You are on page 1of 63

PEDOMAN PELAKSANAAN AKREDITASI BAB II SEKOLAH MENENGAH UMUM (SMU) ASPEK TERMODINAMIKA

& PRINSIP KESETIMBANGAN DALAM PEMISAHAN

Prinsip Proses Pemisahan adalah kerja


Berkaitan

Hukum II Termodinamika
Tujuan dari kajian ini : Menjelaskan hubungan antara termodinamika klasik dengan metode pemisahan yg diklasifikasikan sebagai metode kesetimbangan Meliputi: - Spontan/tidak - Meramalkan kondisi fasa-fasa yg berada dlm kesetimbangan - Memperkirakan komposisi sistem
2

ENERGI BEBAS DAN KONSTANTA KESETIMBANGAN


aA + bB cC + dD

Pemahaman tentang faktor yang menentukan posisi akhir reaksi adalah salah satu tujuan termodinamika kimia Secara termodinamika kespontanan reaksi kimia ditentukan oleh energi bebas.

G = H - T S Suatu sistem bergerak dari suatu yang tidak setimbang ke posisi setimbang, artinya G harus berubah dari ada nilainya menjadi 0 Selain itu dalam suatu reaksi kimia seringkali yang berubah adalah

konsentrasi, sehingga G harus merupakan fungsi dari konsentrasi reaktan dan produk

G = G0 + RT ln Q
The change in Gibbs free energy under standardstate conditions Accounts for nonstandardstate pressures or concentrations

u/ reaksi: aA + bB
c

cC + dD

[C ] [ D]d [ A]a[ B]b

Pada keadaan kesetimbangan energi bebas Gibbs=0, Sehingga:

G0 = - RT ln K
K
d [C ]c [ D]eq eq

[ A] [ B]

a eq

b eq

MANIPULATING EQUILIBRIUM CONSTANTS

1. Jika kita membalikkan suatu reaksi, konstanta kesetimbangan untuk reaksi yang baru adalah kebalikan dari reaksi awal.
Contoh: A + 2B AB2

K1

[ AB 2 ] [ A][ B ] 2
A + 2B

maka untuk reaksi: AB2

K2

1 K1

[ A][B] [ AB2 ]

2. Jika kita menjumlahkan dua buah reaksi membentuk reaksi yang baru, maka konstanta kesetimbangan untuk reaksi yang baru adalah hasil kali konstanta kesetimbangan dari reaksi asal. [ AC ] Contoh: A + C AC K1 [ A][ C ] AC + C Maka untuk reaksi: A + 2C AC2 AC2
K2 [ AC 2 ] [ AC ]][ C ]

K3

K1 K 2

[ AC 2 ] [ AC ] [ AC 2 ] x [ A][C ] [ AC ][C ] [ A][C ] 2

LATIHAN 1 Hitung konstanta kesetimbangan untuk reaksi: 2A + B Jika diketahui Reaksi 1 : A + B Reaksi 2 : A + E Reaksi 3 : C + E Reaksi 4 : F + C Jawab: K = . D C+D+F B D + B K1 = 0,4 K2 = 0,1 K3 = 2,0 K4 = 5,0 C + 3D

Tabel 1 Jenis-jenis reaksi kesetimbangan dalam proses kimia Kesetimbangan Reaksi


Reaksi asam basa Reaksi pengendapan Pembentukan Kompleks HA + H2O MX H3O+ + A-

Konstanta Kesetimbangan Ka Ksp Kf

Mn+ + XnMLa(n-ab)+

Mn+ + aLb-

Redoks
Distribusi fasa

Ared + Boks
AH2O

Aoks + Bred

Keq
KD
8

Aorganik

1.Reaksi asam basa Bronsted-Lowry (1923) mendefinisikan asam adalah .......................... dan basa adalah ............................... Contoh: CH3COOH(aq) + NH3(aq) CH3COO- (aq) + NH4+(aq)

