Professional Documents
Culture Documents
Prof. Dr. Tualar Simaramata, Ir. MS Lab. Biologi dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Unpad
DEFINITION ???
Biofertilizer is a substance which contains living microorganisms which, when applied to seed, plant surfaces, or soil, colonizes the rhizosphere or the interior of the plant and promotes growth by increasing the supply or availability of primary nutrients to the host plant(Vessey, 2003) (Vessey, J.K. 2003. Bio-Fertilizers are natural fertilizers which are microbial inoculants of bacteria, algae, fungi alone or in combination and they augment the availability of nutrients to the plants. Biofertilizer is a material containing microorganism(s) added to a soil to directly or indirectly make certain essential elements available to plants for their nutrition. Biofertilizer is defined as inoculant containing active material of living microorganisms which functions to fix a particular nutrient and facilitate the availability of soil nutrients to plants The Gazette of India (2006) defines biofertilizer as a product containing carrier based (solid or liquid) living micro-organisms which are agriculturally useful in terms of nitrogen fixation, phosphorus solubilization or nutrient mobilization, so as to increase the productivity of the soil and/or the crop. Biofertilizers are low cost, renewable sources of plant nutrients which supplement chemical fertilizers. The use of bio-fertilizers, in preference to chemical fertilizers, offers economic and ecological benefits by way of soil health and fertility to farmers
Azotobacter : - diformulasikan berbentuk inokulan & disebut Azotobacterin. - thn 1930-an & 1940-an bjuta2 lhn di Uni Sovyet diinokulasi dgn bakteri ini
2.
3. 4. 5. 6.
Biofertilizers fix atmospheric nitrogen in the soil and root nodules of legume crops and make it available to the plant. They solubilize the insoluble forms of phosphates like tricalcium, iron, and aluminium phosphates into available forms. They scavenge phosphate from soil layers. They produce hormones and anti metabolites which promote root growth. They decompose organic matter and help in mineralization in soil. When applied to seed or soil, biofertilizers increase the availability of nutrients and improve the yields by 10 to 25% without adversely affecting the soil and environment.
KEMAMPUAN FIKSASI Jenis dan Strain, Tanaman Inang (umur dan Kecocokan) Lingkungan Tumbuh (pH, Kelembaban, Temperatur) Ketersediaan Sumber Energi dan Nutrisi.
Very energetically expensive Needs: Large supply of energy Nitrogenase enzyme Anoxic site Legumes, Cyanobacteria
Enzim nitrogenase
Untuk memproduksi 2 NH3 dan H2 dibutuhkan setara 8 pereduksi. Untuk transfer dari setiap elektron ke inti Mo-Fe memerlukan satu siklus dissosiasi ikatan oleh sub unit reduktase, dengan hidrolisis 2 molekul ATP setiap siklus. Secara keseluruhan proses reduksi molekul N2 memerlukan hidrolisis 16 molekul ATP, dan 8 siklus dissosiasi reductase dari nitrogenase
N 2 8H 8e energy 2NH 3 H 2
N2 = N=N (79%)
ENZIM NITROGENASE
Terdiri dua komponen
The Fe protein The MoFe protein
Gambar 3. (Kanan) Akar dengan nodula dibentuk oleh bakteri (Rhizobium). (Kiri) Nodula Akar berkembang sebagai hasil dari simbiosis antara bakteri Rhizobium dengan rambut akar pada tanaman. (A) Bakteria mengenal rambut akar dan mulai membelah, (B) Masuknya rhizobia ke akar melalui infeksi sehingga bakteria masuk ke dalam sel akar (C) membelah/membagi menjadi bentuk nodula
Akar legum segar dari lapangan dibersihkan dengan air untuk membuang semua tanah dan partikel organik. akar yang terinfeksi nodula dipotong hingga 2-3 mm setiap bagian dari nodula, utuh dan tidak rusak. Celupkan selama 10 detik ke dalam etanol 95% atau isopropanol dipindahkan ke larutan sodium hypoklorit 2.5 3% (v/v) atau clorox 1 : 1 (v/v) dan rendam selama 4-5 menit. Nodula dihancurkan dalam pipa steril dengan tangkai gelas steril (+)kan air & piring berisi lapisan pada permukaan YMA (Yeast Manitol Agar) berisi congo red. Cawan petri yang berisi inokulan diinkubasi pada suhu 25-28 0C selama 3 -10 hari, bergantung pada strain dan penampakan koloni yang spesifik. Koloni rhizobia adalah mucoid, bundar/bulat dan menunjukkan sedikit atau tidak ada absorpsi congo red. Isolat dari koloni rhizobia tunggal kemudian dimurnikan dan disebut sebagai Rhizobium
Anabaena azollae
Bersimbiosis dg paku air Azolla pinnata Anabaena menempati pori ventral dlm lobus dorsal daun Azolla. Sbg pupuk hijau untuk budidaya padi krn tumbuhnya cepat, menghasilkan 200-300 t ha/tahun. Lingkungan : media air, pH 7-8, mengandung P dg 4-8 kg P2O5/ha.
