You are on page 1of 6

Andaikata medium dan alat-alat yang kita pergunakan dalam inokulasi harus steril.

Andaikata medium dan alat-alat yang kita pergunakan itu tidak steril, niscaya kita tidak akan mungkin memperoleh piaraan bakteri yang kita inginkan. Maka langkah pertama yang harus kita lakukan sebelum mengadakan inokulasi ialah mengusahakan sterilnya medium serta alat-alat perlengkapannya (2).

Bahan ataupun alat yang dipergunakan di dalam bidang mikrobiologi, harus dalam keadaan steril. Artinya pada bahan atau peralatan tersebut tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang akan mengganggu/merusak media ataupun mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan (3).

Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan (4).

Panas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak begitu tinggi, karena ketika uap air berkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkan, dilepaskan panas sebanyak 686 kalori per gram uap air pada suhu 121 oC. Panas ini yang akan mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada mikrooragnisme hidup dan dengan demikian mematikannya. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan pada suhu 110 oC dan 120 oC (4).

Prosedur sterilisasi dengan menggunakan panas kering memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan panas basah. Hal ini disebabkan karena panas kering lebih rendah daya merusaknya dibandingkan dengan uap panas. Keuntungan dari cara ini ialah tidak adanya uap air yang membasahi bahan/alat yang disterilkan. Selain itu peralatan yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap kering (oven) lebih murah dibandingkan dengan uap basah. Namun demikian, tidak semua bahan/alat dapat disterilkan dengan cara ini. Bahan yang terbuat dari karet atau plastik tidak dapat disterilkandengan uap kering (5).

Gelas, botol, pipa, pipet yang sudah bersih tidak disterilkan di dalam autoklaf, karena barang-barang tersebut akan tetap basah sehabis sterilisasi. Alat-alat dari gelas dimasukkan di dalam oven kering selama 2-3 jam pada temperature 1600C-1700C, hal ini tergantung kepada banyak sedikitnya muatan yang dimasukkan dalam oven. Kapas masih dapat bertahan dalam oven kering selama waktu dan pada temperature tersebut di atas. Alat-alat yang belum bersih dan belum kering tidak boleh dimasukkan dalam oven kering (2).

Bahan kimia dapat digunakan untuk sejumlah mikroorganisme tetapi tidak dapat digunakan untuk mematikan semua mikroorganisme. Cara kimiawi dapat digunakan bila jumlah mikroorganisme rendah dan bila permukaannya bersih dari protein (5).

Proses sterilisasi lain yang juga dilakukan pada suhu kamar ialah penyaringan. Dengan cara ini larutan atau suspensi dibebaskan dari semua organisme hidup dengan cara melalukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecilnya (0,45 atau 0,22 m) sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan di atasnya, sedangkan filtratnya ditampung dalam wadah yang steril. Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik (4).

Otoklaf Otoklaf merupakan alat yang digunakan untuk pengerjaan secara streilisasi. Alat ini digunakan untuk sterilisasi alat yang tidak tahan terhadap panas tinggi, bahan-bahan yang teroksidasi dengan suhu tinggi, alat yang memiliki skala. Proses sterilisasi yang dilakukan dalam tekanan tinggi dari uap air jenuh. Tekanan yang digunakan biasanya 15 lbs (2 atm) pada suhu 121 selama 15-20 menit.

Autoclave Otoklaf dibuat pertama kali dan digunakan sewaktu zaman Napoleon untuk memasak makanan bagi tentaranya. Alat ini sebenarnya sama saja dengan pressure cooker hanya saja ada pengatur tekanan

dan klep pengaman. Uap panas dalam tempat tertutup ini menyebabkan peningkatan tekanan, peningkatan tekanan haruslah berkaitan dengan peningkatan suhu. Otoklaf menggunakan tekanan 15 lbs dan suhu 1210C, meskipun kadang-kadang digunakan suhu yang lebih rendah untuk media yangt tidak tahan panas.

Prinsip dari otoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih cepat dalam keadaan basah dibandingkan dengan keadaan kering. Harus diperhatikan bahwa dalam sterilisasi dengan otoklaf udara harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum klep ditutup, sehingga di dalamnya hanya terdapat uap panas, uap panas inilah yang memiliki daya kerja sterilisasi. Bila terdapat udara selain uap panas, maka suhu yang dicapai tidak dapat mematikan spora.

Panas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak begitu tinggi, karena ketika uap air berkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkan, dilepaskan panas sebanyak 686 kalori per gram uap air pada suhu 121 oC. Panas ini yang akan mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada mikrooragnisme hidup dan dengan demikian mematikannya. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan pada suhu 110 oC dan 120 oC.