Berdasarkan reaksi antara asam dengan pelarut (contohnya air) asam dibagi menjadi dua kategori: -Asam kuat, yaitu: .......................................... -Asam lemah, yaitu: ....................................... HCl(aq) + H2O CH3COOH(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq) CH3COO-(aq) + H3O+(aq)

Ka

[ H 3O ][CH 3COO ] 1,75x10 [CH 3COOH ]

Latihan 2: Turunkan konstanta disosiasi asam poliprotik (asam fosfat)

Jawab:

Ka1= 7,11 x 10-3 Ka2= 6,32 x 10-8 Ka3= 4,5 x 10-13


10

Basa kuat adalah ............................................................. Basa Lemah adalah ..........................................................

NaOH(aq)

Na+(aq) + OH-(qa) CH3COOH(aq) + OH-(aq)


[OH ][CH 3COOH ] [CH 3COO ] 5,71x10
10

CH3COO-(aq) + H2O(l)
Kb

Latihan 3

Ampiprotik adalah .........................................


Tuliskan persamaan reaksi ion bikarbonat, jika berfungsi sebagai asam dan jika berfungsi sebagai basa. Jawab: .............................................................................................. Ka = 4,69 x 10-11 dan Kb = 2,25 x 10-8
11

Disosiasi Air H2O(l) + H2O(l) H3O+(aq) + OH-(aq)

Kw = [H3O+][OH-]
Kw = 1,000 x 10-14 (24oC)

6,809 x 10-15 (20oC)


1,469 x 10-14 (30oC) Latihan 4

Hitung konsentrasi OH- jika [H3O+] adalah 6,12 x 10-5!


Jawab:

.......................................................................................

12

CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3COO-(aq) + H2O(l)

CH3COO-(aq) + H3O+(aq) CH3COOH(aq) + OH-(aq)

Ka=... Kb= ...

Apabila kedua reaksi di atas dijumlahkan maka:


2H2O(l) H3O+(aq) + OH-(aq)

Jadi: Kw = Ka x Kb
Latihan 5 Hitung konstanta kesetimbangan dari: a. Kb untuk piridin, C5H5N jika Ka C5H5NH+= 5,90 x 10-6 b. Kb untuk dihidrogen fosfat, H2PO4- jika Ka H3PO4= 7,11 x 10-3 Jawab: ........................................................................................................
13

2.Reaksi Pengendapan

Contoh: reaksi pengendapan PbCl2 dituliskan sebagai:


Pb2+(aq) + 2Cl- (aq) PbCl2(s)

Reaksi kebalikannya yang melibatkan pelarutan endapan lebih sering dituliskan.

PbCl2(s)

Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)

Konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini disebut Hasil kali kelarutan,Ksp.


Ksp = [Pb2+][Cl-]2 = 1,7 x 10-5

14

3. Reaksi Pembentukan kompleks Contoh: reaksi antara ion logam Cd2+ dan ligan NH3

Cd2+(aq) + 4(:NH3)(aq)

Cd(:NH3)42+(aq)

Pembentukan kompleks logam-ligan ditunjukkan dengan konstanta pembentukan, Kf.

Kf

[Cd ( NH 3 ) 2 ] 4 [Cd 2 ][NH 3 ]4

5,5x107

Kebalikan dari reaksi pembentukan kompleks adalah reaksi disosiasi dan ditunjukkan dengan konstanta disosiasi, Kd, merupakan kebalikan dari Kf.

15

Beberapa reaksi pembentukan kompleks terjadi dari beberapa tahapan reaksi.

