You are on page 1of 14

1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat sehari-hari kita mengetahui banyak cara yang digunakan dalam menangani masalah pengobatan penyakit. Salah satunya dengan yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, dalam menangani penyakit cacar air, campak dan paramam. Masyarakat kabupaten kuantan singing adalah masyarakat yang budayanya merupakan campuran dari budaya masyarakat padang (Sumatra barat) dan masyarakat melayu. Masyarakat kuantan singingi percaya bahwa penyakit cacar air, campak dan paramam merupakan suatu penyakit yang berasal dari satu sumber, yaitu berupa sebuah tamanam yang disebut tamaman jarak. Kebanyakan orang pasti pernah mendengar istilah penyakit cacar air,campak, dan paramam . Namun kenyataannya tidak semua orang tahu secara persis penyakit apa yang dimaksud. Belum lagi ada istilah yang semakin campur aduk, antara cacar air, campak, dan paramam (sejenis penyakit cacar tetapi lebih sederhana yang di kenal di lingkungan masyarakat kuantan singing). Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis beinisiatif untunk mengambil tema tentang bagaiman cara masyarakat kuantan singingi menangani masalah kesehatan terutama dalam pengobatan penyakit cacar air, campak dan paramam. Dan membandingkannya dengan pengobatan medis yang dapat memberikan manfaat kepada pemahaman tentang penyakitpenyakit tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan penyakit cacar air, campak, dan paramam? 2. Apa ciri-ciri penyakit cacar air, campak dan paramam? 3. Bagaimana cara pengobatan cacar air, Campak, dan paramam berdasarkan medis maupun menurut masyarakat kuantan singing? 4. Bagaimana perbandingan antara kedua pengobatan tersebut?

2 1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca dan pemikiran dalam pengobatan penyakit cacar air, campak dan paramam dengan bahan perbandingan yaitu pengobatan secara medis dengan pengobatan berdasarkan kepercayaan masyarakat kuantan singing. Selain itu juga untuk memperkenalkan kebudayan masyarakat kuantan singing dan bagaimana pengaruhnya terhadap kepercayaan masyarakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap perkembang dan pertumbuhan pembangunan. Bemberikan pengetahuan tentang bagaimana budaya yang dibentuk antara dua kutub budaya yang berbeda yaitu kebudayaan minang kabau dan kebudayaan melayu.

BAB 2 PEMBHASAN
2.1 Pengertian Cacar Air, Campak, dan Paramam 2.1.1 Pengertian Cacar air Cacar merupakan infeksi bakteri yang menyebabkan luka-luka yang cepat menular dan disertai kerak (crusta) berwarna kuning dan mengilap. cacar mudah ditularkan ke orang lain melalui luka-lukanya atau melalui jari tangan yang kotor. Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster. Penyakit ini disebarkan secara aerogen. Penyakit Cacar atau yang disebut sebagai 'Herpes' oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada 2 macam golongan,Herpes Genetalis dan HerpesZoster. Herpes Genetalis adalah infeksi atau peradangan (gelembung lecet) pada kulit terutama dibagian kelamin (vagina, penis, termasuk dipintu dubur/anus serta pantat dan pangkal paha/selangkangan) yang disebabkan virus herpes simplex (VHS), Sedangkan Herpes Zoster atau dengan nama lain 'shingles' adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus varicellazoster yang menimbulkan gelembung cairan hampir pada bagian seluruh tubuh. Herpes zoster juga dikatakan penyakit infeksi pada kulit yang merupakan lanjutan dari pada chickenpox (cacar air) karena virus yang menyerang adalah sama, Hanya terdapat perbedaan dengan cacar air. Herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar dan berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa di bagian punggung, dahi atau dada. 2.1 2 Pengertian Campak Campak merupakan penyakit akut yang mudah sekali menular dan sering terjadi komplikasi yang serius. Hampir semua anak di bawah 5 tahun di negara berkembang akan terserang penyakit ini, sedangkan di negara maju biasanya menyerang anak usia remaja atau dewasa muda yang tidak terlindung oleh imunisasi.

