You are on page 1of 43

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas mulai dari awal sampai akhir proses. Di dalam peta kerja terdapat banyak informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam melakukan suatu proses kerja. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut. ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Pada PT Toy Jiffy, dimana menitikberatkan proses produksi pada proses pengassemblyan tamiya, perbaikan metode kerja serta stasiun kerja merupakan hal yang sangat penting agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerjanya. Dengan demikian akan tercipta suatu stasiun kerja yang dapat memaksimalkan produktivitas dalam pembuatan tamiya sehingga didapatkan keuntungan yang meningkat serta modernisasi sistem kerja.

1.2

Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat:

1. 2. 3. 4.

Memahami konsep operasi kerja dan mampu menentukan operasi kerja Membuat Assembly Chart Membuat Peta Proses Operasi(Operation Process Chart/OPC) Memahami konsep Presedence Doagram dan mampu membuat Presedence Diagram

5.

Membuat Diagram Aliran (Flow Diagram)

1.3

Pembatasan Masalah Dalam praktikum ini akan dirancang stasiun kerja untuk perakitan tamiya mini 4WD. Input dari proses perakitan ini adalah komponen tamiya sedangkan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

outputnya adalah operasi kerja, stasiun kerja, flow diagram, presedence diagram dan assembly chart

1.4

Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang dasar teori yang berhubungan dengan perancangan peta kerja. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM Berisi tentang Flowchart praktikum. BAB IV PENGOLAHAN DATA Berisi tentang pengumpulan dan pengolahan data, pembuatan OPC, operasi kerja, stasiun kerja, flow diagram dan precedence diagram. BAB V ANALISIS Berisi tentang analisis OPC, operasi kerja, stasiun kerja, flow diagram dan precedence diagram. BAB VI PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil praktikum.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengukuran Waktu Kerja Usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang Operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Jenis Pengukuran Waktu : Langsung Pengukuran jam henti (Stopwatch Time Study) Sampling kerja (Work Sampling) Tak langsung Data waktu baku (Standard data) Data waktu Gerakan (Predetermined Time System)
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Pengukuran langsung dan Tidak langsung

Pengukuran Langsung Kelebihan :

Pengukuran Tidak Langsung Kelebihan : relatif singkat, hanya

PRAKTIS, mencatat waktu saja Waktu tanpa harus menguraikan pekerjaan ke dalam elemen elemen

mencatat elemen elemen gerakan pekerjaan satu kali saja. Biaya lebih murah. Kekurangan :

pekerjaannya. Kekurangan :

Dibutuhkan waktu lebih lama utk Belum ada data waktu gerakan memperoleh data waktu yg banyak tujuannya yaitu hasil pengukuran yg teliti dan akurat Biaya lebih MAHAL karena harus pergi ke tempat dimana pekerjaan pengukuran kerja berlangsung,
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

berupa tabel-tabel waktu gerakan yg menyeluruh dan rinci. Dibutuhkan ketelitian yg tinggi untuk seorang pengamat pekerjaan karena akan berpengaruh terhadap hasil perhitungan.

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Data

waktu

gerakan

harus

disesuaikan dgn kondisi pekerjaan Misal: Elemen Pekerjaan Kantor tdk sama dgn elemen pekerjaan pabrik.

(dian.staff.gunadarma.ac.id/.../PENGUKURAN++WAKTU+KERJA.pdf)

2.2

Peta Kerja Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas mulai dari awal sampai akhir proses. Di dalam peta kerja terdapat banyak informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Fungsi peta kerja adalah untuk menganalisa suatu pekerjaan, sehingga dapat mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja. Apabila kita melakukan studi secara seksama terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan kita untuk memperbaiki metode kerja akan mudah dilaksanakan Perbaikan yang mungkin dilakukan, antara lain, kita bisa menghilangkan operasi-operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan kerja/proses produksi waktu menunggu antara operasi dan sebagainya.
(http://digilib.petra.ac.id/)

Pada dasarnya semua perbaikan tersebut. ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Dengan demikian, peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja. Peta-peta kerja dibagi dalam dua kelompok, yaitu : a. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan. b. Peta - peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat. Dalam hal ini tentunya kita harus bisa membedakan antara kegiatan kerja keseluruhan dan kegiatan kerja setempat. Suatu kegiatan disebut kegiatan
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan, apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Hubungan antara kedua macam kegiatan kegiatan diatas akan terlihat bila untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana satu sama lainnya saling berhubungan. Masing-masing peta kerja yang akan dibahas berikut ini semuanya termasuk dalam kedua kelompok diatas, antara lain : Yang termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan 1. 2. 3. 4. Peta Proses Operasi Peta Aliran Proses Peta Proses kelompok Kerja Diagram Aliran

Yang termasuk kelompok kegiatan kerja setempat : 1. 2. Peta Pekerja dan Mesin Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Di dalam pembuatan peta kerja akan dipergunakan simbol-simbol standard dari ASME (American Society of Mechanical Engineers) untuk menggambarkan masing-masing aktivitas. Simbolsimbol ASME adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Simbol-simbol ASME

No.

Simbol

Keterangan Terjadi bila suatu material akan

Operasi

mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi, dalam suatu proses transformasi. Terjadi bila fasilitas kerja

Transportasi

lainnya yang dianalisis bergerak berpindah tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi kerja.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Terjadi apabila suatu objek diperiksa, Inspeksi 3 pada segi baik pemeriksaan maupun

kualitas

kuantitas, apakah sudah sesuai dengankarakteristik performansi yang distandarkan. Terjadi bila material, benda kerja, operator atau fasilitas Delay kerja dalam kondisi berhenti dan tidak terjadi kegiatan menunggu. bersifat apapun Kegiatan selain ini

temporer(sementara). Terjadi apabila objek disimpan Storage 5 dalam jangka waktu yang cukup lama. Jika objek akan diambil, biasanya akan memerlukan

prosedur khusus.