Contoh:
Cd2+(aq) + NH3(aq) Cd(NH3)2+(aq)

Cd(NH3)2+(aq) + NH3(aq)
Cd(NH3)22+(aq) + NH3(aq)

Cd(NH3)22+(aq)
Cd(NH3)32+(aq)

Cd(NH3)3 2+(aq) + NH3(aq)


4

Cd(NH3)42+(aq)

= K1xK2xK3xK4

16

4.Reaksi Oksidasi-Reduksi Hubungan energi bebas, G, dengan perpindahan muatan,Q, di bawah suatu potensial tertentu diberikan dalam persamaan:

G = EQ
Untuk 1 mol reaktan yang dioksidasi atau direduksi, muatan:

Q = nF
E Eo

Maka: G = -nFE

0,05916 log Q n

Hubungan antara potensial elektrokimia dan konsentrasi reaktan dan produk adalah:
-nFE = -nFEo + RT lnQ Maka:

RT ln Q nF
25oC
17

Karena pada reaksi kesetimbangan G = 0 maka E juga 0 Sehingga pada kesetimbangan:

RT log K nF

Eoreaksi = Eored Eoox


Eored dan Eoox adalah potensial reduksi standar Latihan 6 Hitung: (a) potensial standar, (b) konstanta kesetimbangan, dan (c) potensial jika [Ag]+=0,020M dan [Cd2+]=0,050M untuk reaksi berikut pada suhu 25oC.

Cd(s) + 2Ag+(aq)
Jawab:

Cd2+(aq) + 2Ag(s)

..............................................................................................
18

19

Termodinamika Pemisahan
Prinsip

Hukum ke-2 Termodinamika

Proses Pemisahan merupakan kerja


Digunakan untuk

Menjelaskan fenomena dalam proses pemisahan


Kespontanan reaksi Meramalkan kondisi fasa dlm kesetimbangan Meramalkan komposisi sistem
20

1. Konsep Umum Kesetimbangan Kimia

Pendekatan termodinamika untuk menjelaskan sistem kesetimbangan dilakukan melalui persamaan & besaran dalam bentuk fungsi keadaan

Fungsi Keadaan ??? Sistem setimbang ???


Contoh:
Pada ekstraksi, kesetimbangan tercapai bila pengocokan lebih lanjut tidak lagi menghasilkan produk ekstraksi
21

2. Hubungan G Vs K
G merupakan besaran ekstensif dan fungsi keadaan

Jadi penentuan perubahan G dari suatu proses dapat dihitung melalui:


G = G0akhir - G0awal Apa beda G dan G0 ??? Kesetimbangan tercapai bila tidak terjadi perubahan energi bebas (G) sistem pada kondisi suhu & tekanan tetap (1)

( G)P,T = 0

22

Reaksi akan berlangsung spontan ke arah tingkat energi bebas yang lebih rendah/ G berharga negatif. Hubungan G dan G o

G = G0 + RT ln Q atau G = G0 + 2,303 RT log Q Pada saat sistem mencapai kesetimbangan, energi bebas produk sama dengan energi bebas reaktan atau dengan kata lain G = 0, dan harga Q = K, sehingga pada saat kesetimbangan diperoleh : 0 = G0 + RT ln K atau G0 = - RT ln K Untuk reaksi kesetimbangan yang melibatkan gas harga K= Kp dan untuk reaksi kesetimbangan dalam larutan harga K =Kc, sehingga didapatkan : G0 = - RT ln Kp ( reaksi gas) (2) G0 = - RT ln Kc (reaksi larutan) (3) 23

Gambar 1. Kurva Energi Bebas Reaksi

24

Hubungan antara G0 dengan K berdasarkan persamaan G0 = - RT ln K dapat dilihat pada tabel 2 berikut : K Ln K Go Keterangan

>1

Positif

Negatif Pada kesetimbangan produk lebih banyak daripada reaktan

=1

Pada kesetimbangan produk = reaktan

<1

Negatif

Positif

Pada kesetimbangan produk lebih sedikit daripada reaktan

25

Contoh soal 1
Untuk reaksi kesetimbangan : 2NO2 (g) N2O4(g) , tentukan apakah reaksi berlangsung spontan, ke arah N2O4 ???
Jika diketahui temperatur sistem berharga 25oC, tekanan parsial NO2 dan N2O4 masing-masing adalah 0,2 atm dan 0,1 atm serta G0 = -5,40 kJ/mol N2O4.