Penyakit campak sebetulnya tidak berakibat fatal apabila menyerang anak-anak yang sehat dan bergizi baik. Tetapi apabila di negara di mana anak yang menderita kurang gizi sangat banyak, campak merupakan penyakit yang berakibat fatal.Untuk itu sangat perlu diadakan tindakan pencegahan. Salah satu tindakan yang dinilai paling efektif adalah dengan cara imunisasi. Hal ini dapat memungkinkan basil yang diinginkan sama dengan bila suatu infeksi alamiah terjadi, dan tanpa pengaruh berat seperti bila terinfeksi dengan penyakit itu sendiri. Campak hanya akan menulari sekali dalam seumur hidup. Bisa terjadi pada anak-anak yang masih kecil maupun yang sudah besar. Bila daya tahan tubuh kuat, bisa saja anak tidak terkena campak sama sekali. 2.1.3 Pengertian Paramam Paramam adalah suatu penyakit yang dianggap oleh masyarakat kuantan singing merupakan penyakit yang sama dengan penyakit cacar, tetapi terdapat sedikit perbedaan yaitu pada penampakan luarnya, bekas cacar yang ditimbulkan sangat besar dan sulit untuk dipulihkan kembali, sedangkan paramam bekasnya tidak begitu terlihat dan mudah intuk di pulihkan kembali ke bentuk awalnya. 2.2 Ciri-Ciri Penyakit Cacar air, Campak, dan Paramam 2.2.1 Ciri-Ciri Penyakit Cacar air Pertama-tama timbul banyak bercak berukuran kecil, merah, dan gatal. Kemudian bercakbercak ini berubah menjadi bintul (papila) atau lepuhan (vesicula) yang kecil, pecah dan akhirnya membentuk keropeng (crusta). Biasanya bercak-bercak ini mulai timbul pada badan, kemudian menyebar pada wajah, lengan, serta kaki. Mungkin terdapat bercak, lepuhan dan keropeng sekaligus pada saat yang bersamaan. Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah. Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika

5 lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang. 2.2.2 Ciri-Ciri Penyakit Campak Walaupun sama-sama mengosong nama campak, namun ada banyak perbedaan di antara keduanya yang penting untuk diketahui. Perbedaan gejala di antara keduanya secara umum adalah biasanya anak yang menderita campak (measles) kondisi sakitnya lebih berat ketimbang pada yang menderita campak jerman (rubella). Anak yang menderita campak (measles) umumnya memiliki batuk dan pilek yang berat, mata merah dan berair, demamnya tinggi bahkan bisa memicu kejang demam pada anak usia lebih kecil, diare dan akhirnya sekumpulan gejala tersebut akan membuat si anak tergolek lemah di atas ranjang. Beda halnya pada campak jerman (rubella) dimana terkadang satu-satunya hal yang menjadi alasan si ibu membawa anaknya ke dokter adalah kecemasan akan adanya bercak-bercak merah pada badan di anak yang terus meluas. Si anak sendiri kondisinya masih relatif aktif beraktivitas, batuk-pileknya ringan dan sedikit demam saja. Namun perlu dicatat juga bahwa campak jerman (rubella) bila menyerang orang dewasa dapat menimbulkan gejala yang cukup berat, yaitu batuk-pilek yang lebih nyata, diare, demam, badan meriang serta menggigil, tulang linulinu semua, sakit kepala berat, serta poliartritis (sendi-sendi kecil bengkak dan meradang) yang pada akhirnya akan membuat si penderita terkapar juga di atas ranjang untuk beberapa hari.