2.2.1

Peta Kerja Keseluruhan Peta kerja keseluruhan digunakan untuk menganalisis suatu kegiatan kerja yang bersifat keseluruhan yang umumnya melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas produksi yang diperlukan dalam membuat suatu produk tertentu. Peta ini menggambarkan keseluruhan atau sebagian besar proses beserta

karakteristiknya yang dialami suatu bahan hingga menjadi produk akhir dan interaksi antar stasiun kerja maupun antar kelompok kegiatan operasi. Pembahasan untuk peta kerja yang termasuk kelompok peta kerja keseruhan adalah : Peta Proses Operasi Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutanurutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti : waktu yang dihabiskan, material yang digunakan dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai. a. Kegunaan Peta Proses Operasi Dapat mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan

memperhitungkan efisiensi ditiap operasi) Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik Sebagai alat untuk melakukan perbaikan tata cara kerja yang dipakai Sebagai alat untuk latihan kerja b. Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi Untuk bisa menggambarkan dengan baik, ada beberapa prinsip yang perlu diikuti sebagai berikut: Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya Peta Proses Operasi yang diikuti secara identifikasi lain seperti nama objek Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertical, yang

menunjukkan terjadinya prubahan proses Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara berurutan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi
(http://www.scribd.com/doc/38415578/Peta-Kerja)

Peta Aliran Proses Peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urutanurutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung, serta didalamnya

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan. Walau biasanya dinyatakan dalam jam dan jarak perpindahan biasanya dinyatakan dalam meter. Walaupun hal ini tidak terlampau mengikat. a. Kegunaan Peta Aliran Proses Secara lebih terperinci dapat diuraikan kegunaan umum dari suatu Peta Aliran Proses, sebagai berikut: Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai dari awal, proses, hingga akhir Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan orang selama proses Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan alat yang akan mempermudah proses analisa untuk mengetahui tempat dimana terjadi ketidaksempurnaan kerja, sehingga dengan sendirinya dapat digunakan untuk menghilangkan ongkos-ongkos yang

tersembunyi. b. Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Aliran Proses Ada beberapa prinsip yang bisa digunakan untuk membuat suatu Peta Aliran Proses yang lengkap, sebagai berikut: Harus memiliki judul yang kemudian diikuti dengan pencatatan beberapa identifikasi Disebelah kiri atas kertas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat, jumlah total dan waktu total dari setiap kegiatan yang terjadi Setelah bagian kepala selesai maka dikerjakan bagian badan diuraikan proses yang terjadi secara lengkap beserta lambang dan informasi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang dilayani, waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi, juga ditambah dengan
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

kolom analisa, catatan dan tindakan yang diambil berdasarkan analisa tersebut Ada cara yang memudahkan analisa kerja yaitu dengan cara Dot an Check Technique, sebagai berikut:
(http://www.scribd.com/doc/38415578/Peta-Kerja)

Diagram Aliran Secara ringkas dapat dikatakan bahwa diagram aliran merupakan gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses. Aktivitas yang berarti pergerakan suatu material atau orang dari suatu tempat ketempat berikutnya, dinyatakan oleh garis aliran dalam diagram tersebut. a. Kegunaan Diagram Aliran Secara lebih lengkap, kegunaan Diagram Aliran adalah sebagai berikut: Lebih memperjelas suatu Peta Aliran Proses, apalagi jika arah aliran merupakan sesuatu yang penting. Dengan adanya informasi tambahan mengenai arah aliran dari material/ selama aktivitasnya, maka kita akan mendapatkan informasi yang lengkap. Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja. Diagram aliran dapat menunjukkan dimana tempat-tempat penyimpanan, stasiun pemeriksaan dan tempat-tempat kerja dilaksanakan. b. Prinsip Pembuatan Diagaram Aliran Aktivitas-aktivitas yang digambarkan dalam Diagaram Aliran hanya sesuai dengan aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut: Pertama dibuatkan judul peta dengan identifikasi lainnya Penganalisa harus mengidentifikasi setiap aktivitas dengan lambang dan nomor yang sesuai dengan yang digunakan Peta Aliran Proses Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara periodic sepanjang garis aliran

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Apabila dalam ruangan itu terjadi lintasan lebih dari satu orang atau barang, maka tiap lintasan dibedakan dengan warna bermacammacam. Bentuk-bentuk dari diagram aliran : Straight (bentuk garis lurus)

Bentuk ini digunakan bila lintasan produksi pendek, relatif singkat, dn hanya mengandung sedikit komponen dan beberapa peralatan produksi. U shape

Bentuk ini dapat digunakan jika diharapkan produk jadinya ditempatkan atau mengakhiri proses pada tempat yang relatif sama dengan awal proses karena keadaan transportasi luar pabrik, pemakaian mesin yang bersamaan. Bentuk melingkar

Bentuk melingkar ini digunakan jika diharapkan barang atau produk jadi kembali ke tempat dimana proses produksi dimulai, sehingga bagian penerimaan dan pengiriman terletak pada tempat yang sama. Bentuk tak tentu

Bentuk ini digunakan bila pemindahan bahan mekanis atau bila ruangan sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan pola lain.
(http://www.scribd.com/doc/38415578/Peta-Kerja)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

10

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Peta Proses Kelompok Kerja Peta proses kelompok kerja digunakan untuk menunjukkan beberapa aktivitas dari sekompok orang yang berkerja sama dalam suatu proses atau prosedur kerja, dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling bergantungan, artinya suatu hasil kerja secara kelompok tersebut

berlangsung dengan lancer karena adanya ketergantungan tiap aktivitas ini, maka dalam peta proses kelompok kerja biasanya banyak dijumpai lambanglambang keterlambatan, yang menunjukkan bahwa suatu aktivitas sedang menunggu aktivitas lainnya. Sehingga jelas bahwa peta proses kelompok kerja dapat digunakan untuk meningkatkan waktu efektif dari mesin dan pekerja. a. Kegunaan Peta Proses Kelompok Kerja Sesuai dengan namanya, peta ini digunakan sebagai alat untuk menganalisa semua aktivitas suatu kelompok kerja. Maka tujuan utama yang harus dianalisa dari kelompok kerja ini adalah, kita harus bisa meminimumkan waktu delay, dengan berkurangnya waktu delay berarti kita bisa mencapai tujuan lain yang lebih nyata diantaranya: Bisa mengurangi ongkos produksi atau proses Bisa mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses Hasil analisa bisa menyimpulkan beberapa keputusan, diantaranya mungkin kita bisa menggabungkan beberapa operasi atau mungkin kita bisa merubah urutan kerja secra lebih baik atau barangkali kita perlu merubah pembagian kerja agar lebih adil antara anggota-anggota kelompok kerja b. Prinsip Pembuatan Peta Proses Kelompok Kerja Secara sepintas telah kita ketahui prinsip pengerjaan suatu peta, agar lebih jelasnya dapat kita lihat berikut ini: Langkah pertama kita catat mengenai judul, lengkap dengan identifikasi lainnya dan ringkasan seperti pada Peta Aliran Proses Lambang-lambang yang biasa digunakn untuk membuat Peta Aliran Proses pemyimpanan permanen bisa digunakan untuk membuat Peta Proses Kelompok Kerja.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

