You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Sepeninggal Rosulullah SAW, kondisi yang di hadapi oleh umat islam semakin kompleks, termasuk menyangkut kepemimpinan politik masyarakat islam, yang lazim disebut Khilafah. Secara etimologis, kata Khilafah berarti perwakilan, penggantian. Dalam sejarah islam, Khilafah dikenal sebagai institusi politik islam pengganti atau penerus fungsi Rasulullah SAW sebagai pembuat syara dan urusan agama dan politik. Ibnu kholdun mengatakan bahwa sinonim khilafah ialah imamah, yang berkaitan dengan penggantian fungsi Rasulullah SAW oleh seorang untuk memelihara agama dan mengatur kehidupan dunia (Harasat ad-din wa siyasah ad-dunya). Dengan kata lain, sebagaimana khilafah, imamah adalah kepemimpinan menyeluruh yang berkaitan dengan urusan agama dan dunia. Secara historis, istilah khilafah muncul sejak terpilihnya Abu Bakaras-Shiddiq sebagai pemimpin umat yang menggantikan atau melanjutkan nkepemimpinan Nabi Muhammad SAW, satu hari setelah Nabi wafat. Setelah Abu Bakar meninggal, secara berturut-turut terpilih Umar bin Khattab, usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib sebagai kholifah islam. Mareka berempat dikenal dengan sebutan Khulafa ar-Rosyidun atau yang terpercaya atau yang mendapat petunjuk dari Allah SWT. Secara umum, praktek kepemimpinan social-politik era Khulafa ar-Rosyidun tidaklah terkait dengan satu sistem tertentu. Yang jelas, pola dasar kepemimpinan kholifah ini berdasarkan penggabungan kepemimpinan militer-politik dengan charisma agama. Perbedaan sistem yang diterapkan oleh keempat kholifah ini bisa dilihat, antara lain dalam soal suksesi. Secara berani dan integritas yang tinggi diintroduksi mekanisme baru musyawaroh(konsultasi), yang termasuk suksesi kepemimpinan politik. Upaya untuk mengimplementasikan gagasan pembaruan semacam ini tidaklah tanpa resiko. Perdebatan serius muncul, bahkan tidak jarang terjadi benturan keras di antara kekuatan-kekuatan socialpolitik yang ada. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kepemimpinan Abu Bakar as-Shiddiq ? 2. Bagaimana kepemimpinan Umar bin Khattab ? 3. Bagaimana kepemimpinan Usman bin Affan ? 4. Bagaimana kepemimpinan Ali bin Abi Thalib ?

BAB II SEJARAH KEPEMIMPINAN KHULAFA AR-RASYIDIN


Sejarah pergantian Kepemimpinan Islam Rosulullah SAW wafat pada hari senin 12 Rabiul awal 11 H, bertepatan dengan tanggal 9 Juni 632. Ia meninggal setelah menderita sakit sejak penghujung bulan safar pada tahun yang sama.Jasad beliau di kebumikan di rumah aisyah, salah satu istrinya, yang menjadi tempat istirahat selama Nabi Muhammad SAW sakit. Sepeninggal Rosulullah SAW, kondisi yang di hadapi oleh umat islam semakin kompleks, termasuk menyangkut kepemimpinan politik masyarakat islam, yang lazim disebut Khilafah. Secara etimologis, kata Khilafah berarti perwakilan, penggantian. Dalam sejarah islam, Khilafah dikenal sebagai institusi politik islam pengganti atau penerus fungsi Rasulullah SAW sebagai pembuat syara dan urusan agama dan politik. Ibnu kholdun mengatakan bahwa sinonim khilafah ialah imamah, yang berkaitan dengan penggantian fungsi Rasulullah SAW oleh seorang untuk memelihara agama dan mengatur kehidupan dunia (Harasat ad-din wa siyasah ad-dunya). Dengan kata lain, sebagaimana khilafah, imamah adalah kepemimpinan menyeluruh yang berkaitan dengan urusan agama dan dunia. Empat khalifah periode pertama yang jga disebut al-khulafa ar-rasyidun yaitu Abu Bakar as-Siddiq(632634 M), Umar bin Khattab(634-644 M), Usman bin Affan(644-656 M), Ali bin Abi Talib(656-661 M). Pengangkatan al-khulafa ar-rasyidun sebagai pemimpin dilakukan dengan cara musyawaroh dan melalui baiat, yaitu persetujuan pemuka masyarakat atau masyarakat pada umumnya pada khalifah. Meski demikian pemilihan keempat khalifah ini dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan masingmasing dari mereka dipilih dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda.