Jawab:

26

Selain dari G, kecenderungan reaksi dapat didefinisikan H dan S


Suatu sistem cenderung ada dalam kondisi H=- dan S = + Hubungan antara H dan S dinyatakan sebagai persamaan energi bebas Gibbs G = H - TS (4)

Pada kondisi temperatur tetap: G = H - TS (5) Bila pengukuran termodinamik dilakukan dalam keadaan standar (1 atm, 298 K) maka diperoleh : Go = Ho - TSo (6) Entalpi standar (Ho) dan entropi standar (So) serta energi bebas standar (Go) menunjukkan kuantitas termodinamik untuk pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar.

27

Contoh Soal 2
Tentukan tetapan kesetimbangan untuk reaksi ; 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3(g), jika diketahui G0 = -140 kJ, dan reaksi berlangsung pada temperatur 250C? Jawab:

Contoh Soal 3
Diketahui tetapan kesetimbangan untuk reaksi H2O(l) H2O(g) adalah 3,1 x 10-2. Tentukan besarnya G0 , jika reaksi berlangsung pada 25oC? Jawab:

28

3. Jenis Sistem Kesetimbangan


1.Kesetimbangan Homogen
Istilah kesetimbangan homogen digunakan untuk menunjukkan bahwa fasa dari semua spesies yang berada dalam sistem sama. Sebagai contoh kesetimbangan homogen fasa gas untuk reaksi penguraian N2O4. N2O4 (g) 2NO2(g) Tetapan kesetimbangan untuk reaksi di atas adalah :

Kp

2 NO 2

p N 2O4
29

2. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen merupakan reaksi yang melibatkan pereaksi dan produk dalam fasa yang berbeda. Sebagai contoh, jika calsium karbonat (CaCO3) dipanaskan dalam tabung tertutup, maka akan terjadi kesetimbangan :

CaCO3 (s)

CaO (s) + CO2(g)

Gambar 2 Kesetimbangan heterogen CaCO3 , CaO dan CO2

30

Dalam sistem tersebut terdapat dua fasa yaitu padatan CaO dan CaCO3 dan gas CO2. Pada keadaan setimbang , tetapan kesetimbangannya dapat dituliskan :

K c'

CaO CO2 CaCO3

Bagaimanapun, konsentrasi padatan sebagai kerapatan atau massa jenis merupakan besaran intensif yang tidak bergantung pada kuantitas zat. Satuan konsentrasi (mol/liter) dapat diubah menjadi satuan kerapatan (gram/cm3) begitu juga sebaliknya. Untuk alasan ini maka konsentrasi CaCO3 dan CaO dianggap konstan dapat digabungkan dengan tetapan kesetimbangan sehingga diperoleh:

CaO K CaCO3
' c

Kc

CO2

31

Contoh soal 4
Diketahui tetapan kesetimbangan Kp untuk reaksi : PCl5 (g) PCl3(g) + Cl2(g) adalah 1,05 pada temperatur 250oC. Jika tekanan parsial pada kesetimbangan untuk PCl5 dan PCl3 berturutturut adalah 0,875 atm dan 0,463 atm, berapa tekanan parsial untuk Cl2 saat kesetimbangan pada suhu yang sama ?

Jawab:

32

PERUBAHAN FASA & KESETIMBANGAN


Fasa ??? Bagian yang serbasama dalam suatu sistem yang kontak dengan bagian lain dalam sistem namun terpisahkan satu sama lain dengan batas yang jelas.

Contoh: Es dan cairannya


Perubahan fasa merupakan pembentukan satu fasa dari fasa lainnya yang berlangsung ketika ada energi (biasanya dalam bentuk panas) yang diserap atau dilepaskan oleh sistem

Perubahan fasa merupakan perubahan fisika yang dicirikan dengan perubahan dalam tingkat molekuler, misalnya padatan memiliki tingkat keteraturan molekuler yang lebih besar dibandingkan cairan juga gas.
33

1. Kesetimbangan Cair-Uap
Evaporasi atau penguapan???
Peristiwa ketika sejumlah tertentu molekul dalam cairan memiliki energi kinetik yang cukup untuk keluar dari permukaan cairan.