11

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Tiap Peta Aliran Proses yang menunjukkan satu seri kerja, merupakan anggota dari suatu Peta Proses Kelompok Kerja.Peta Aliran Proses tersebut diletakkan saling berdampingan secara pararel, bergerak mulai dari kiri-kanan, dimana kolom vertical menunjukkan aktivitas yang terjadi secara bersamaan dari semua anggota kelompok. Lambang dari setiap anggota kelompok dapat diletakkan secara berdekatan, dan perubahan lambang menunjukkan perubahan aktivitas.
(http://www.scribd.com/doc/38415578/Peta-Kerja)

2.2.2 Peta Kerja Setempat Peta Pekerja dan Mesin Peta pekerja dan mesin dapat dikatakan merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin. a. Kegunaan Peta Pekerja dan Mesin Peningkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja tersebut dapat dilakukan, misalnya dengan cara: Merubah tata letak tempat kerja Tata letak tempat kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan lamanya waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja Penataan kembali gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja, akan sangat membantu meningkatkan efektivitas kerjanya, dan sekaligus

mempengaruhi efisiensi penggunaan tenaga. Merancang kembali mesin dan peralatan Misalnya untuk mengurangi waktu mengangkut dan sekaligus

menghemat tenaga pekerja, maka pekerjaan memindahkan barang terutama barang berat, yang tadinya menggunakan gerobak dorong, sekarang menggunakan hoist. Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

12

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

b.

Prinsip Pembuatan Peta Pekerja dan Mesin

Nyatakan identifikasi peta yang dibuat, kemudian diikuti oleh informasi pelengkanya. Langkah terakhir setelah semua aktivitas digambarkan, dibuat

kesimpulan dalam bentuk ringkasan yang memuat: waktu menganggur, waktu kerja, dan akhirnya kita bisa mengetahui waktu penggunaan dari pekerja atau mesin tersebut.
(http://www.scribd.com/doc/38415578/Peta-Kerja)

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk mendapatkan gerakan-gerakan yang lebih terperinci, terutama untuk

mengurangi gerakan-gerakan yang tidak perlu dan untuk mengatur gerakan sehingga diperoleh urutan yang terbaik, maka dilakukan studi gerakan. Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. a. Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja, seperti peta lainnya maka kegunaannya adalah: Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan Menghilangkan/ mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja Sebagai alat untuk melatih pekerja baru, dengan cara kerja yang ideal b. Prinsip Pembuatan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Prinsip-prinsip tersebut diuraikan sebagai berikut: Berbeda dengan peta yang lain, untuk membuat peta ini, lembaran kertas dibagi dalam tiga bagian, yaitu bagian kepala, bagian yang memuat bagan stasiun kerja, dan bagian badan. Pada bagian kepala, dituliskan judulnya dengan identifikasi lainnya, pada bagan digambarkan sketsa dari stasiun kerja yang memperlihatkan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

13

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

tempat alat-alat dan bahan, pada bagian badan dibagi dalam dua pihak. Sebelah kiri untuk tangan kiri dan sebelah kanan untuk tangan kanan. Selanjutnya kita perhatikan urutan gerakan yang dilaksanakan operator, kemudian operasi tersebut diuraikan menjadi elemen gerakan.
Tabel 2.3 Elemen Gerakan

Elemen menjangkau Elemen memegang Elemen membawa Elemen mengarahkan Elemen menggunakan Elemen melepas Elemen menganggur Elemen memegang untuk memakai

Diberi lambang Re Diberi lambang G Diberi lambang M Diberi lambang P Diberi lambang U Diberi lambang RI Diberi lambang D Diberi lambang H

(http://www.scribd.com/doc/38415578/Peta-Kerja)

2.3 Presedence diagram Presedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sebenarnya merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya. (Baroto, 2002), Adapun tanda yang dipakai dalam precedence diagram adalah: 1. Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor di dalamnya untuk mempermudah identifikasi asli dari suatu proses operasi. 2. Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi. Dalm hal ini, operasi yang ada di pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang ada pada ujung anak panah. 3. Angka di atas simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap proses operasi. Terdapat 5 jenis presedence diagram, yaitu : Jenis jenis precedence diagram :

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

14

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

a. Satu elemen mempunyai satu predesessor dan menjadi predesessor bagi satu elemen lainnya.

b. Beberapa elemen menjadi predesessor satu elemen dan satu elemen itu merupakan predesessor bagi satu elemen yang lainnya.

c. Beberapa elemen mempunyai satu predesessor yang sama

d. Beberapa elemen merupakan predesessor bagi satu elemen dan satu elemen tersebut menjadi predesessor bagi beberapa elemen lainnya.

e. Tidak ada keterkaitan antar predesessor ( independen )

(http://file2shared.wordpress.com/keseimbangan-lintasan-line-balancingproduksi/)

Dummy (anak panah terputus-putus) Anak panah terputus-putus melambangkan hubungan antara peristiwa anak

panah terputus-putus (dummy) menunjukkan suatu kegiatan semu. Dummy diperlukan untuk menggambarkan adanya hubungan antara dua kegiatan. Dummy

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

15

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

digambarkan selalu dengan ekor sebelah kiri dari kepala sebelah kanan. Cara menggambarkan dummy sama dengan menggambarkan anak panah biasa. Berbeda dengan kegiatan yang membutuhkan waktu, sumber daya berupa tenaga kerja, peralatan, bahan baku, dan biaya serta ruang tempat kegiatan berlangsung, hubungan antar kegiatan (dummy) tidak membutuhkan waktu, sumber daya, dan ruangan. Oleh karena itu hubungan antar peristiwa tidak perlu diperhitungkan dan karnanya tidak memiliki nama dalam perhitungan waktu, lamanya sam dengan nol. Meskipun tidak perlu diperhitungkan, hubungan antar kegiatan harus ada (bila diperlukan) untuk menyatakan logika ketergantungan kegiatan yang patut diperhatikan.
(scribd.com)