C. Masa Usman bin Affan(24-36h/644-656M) Sesudah Umar bin Khattab meninggal, kepemimpinan umat islam berpindah ke tangan Usman bin Affan bin Abil As bin Ummayyah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf bin Kusayyi. Garis keturunannya bertemu dengan nasab Rosulullah SAW pada Abdul Manaf. Ibunya bernama Urwa binti al-Baidak binti Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf. Usman dilahirkan pada tahun kelima setelah penyerangan pasukan gajah. Dengan demikian, umurnya 5 tahun lebih muda dari Rosulullah SAW. Sejak kecil ia telah termasyhur dengan budi pekerti yang luhur dan ahlaq yang mulia. Ia memeluk islam karena ajakan Abu Bakar as-Shiddiq. Kemudian ia menikah dengan Ruqqoyyah putri Rosulullah SAW. Dalam perjuangan untuk menegakkan islam, Usman ikut berpartisipasi secara akatif. Tidak sedikit harta yang ia sumbangkan untuk kepentingan agama. Ia juga selalu ikut dalam setiap perang yang dipimpin oleh Rasulullah SAW secara langsung. Usman dipilih sebagai khalifah ketiga, oleh tim formatur penunjukan khalifah oleh sahabat-sahabat terkemuka pilihan Umar bin Khattab sebelum ia meninggal.
2

Mereka para anggota formatur itu antara lain : Usman bin Affan,Ali bin Abi Thalib,Talhah bin Ubaidillah,Zubair bin Awwam,Saad bin Abi Waqos dan Abdur Rohman bin Auf. Keenam sahabat ini mempunyai hak untuk memilih dan dipilih. Untuk melengkapi anggota tim Umar mengutus putranya Abdullah bin Umar yangb hanya mempunyai hak pilih saja. Usman bin Affan berkuasa selama 12 tahun. Pada paruh pertama kepemimpinannya kebijakan yang dijalankan merupakan kelanjutan dari politik Umar bin Khattab. Namun pada era selanjutnya pengaruh keluarga mulai mendominasi setiap keputusan-keputusan yang diambilnya. Ketetapan yang diambilnya terkadang bertentangan dengan hal-hal yang seharusnya dilaksanakan dalam mengendalikan pemerintahan. Diantaranya adalah pemberhentian hamper semua gubernur yang diangkat oleh khalifah Umar bin Khattab secara sepihak, dan digantikan oleh pejabat-pejabat yang terhitung masih kerabat sendiri. Akibat dari tindakan ini adalah munculnya kekecewaan, dan kegelisahan di kalangan masyarakat. Keadaan ini memuncak ketika orang-orang yang yang dipilih Usman, berbuat sewewnang-wenang. Kekisruang politik ini mulai dimanfaatkan oleh sementara orang yang tidak menginginkan kejayaan islam. Diantara kelompok ini adalah Abdulloh bin Saba(dari golongan islam eksterm). Dengan giat ia menghasut rakyat dengan teori wisayah (bahwa sebenarnya Nabi SAW meninggalkan wasiah yang menetapkan Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya). Propaganda yang dilakukan Abdulloh bin Saba sangat gencar. Rakyat yang merasa tidak puas dengan kepemimpinan Usman mudah saja terhasut dengan propaganda ini. Para sahabat terkemuka seprti Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, dan Talhah bin Ubaidillah, segera bersiap untuk membela khalifah dari provokasi kaum pembangkang. Para pembangkang yang umumnya masyarakat Mesir, menginginkan penggantian gubernur Mesir yang dinilai berbuat sewenang-wenang. Akhirnya permintaan mereka dikabulkan oleh Khalifah Usman. Merekapun pulang dengan hati puas. Di tengah perjalanan, para pemberontak berhasil menangkap seorang kurir yang membawa surat untuk penguasa Mesir. Isinya adalah suatu perintah untuk membunuh Muhammad bin Abu Bakar dan para pengikutnya bila telah sampai Mesir. Kenyataan ini menjadikan mereka marah besar. Dengan perasaan gusar mereka kembali ke Madinah untuk meminta pertanggung jawaban.Karena tidak direspon secara positif, mereka berbondong-bondong menyerbu rumah Usman dan membunuh Usman bin Affan. Tragedi ini merupakan pembunuhan politik yang kedua kalinya dalam sejarah islam. Namun demikian, peristiwa yang terjadi terhadap Usman berbeda dengan kasus yang menimpa Umar bin Khattab. Bila kejadian yang pertama di dasari dendam kesukuan, maka kasus yang menimpa Usman dikarenakan ketidakpuasan sebagian masyarakat yang pada akhirnya menyulut timbulnya pemberontakan. D. Masa Ali bin Abi Thalib(36-41H/656-661M) Setelah Usman bin Affan terbunuh, kepemimpinan masyarakat islam beralih ke tangan Ali bin Abi Thalib. Nama lengkap dari khalifah keempat ini adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul Mutalib bin Hasyim