6 2.2.3 Ciri-Ciri Penyakit Paramam Adapun cirri-ciri penyakit paramam adalah tidak jauh berbeda dengan penyakita cacar, hanya saja berbedaannya terdapat pada banyak ban besarnya bercak-bercak yang di timbulkan, baik bekas yang diakibatakan maupun lama kesembuhannya. 2.3 Pengobatan Penyakit Cacar air, Campak, dan Paramam oleh Masyarakat Kuantan Singingi dan Pengobatan Secara Medis. 2.3 1 Pengobatan oleh Masyarakat Kuantan Singing Cacar air, campak dan paramam adalah sebuah penyakit yang dianggap oleh masyarakat melayu kuantan singing sebagai suatu penyakit yang ditularkan oleh sebuah tanaman yang disebut tanaman jarak. Tanaman inilah yang memiliki penyakit itu, sehingga dalam pengobatannya pun harus menyertakan daun jarak ini, dengan prinsip bahwa penyakit tersebut harus di pindakhan kembali ke daun jarak tersebut dengan cara dicabut dan di kembalikan kembali kedaun jarak. Bila seseorang terkena penyakit cacar air, campak atau paramam biasanya di sertai dengan demam yang pegobatannya pun harus di selesaikan dengan obat tradisional yang bisa dikatakan tidak dapat dibuktikan secara medis kebenarannya. Adapun ritual penyembuhannya adalah sebagai berikut: Pertama, pasien diobat dengan kunyi dan kapur sirih yang dioleskan satu persatu ke kening pasien dengan bentuk menyilang, hal ini dipercaya dapat menurunkan suhu tubuh yang semula panas menjadi normal kembali, suhu tubuh yang panas di sebut penyakit keteguran yang di sebabkan oleh makhluk halus yang berada disuatu tempat yang merasa terganggu oleh si pasien. Kedua, masuklah ke pengobatan inti yaitu pengobatan cacar dengan daun jarak, yang harus disediakan adalah: 1. 2-3 helai daun jarak 2. Satu baskom air 3. Garam secukupnya Adapun tahap-tahap yang harus dilewati pada saat pengobatan adalah sebagai berkut: Pertama, daun jarak dimaasukkan kedalam air yang telah disediakan dan juga dimasukan garam secukupnya (3 atau 5 butir garam kasar) dan direndam selama satu malam. Setelah itu, keesokan harinya daun jarak yang telah direndam tersebut dioleskan atau dibalutkan kepada

pasien beberapa kali kemudian daun jarak tersebut dimasukan kembali ke dalam air, maka dengan demikian selesailah proses pengobatan. Masyarakat kuantan singingi percaya bahwa setelah melakuakan ritual pengobatan tersebut maka pasien sudah dapat dikatakan sembuh, tinggal menunggu penyakit itu keluar melaluai bintik-bintik dan luka-luka yang keluar dari kulit. Kemudian setelah suhu badan turun, maka memberian obat kunyit dan kapur yang di letakan di kepala dihentikan atau di hilangkan dan pasien dianggap sudah sembuh dari penyakit keteguransi dan di percaya bahwa makhluk halus yang mengganggu si pasien sudah pergi dan tidak akan kembali lagi kecuali si pasien pergi ketempat dimana makhluk halus itu tinggal dan mengganggunya. ` selain dengan pengobatan di atas ada juga sebagian masyarakat yang menggunakan

ramuan-ramua. Kombinasi beberapa tanaman berkhasiat obat dapat diramu menjadi obat tradisional yang dapat mengatasi cacar air. Berikut ini adalah ramuan obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi cacar air: Pemakaian dalam : Resep 1 : 30 gram temu lawak + 25 gram kencur + 15 gram asam jawa + 15 gram jahe, dicuci dan dipotong-potong, lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2-3 kali sehari. Resep 2 : 2 buah mengkudu matang dicuci dan dijus, atau diparut dan diambil airnya, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari. Pemakaian luar : Resep 1 : Kunyit + daging buah asam (asam kawak) masing-masing secukupnya ditumbuk halus, tambahkan minyak kelapa secukupnya, dipanaskan sebentar, setelah dingin dioleskan pada bagian kulit yang terkena cacar air. Resep 2 : Daun asam dan kunyit masing-masing secukupnya dicuci dan dihaluskan, lalu dipakai untuk mengoles kulit yang gatal karena cacar air. Catatan: untuk perebusan gunakan periuk tanah atau panci enamel atau panci kaca.