2.4 Aspek Aspek Ergonomi dalam Perancangan Stasiun Kerja Kegiatan manufacturing bisa didefinisikan sebagai suatu unit atau kelompok kerja yang berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk merubah bahan baku menjadi produk akhir yang dikehendaki. Didalam suatu stasiun kerja harus dilakukan pengaturan kerja komponen-komponen yang terlibat didalam sistem produksi yaitu menyangkut material (bahan baku, produk jadi, dan scrap), mesin/peralatan kerja, perkakas pembantu, dan fasilitas penunjang (utilitas), lingkungan fisik kerja dan manusia pelaksana kerja (operator), dengan pendekatan ergonomi diharapkan sistem produksi bisa dirancang untuk melaksanakan kegiatan kerja tertentu dengan didukung keserasian hubungan antara manusia dengan sistem kerja yang dikendalikannya. Menurut (Wignjosoebroto, 2003), ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam perancangan stasiun kerja, yaitu: Aspek yang menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan menekankan prinsip-prinsip ekonomi gerakan Data-data mengenai dimensi tubuh manusia yang berguna untuk mencari hubungan keserasian antara produk dan manusia yang memakainya Pengaturan tata letak fasilitas kerja yang perlu dalam melakukan suatu kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mencari gerakan-gerakan kerja yang efisien
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

16

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Pengukuran energi yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas tertentu.


(http://bambangwisanggeni.wordpress.com/2010/03/02/ergonomi/)

2.5 Operasi Kerja Elemen kerja adalah pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu kegiatan perakitan. Elemen kerja merupakan kumpulan dari beberapa elemen dasar Therblig, dimana beberapa gabungan dari elemen kerja akan menjadi sebuah operasi kerja. Jika operasi kerja tersebut berdiri sendiri menjadi elemen kerja, maka akan terjadi sedikit kesulitan dalam mengukur waktu bakunya. Sementara operasi kerja yang berdiri sendiri menjadi elemen kerja merupakan operasi kerja yang membutuhkan waktu cukup lama dalam pengerjaannya. Jika operasi kerja tersebut digabungkan dengan operasi kerja lainnya, maka akan memperbesar waktu proses elemen kerja tersebut. Misalnya inspeksi, operasi menyekrup berdiri menjadi suatu elemen kerja. Aktivitas elemen kerja lebih sedikit dari pada aktivitas pada operasi.
(www.mmt.its.ac.id/liberary/wpconten)

2.6 Assembly Chart Assembly chart adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan terlihat bahwa assembly chart menunjukkan cara yang mudah untuk memahami: 1. Komponen-komponen yang membentuk produk 2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama 3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian 4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan 5. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian 6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan 7. Urutan waktu komponen bergabung bersama 8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

17

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Standar Pengerjaan dari Assembly Chart [Apple,1990 : 139] 1. Operasi terakhir yang menunjukkan rakitan suatu produk digambarkan dengan lingkaran berdiameter 12 mm dan harus dituliskan operasi itu di sebelah kanan lingkaran tersebut. 2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran kearah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter 6 mm pada bagian ujungnya, tunjukkan setiap komponen (nama, nomor komponen, jumlah, dsb) yang dirakit pada proses tersebut. 3. Jika yang dihadapi adalah rakitan-bagian, maka buat garis tadi sebagian dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm, garis yang menunjukkan komponen mandiri harus ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan diameter 6 mm. 4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponennya selesai dicatat, gambarkan garis tegak pendek dari garis lingkaran 9 mm ke atas, memasuki lingkaran 12 mm yang menunjukkan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2 dan langlah 3. 5. Periksa kembali peta tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah tercantum, masukkan nomer-nomor operasi rakitan bagian ke dalam lingkaran (jika perlu), komponen yang terdaftar di sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah bagian sub assembly.

Gambar 2.1 Assembly Chart

Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan-bagian tidak selalu harus menunjukkan lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan atau bahkan lintasan orang, tapi hanya benar-benar menunjukkan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan akan menetukan apa yang harus dilakukan operator.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

18

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Tujuan utama dari assembly chart adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah gambar-terurai. Teknik-teknik ini dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit.
(http://indeecom.wordpress.com/2008/09/05/pengertian-peta-rakitan/)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

19

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

Mulai

Observasi Lapangan

Studi Pustaka

Perumusan Masalah

Tujuan Praktikum

Melakukan Proses Perakitan

Menentukan Operasi Kerja

Membuat Assembly Chart

Membuat OPC

Membuat Presedence Diagram

Menentukan Stasiun Kerja (GIVEN)

Membuat Flow Diagram

Selesai

Gambar 3.1 Metodologi praktikum

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

20

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Observasi lapangan Penelitian awal yang dilakukan sebelum melakukan praktikum.

Studi pustaka Referensi-referensi yang menjadi acuan dalam modul 3.

Perumusan masalah Isi dari masalah yang dihadapi, seperti merancang stasiun kerja, dll.

Tujuan praktikum Untuk mengetahui manfaat apa saja yang dapat diambil dari praktikum modul 3.

Melakukan proses perakitan Awal dari praktikum PTI modul 3, merekam dengan menggunakan webcam.

Operasi kerja Operasi kerja didapat dari hasil rekaman proses perakitan. Dengan melihat hasil rekaman tersebut, kita menentukan apa saja yang terdapat pada perakitan mini 4WD beserta waktu prosesnya.

Membuat assembly chart Setelah operasi kerja ditentukan, langkah ketiga adalah membuat assembly chart, yaitu sebuah diagram yang menunjukkan urutan proses perakitan mulai dari komponen, sub assembly, hingga assembly tamiya standard.

OPC Pembuatan OPC (Operation Process Chart) dilakukan untuk mengetahui secara detail urutan proses operasi yang dibagi ke dalam elemen-elemen operasi.

Presedence diagram Untuk mengetahui aktivitas mana yang harus dilakukan terlebih dahulu, kita menyusun sebuah precedence diagram, sehingga kita dapat mengetaui predesesor dari setiap operasi kerja yang dilakukan.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

21

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Stasiun kerja Penentuan stasiun kerja dari data yang didapat. Data stasiun kerja yang didapat merupakan data pembagian stasiun kerja lama, sebelum PT. Tami Jaya mengalami restrukturisasi.