bin Abdul Manaf al-Hasyimi. Ia dilahirkan pada tahun ke-10 sebelum kenabian. Ali bin abi Thalib dikenal denag orang yang cerdas,berpengetahuan luas, gagah berani dan ahli memainkan pedang. Setelah terbunuhnya Usman bin affan Madinah berda di bawah kendali para pemberontak. Mereka sepenuhnya mengontrol keamanan dan kekuasaan atas kota tersebut. Namun demikian, di antara para pemimpin pemberontak tidak ada yang tampil untuk mengambil kendali pemerintahan. Umat bislam tidak bisa dibiarkan tanpa pemimpin. Oleh karena itu para pemberontak berpendapat bahwa orang yang paling pantas menjadi pemimpin adalah ali bin Abi Thalib. Pada mulanya Ali bin Abi Thalib menolak permintaan para pemberontak. Sebab saat itu tidak ada pemuka islam yang mendukungnya. Mereka yang mengajukan usul itu hanya masyarakat biasa Namun karena kuatnya desakan mereka, akhirnya Ali menerima jabatan tersebut. Atas baiat para pemberontak ini Ali bin abi Thalib ditetapkan sebagai khalifah keempat. Pada masa pemerintahannya, Ali bin Abi Thalib disibukkan dengan masalah-masalah perpecahan umat islam, yang mulai muncul bibit-bibitnya pada masa Usman. Karenanya, pada masa Ali tidak ada perluasan wilayah islam. Seluruh waktunya dicurahkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kontak fisik pertama antra umat islam padab masa ali adalah perang jamal. Peristiwa ini dinamakan demikian, karena Aisyah, istri Rasulullah SAW, yang memimpin pertempuran itu menunggai unta. Dalam memimpin peperangan Aisyah ra, dibantu oleh Zubair bin Awwam dan Talhah bin Uabaidillah. Asal mula perang ini adalah munculnya rasa tidak puas di kalangan sahabat terhadap Ali yang terus menunda pengusutan terhadap pembunuh Usman bin Affan. Setelah peperangan Ali dengan Aisyah ra slesai, Ali masih disibukkan denagn peperangan lain yang melibatkan Muawiyyah bin Abi Sofyan. Peperangan antara Ali dan Muawiyah berakhir dengan perundingan yang juga disebut tahkim(Abitrase ).

BAB III ANALISA DAN KESIMPULAN Sejarah pergantian Kepemimpinan Islam

Pengangkatan al-khulafa ar-rasyidun sebagai pemimpin dilakukan dengan cara musyawaroh dan melalui baiat, yaitu persetujuan pemuka masyarakat atau masyarakat pada umumnya pada khalifah. Meski demikian pemilihan keempat khalifah ini dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan masing-masing dari mereka dipilih dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Secara umum, praktek kepemimpinan social-politik era Khulafa ar-Rosyidun tidaklah terkait dengan satu sistem tertentu. Yang jelas, pola dasar kepemimpinan kholifah ini berdasarkan penggabungan kepemimpinan militer-politik dengan kharisma agama. Perbedaan sistem yang diterapkan oleh keempat kholifah ini bisa dilihat, antara lain dalam soal suksesi.Selain itu juga masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap Kholifah berbeda-beda meski kebanyakan dari masalah yang dihadapi Kholifah adalah adanya pemberontakan karena adanya ketidakpuasan dari pihak lain. Secara berani dan integritas yang tinggi diintroduksi mekanisme baru musyawaroh (konsultasi), yang termasuk suksesi kepemimpinan politik. Upaya untuk mengimplementasikan gagasan pembaruan semacam ini tidaklah tanpa resiko. Perdebatan serius muncul, bahkan tidak jarang terjadi benturan keras di antara kekuatan-kekuatan socialpolitik yang ada. A. Masa Abu Bakar as-Siddiq(632-634 M) Setelah rosulluloh wafat , kepemimpinan umat islam beralih kepada Abu Bakar, nama sebenarnya adalah Abdulloh bib Abi Kuhafah at-Tamimi, kemudian silsilah kedua orang tunya bertemu dengan garis nenek moyang Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar dilahirkan pada tahun kedua setelah peristiwa pasukan Abrahah ke kabah jadi usia Abu Bakar lebih muda dua tahun dari umur Nabi SAW. Gelar assiddiq ( yang selalu membenarkan ) adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia selalu membenarkan Rosullulloh SAW terutama dalam peristiwa isra dan miraj, selama Abu Bakar berdakwah dan menyiarkan agama banyak sahabat yang tertarik pada ajakanya dan kemudian masuk islam karena kejujuran, kedermawananya dan keikhlasanya , mereka diantarya adalah Saad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwan, Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan. Setelah Rosullulloh wafat, sebagian umat islam di madinah ( bani aus dan khzraj) atau para pemuka ansar berkumpul di saqifah ( balai pertemuan bani saidah), an kesepakatan yang diambil adlah mengangkat Saad bin Ubaidah dari bani Khazraj sebagai pengganti Nabi SAW karena pada waktu itu ia merupakan tokoh ansor yang paling terkemuka , namun Bani Aus belum menyatakan persetujuan, upaya kaum ansar sangat mengejutkan bagi kaum muhajirin yang sedang mengurusi jenazah Nabi SAW, dan mengirim para pemukanya yaitu Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah segera menuju ke pertemuan itu guna menggagalkan usaha tersebut karena menurut mereka kaum muhajirin yang lebih pantas menggantikan Nabi SAW karena kaum muhajirin yang mula mula masuk islam dan berjuang disis nabi SAW dalam menyiarkan agama islam dan mereka juga mengalami penderitaan bersama Nabi SAW. Meskipun Abu Bajar Juga menyebutkan kelebihan dari kaum ansar akan tetapi ada salah satu dari kaum ansar yang tidak apat menerima hal itu, salah seorang pemukanya ( al Habab bin Munzir) menyatakan pendirian mereka bahwa jabatan pemimpin harus diberikan kepada mereka dan bila
5

