosmotic differentia) di mitokondria. Sebelum elekt ron dan proton memulai perjalanannya, sementara disimpan pada dua molekul penerima, NAD+ dan FAD, mereduksi molekul ini menjadi NADH+ + H+ dan FADH2. Daur krebs melakukan pengambilan beberapa elektron dari asam organik dan mengangkut elektro n tersebut ke NAD. Dalam daur krebs tidak ada enzim dehidrogenase, dari daur ini y ang menggunakan NADP sebagai penerima elektron. Bahkan NADP biasanya hampir tak terdeteksi dalam mitokondria tumbuhan keadaan yang berlawanan dengan kloroplas y ang dalamnya NADP sangat berlimpah, sedangkan NAD lebih sedikit. Tidak hanya NADH da n ubikuinol yang merupakan produk penting dari daur krebs, tapi 1 molekul ATP dibe ntuk dari ADP + P selam pengubahan suksinat koenzim A menjadi asam suksinat. Proses ini dimulai ketika piruvat kehilangan sebuah atom yang dibebaskan sebagai CO2 yang lebih penting, piruvat dioksidasi. Karena itu, sepasang elektro n yang lain dipindahkan. Dalam proses NAD+ direduksi menjadi NADH dan sebuah hidrogen dibebaskan. Molekul piruvat sekarang molekul 2-C yang bersama-sama dengan koenzi m (Ko-A) membentuk asetil Ko-A. Molekul 2-C ini kemudian bergabung dengan molekul 4C (oksaloasetat) yang dihasilkan pada siklus itu sendiri. Ko-A dibebaskan untuk me nyertai piruvat yang lain masuk ke dalam siklus. Karena itu sekarang dapat dilihat produ k glikolisis masuk ke dalam siklus sebagai bagian dari molekul asam sitrat.

Siklus Krebs

. Transport Elektron Sistem pengangkutan elektron dan fosforilasi NADH terdapat di mitokondria berasal dari 3 proses utama ; daur krebs, glikolisis dan di daur oksidasi glisin yang dihasilkan selama fotorespirasi. Bila NADH dioksidasi akan dihasilkan ATP. Denga n cara serupa ubikuinol dihasilakan oleh asam suksinat dehidrogenase dalam daur krebs j uga dioksidasi untuk menghasilkan ATP. Walaupun oksidasi ini melibatkan pengambilan O2 dan pembentuka H2O baik NADH ataupun ubikuinol tidak bergabung secara langsung dengan O2 untuk membentuk H2O. Yang terjadi, elektronnya ditransfer melalui bebe rapa senyawa antara sebelum H2O terbentuk. Pembawa elektron ini merupakan sistem pengangkut elektron mitokondria. Pengangkutan elektron dimulai dari pembawa yang termodinamika sulit untuk direduksi ke pembawa yang mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk menerima elektron. Pengangkutan elektron dimulai dengan NADH+ + H+ yang terbentuk di matriks oleh enzim daur krebs. Kedua elektron dan kedua H+ menuju flavoprotein yang mengandung FMN, lalu membawa elektron ke protein Fe-s. Besi dalam Fe-s ini dapat menerima hanya satu elektron pada satu saat dan tidak menerima H+; kedua H+ ditr ansfer ke dalam ruang antar membran. Fe-s tereduksi akan memindahkan elektron ke ubikui non (UQ), dengan 2H+ yang diambil dari matriks akan tereduksi menjadi ubikuinol (UQH 2). Dari UQH2 elektron akan pindah satu per satu menuju ke berbagai sitokrom b, kedu a H+ dari UQH2 ditransfer keluar ke ruang antar membran. Protein Fe-s lainnya akan me nerima dan mentransfer elektron ke Fe3+ di sitokrom c1 dengan pengeluaran ketiga dari s epasang H+. Dari sitokrom c1, elektron diterima oleh sitokrom c, kemudian ditransfer ke O2 membentuk H2O yang dikatalisis oleh sitokrom oksidase, sepasang H+ lainnya dipindahkan dari matriks ke ruang antar membran.