Flow diagram Pembuatan flow diagram, bertujuan agar kita dapat mengetahui aliran proses operasi kerja di atas layout stasiun kerja yang telah ditentukan.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

22

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

BAB IV PENGOLAHAN DATA


4.1 Daftar Komponen Mini 4WD Pada proses perakitan tamiya, komponen-komponen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Daftar Komponen Mini 4WD

No

Nama Komponen 1 As Roda 2 Baut 3 Eyelet 4 Roller Besar

Gambar

Kode AR Bt Ey

Jumlah 2

6 4

RB

4 1

5 Rumah Dinamo

RD

6 Gear Dinamo

GD

7 Gear Besar 8 Gear Kecil 9 Roller Kecil

GB GK RK

1 1 2

10 Plat Belakang Besar

PBB

11 Plat Belakang Kecil

PBK

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

23

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

12 Plat Depan

PD

13 Bumper Belakang

BB

14 Pengunci Body

KB

1 15 Pengunci Dinamo KD

16 Dinamo

1 6

17 Ring Bantalan Roller Besar

18

BRB

4 2

19 Sekrup

20 Tuas On-Off

1 21 Penutup Plat Depan TPD

22 Penutup Baterei

TB

23 Gardan

4WD

24 Roda Assy

Rd

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

24

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

25 Chasis

26 Body

27 Baterai

BTR

4.2 Daftar Operasi Kerja Pada proses perakitan tamiya, langkah-langkah yang dikerjakan beserta waktu prosesnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Daftar operasi kerja

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Operasi Kerja Memasang gear besar pada chasis Memasang roda pada as roda Memasang eyelet pada as roda assy kanan belakang Memasang as roda assy pada chasis kanan belakang Memasang eyelet pada as roda assy kiri belakng Memasang roda kiri belakang Memasang gardan 4WD pada chasis Memasang plat belakang besar pada rumah dinamo Memasang plat belakang kecil pada rumah dinamo assy Memasang gear dinamo pada dinamo Memasang dinamo assy pada rumah dinamo assy Memasang rumah dinamo assy pada chasis Memasang pengunci dinamo pada rumah dinamo assy Memasang gear kecil pada chasis depan kanan Memasang roda pada as roda Memasang eyelet pada as roda assy kanan depan Memasukkan as roda assy pada chasis kanan depan Memasang eyelet pada as roda assy kiri depan Memasang roda kiri depan Memasang tuas on - off pada chasis Memasang plat depan pada chasis Memasang penutup plat depan pada chasis

Waktu Proses 00:00:08.10 00:00:03.46 00:00:02.16 00:00:05.21 00:00:05.48 00:00:04.29 00:00:02.23 00:00:05.52 00:00:06.06 00:00:07.15 00:00:13.48 00:00:06.48 00:00:08.34 00:00:02.50 00:00:03.52 00:00:02.49 00:00:09.54 00:00:08.08 00:00:02.54 00:00:04.20 00:00:03.04 00:00:06.46

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

25

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

Memasang bumper belakang pada chasis Menyekrup bumper kanan belakang Menyekrup bumper kiri belakang Memasang bantalan roller pada baut kanan depan Memasang roller besar pada bantalan roller assy kanan depan Memasang ring pada roller besar assy kanan depan Membaut pada roller besar assy kanan depan Memasang bantalan roller pada baut kiri depan Memasang roller besar pada bantalan roller assy kiri depan Memasang ring pada roller besar assy kiri depan Membaut roller besar assy kiri depan Memasang roller kecil pada baut kanan tengah Memasang ring pada roller kecil assy kanan tengah Membaut roller kecil assy kanan tengah Memasang roller kecil pada baut kiri tengah Memasang ring pada roller kecil assy kiri tengah Membaut roller kecil assy kiri tengah Memasang bantalan roller pada baut kanan belakang Memasang roller besar pada bantalan roller assy kanan belakang Memasang ring pada roller besar assy kanan belakang Menmbaut roller besar assy kanan belakang Memasang bantalan roller pada baut kiri belakang Memasang roller besar pada bantalan roller assy kiri belakang Memasang ring pada roller besar assy kiri belakang Membaut roller besar assy kiri belakang Memasang baterai pada chasis Melakukan inspeksi Memasang pengunci baterai Memasang bodi pada chasis Memasang pengunci bodi

00:00:06.04 00:00:09.00 00:00:08.44 00:00:04.48 00:00:01.56 00:00:03.48 00:00:16.34 00:00:02.56 00:00:02.10 00:00:02.30 00:00:11.40 00:00:03.12 00:00:02.16 00:00:11.52 00:00:02.40 00:00:02.24 00:00:11.16 00:00:02.40 00:00:01.39 00:00:02.16 00:00:10.24 00:00:03.00 00:00:05.03 00:00:02.40 00:00:10.00 00:00:09.00 00:00:01.30 00:00:02.36 00:00:02.50 00:00:03.26

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

26

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

4.3 Assembly Chart

Gambar 4.1 Assembly chart Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

27

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Gambar 4.1 Lanjutan assembly chart

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

28

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Gambar 4.1 Lanjutan assembly chart

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

29

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

4.4 Peta Proses Operasi Terlampir 4.5 Presedence Diagram Berikut ini merupakan proses-proses kerja serta predecessor dalam proses perakitan mini 4WD:
Tabel 4.3 Proses Kerja dan Predecessor

Nomor Proses 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Predecessor 1,2 1,2,3 1,2,3,4 1,2,3,4,5 8,9,10 7,8,9,10,11 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 15 14,15,16 14,15,16,17 14,15,16,17,18 20 7,14,15,16,17,18,19,20,21 23 23 -

Nomor Proses 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

Predecessor 26 26,27 26,27,28 30 30,31 30,31,32 34 34,35 37 37,38 40 40,41 24,25,40,41,42 40,41,42 44 44,45 24,25,44,45,46 13,22 48 48 50 51

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

30

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Berikut ini merupakan precedence diagram dari proses perakitan mini 4WD:

Gambar 4.2 Presedence Diagram

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

31

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

4.6 Flow Diagram Stasiun Kerja

Berikut ini merupakan stasiun kerja beserta operasi kerja dan waktu operasinya pada PT Tami Jaya sebelum dilakukan restrukturisasi oleh PT TI Holding:
Tabel 4.4 Stasiun kerja

Stasiun Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 20 14 15 16 17 13 18 19 21 22 48 49 50 23 24 25 40 41 42

Operasi Kerja Memasang gear besar pada chasis Memasang roda pada as roda Memasang eyelet pada as roda assy kanan belakang Memasang as roda assy pada chasis kanan belakang Memasang eyelet pada as roda assy kiri belakng Memasang roda kiri belakang Memasang gardan 4WD pada chasis Memasang plat belakang besar pada rumah dynamo Memasang plat belakang kecil pada rumah dinamo assy Memasang gear dinamo pada dynamo Memasang dinamo assy pada rumah dinamo assy Memasang rumah dinamo assy pada chasis Memasang tuas on - off pada chasis Memasang gear kecil pada chasis depan kanan Memasang roda pada as roda Memasang eyelet pada as roda assy kanan depan Memasukkan as roda assy pada chasis kanan depan Memasang pengunci dinamo pada rumah dinamo assy Memasang eyelet pada as roda assy kiri depan Memasang roda kiri depan Memasang plat depan pada chasis Memasang penutup plat depan pada chasis Memasang baterai pada chasis Melakukan inspeksi Memasang pengunci baterai Memasang bumper belakang pada chasis Menyekrup bumper kanan belakang Menyekrup bumper kiri belakang Memasang bantalan roller pada baut kanan belakang Memasang roller besar pada bantalan roller assy kanan belakang Memasang ring pada roller besar assy kanan belakang

Waktu Operasi 8.10 3.46 2.16 5.21 5.48 4.29 2.23 5.52 6.06 7.15 13.48 6.48 4.20 2.50 3.52 2.49 9.54 8.34 8.08 2.54 3.04 6.46 9.00 1.30 2.36 6.04 9.00 8.44 2.40 1.39 2.16

Waktu

24.41

25.25

24.16

18.05

22.00

19.12

23.48

16.19

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

32

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

10

11

12

13

43 44 45 46 47 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 51 52

Menmbaut roller besar assy kanan belakang Memasang bantalan roller pada baut kiri belakang Memasang roller besar pada bantalan roller assy kiri belakang Memasang ring pada roller besar assy kiri belakang Membaut roller besar assy kiri belakang Memasang bantalan roller pada baut kanan depan Memasang roller besar pada bantalan roller assy kanan depan Memasang ring pada roller besar assy kanan depan Membaut pada roller besar assy kanan depan Memasang bantalan roller pada baut kiri depan Memasang roller besar pada bantalan roller assy kiri depan Memasang ring pada roller besar assy kiri depan Membaut roller besar assy kiri depan Memasang roller kecil pada baut kanan tengah Memasang ring pada roller kecil assy kanan tengah Membaut roller kecil assy kanan tengah Memasang roller kecil pada baut kiri tengah Memasang ring pada roller kecil assy kiri tengah Membaut roller kecil assy kiri tengah Memasang bodi pada chasis Memasang pengunci bodi

10.24 3.00 5.30 2.40 10.00 4.48 1.56 3.48 16.34 2.56 2.10 2.30 11.40 3.12 2.16 11.52 2.40 2.24 11.16 2.50 3.26 275.94

20.70

25.86

18.36

16.80

21.56

275.94

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

33

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Gambar pembagian stasiun kerja Berikut ini merupakan pembagian stasiun kerja berdasarkan data given :

Gambar 4. 3 Pembagian Stasiun kerja

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

34

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

Gambar flow diagram Berikut ini merupakan flow diagram dari perakitan mini 4WD berdasarkan stasiun kerja:

Gambar 4.4 Flow diagram

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

35

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

BAB V ANALISIS

5.1 Analisis Operasi Kerja Operasi kerja merupakan urutan proses kerja tiap-tiap komponen dari awal sampai akhir produk hingga selesai dirakit. Perakitan produk mini 4 WD dibagi menjadi 51 proses perakitan dan 1 proses inspeksi. Operasi kerja tersebut didapat dari operasi-operasi kerja yang terdapat pada assembly chart. Pada pembagian operasi kerja perakitan (assembly) mini 4 WD ini sendiri dijelaskan pembagian Operasi Kerja dari part yang terkecil hingga menjadi mini 4 WD. Ini semua dilakukan untuk mengetahui kecepatan kerja dari setiap operasi kerja perakitan Mini 4 WD yang nantinya digunakan sebagai pemilihan cara atau proses assembly Mini 4 WD yang terbaik pada proses running. Waktu proses operasi yang terlama dalam pembuatan Mini 4 WD adalah pada operasi ke 29 dengan waktu 16,34 yaitu saat mengencangkan baut pada roller besar assy kanan depan. Hal ini dikarenakan karena sedikit kesulitan dalam pemasangan baut pada roller besar. Sedangkan waktu proses operasi yang paling cepat adalah operasi ke 41 yaitu memasang roller besar ke bantalan roller assy kanan belakang dengan waktu 1,39 detik hal ini dikarenakan lubang pada roller besar itu besar maka mudah untuk memasukannya, pada inspeksi adalah waktu yang paling cepat yaitu 1,30 detik karena hanya mengecek dengan menarik tuas on off sehingga pada saat inspeksi tidak membutuhkan waktu yang lama. Pada operasi kerja di atas terdapat beberapa operasi kerja yang digabungkan dan ada pula yang berdiri sendiri. Penggabungan beberapa operasi kerja tersebut disebabkan agar tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dikerjakan. Jika operasi kerja tersebut berdiri sendiri menjadi operasi kerja, maka akan terjadi sedikit kesulitan dalam mengukur waktu bakunya sehingga menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu dilakukan penggabungan pada saat pemasangannya.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