hal ini tdak disetujui maka sebaiknya masnig masing memiliki pemimpin sendiri. Dalam suasana yang tegang seperti ini muncul dari gololonagn Bani Aus yaitu Basyir bin Saad dan mengatakan bahwa kaum ansar membela islam semata mata berdasarkan rida Allah dan ketaatan terhadap nabi SAW. Pada keadaan yang demikian Abu Bakar tampil mengusulkan Umar bin Khatab dan Abu Ubaidah bin Jarrah sebgai calon khalifah, dan keduanya langsung menolak, mereka khawatir bila usul itu diterima akan menimbulkan perpecahan antar umat dan nmereka sendiri merasa bahwa Abu Bakar ssendiri memiliki kelebihan dan mereka segera memegang tangan Abu Bakar kemudian membaiatnya dan hal ini juga di ikuti oleh basyir bin Saad. Baiat yang pertama ini dinamakan baian saqifah ( karena hanya diikuti oleh para pemuka yang hadir dalam pertemuan di saqifah, kemudian pada hari selanjutnya diadakan baiat yang kedua yang disebut al-baiah al-hammah ( baiat umum ) oleh umat islam dan peristiwa ini dilakukan di masjid nabawi. Pada masa pemerintahannya abu bakar mengirim pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid untuk ekspedisi untuk memerangi kaum Romawi yang menguasai perbatasan suriah dan ekspedisi ini berjalan sukses. Pada masa khalifah Abu Bakar muncul kaum Riddah ( penduduk arab yang membelot dari ajaran Nabi SAW dan tidak mengakui Abu Bakar sebagai penggantinya, dimana kaum ini dibagi menjadi tiga golongan, yaitu yang murtad dan kembali kejalan yang benar, yang mengikuti nabi palsu, dan yang tidak mau membayar zakat, dan Abu bakar dalam mengatasi masalah ini beliau membentuk sebelas pasukan dengan pemimpinya masing masing untuk menghadapi mereka dan memiliki misi yaitu pernyataan yang harus disampaikan kepad para suku suku yang membangkang agar kembali ke jalan islam yang benar. Setelah dapat mengembalikan stabilitas keamanan di jazirah pada saat itu ada diluar kekuasaan islam ada dua kekuatan yang dapat menggangu keberadaan islam yaitu kerajaan Persia dan kerajaan romawi timur. Pada bulan muharram 12 H/633 M ekspedisi keluar jazirah dimulai, ekspansi yang pertama adalah menuju wilayah Persia dan tentara umat islam merupakan gabungan dari pasukan Khalid bin Walid dan Musanna, pertempuran pertama dilakukan di daerah Ubulla, pasukan islam melawan pasuka Persia yang dipimpin oleh Panglima Hermaz, dalam pertempuran ini dikenal dengan nama Mauqiah Zat as-Assalasil ( peristiwa untaian rantai ) karena pada waktu peperangan pasukan Persia diikat dengan rantai yang saling dihubungkan hal ini dilakukan supaya mereka tidak dapat lari dari medan perang namun akibatnya justru merugikan sebab dapat bergerak dengan bebas dan akhirnya peperanagn ini dimenagkan oleh pasukan islam. Ekspedisi ke Persia dapat berjalan dengan baik kemudian dilanjutkan ke Romawi, pada ekspedisi ini pasukan islam dipimpin oleh Kahlid bin Walid dan Iyad bin Ganam, akhirnya pada bulan Jumadilakhir 13H pecahalah perang yarmuk( suatu lembah yang dikelilingi oleh perbukitan dan terletak disebelah tenggara wilayah Persia ) antara antara umat islam yang berjumlah 39.000 orang melawan tentara Romawi yang berjumlah 240.000 orang dan akhirnya perang ini dimenangkan ole tentara Islam. Abu Bakar memerintah selama 2 tahun tiga bulan, setelah menderita sakit selama 15 hari, beliau meninggal dalam usia 62 tahun yaitu pada Jumadilkubro 13 H. Jenazahnya dikebumikan disamping
6