. Pembentukan ATP pada mitokondria Di mitokondria, pembentukan ATP dari ADP secara tidak langsung didorong oleh kecenderungan O2 secara termodinamika untuk tereduksi, dan proses ini diseb ut fosforilasi oksidatif. Seperti di kloroplas, fosforilasi dikatalisis oleh faktor perangkat sintesis ATP. Sintesis ATP mitokondria ini mempunyai tangkai dan pentul seperti pada sintesis tilakoid, dan meruak melintasi membran dalam. Pentulnya menghadap dan meruak ke matriks, sedangkan tangkainya meruak keluar menuju ruang antar membran dalam dan membran luar. ATP dibentuk pada pentul di dalam matriks, kemudian diangkut menuj u sitosol oleh transport balasan dengan ADP berikutnya. ATP kemudian dipindah deng an

segera melintasi membran luar yang jauh lebih permeable mkenuju sitosol, tempat ATP menjalankan berbagai fungsinya. Membran luar mempunyai porin, saluran yang mengalirkan molekul dengan bobot molekul kurang dari sekitar 5 kDa, sehingga nukleotida dan berbagai metabolit lainnya dapat melewati membran itu dengan muda h. . Kemiosmosis pada mitokondria Segera setelah NAD+ dan FAD direduksi pada siklus krebs, kejadian akhir dari respirasi dapat dimulai NADH melintas matriks dari kompartemen dalam mitokondria untuk mereduksi pembawa pertama dari membran dalam. FADH2 mempunyai kekuatan reduksi yang lebih kecil dari NADH, karena itu mereduksi suatu pembawa selanjutn ya sepanjang sistem. Pembawa selanjutnya mereduksi pembawa berikutnya dan secara serentak mengangkut proton melintas membran menuju kompartemen di luarnya. Seperti diketahui jalannya elektron mengakibatkan proton dilempar menuju ruang antar membran , sehingga bila hal ini terjadi berturut-turut akan berakibat terb entuknya chemiostic differential dan energi bebas akibat perbedaan potensial ini digunaka n untuk membentuk ATP, tetapi sebelum elektron mencapai senyawa pembawa terakhir, elektr on melewati pembawa elektron dari sistem transport elektron yang pada akhirnya pene rima elektron adalah oksigen. Elektron bergabung dengan oksigen dan bersama dengan pr oton dari matriks membentuk molekul air (H2O). . Kemiosmotik fosforilasi Fosforilasi oksidasi pada mitokondria menghasilkan ATP jauh lebih besar dari pada respirasi anaerob (glikolisis). Pada glikolisis hanya dihasilkan 2 ATP seti ap molekul glukosa ; proses oksidatif menghasilkan 25 36 ATP. Karena itu organisme yang mendapatkan tenaga melalui mitokondria menghasilakan energi bebas yang lebih ban yak. Kemiosmotik terjadi bila proton melintas melewati partikel F1. Energi transfer terjadi bila 2 proton (ion hidrogen) bertemu 2 ion hidroksil membentukair. Perbe daan

energi bebas antara ion-ion dan air cukup untuk memproduksi ikatan energi tinggi yang baru antaraADP dan P bila ditangkap pada reaksi couple. NADH + H+ yang dihasilka n pada proses glikolisis tidak dapat masuk dalam mitokondria. Oleh karena itu haru s ada mekanisme yang dapat mengangkutnya. Melalui mekanisme Shuttle NADH + H+ dapat diangkut ke mitokondria. C. MASUKNYA METABOLIT KE DALAM MITOKONDRIA Selama katabolisme aerob berlangsung, NADH ditimbulkan di dalam sitoplasma. Selnya harus mempunyai suatu cara yang memungkinkan secara tidak langsung reoksi dasi dari tambahan mitokondria NADH ini oleh rantai pernafasan, sebab kita mengetahi dari efek Pasteur bahwa pengumpulan laktat berhenti apabila oksigen mulai tersedia ba gi suatu anaerob fakultatif. Reoksidasi NADH sitoplasma dilakukan oleh sistem ulang alik (shuttle). Terdapat dua sistem shuttle primer yang bekerja, yaitu : shuttle glis erol fosfat dan shuttle malat. Keduanya melayani pengaturan jumlah NADH di dalam sitoplasma. Selain sistem shuttle dan pernafasan, terdapat bukti bahwa NADH dapat direoksiodasi men jadi + ++ NADmenurut reaksi transhidrogenase : NADP+ NADH . NADPH + NAD

DAFTAR PUSTAKA http://www.chemistry.wustl.edu//Cytochromes/cytrochromes.html http://id.wikipedia.org/wiki/Mitokondria http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/CellulerRespiration http://www.a3243g.com/a3243g_images/mitochondria.gif http://micro.magnet.fsu.edu/cells/mitochondria/mitochondria.html Kimball, W.John. 1990.Biologi Edisi kelima Jilid I . Jakarta : Erlangga Bawa, Wayan . 1998. Dasar-dasar Biologi Sel. Jakarta : Depdikbud

MAKALAH BIOLOGI SEL MITOKONDRIA

OLEH : Muhammad Machmudi (063244218) Iwan Mardiansyah (063244221) Abdul Wahab Syamsiono (063244222) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2007

You might also like