36

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

5.2 Analisis Assembly Chart Assembly chart merupakan gambaran grafis dari urutan aliran komponen dari suatu produk. Pada praktikum modul 3, kami membuat assembly chart dari mini 4WD atau Tamiya, assembly chart digunakan dengan cara meng-assembly tamiya agar hasil mudah dilihat. Dari assembly chart yang kami buat terdapat 23 urutan part yang dipasang ke chasis. Bagian terakhir dari assembly chart adalah tamiya standar yaitu tamiya yang telah mendapatkan urutan perakitan tamiya secara keseluruhan atau biasa disebut Assembly Chassis dan 1 untuk inspeksi. Pada proses assembly chart ada beberapa bagian yang langsung dipasang ke chasis yaitu gear besar, gardan 4WD, pengunci dynamo, gear kecil, tuas on- off, plat depan, penutup plat depan, baterai, penutup baterai, bodi serta pengunci bodi. Sedangkan yang harus di-assembly agar membentuk satu kesatuan atau bagian, sebagai contoh roda (2), dan As roda di gabung menjadi sub sub As roda belakang assembly, lalu ditambah eyelet (2) menjadi sub as roda assembly setelah itu baru bisa masuk ke chasis. Dilihat pada assembly chart yang telah kami buat, perakitan pada tamiya sudah sesuai dengan urutan, urutan dalam merakit tamiya yang kami lakukan, adalah pertama memasang gear besar pada chasis, kemudian roda dan as roda masuk ke dalam sub sub as roda belakang assembly, ditambahkan dengan eyelet dan bergabung menjadi sub as roda belakang assembly masuk chasis, begitu selanjutnya. Di dalam Assembly chart kita akan mengerti bagaimana keterkaitan antara elemen dengan komponen dari produk, proses perakitan harus dilakukan secara urut yang mana akan dijadikan pedoman dalam pembuatan assembly chart, Bila terdapat operasi kerja yang urutannya salah maka tidak akan bisa terhubung dengan operasi kerja yang berikutnya, bisa saja hasil produk tersebut cacat atau tidak akan jadi. Hasil jadi dari sub perakitan assembly ini adalah mini 4WD. Assembly chart dibuat berdasarkan urutan proses operasi kerja dan penamaannya diletakkan didalam lingkaran dengan menggunakan kode (kode dijabarkan sesuai nama komponen dan diletakkan di sebelah kanan lingkaran). Dalam proses pembuatan Assembly chart, terdapat 3 macam lingkaran yang dihubungkan dengan garis horizontal. Ketiga macam lingkaran tersebut yaitu :
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

37

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

1. Lingkaran berdiameter 6 mm untuk komponen mandiri seperti contohnya gear besar, dinamo, as roda. 2. Lingkaran berdiameter 9 mm untuk rakitan - bagian (sub Assembly) seperti assembly dari dinamo dan gear dinamo,assembly dari as roda dan roda assy, assembly dari baut dan bantalan roler besar. 3. Lingkaran berdiameter 12 mm untuk produk final assembly (Mini 4WD).

Lingkaran paling kanan merupakan urutan proses perakitan komponen mandiri maupun rakitan bagian (sub assembly) ke chasis dan lingkaran disebelah kirinya menunjukkan komponen mandiri atau kompnonen bagian yang akan dirakit ke chasis. Simbol ASME yang digunakan pada assembly chart adalah lingkaran yang menunjukkan operasi dan persegi yang menunjukkan pemeriksaan dengan cara menghidupkan tamiya.

5.3 Analisis OPC Peta proses operasi atau Operation Process Chart merupakan peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi Operasi Kerja secara detail. Tahapan proses operasi ini dapat diuraikan secara logis dan sistematis, sehingga penggambaran keseluruhan operasi kerja dapat digambarkan dari awal menjadi produk akhir sehingga analisa perbaikan dari masing masing operasi dapat dilakukan. OPC memberikan informasi dalam bentuk gambar secara keseluruhan dengan symbol operasi dan inspeksi. Catatan singkat untuk setiap operasi atau inspeksi dibuat di samping symbol. Dari OPC di atas terlihat lebih lengkap informasinya dibandingkan dengan assembly chart. Karena dalam OPC setiap Operasi Kerja disusun secara hierarki dengan penomoran urutan opersi kerja dan berbagai keterangan serta waktu tiap Operasi Kerja tersebut dikerjakan. Terdapat keterangan berupa alat, yang membantu proses pembuatan tamiya yaitu obeng. Dengan adanya peta proses operasi, kita bisa melihat keseluruhan proses assembly yaitu berkisar 51 waktu operasi dan 1 inspeksi pada operasi memakan waktu 286,07 detik dan pada inspeksi memakan waktu 1,30 detik. Semua proses operasi di gambar secara keseluruhan, dan akan membentuk suatu kesatuan yaitu

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

38

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

chasis. Hal ini disebabkan karena hamper semua proses perakitan berada dalam chasis tamiya. Kegiatan inspeksi ini melakukan kegiatan pengecekan atau mencoba apakah mesin tamiya dapat berjalan sesuai keinginan atau tidak. Seperti pada analisis operasi kerja waktu terlama yaitu 16,34 pada pengencangan baut pada bantalan roller besar assy kanan depan, hal ini disebabkan karena operator mengalami kesulitan dalam pemasangan pada roller dengan alat bantu obeng. Pada OPC kita bisa lebih jelas melihat alat apa saja yang digunakan untuk membantu dalam proses operasi kerja, dapat mengetahui urutan proses kerja perakitan Mini 4WD mulai dari awal sampai akhir perakitan, selain itu kita juga dapat dengan mudah melihat waktu proses dari tiap perakitan, serta komponen komponen dan alat bantu yang digunakan, pada OPC terlihat bahwa chasis diletakkan di sebelah kanan gambar karena chasis merupakan pusat utama melekatnya komponen komponen penyusunan tamiya. Dengan begini akan lebih mudah dalam menganalisa proses kerja yang dilakukan operator, adanya perbedaan waktu pada tiap operasi kerja ini tidak akan mempengaruhi adanya kinerja pada operasi kerja selanjutnya.