makam nabi SAW. Dan pada pemerintahan Abu Bakar pasukan islam dapat menguasai daerah yang cukup luas antara lain adalah. Ubullah ( terletak dipantai Teluk Persia ), Lembah Mesopotamia, Hiroh, Dumat al Jandal ( kota benteng yang terletak diperbatsan suriah), sebagian daerah yang berbatasan dengan Palestina, perbatasan suriah, B. MasaKhalifah Umar bin Khottab (13-24 H/634-664 M) Tentang Khalifah Kedua Setelah Abu Bakar wafat, kepemimpinan umat Islam dipegang oleh Umar bin Khattap, Nama lengkap dari Khalifah yang kedua ini adalah Umar bin Khattap bin Nufail bin Abdul Uzza bin Adi bin Kaab. Ibunya adalah Hantama binti Hasyim bin Mugirah bin Abdullah bin Umar bin Akzum. Adalah termasuk golongan bangsawan Quraisy dari bani Adi. Kelahiranya diperkirakan sekitar 13 tahun setelah kelahiran nabi Muhammad SAW. Umar adalah seorang pemberani yang memiliki kepribadian teguh dan watak kera. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang pandai berdiplomasi. Pada masa Jahiliah, Masyarakat sering menunjuknya sebagai penengah bila terjadi pertengkaran diantara kabilah-kabilah Makah. Kelebihan in menjadikanya sebagai tokoh yang selalu diperhatikan pendapatnya. Setelah Islam, Rasulullah SAW selalu mengajknya bermusyawara dalam setiap masalah yang perlu dimusyawarakan. Umar bin Khattab memeluk Islam pada tahun kelima setelah kenabian. Masuknya tokoh ini kedalam barisan Sahabat Nabi Muhammad SAW sangat mengejutkan semua pihak, baik kaum Quraisy maupun kaum Muslim. Sebab, selama ini ia dikenal seagai penentang Raslullah SAW dan ajarannya. Namun demikian, dengan masuk Islamnya Umar, dakwah yang dilaksanakan Nabi dan para Sahabatnya menjadi semakin terbuka. Setelah Khalifah pertama meninggal, Umar bin khattab ditetapkan sebagai penggantinya. Penganggakat ini dilakukan Abu Bakar sendiri pada saat menjelang wafatnya. Dengan demikian, penetapan sebagai kepala pemerintahan berbeda dari penunjukan Abu Bakar. Bila Khalifah pertama diangkat berdasarkan pemeritahan berbeda dari penunjukan Abu Bakar. Bila Khalifah pertama diangkat berdasarkn penerimaan secara aklamasi, maka yang kedua di tetapkan berdasar penunjukan dari Khalifa yang masih memegang jabatan, yang kemudian disetujui Masyarakat. Saat menderita sakit menjelang wafat, Abu Bakar secara diam-diam berfikir siapa tokoh yang pantas menggantikanya. Setelah meneliti pribadi masing-masing pemuka umat Islam pada waktu itu, pilihannya jatuh pada Umar bin khattab. Meskipun demikian, Abu Bakar tidak mau bertindak sendiri dalam mengambil keputusan penentuan itu. Ia kemudian berkonsultasi degan tokoh-tokoh terkemuka tentang tantagan penunjuka Umar. Mereka yang diajak berdiskusi itu antara lain Abdurrahman bin Auf, Usman bin Affan, Usaid bin Hudair Al-Ansari, Said bin Zaid, dan Talhah bin Ubaidillah. Para pemuka tersebut tidak keberatan dengan pihak Khalifah. Mereka mengenal dengan baik siapa dan bagimana Umar. Namun mereka masih khawatir terhadap sikap keras itu ditunjukan , terutama, untuk mengimbangi sifat Khalifa yang lembut.
7

