Professional Documents
Culture Documents
CH CHO O
CHO
HOH 2C
furfural
hidroksimetilfurfural
naftol
KH
HCl Panas
Hidroksi mF
Resorcinol
OH
W. merah
OH
resorsinol
CuO
Cu2O +
OH
Uji Barrfoed (Uji Gula Reduksi Monosakarida) Larutan Barfoed (campuran cupri asetat dan asam asetat akan bereaksi dgn gula reduksi monosakarida ---> kuprooksida (w.merah) Reaksi lambat pada disakarida
Uji Iodin
KH + lrt Iodin ---> W. Spesifik Amilosa ---> Biru Amilopektin ---> Merah Violet Glikogen ---> Merah Coklat Uji Pembentukan Osason Aldosa/Ketosa + Fenilhidrasine ---> Hidrason(Osason) Oksido-reduksi Atom C no 1 dan 2 aldosa (ketosa)
Uji Fehlings Lrt Fehlings (Kupri sulfat, Na-K tartrat dan NaOH) + Gula reduksu -----> endapan hijau/kuning orange/merah
Fisik/Optik
Cara Kimiawi
Luff Schoorl
Munson Walker
KImiawi
Lane Eynon
Reagen Reagen Luff Campuran Kupri sulfat, Na-Karbonat dan K-NaTartrat sitrat Reagen Soxhlet Campuran Kupri-Sulfat dan K-Na-Tartrat
Fungsi
K-Na-tartrat : Cegah Pengendapan Kupri Oksida Kupri Oksida : Oksidator
reduksi
R-COH + CUO CU2O + R-COOH H2SO4 + CUO CUSO4 + H2O CUSO4 + 2KI CUI2 + K2SO4 CUI CU2I2 + I2
3
4 5 6 7 8 9 10 11 12
7,2
9,7 12,2 14,7 17,2 19,8 22,4 25,0 27,0 30,3
15
16 17 18 19 20 21 22 23
38,5
38,5 44,2 47,1 50,0 53,0 56,0 59,1 62,2
Cara Munson-Walker
Prinsip : Menentukan banyaknya kuprooksida yg terbentuk dengan cara penimbangan atau melarutkan kembali dengan asam nitrat kemudian menitrasi dengan tiosulfat
Penentuan gula reduksi Menggunakan tabel Hammond 1 ml Na-tiosulfat (39 g Na2S2O35H20) = 11,259 mg Cu2O
Cara Lane-Eynon
Prinsip :
Menitrasi reagen Soxhlet dgn larutan gula sampel (indikator methilen blue) Reagen Sokhlet distandarisasi dgn larutan gula standar Contoh perhitungan
10 ml reagen Sokhlet perlu titrasi gula standar (konsentrasi 2,5 mg/ml) sebanyak 21 ml Total gula reduksi diperlukan utk mereduksi 10 ml reagen Sokhlet = 21 x 2,5 mg = 52,5 mg Pada tabel untuk 21 ml lrt gula invert tertera 51,0 mg Faktor koreksi 52,5/51,0 = 1,03 Bila pd titrasi diperlukan 20 ml menunjukan gula invert 50,9 mg, harus dikalikan 1,03 = 52,427 mg Gula Invert dalam sampel = 100/20 x 52,427 mg = 262,135 mg
Gula reduksi ditentukan berdasarkan jml iodin yg dibebaskan dengan menitrasi menggunakan Natrium-thiosulfat standar (indikator amilum) Jml iodin = ml tirasi na-thiosulfat = gula a) Cara ini lebih baik dibandingkan cara oksidasi dgn larutan kupri sulfat, karena reagen ferrisianida dalam alkali lebih stabil b) Ferrisianida yg terbentuk lebih stabil dibandingkan kuprooksida
Metode Iodometri
Prinsip : Iodin dalam medium alkalis terkonversi menjadi hipoiodida Hipoiodida dapat mengoksidasi aldosa (ketosa hanya sedikit teroksidasi) Reaksi : 1. Larutan sampel + Iodin encer + NaOH 2. Diasamkan (HCl atau H2SO4) biarkan beberapa menit 3. Kelebihan iodin dititrasi dgn lrt thio sulfat standar
Titrasi Sampel R-COH + I2 + 3 NaOH ---> R-COONa + 2 NaI + 2 H2O I2 (sisa) + Na2S2O3 ---> Na2S4O6 + 2 NaI I2 + amilum ----> Iod-amilum (biru) Titrasi Blanko I2 (total) + Na2S2O3 ---> Na2S4O6 + 2 NaI
Cara Enzimatis
Penentuan Glukosa
Glukosa + ATP ---Heksokinase---> G-6-P + ADP G-6-P + NADP ---G6P-DH---> G-6-P + NADPH + H+ NADPH setara dgn banyaknya glukosa Spektrofotometer = 334,340,365 nm
Penentuan Fruktosa
Fruktosa + ATP ---Heksokinase---> F-6-P + ADP F-6-P ---PGI---> G-6-P
Cara Khromatografi
Prinsip : Pemisahan suatu campuran berdasarkan atas perbedaan distribusi rationya pada fase tetap dengan fase bergerak
Fase Bergerak : zat cair atau gas Fase Tetap : zat padat (khromatografi serapan) atau zat cair (khromatografi partisi)
Persiapan Sampel
Dimurnikan dan dijernihkan Menggunakan penukar ion utk menghilangkan senyawa organik Cegah pemisahan tdk sempurna (tailing) cuci dgn asam untuk melarutkan kembali zat2 terabsorbsi pd zat penyerap elusi bertahap thdp pelarut dgn fase mobil yg lebih polar