II.2.3 Laf (laminar Air flow)

LAF digunakan dfalam prengerjaan secara aseptis yang berbentuk segi empat panjang yang terdiri dari laminar dan lampu UV, dimana berdasarkan aliran udara laminar secara horizontal dari belakang ke depan sehingga tekanan dalam system lebih besar dari pada diluar system, sehingga kontaminasi mikroba yang ingin diteliti dengan mikroba yang lain tidak terjadi. Adapun melkanisme kerja dari lampu UV yaitu dapat mengubah susunan kimia pada sel bakteri sehingga dapat terjadi lisis yang mengakibatkan sensitifitas bakteri berkurang dan akhirnya mati.

II.2.4 Oven

Alat ini digunakan untuk sterilisasi alat-alat gelas yang tahan terhadap epmanasan tinggi dan tidak berskala. Sterilisasi dengan alat ini digunakan suhu sekitar 160 C 170 C selama kurang lebih 2-3 jam. Prinsip kerjanya yaitu untuk membunuh mikroorganisme pada suhu atau tekanan yang tinggi sehingga terjadi dehidrasi pada mikroorganisme dan terjadi denaturasi protein.

3. Oven Digunakan sebagai alat sterilisasi panas kering dengan temperatur 170-180 oC. Keuntungan dari cara ini ialah tidak adanya uap air yang membasahi bahan/alat yang disterilkan. Selain itu peralatan yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap kering (oven) lebih murah dibandingkan dengan uap basah. Namun demikian, tidak semua bahan/alat dapat disterilkan dengan cara ini. Bahan yang terbuat dari karet atau plastik tidak dapat disterilkan dengan uap kering.

Prosedur sterilisasi dengan menggunakan panas kering memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan panas basah. Hal ini disebabkan karena panas kering lebih rendah daya merusaknya dibandingkan dengan uap panas. Keuntungan dari cara ini ialah tidak adanya uap air yang membasahi bahan/alat yang disterilkan. Selain itu peralatan yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap kering (oven) lebih murah dibandingkan dengan uap basah.

Gelas, botol, pipa, pipet yang sudah bersih tidak disterilkan di dalam autoklaf, karena barang-barang tersebut akan tetap basah sehabis sterilisasi. Alat-alat dari gelas dimasukkan di dalam oven kering selama 2-3 jam pada temperatur 1600C-1700C, hal ini tergantung kepada banyak sedikitnya muatan yang dimasukkan dalam oven. Kapas masih dapat bertahan dalam oven kering selama waktu dan pada temperatur tersebut di atas. Alat-alat yang belum bersih dan belum kering tidak boleh dimasukkan dalam oven kering.

2. LAF (Laminar Air Flow)

Alat ini berbentuk seperti meja, digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaaan secara aseptis. Prinsip

kerjanya adalah pengaseptisan suatu ruangan berdasarkan aliran udara laminar (lurus/beraturan) secara horizontal dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat diminimalkan.

3. Ose Bulat

Terbuat dari kaca dan kawat platina yang berfungsi untuk inokulasi bakteri aerob dengan cara menggoreskan pada permukaan medium. Ose harus disterilkan dengan cara pemijaran pada lampu spiritus. Setelah digunakan, ose harus kembali dipijarkan supaya mikroba yang tertinggal pada ujung jarum menjadi mati.

4. Ose Lurus

Terbuat dari kaca dan kawat platina yang berfungsi untuk inokuiasi bakteri anaerob dengan cara tusukan. Mikroba yang akan ditanam diambil dengan menggunakan bagian ujung dari ose. Ose harus disterilkan dengan cara pemijaran pada lampu spiritus. Setelah digunakan, ose harus kembali dipijarkan supaya mikroba yang tertinggal pada ujung jarum menjadi mati.

DAFTAR PUSTAKA 1. Lay, Bibiana W., (1994), Analisis Mikroba di Laboratorium, PT RajaGrafindo Persada : Jakarta. 2. Dwidjoseputro, D., (1990), Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan : Malang. 3. Suriawiria, Unus, (1986), Pengantar Mikrobiologi Umum, Angkasa : Bandung. 4. Hadioetomo, Ratna S., (1990), Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, PT Gramedia : Jakarta.

5. Lay, Bibiana W dan Sugyo H., (1992), Mikrobiologi, CV. Rajawali : Jakarta. 6. Djide, Natsir, (2005), Penuntun Praktikum Instrumentasi Mikrobiologi farmasi Dasar, Jurusan Farmasi Universitas Hasanuddin : Makassar.

You might also like