Setelah merasa yakin bahwa pilihannya dapat diterima para pemuka Islam, Abu Bakar memanggil Usman bin Affan untuk untuk mencatat wasiat dan pesan tentang penggantinya. Dalam amanatnya, Khalifah menetapkan bahwasetelah beliau wafat, Uamar bin Khattab ditunjuk sebagai pemimpin umat dan kepala pemerintahan. Umar bin khattab dibaiat setelah setelah Jenazah Abu Bakar dikebumikan. Selanjutnya ia memerintah selama 10 tahun 6 bulan, yaitu dari 13H/634 M-23 H/644 M. Ia adalah pemimpin Islam yang pertma kali memekai Gelar Amirulmukminin (Pemimpin orang-orang beriman). Sebutan itu disesuaikan dengan jabatan dan tugasnya untuk memimpin orang-orang atau kaum beriman. Umar bin Khattab lahir tahun 513 M dari salah satu keluarga Quraisy yang terpandang. Sebelum masuk Islam Umar yang bergelar Abu Hafs ini adalah salah satu musuh utama Nabi. Sewaktu mendengar adik perempuannya masuk Islam, ia dihasut Abu Sufjan untuk membunuh adiknya, juga membunuh Nabi. Waktu hendak menjalankan niatnya, Umar mendapatkan adiknya sedang membaca ayat-ayat Alquran dengan suara yang merdu dan menyejukkan hati. Seketika Umar mengurungkan niat untuk membunuh adiknya. Niat untuk membunuh Nabi juga batal, justru kemudian beliau masuk Islam. Setelah masuk Islam gelarnya diganti dengan al-Farouq, dan sejak itu Umar bin Khattab menjadi pembela Nabi dan Islam yang paling disegani. Khalifah Umar bin Khattab meninggal pada bulan Dzulhijah 23 H/644 M dalam usia 63 tahun. Kematianya disebabkan oleh luka yang diderita akibat tikaman-tikaman yang dilakukan Abu Luluah. Pembunan ini berasal dari Persia, yang mendendam akibat penaknulukan yang dilakukan pasukan Islam pada masa Umar. Tragedi ini murupakan pembunuhan politik pertama dalam sejarah Islam. Kemdian Jenazahnya dikebumikan disamping Abu Bakar dan Rasulluh SAW. Masa Umar Bin Khatab Setelah abu bakar wafat kepemimpinan umat islam dipegang oleh Umar bin khatab, nama lengkap beliau adalah Umar bin Khtab bin Nufail bin Azzabin Rabiah bin Abdulloh bin Karth bin Razaah bin Adi bin Kaab, ibunya adalah Hantamah dan mereka adalah golongan bangsawan Kuraisy dari Bani Adi dan diperkirakan kelahiran beliau sekitar 13 tahun setelah kelahiran Nabi SAW. Umar adalah seorang yang pemberani memiliki kepribadian yang teguh dan watak yang keras dan beliau memeluk islam pada tahun kelima setelah kenabian. Setelah Abu Bakar meninggal, Umar bin khatab ditetapkan sebagai penggantinya pengangkatan dilakukan oleh Abu Bakar, penetapanya sebagai khalifah berbeda dengan penunjukan Abu Bakar sebagai khalifa, bila khalifah pertama diangkat berdasarkan penerimaan aklamasi maka yang kedua ditetapkan berdasarkan penunjukan dari khalifah yang masih memegang jabatan dan kemudian disetujui oleh masyarakat, saat menderita sakit Abu Bakar memikirkan siapa yang akan menggantikanya kemudian Abu Bakr berkonsultasi dengan dengan tokoh tokoh terkemuka mengenai penunjukan Umar, mereka yang diajak diskusi diantaranya adalah Abdur Rahman bin Auf, Usman bin Affan, Usaid bin Hudair al-ansari, Zaid bin sabit dan Talhah bin Ubaidillah, akhirnya para pemuka menyetujui dengan keputusan itu akan tetapi para pemuka masih takut dengan sikap keras yang dimiliki oleh Umar, kemudian Abu Bakar
8

menjelaskan bahwa sikap itu pasti akan berubah setelah yang bersangkutan diserahi tanggung jawab sebagai pemimpin, setelah merasa yakin bahwa pilihanya tepat Abu Bakar menyuruh Usman bin Affan untuk mencatat wasiat tetntang penggantinya dalam amanatnya, kahlifah menetapkan bahwa setelah beliau wafat, Umar bin Khatab ditunjuk sebagai pemimpin umat dan kepala pemerintahan. Pada masa pemerintahanya tentara islam ditujukan untuk menaklukkan daerah Palestina karena daerah ini masih berada di daerah romawi dan satu satunya daerah yang tersisa di wilayah timur tengah. Daerah yang ditaklukkan adalah ibu kota palestina yaitu Yerussalem, penaklukkan wilayah ini adalah dengan taktik Isolasi dan akhirnya daerah ini dapat ditaklukkan dengan damai karena terjadi perundingan antara Patriah Sophorius ( uskup Agung ). Ekspedisi pasukan islam berlanjut ke wilayah iskandariyah ( ibu kota Mesir ), penaklukkan daerah ini berjalan dengan lancar karena dibantu oleh masyarakat sekitar dan akhirnya pada tahun 642, Mukaukis ( penguasa wilayah tersebut ) mengaku takluk. Pada masa Umar bin Khatab peta wilayah islam bertambah, daerah yang berada pada wilayah kekuasaan umat islam adalah dari trippoli (Afrika Utara) di barat sampai ke Persia dan Yaman. Perluasan wilayah pada masa kholifah ini berlangsug selamakurun waktu yang relative singkat dan peta wilyah kekuasaan islam bertambah spektakuler hal ini merupakan hasil dari para panglima dan tentaranya serta kebijakan khalifah dalam mengarahkan dan membina mental pasukanya. Khalifah Umar bin Khatab meninggal pada bulan dzulhijjah 23 H/644 M dalam usia 63 tahun, kematianya disebabkan oleh luka yang diderita akibat tikaman tikaman yang dilakukan Abu Luluah ( Persia )yang mendendam akibat penaklukkan yang dilakukan pasukan Islam pada masa Umar, tragedi ini merupakan pembunuhan polotik pertama dalam sejarah islam kemudian di samping Abu Bakar dan Rosullulloh SAW. Khalifah Umar bin Khottab (13-24 H/634-664 M) Tentang Khalifah Kedua Setelah Abu Bakar wafat, kepemimpinan umat Islam dipegang oleh Umar bin Khattap, Nama lengkap dari Khalifah yang kedua ini adalah Umar bin Khattap bin Nufail bin Abdul Uzza bin Adi bin Kaab. Ibunya adalah Hantama binti Hasyim bin Mugirah bin Abdullah bin Umar bin Akzum. Adalah termasuk golongan bangsawan Quraisy dari bani Adi. Kelahiranya diperkirakan sekitar 13 tahun setelah kelahiran nabi Muhammad SAW. Umar adalah seorang pemberani yang memiliki kepribadian teguh dan watak kera. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang pandai berdiplomasi. Pada masa Jahiliah, Masyarakat sering menunjuknya sebagai penengah bila terjadi pertengkaran diantara kabilah-kabilah Makah. Kelebihan in menjadikanya sebagai tokoh yang selalu diperhatikan pendapatnya. Setelah Islam, Rasulullah SAW selalu mengajknya bermusyawara dalam setiap masalah yang perlu dimusyawarakan. Umar bin Khattab memeluk Islam pada tahun kelima setelah kenabian. Masuknya tokoh ini kedalam barisan Sahabat Nabi Muhammad SAW sangat mengejutkan semua pihak, baik kaum Quraisy maupun kaum Muslim. Sebab, selama ini ia dikenal seagai penentang Raslullah SAW dan ajarannya. Namun
9