Gambar 3 Alat untuk mengukur tekanan uap cairan. (a) sebelum penguapan (b) saat kesetimbangan

34

Pada keadaan kesetimbangan dinamis antara dua fasa (cair dan gas), maka laju penguapan akan sama dengan laju kondensasi. Tekanan yang diukur ketika kondisi kesetimbangan dinamis antara kondensasi dan penguapan disebut tekanan uap kesetimbangan atau disederhanakan sebagai tekanan uap.

Tekanan uap kesetimbangan merupakan tekanan uap maksimum

dari molekul cairan yang dapat lepas ke permukaan cairan pada temperatur yang diberikan dan berharga konstan pada temperatur tetap Sebagai contoh tekanan uap air pada suhu 200O C adalah 17,5 mmHg dan pada suhu 100oC adalah 760 mmHg.

35

Gambar 4. Peningkatan tekanan uap akibat kenaikan suhu Titik didih normal cairan ditunjukkan dengan garis putus-putus.

36

Kalor Penguapan & Titik Didih


( Hvap) merupakan ukuran seberapa kuat molekul berada dalam cairan, yang didefinisikan sebagai energi (biasanya dalam satuan kJ) yang diperlukan untuk menguapkan 1 mol cairan.
titik didih, yaitu keadaan dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan udara luar (atmosfer).

37

Kalor molar penguapan untuk beberapa cairan diukur pada 1 atm


Senyawa Argon (Ar) Titik Didih (oC) -186 Hvap (kJ/mol) 6,3

Metana
Etil eter

-164
34,6

9,2
26,0

Etanol
Benzena Air Raksa

78,3
80,1 100 357

39,3
31,0 40,79 59,0

38

kurva tekanan uap dan temperatur ditunjukkan dengan persamaan Clapeyron (1834).

dp dT

H vap T v

(1)

Karena volume cairan sangat kecil bila dibandingkan volume gas, sehingga v v , Jika kita juga mengasumsikan bahwa uap merupakan gas ideal, maka berlaku:

RT p

Sehingga

dp dT

H vap RT
2

dp p

H vap RT
2

dT
39

(2)

Hasil pengintegrasian:

ln p

H vap RT
H vap 2,303 RT

log p

p2 log p1

1 2 ,303R T2

H vap

1 T1

40

Contoh Soal :

Berapa tekanan uap dari n-pentana pada suhu 25oC, jika diketahui pada suhu 20oC hasil dari plot grafik dengan slop = 1,4 x 103 derajat, memberikan harga Hv sebesar 6400 kal/mol dan tekanan uap sebesar 420 torr? Jawab:

41

Contoh Soal :

Berapa titik didih dari benzena jika diketahui titik didih normalnya adalah 353,2 K. dan tekanan uapnya adalah 0,47 atm dan kalor penguapan molar benzene adalah 31,8 kJ/mol.
Jawab:

42

Tekanan kritis Vs Temperatur Kritis


Setiap senyawa mempunyai temperatur kritis (Tc), dimana pada suhu tersebut bentuk gas tidak dapat diubah menjadi cair, atau temperatur dimana cairan tetap ada dalam fasa cair. Tekanan minimum yang diperlukan untuk mencairkan gas pada temperatur kritis disebut tekanan kritis.