PERMASALAHAN FOSFAT
Masalah Utama Pemupukan P (Fosfat) Proses pengikatan (Fiksasi P) oleh tanah
- Efisiensi rendah (10-30%); dimanfaatkan oleh tanaman - Tetap berada dalam tanah (70-90 %) Pada tanah masam : Fiksasi P dilakukan aluminium (Al) & besi (Fe) (pH rendah) terbtk ikatan Al-P & Fe-P Pada tanah basa : Fiksasi P dilakukan oleh kalsium (Ca) & terbtk (pH tinggi) ikatan Ca-P
1.
2.
inokulasi PSB harus berada pada akar yang berasosiasi dengan habitat tanahnya. Karenanya, direkomendasikan bahwa inokulasi PSB dipilih dari populasi PGPR yang ada untuk mengambil keuntungan dari kemampuannya untuk berkolonisais pada lingkungan mikro rhizosfer kemampuan inokulasi PSB untuk menyediakan P bagi tanaman bisa jadi terbatas, salah satunya akibat senyawa yang dilepaskan oleh PSB untuk melarutkan fosfat secara cepat menurun atau karena phosfat terlarut diikat kembali sebelum fosfat itu mencapai permukaan akar.
MIKORIZA ?
Mikoriza adalah asosiasi mutualistik antara cendawan tanah (jamur) dengan perakaran tumbuhan (Mycorrhizas are highly evolved, mutualistic associations between soil fungi and plant roots). ENDOMIKRIZA EKTOMIKORIZA EKTENDO-MIKORIZA
Mikoriza
30
Perbaikan nutrisi tanaman (meningkatkan penyerapan berbagai unsur hara) Sebagai pelindung hayati terhadap patogen tular tanah Meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan Sinergis dengan mikroorganisme lain yang menguntungkan
PENINGKATAN KEMAMPUAN TANAMAN BERMIKORIZA DALAM MENYERAP HARA, AIR DAN MEMANFAATKAN FAKTOR TUMBUH LAINNYA DALAM TANAH
Mikoriza
33
Mikoriza
34
kontrol
BPF
JPF
MPF +MVA
28 HST
Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembaban yang ekstrim (cekaman air). Hifa mikoriza mampu menembus pori mikro dan menggambil air walaupun dalam jumlah yang relatif sedikit Meningkatkan produksi phytohormon dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auxin, sitokinin dan giberelin di rhizosfir. Mikoriza dapat merubah arsitektur perakaran sehingga lebih efisien dalam memanfaatkan berbagai faktor tumbuh Jaringan hifa pada perakaran meningkatkan ketahanan tanaman dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan tumbuh sehingga tanaman tumbuh lebih baik Meningkatkan toleransi tanaman terhadap senyawa atau unsur logam berat dalam tanah Berperan dalam transformasi unsur hara (proses biogeokemia) dalam tanah, yaitu melalui proses mineralisasi maupun dekomposisi berbagai senyawa organik.