demikian, dengan masuk Islamnya Umar, dakwah yang dilaksanakan Nabi dan para Sahabatnya menjadi semakin terbuka. Setelah Khalifah pertama meninggal, Umar bin khattab ditetapkan sebagai penggantinya. Penganggakat ini dilakukan Abu Bakar sendiri pada saat menjelang wafatnya. Dengan demikian, penetapan sebagai kepala pemerintahan berbeda dari penunjukan Abu Bakar. Bila Khalifah pertama diangkat berdasarkan pemeritahan berbeda dari penunjukan Abu Bakar. Bila Khalifah pertama diangkat berdasarkn penerimaan secara aklamasi, maka yang kedua di tetapkan berdasar penunjukan dari Khalifa yang masih memegang jabatan, yang kemudian disetujui Masyarakat. Saat menderita sakit menjelang wafat, Abu Bakar secara diam-diam berfikir siapa tokoh yang pantas menggantikanya. Setelah meneliti pribadi masing-masing pemuka umat Islam pada waktu itu, pilihannya jatuh pada Umar bin khattab. Meskipun demikian, Abu Bakar tidak mau bertindak sendiri dalam mengambil keputusan penentuan itu. Ia kemudian berkonsultasi degan tokoh-tokoh terkemuka tentang tantagan penunjuka Umar. Mereka yang diajak berdiskusi itu antara lain Abdurrahman bin Auf, Usman bin Affan, Usaid bin Hudair Al-Ansari, Said bin Zaid, dan Talhah bin Ubaidillah. Para pemuka tersebut tidak keberatan dengan pihak Khalifah. Mereka mengenal dengan baik siapa dan bagimana Umar. Namun mereka masih khawatir terhadap sikap keras itu ditunjukan , terutama, untuk mengimbangi sifat Khalifa yang lembut. Setelah merasa yakin bahwa pilihannya dapat diterima para pemuka Islam, Abu Bakar memanggil Usman bin Affan untuk untuk mencatat wasiat dan pesan tentang penggantinya. Dalam amanatnya, Khalifah menetapkan bahwasetelah beliau wafat, Uamar bin Khattab ditunjuk sebagai pemimpin umat dan kepala pemerintahan. Umar bin khattab dibaiat setelah setelah Jenazah Abu Bakar dikebumikan. Selanjutnya ia memerintah selama 10 tahun 6 bulan, yaitu dari 13H/634 M-23 H/644 M. Ia adalah pemimpin Islam yang pertma kali memekai Gelar Amirulmukminin (Pemimpin orang-orang beriman). Sebutan itu disesuaikan dengan jabatan dan tugasnya untuk memimpin orang-orang atau kaum beriman. Umar bin Khattab lahir tahun 513 M dari salah satu keluarga Quraisy yang terpandang. Sebelum masuk Islam Umar yang bergelar Abu Hafs ini adalah salah satu musuh utama Nabi. Sewaktu mendengar adik perempuannya masuk Islam, ia dihasut Abu Sufjan untuk membunuh adiknya, juga membunuh Nabi. Waktu hendak menjalankan niatnya, Umar mendapatkan adiknya sedang membaca ayat-ayat Alquran dengan suara yang merdu dan menyejukkan hati. Seketika Umar mengurungkan niat untuk membunuh adiknya. Niat untuk membunuh Nabi juga batal, justru kemudian beliau masuk Islam. Setelah masuk Islam gelarnya diganti dengan al-Farouq, dan sejak itu Umar bin Khattab menjadi pembela Nabi dan Islam yang paling disegani. Khalifah Umar bin Khattab meninggal pada bulan Dzulhijah 23 H/644 M dalam usia 63 tahun. Kematianya disebabkan oleh luka yang diderita akibat tikaman-tikaman yang dilakukan Abu Luluah. Pembunan ini berasal dari Persia, yang mendendam akibat penaknulukan yang dilakukan pasukan Islam
10