2.3.2 Pengobatan Secara Medis 1. pengobatan cacar dan paramam Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami panurunan daya tahan tubuh. Penyakit varicella dapat diberi penggobatan "Asiklovir" berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari. Larutan "PK" sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air mandi biasanya juga digunakan. Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengkonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah mengkonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat dari plasebo, minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut. Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar- benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut. 1. Cucilah bagian yang sakit dengan sabun dan air matang, basahi perlahan-lahan dan bersihkan keraknya 2. Oleskan gentian violet atau salep antibiotika seperti polyporin atau tetracycline pada lukanya, jika Anda memiliki obat-obatan tersebut 3. Apabila infeksi telah menjalar dan meluas atau menyebabkan peninggian suhu tubuh, berikan tablet penicillin. Ini dilakukan dengan pengawasan petugas kesehatan. Perawatan terhadap penderita cacar air:

Mengganti baju penderita setiap hari Menaburkan bedak antigatal pada bagian tubuh yang terkena cacar air untuk mengurangi rasa gatal dan agar ruam menjadi lebih cepat kering.

Memisahkan penderita dengan orang yang sehat agar cacar air tidak menular pada yang lain.

Mandi dengan menggunakan air hangat yang telah dicampur dengan obat antigatal setiap hari.

Memotong kuku agar tidak menggaruk ruam-ruam pada kulit, sehingga tidak timbul infeksi baru.

Memberikan kondisi nyaman pada penderita agar dapat beristirahat dengan nyaman dan mempercepat proses kesembuhan

Begitu juga halnya dengan paramam untuk pengobatan dan perawatannya sama. 2. pengobatan campak Pengobatan campak dilakukan dengan mengobati gejala yang timbul. Demam yang terjadi akan ditangani dengan obat penurun demam. Jika anak mengalami diare maka diberi obat untuk mengatasi diarenya. Batuk akan diatasi dengan mengobati batuknya. Dokter pun akan menyiapkan obat anti kejang bila anak punya bakat kejang. Intinya, segala gejala yang muncul harus diobati karena jika tidak, maka campak bisa berbahaya. Dampaknya bisa bermacam-macam, bahkan bisa terjadi komplikasi. Perlu diketahui, penyakit campak dikategorikan sebagai penyakit campak ringan dan yang berat. Disebut ringan, bila setelah 1-2 hari pengobatan, gejala-gejala yang timbul membaik. Disebut berat bila pengobatan yang diberikan sudah tak mempan karena mungkin sudah ada komplikasi.

Komplikasi dapat terjadi karena virus campak menyebar melalui aliran darah ke jaringan tubuh lainnya. Yang paling sering menimbulkan kematian pada anak adalah kompilkasi radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Komplikasi ini bisa terjadi cepat selama berlangsung penyakitnya. Gejala ensefalitis yaitu kejang satu kali atau berulang, kesadaran anak menurun, dan panasnya susah turun karena sudah terjadi infeksi "tumpangan" yang sampai ke otak. Lain halnya, komplikasi radang paru-paru ditandai dengan batuk berdahak, pilek, dan sesak napas. Jadi, kematian yang ditimbulkan biasanya bukan karena penyakit campak itu sendiri, melainkan karena komplikasi. Umumnya campak yang berat terjadi pada anak yang kurang gizi. Saat tiba di tempat dokter, penderita campak akan diberikan beberapa tindakan medis guna mencegah komplikasi tetapi bila sudah terdapat komplikasi maka akan dilakukan upaya upaya untuk mengobati komplikasi yang ada. Bila dokter merasa bahwa penderita memerlukan perawatan lebih lanjut maka dokter dapat merujuk pasien ke rumah sakit terdekat

10

2.4 Perbandingan Antara Kedua Jenis Pengobatan Adapun perbandingan pengobatan antara pengobatan oleh mayarakat kuantan singing

dan pengobatan medis sudah pasti jauh bebeda, ditambah lagi dengan hasil akhlr dari penyembuhan yang dangat berbeda. Pengobatan oleh masyarakat kuantan singing akan menombulkan bekas yang banyak dan sulit untuk kembali kepada bentuk semula bahkan tidak bida hilang, sedangkan pengobatan secara medis untuk bekas kuka yang ditimbulkan dapat diatasi dengan baik dan mudah untuk pulih kembali ke bentuk semula dan tidak memerlukan waktu yang lama.