Mikoriza
36
MIKORIZA DAN KUALITAS TANAH/KESEHATAN TANAH Perbaikan Struktur Tanah. Jaringan hifa eksternal dari mikoriza memperbaiki dan memantapkan struktur tanah. Sekresi senyawa-senyawa polisakarida, asam organik dan lendir yang dihasilkan mampu mengikat butir-butir primer menjadi agregat mikro. "Organic binding agent" (pembentukan agregat tanah) dan selanjutnya agregat mikro tersebut melalui proses "mechanical binding action" oleh hipa eksternal akan membentuk agregat makro yang mantap Jaringan hifa berperan penting dalam daur hara dalam tanah dan mencegah terjadinya kehilangan hara dari ekosistem tanah Hifa mikoriza berperan penting dalam mentransfer (relokasi) senyawa hidrokarbon (fotosintat) dari perakaran tanaman kepada organisme tanah (sumber energi dalam rantai makanan dalam tanah)
Mikoriza 37
Tanpa CMA
Mikoriza
38
Sprocarps epigeous dan hypogeous sporocarps dari ektomikoriza dan CMAmerupakan sumber makanan bagi hewan placental danmarsupial. Hifa mikoriza dan tubuh buah (fruits bodies dari ektomikoriza) merupakan sumber makanan bagi berbagai macam fauna tanah Mikoriza memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan dan pertumbuhan mikroba tanah yang menguntungkan (penambat N dan pelarut fosfat). Mikorisa juga diketahui berinteraksi sinergis dengan bakteri pelarut fosfat atau bakteri pengikat N Mikoriza berperan penting dalam meningkatkan jumlah karbon yang sangat menentukan kualitas dan kesehatan tanah Serapan Air dan Hara. Jaringan hipa ekternal dari mikoriza akan memperluas bidang serapan air dan hara. Disamping itu ukuran hipa yang lebih halus dari bulu-bulu akar memungkinkan hipa bisa menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil (mikro) sehingga hipa bisa menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang sangat rendah. Keaneka ragaman jamur dapat digunakan sebagai indikator kualitas ekosistem tanah Agen hayati terhadap Patogen dan Unsur Toksis
Mikoriza 39
Mikoriza
40
D B
Gambar Hartig Net (A), Irisan Melintang ECM (B), akar pendek (short roots) yang membengkak beserta hifa eksternal E. Globulus (C) dan mikoriza bercabang dikotom pada akar pendek (D)
Mikoriza 42
INOKULAN MIKORIZA :
Spora CMA Propagul CMA (spora, hifa, akar yang terinfeksi CMA) Hifa dan akar terinfeksi CMA (Inokulan segar CMA)
TEKNIK APLIKASI ??
INOKULASI BENIH (SEED INOCULATION), PERSEMAIAN LAPANGAN
Inokulan Murni Inokulan alami (tanah bermikoriza)
STRATEGI MENINGKATKAN KEEFEKTIPAN CMA Inokulan: Jenis, Asal dan Campuran Tanaman Inang: Kecocokan dan Sistem perakaran Pengujian Biologis (Bioassay) Teknik Aplikasi: Benih, Persemaian, Lapangan Rekayasa Lingkungan Tumbuh
Mikoriza
44
PENGELOMPOKAN PGPR
1) PGPR yang terlibat dalam siklus nutrisi/unsur hara dan phytostimulasi, 2) PGPR yang terlibat dalam biokontrol dari patogen tanaman (Bashan dan Holguin, 1998). Proses dalam PGPR melibatkan siklus nutrisi/unsur hara termsuk hubungannya dengan fiksasi nitrogen non simbiotik dan perannya untuk meningkatkan ketersediaan fosfat dan nutrisi/unsur hara lainnya di dalam tanah.
Banyak bakteria diazotroph asimbiotik telah banyak diketahui dan dicoba sebagai biofertilizer Kennedy et al.,2004).