pada masa Umar. Tragedi ini murupakan pembunuhan politik pertama dalam sejarah Islam. Kemdian Jenazahnya dikebumikan disamping Abu Bakar dan Rasulluh SAW. Masa Umar bin Khattab Setelah menerima baiat dari Masyarakat Islam, hal pertama yang dilakukan Umar bin Khattab adalah memberintikan Khalid bin Walid dari Jabatan Panglima tertinggi pasukan Islam. Sebagai penggantinya, ia menunjuk Abu Ubaidillah bin Jarrah. Pengganti ini dilakukan pada saat tentara Islam sedang bertempur melawa angkatan perang Romawi di Yarmuk. Langkah Umar pertama di bidang militer adalah memberangkatkan pasukan kaum Muslim di bawah pimpinan al-Mutsanna, sesuai wasiat Abu Bakar menjelang ajalnya. Setelah itu dalam waktu relatif singkat Umar berhasil menundukkan imperium Persia, kemudian Byzantium dan selanjutnya wilayah kekuasaan Romawi Timur yang mencakup Syria, Palestina dan Mesir. Dalam melakukan ekspansi, Umar tidak melakukannya dengan gegabah, tetapi penuh perhitungan dan mendengarkan pertimbangan dari para sahabat. Pada waktu khalifah Umar hendak melakukan perjalanan ke daerah Syam (Syria dan Palestina), setibanya di Saraq, datang berita dari panglima Abu Ubaidah bahwa tanah Syam sedang dilanda penyakit sampar (kolera). Mendengar berita ini khalifah bimbang apakah harus meneruskan perjalanan atau kembali ke Madinah. Untuk itu beliau memerintahkan ibn Abbas bermusyawarah dengan para pimpinan rombongan, yang terdiri dari kaum Muhajirin dan kaum Anshor. Dari kaum Muhajirin tidak tercapai keputusan bulat, sedang kaum Anshor sepakat untuk mengurungkan perjalanan dan kembali ke Madinah untuk menjaga keselamatan. Karena kaum Muhajirin tidak mencapai kata sepakat, sedang kaum Anshor sepakat mengurungkan perjalanan, maka akhirnya khalifah membatalkan rencana perjalanan ke Syam, dan kembali ke Madinah. Damaskus, ibukota Syria, ditaklukkan tahun 635 M, waktu itu di bawah kekuasaan Byzantium. Tahun 636 M pasukan Umar mengalahkan pasukan Byzantium dalam Perang Yarmuk, sehingga seluruh Syria jatuh ke tangan pasukan Islam. Selanjutnya pasukan Islam dipimpin oleh Amr bin Ash berhasil menaklukkan Mesir, dan pasukan yang dipimpin oleh Saad bin Abi Waqqash menaklukkan Irak. Akhirnya, pada era Umar bin Khattab yang terkenal tegas dan keras tersebut wilayah kekuasaan Islam semakin luas mencakup tiga imperium Persia, Byzantium dan Romawi Timur hingga wilayah-wilayah Sasaniah. Keberhasilan pasukan Islam yang dipimpin Umar menaklukkan tiga imperium besar dalam waktu singkat, telah menjadikan Islam sebagai hegemoni dan satu-satunya Adi Kuasa di dunia. Pada waktu itu Eropa belum ada apa-apanya, dan benua Amerika bahkan belum ditemukan. Atas keberhasilannya memimpin Umat Islam, maka selain sebagai khalifah, Umar bin Khattab adalah pemimpin Islam pertama yang diberi gelar Amir al-Mukminin (Kepala Negara Islam, atau Komandan Pasukan Mukmin). Menurut riwayat, seorang kurir datang ingin memberitakan kemenangan yang berhasil diraih oleh beberapa delegasi pasukan Islam. Ia masuk ke kota Madinah sambil menanyakan keberadaan khalifah Umar, Mana Amirul Mukminin? Mana Amirul Mukminin?. Para sahabat yang
11

mendengar pertanyaan si kurir tersebut menganggap sebutan Amirul Mukminin tersebut sangat baik, dan mengatakan, Demi Allah, kamu tepat sekali menyebutkan namanya. Sejak itu gelar Amirul Mukminin lekat pada Umar dan para khalifah sesudahnya.

DAFTAR PUSTAKA

_________, Ensiklopedi Islam. PT.Van Hoeve, Jakarta : 2000 _________, Sejarah Kebudayaan Islam. PT.Van Hoeve, Jakarta : 2000 Darojatun, MA. Sejarah Peradaban Islam emerintahan Khulafa ar-Rasyidun. Penerbit MIZAN, Jakarta : 1999

12

Pasha, Zamharir. Sejarah Peradaban Islam : Khilafah Islam setelah Rosulullah SAW. Cahaya Iman, Bandung : 1997 Husein, Mohammad. Sejarah Kebudayaan Islam : Menciptakan Budaya Demokrasi Ke-Islam-an. Wahana Ilmu. Yogyakarta : 2001

13

You might also like