5.4 Analisis Presedence Diagram


Presedence diagram merupakan proses yang harus dilakukan sebelum merancang stasiun kerja dan prosedur dasar untuk mengalokasikan elemen-operasi kerjaaktivitas dan melihat hubungan suatu aktivitas untuk mendahului aktivitas yang lain. Dalam pengambaran presedence diagram harus memperhatikan urutan pengerjaan dan elemenoperasi kerja yang terkait. Presedence diagram harus digambarkan secara benar karena presedence diagram ini akan digunakan untuk pengelompokan operasi kerja dan pembuatan stasiun kerja. Selain itu, presedence diagram juga digunakan sebagai alat penyeimbang lintasan kerja agar ketika dikelompokkan menjadi stasiun kerja dapat seimbang antar stasiun kerja satu dengan yang lainya. Dalam penggambaran presedence diagram perakitan mini 4WD, hubungan antar operasi kerja ditunjukkan dengan garis dan masing-masing operasi kerja di tunjukkan dengan lingkaran yang berisikan nomor operasi kerja dan waktu proses dari operasi kerja tersebut. Dari presedence diagram diketahui predecessor dari masing-masing operasi kerja. Predecessor merupakan operasi kerja yang harus dilakukan untuk melakukan operasi kerja
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

39

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

yang berikutnya yang tidak dapat dilewati atau didahului oleh operasi kerja lainnya. Rangkaian seri menunjukkan urutan yang harus dilalui secara urut dan angka di depannya adalah operasi kerjayang merupakan predecessor operasi kerjadi belakangnya. Nantinya predecessor akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan stasiun kerja. Predecessor operasi kerja 4 yaitu memasang as roda assy pada chasis kanan belakang adalah operasi kerja 1 yaitu memasang gear besar pada chasis, 2 yaitu memasang roda pada as roda, 3 yaitu memasang eyelet pada as roda assy kanan belakang yang artinya operasi kerja4 (memasang as roda assy pada chasis kanan belakang ) tidak dapat dikerjakan apabila operasi kerja1 memasang gear besar pada chasis , 2 memasang roda pada as roda, 3 memasang eyelet pada as roda assy kanan belakang, belum dilakukan. Operasi kerja12 yaitu memasang rumah dynamo assy pada chasis, akan dirakit pada predecessor operasi kerja 8 yaitu memasang plat belakang besar pada rumah dinamo, 9 yaitu memasang plat belakang kecil pada rumah dynamo assy, 10 yaitu memasang gear dynamo pada dynamo, kemudian operasi kerja17 yaitu memasukan as roda assy pada chasis kanan depan, masuk tanpa melalui operasi kerja 8 memasang plat belakang besar pada rumah dinamo, 9 memasang plat belakang kecil pada rumah dynamo assy, 10 memasang gear dynamo pada dynamo. Operasi kerja 22 yaitu memasang penutup plat depan pada chasis. Didapatkan dengan melalui operasi kerja 14 yaitu memasang gear kecilpada chasis depan kanan,15 yaitu memasang roda pada as roda,16 yaitu memasang eyelet pada as roda assy kanan depan ,17 yaitu memasukkan as roda assy pada chasis kanan depan,13 yaitu memasang pengunci dinamo pada rumah dinamo assy ,19 yaitu memasang roda kiri depan 20 yaitu memasang tuas on - off pada chasis ,21 yaitu memasang plat depan pada chasis serta operasi kerja7 yaitu memasang gardan 4WD pada chasis. Sedangkan inspeksi operasi kerja 49 bukan termasuk operasi kerja. Predecessor menjadi pertimbangan dasar dalam pembuatan stasiun kerja

5.5 Analisis Flow Diagram Rancangan aliran proses perakitan tamiya pada praktikum modul 3 ini dapat dilihat pada gambar flow diagram. Flow diagram menggambarkan stasiun-stasiun kerja yang terbentuk dari proses perakitan Tamiya Mini 4WD. Dari gambar Flow Diagram Tamiya 4 WD dapat dilihat bahwa pola aliran berbentuk pola U shape. Kami memilih pola aliran U karena pola ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju tempat produksi. Selain itu kami memilih pola
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

40

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

ini agar tidak terlalu banyak membutuhkan tempat pengerjaan. Pemilihan pola U shape juga dimaksudkan agar raw material dan storage final produk letaknya berdekatan, sehingga pengontrolan terhadap final product bisa dilakukan sewaktuwaktu dan bila ada produk yang cacat atau terdapat komponen yang belum terpasang dapat segera dirakit ulang. Di setiap stasiun terdapat simbol operasi karena setiap stasiun kerja terdiri dari berbagai tahap perakitan tamiya. Pada setiap stasiun kerja dilakukan beberapa proses perakitan komponen-komponen tamiya sampai akhirnya terbentuk suatu rakitan tamiya jadi. Arah panah menunjukkan arah langkah selanjutnya pergerakan proses perakitan tersebut. Pada SK 6 terdapat simbol inspeksi, yaitu dilakukannya pengecaekan atas kinerja baterai tamiya.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

41

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum Perancangan Peta kerja dan Presedence Diagram ini adalah : Pada perakitan mini 4WD ini diperoleh operasi kerjanya sebanyak 51 operasi kerja serta 1 inspeksi. Dalam pembuatan assembly chart menghasilkan urutan-urutan komponen yang harus di rakit dalam perakitan mini 4WD. Pada peta proses operasi didapatkan urutan-urutan kerja dari proses perakitan mini 4WD dengan jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemen-operasi kerja secara detail. Precedence diagram dalam praktikum ini menghasilkan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya. Pada diagram aliran didapatkan urutan-urutan dari ketigabelas stasiun kerja dalam proses perakitan mini4WD. Diagram aliran yang kami gunakan adalah pola aliran U karena pola ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju tempat produksi. 6.2 Saran Saran dari praktikum Perancangan Peta kerja dan Presedence Diagram ini adalah : a. Praktikan harus mencatat proses operasi serta waktunya dengan cermat. b. Dalam perakitan mini 4WD, praktikan harus berlatih terlebih dahulu dalam pemasangan komponen mini 4WD tidak terjadi kesalahan dalam proses perakitannya. c. Sebelum melakukan praktikum komponen-komponen mini 4WD harus di cek terlebih dahulu
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

42

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 : Perancangan Peta Kerja dan Presedence Diagram Kelompok 5

DAFTAR PUSTAKA

dian.staff.gunadarma.ac.id/.../PENGUKURAN++WAKTU+KERJA.pdf http://digilib.petra.ac.id/ http://www.scribd.com/doc/38415578/Peta-Kerja http://file2shared.wordpress.com/keseimbangan-lintasan-line-balancingproduksi/ (http://bambangwisanggeni.wordpress.com/2010/03/02/ergonomi/ www.mmt.its.ac.id/liberary/wpconten http://indeecom.wordpress.com/2008/09/05/pengertian-peta-rakitan/ scribd.com

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

43

You might also like