11

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat kuantan singingi lebih mempercayai pengobatan yang bersifat etmomedisin atau pengobatan primitive, yang berdasarkan pada dua penyebab yaitu personalistik( oleh

makhluk halus) dan naturalistik (suhu panas dan dingin tubuh atau yin dan yang). Masyarakat cenderung untuk menganalisis penyakit dari keaadaan sekitar dan lokasi terjadinya penyakit sehingga timbulah berbagai persepsi yang mengharuskan mereka untuk percaya dan berobat ke dukun-dukun atau orang pintar. Walaupun demikian tidak seluruh masyarakat kuantan singingi percaya dan mau berobat dengan cara yang demikian ada juga yang berobat dengan cara medis, sehingga dari hai itu lah kita dapat membandingkan kedua cara sehingga kita dapat mempelajari dan member pengerahuan tentang apa dan bagaimana cara penanganan cacar air, campak dan paramam yang tepat. 3.2 Saran pengetahuan. Penulis menyarankan bahwa dalam menghadapi masalah kesehatan, kita hanya harus mengobati dengan satu cara, tradisional, tetapi juga secara medis guba mencegah hal-hal buruk yang bisa terjadi. Penulis juga menerima kritik dan saran dari pembaca jika terdapat kesalahan dan kekeliruan guna perbaikan makalah dan kemajuan ilmu.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada TUHAN, karena dengan nikmat dan karuniaNyalah kita masih diberi kesempatan untuk merasakan kesehatan hingga saat ini. Dan penyusunan makalah Agama kewarganegaraan dengan judul PENGOBATAN CACAR, CAMPAK, DAN PARAMAM OLEH MASYARAKAT KUANTAN SINGINGI dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa pula Kami ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang turut membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Dan kepada Dosen Pembimbing, Syahrial Angkat, SKM. M.kes yang telah memberikan pemahaman mengenai pembelajaran kewarganegaraan. Dengan adanya makalah ini, Kami harapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan, memberi informasi kepada Pembaca, dan sebagai syarat mengikuti kuliah Antropologi Kesehatan, serta memberikan pengertian dan pemikiran kepada kita semua bahwa sehat adalah harta yang paling berharga dan kesadaran akan pemenuhan kesehatan tersebut bagi masyarakat Indonesia. Makalah ini masih ada kekurangan, oleh karena itu Kami mohon saran dan kritikan para pembaca demi kebaikan makalah ini.

Medan, 6 desember 2010

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Kata pengantari Daftar isi..ii Bab 1 pendahuluan.1 1.1 latar belakang..1 1.2 identifikasi masalah....1 1.3 tujuan..2 Bab 2 pembahasan..3 2.1 pengertian cacar air, campak, dan paramam..3 2.2 ciri-ciri penyakit cacar air, campak, dan paramam4 2.3 Pengobatan Penyakit Cacar, Campak, dan Paramam oleh Masyarakat Kuantan Singingi dan Pengobatan Secara Medis....6 2.4 perbandingan antara kedua jenis pengobatan10 Bab 3 penutup11 3.1 Kesimpulan....11 3.2 Saran..11 daftar pustaka....12

12

DAFTAR PUSTAKA
http:/www.mikipedia.co.od http:/www.kedokteran.com http:/cacar_air.blogspot.com Anderson, Foster, 2009, antropologi kesehatan, Jakarta: universitas Indonesia.

You might also like