Kesetimbangan Padat-Cair
Energi yang diperlukan untuk melelehkan 1 mol padatan disebut kalor molar peleburan ( Hfus).
Data mengenai titik leleh dan kalor molar peleburan dari beberapa senyawa dapat dilihat pada tabel 3

43

Kalor molar peleburan untuk beberapa cairan diukur pada 1 atm

Senyawa Argon (Ar) Metana

Titik leleh (oC) -190 -183

Hfus (kJ/mol) 1,3 0,84

Etil eter
Etanol

-116,2
-117,3

6,90
7,61

Benzena
Air Raksa

5,5
0 -39

10,9
6,01 23,4

44

Kurva Pemanasan zat

45

Titik Beku Campuran

Diagram fasa untuk kamper murni dan kamper dengan penambahan sejumlah naftalena (kurva C)
46

Kesetimbangan padat-gas
Proses dimana molekul berubah secara langsung dari fasa padat menjadi fasa gas disebut sublimasi dan proses kebalikannya disebut deposisi
Energi yang diperlukan untuk menyublimkan 1 mol padatan disebut kalor molar sublimasi ( Hsub).

Hsub = Hfus +

Hvap

padatan memiliki tekanan uap dan tekanan uapnya bergantung pada temperatur dalam kondisi yang sama sesuai dengan persamaan Clapeyron :

log p

Hs 2, 303RT

C
47

Diagram fasa

48

Diagram fasa dapat digunakan untuk memprediksi perubahan fasa suatu senyawa pada titik didih atau titik leburnya sebagai akibat perubahan tekanan luar, kita juga dapat memperkirakan secara langsung transisi fasa yang terjadi akibat perubahan temperatur dan tekanan. Titik didih normal dan titik leleh normal air diukur pada 1 atm, berturut-turut adalah 100oC dan 0oC. Apa yang akan terjadi jika peleburan dan pendidihan berlangsung pada tekanan yang lain?

peningkatan tekanan di atas 1 atm akan meningkatkan titik didih dan menurunkan titik lebur. Penurunan tekanan akan menurunkan titik didih dan meningkatkan titik lebur.
49

KESETIMBANGAN FASA
Aturan fasa dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan keadaan yang dialami oleh suatu komponen dalam campuran
Aturan fasa diperlukan untuk menentukan derajat kebebasan sistem Fase adalah keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya, bukan hanya dalam komposisi kimianya, melainkan juga dalam keadaan fisiknya. Contohnya fase padat, fase cair dan fasa gas.

Banyaknya fase dalam sistem diberi notasi P


50

Komponen adalah spesies yang ada dalam sistem. Jumlah komponen dalam sistem merupakan jumlah minimum spesies bebas yang diperlukan untuk menentukan komposisi semua fasa yang ada dalam sistem, jika spesies yang ada dalam sistem tidak bereaksi.

Banyaknya komponen dalam sistem disimbolkan dengan (C ). Contoh soal :


Tentukan jumlah fasa dan komponen yang ada dalam sistem berikut : 1. Gula pasir dilarutkan dalam air 2. Garam dapur dilarutkan dalam air 3. Es dimasukkan dalam segelas air 4. Minyak dicampurkan dengan air

51

Derajat kebebasan suatu sistem merupakan jumlah variabel intensif bebas yang diperlukan untuk menyatakan keadaan sistem. Derajat kebebasan disimbolkan dengan ( f )

Hukum fasa Gibbs adalah :

f=c-p+2
Tiga variabel intensif dalam proses pemisahan adalah suhu, tekanan dan komposisi (konsentrasi). Dengan menetapkan atau menspesifikasikan dua diantara tiga variabel ini, maka variabel ketiga secara langsung dapat ditentukan. Untuk itulah maka digunakan nilai tetapan 2 dalam persamaan di atas.

52

Contoh soal : Suatu sistem terdiri dari dua larutan yaitu dietil eter dalam air dan air dalam dietil eter yang berkesetimbangan dengan fasa uapnya pada temperatur 298 K dan tekanan 59,5 kPa. Berapa derajat kebebasan sistem ?