Khromatografi Kertas
Fase tetap air Kertas Whatman no 1 (kering, bersih, bebas dari gas dan uap) Pelarut butanol : asetat : air (4 : 1 : 5) propanol : pyridin : air (4 : 1 : 5) Deteksi & Identifikasi * cara fisis (sinar UV 254 nm 370 nm) * cara kimia - Gula reduksi : semprot dgnanilinphtalat/mphenyleneidamine/perak nitrat - Gula non reduksi : napthoresorsinol dalam as. Fosfat - uap iodin Rf dihitung dan tentukan gula berdasarkan standar
ND Pengukuran indeks bias pada suhu 200C dengan menggunakan sinar Natrium sebagai sumber sinar monokromatis
Mol KH asimetri
Optis aktif
Polarimeter
Hukum Biot
Kapasitas reaksi gula adalah sebanding dengan konsentrasi larutan dan panjang cairan dalam tabung 100 []D = -------t IC [] : putaran/rotasi spesifik t : suhu pengukuran (oC) D : sinar natrium (589nm) : sudut putar yang diamati C : konsentrasi (g sampel dalam 100 ml pelarut) I : panjang tabung (dm)
Penentuan Sukrosa
Polarimeter Langung Refraktometer
Menentukan gula reduksi hasil hidrolisa sukrosa dengan asam Cara : Luff Schoorl, Lane Eynon, Munson Walker, Iodometri
Kimia
Menentukan gula reduksi hasil hidrolisa sukrosa dengan enzim Enzimatis Spektrotometri
Perbedaan Amilosa dan Amilopektin Pati beras, sorgum sebagian besar amilopektin Pati yg lengket : 20-30% amilosa
No Amilosa Amilopektin 1 Rantai linier Rantai bercabang 2 Tidak larut Larut dalam b-butanol 3 + iodin biru + Iodin violet
Penentuan Pati
Pati dihidrolisa dgn asam atau enzim Hasil hidrolisa : gula reduksi (C6H10O5)m + m H2O m C6H12O6 m pati (BM=162) m glukosa (BM 180) Tentukan gula reduksi Gula reduksi x Fk
m BM Pati m x 162 Fk = ----------------------- = -------------- = 0,90 m BM Gula Reduksi m x 180 Metode Lain
Pati diekstraksi dan didispersikan menjadi larutan koloidal Pati ditentukan dengan pengendapan dan penimbangan
Penentuan Pati
Hewani dan nabati
Bahan dgn lemak dan protein tinggi + alkali alkohol kompleks tdk larut pemisahan dan penimbangan
Bahan dari tanaman dgn polisakarida lain Ekstraksi (1) dgn alkohol 80% Ekstraksi (2) dgn perklorat Zat pati diendapkan dengan iodin Dekomposisi dengan alkali Penentuan pati cara kimia atau gravimetri
Serat Kasar Residu dari bahan pangan setelah diperlakukan dengan asam dan alkali mendidih Mengandung selulosa, lignin dan senyawa lain diantaranya pentosan
Tahapan Analisa
1. Defatting menghilangkan lemak yang terkandung dalam sampel menggunakan pelarut lemak 2. Digestion Pelarutan dengan asam dan pelarutan dengan basa dalam keadaan tertutup pada suhu mendidih 3. Penyaringan a) Penyaringan harus segera dilakukan setelah digestion selesai (cegah kerusakan serat lebih lanjut oleh bahan kimia) b) Dilakukan digesti dengan enzim sebelum penyaringan untuk bahan dengan protein tinggi 4. Penimbangan Residu (Serat Kasar)
ADF (Acid Ditergent Fiber) = Selulosa dan Lignin NDF (Neutral Ditergent Fiber) = Selulosa, Hemiselulosa danLignin Total Dietary Fiber = NDF + Pektat
Pereaksi tembaga sulfat Larutkan 28 g Na2HPO4 anhydrous dan 4 g sodium tartrat dalam 700 ml air, tambahkan 100 ml NaOH 1 N sambil diaduk, kemudian tambahkan 80 ml kuprisulfat 10% (w/v). Tambahkan 180 g Na2SO4, kemudian tepatkan larutan menjadi 1 l, biarkan 1 malam pisahkan larutan jernih Pereaksi arsenmolibdat Larutkan 25 g amonium molibdat dalam 450 ml air, tambahkan 21 ml H2SO4 pkt, campur merata. Tambahkan 3 g NaH2SO4.7H2O yang sudah dilarutkan dalam 25 ml air. Aduk dan inkubasi pada 37oC selama 24-48 jam, simpan dalam botol coklat dan dalam lemari es Larutan Gula Standar Larutkan gula standar 1% (w/v) dalam asam benzoat jenuh diencerkan sehingga diperoleh larutan glukosa standar dengan konsentrasi 50, 150 dan 300 g/ml