Jawab:

53

1. Sistem Satu Komponen

Untuk sistem satu komponen seperti air murni, aturan fasanya adalah : f = 3 - p. Jika hanya ada satu fase maka f =2, jika ada dua fase maka f =1, dan jika ada 3 fase maka f =0.
Dengan demikian untuk sistem satu komponen maksimum ada dua variabel intensif untuk menyatakan keadaan sistem. Kita dapat menggambarkan setiap keadaan dengan satu titik pada diagram fasa yaitu diagram dua dimensi P terhadap T.

54

Gambar : Diagram Fasa Air

Pada titik A yaitu daerah fasa cair, p =1, f=2, sehingga ada 2 variabel spesifik, yaitu temperatur dan tekan untuk menentukan lokasi titik A. Pada titik B yaitu satu titik pada garis kesetimbangan cairanuap, niai p =2 dan f =1, sehingga hanya 1 variabel yang harus spesifik, suhu atau tekanan.

55

Sistem dua komponen disebut juga sistem biner. Jika terdapat dua komponen dalam sistem , c = 2, maka aturan fasanya adalah f = 4 - p. Untuk sistem satu fasa f = 3 berarti ada tiga variabel bebas yang dperlukan untuk menyatakan keadaan sistem yaitu T, P dan fraksi mol. Biasanya satu dari ketiga variabel dibuat tetap (tekanan), sehingga dua variabel lainnya (fraksi mol dan T) dapat digambarkan dalam diagram fasa dua dimensi.

Sistem dua komponen cair-uap ideal Larutan ideal adalah laruan yang memenuhi hukum Raoult pada semua rentang konsentrasi. Pi = Xi Pio Di mana Pi = tekanan uap jenuh I di atas larutan pada suhu T, Xi menyatakan fraksi mol I dalam larutan ideal dan Pio = tekanan uap jenuh pelarut murni I pada temperatur T. campuran benzena dan toluena.
56

Gambar. Diagram fasa untuk campuran benzena dan toluena dalam kondisi isobar

57

Sistem dua komponen cair-uap tak ideal Diagram fasa cair-uap untuk sistem tak ideal diperoleh melalui pengukuran tekanan dan komposisi uapnya dalam kesetimbangan dengan cairan yang diketahui komposisinya.

Diagram fasa sistem dua komponen dalam kondisi isotermal


58

1. Dalam Proses Ekstraksi dan KCC:


Kesetimbangan fasa Cair-cair

KD

m2 m1

1 2

'

59

2. Dalam Destilasi/KGC
Dasar: Kesetimbangan cair-gas Perbedaan titik didih Hukum clapeyron:

Titik Didih (oC) Senyawa Argon (Ar) Metana Etil eter Etanol Benzena -186 -164 34,6 78,3 80,1 100 357

Hvap (kJ/mol) 6,3 9,2 26,0 39,3 31,0 40,79 59,0

p2 log p1

1 2 ,303R T2

H vap

1 T1

Air Raksa

Kalor molar penguapan untuk beberapa cairan diukur pada 1 atm

Berapa titik didih dari benzena jika diketahui titik didih normalnya adalah 353,2 K. dan tekanan uapnya adalah 0,47 atm dan kalor penguapan molar benzene adalah 31,8 kJ/mol. Penyelesaian soal : Titik didih normal suatu cairan adalah titik didih pada tekanan 1 atm, sehingga p1= 1 atm, kemudian p2 = 0,47 atm. Untuk menentukan titik didih benzene dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

0,47 atm log 1 atm

31800J / mol 1 2,303 8,314 J / molK Tb

1 K 353,2

Td = 330 K
60

Hukum Trouton:

H uap
Trouton, Clausius-Clapeyron:

21 Td

log

T2 T1 8,9( ) T1.T2

= faktor pemisahan, komponen 1 lebih mudah menguap dibandingkan komponen 2.

61

3. Dalam Sublimasi/KGP
Kesetimbangan Fasa gas-padat

log P

H uap 2,3RT

4. Dalam Pengendapan/kristalisasi:
Prinsip: Kesetimbangan fasa cair-padat, Ksp

62

SEKIAN DULU

Terima Kasih

63

You might also like