Azotobacter Kemampuan Azotobacter dalam memproduksi fitohormon sitokinin dan auksin dilaporkan pertama kali oleh Vancura dan Macura pada tahun 1960 (Vancura 1988). Sejumlah isolat Azotobacter yang dikulturkan pada suhu kamar maupun 30 0C selama 60 jam mengekskresikan fitohormon sitokinin, atau giberelin ke dalam media pertumbuhan bebas N. Azospirillum Menurut Okon dan Labandera Gonzalez (1994), Azospirillum dapat memproduksi auksin, sitokinin dan giberellin. Strain Azospirillum Az15 dan Az44 memiliki kemampuan yang tinggi dalam memproduksi AIA, masing-masing sebesar 57,93 g/ml pada umur 12 hari dan 40,42 g/ml pada umur 7 hari. Bakteri Rhizobium yang terseleksi mampu menstimulasi pertumbuhan, baik pada tanaman Leguminoceae (tanaman kacang-kacangan) maupun yang bukan Legumonoceae pada skala lapangan. Bakteri tersebut terbukti mampu memproduksi fitohormon yaitu sitokinin dan auksin (Hoflich dalam Aryanta, 2009). Streptomyces griseoviridis juga mampu memprodukasi auksin yaitu IAA (indol-3-acetic acid) secara in vitro. Metabolit ini dapat berperan sebagai stimulator pertumbuhan tanaman, tetapi pada skala lapangan produksi IAA ini perlu dikaji lebih lanjut Pseudomonas fluorescens mampu merangsang pertumbuhan akar jagung pada kondisi hidroponik dengan menghasilkan IAA.
TUGAS INDIVIDU
1. 2. Uraikan dengan singkat perkembangan pupuk hayati (biofertilizers) Dalam era globalisasi dan pertanian ramah lingkungan penggunaan pupuk hayati semakin penting. (Sebutkan dan jelaskan keuntungan penggunaan pupuk hayati dan peneybab kegagalan penggunaan pupuk hayati 3. Terangkan dengan singkat apakah yang dimasud dengan pupuk hayati dan sebutkan kelompok mikroba yang dapat digolngkan kedalam pupuk hayati 4. Nitrogen merupakan hara esensil utama dan terdapat sekitar 78% di udara dalam bentuk gas (N2). 1. Sebutkan dan jelaskan mikroba kelompok mikroba yang mampu mengikat N2 tersebut dan berikan contohnya dan kontribusinya 2. Uraikan dengan Enzim apa yang berperan dalam proses tersebut 5. Uraikan dengan singkat klasifikasi bakteri penambat N . 6. Tanah tanah di Indonesia umumnya termasuk tanah masam (pH rendah) sehingga P tanah sering tidak tersedia (terfiksasi). Uraikan dengan singkat bagaimana pupuk hayati mampu meningkatkan ketersediaan P tersebut (Sebutkan dan jellaskan mikroba apa yang dapat digunakan) 7. Uraikan dengan singkat tentang mikroba pelarut fosfat (Definis, kelompok dan contohnya, mekanisme dan enzim yang terlibat, kontribusinya dalam meningkatkan hasil) 8. Apakah yang saudara ketahui tentang mikoriza dan apa peranannya dalam mendukung pertumbuhan tanaman, meningkatkan kualitas dan kesehatan tanah 9. Uraikan dengan singkat penggolangan mikoriza dan sebutkan jenis yang banyak digunakan sebagi inokulan. 10. Uraikan dengan singkatkan tentang PGPR (Definisi, Mekanisme kerja , Kelompok mikroba, peranannya dalam dalam ekosistem tanah dan tanaman, dan sebutkan jenis mikroba penghasil fitohormon????)
BIOTRANSFORMASI P
BIOTRANSFORMASI P
; HPO42-
2. P organik yang merupakan hasil pelapukan bahan organik dan m.o. tnh (Inositol fosfat, fosfolipid, asam nukleat, glukosa 1-fosfat, gliserofosfat, dan fosfoprotein 3. P anorganik yang terikat dengan Ca, Fe, Al dan unsur mikro lainnya, logam fosfat yang tidak larut
BIOTRANSFORMASI P
Sumber P dalam tanah : hasil dekomposisi b.o. tnm mikoorganisme batuan fosfat
BIOTRANSFORMASI P
P Fixation in Soil
Insoluble Al Phosphates
Insoluble Ca Phosphates
Soil pH
BIOTRANSFORMASI P
diikat oleh ion-ion Al3+ atau Fe3+ yang larut dalam air Al3+ + H2PO4- + H2O Al(OH)2 H2PO4 + 2H+
Ion terlarut mudah larut sukar larut
BIOTRANSFORMASI P
BIOTRANSFORMASI P
BIOTRANSFORMASI P
BIOTRANSFORMASI P
BIOTRANSFORMASI P
O ROH + HOPOH OH
BIOTRANSFORMASI P
2.
-
KELARUTAN P-ANORGANIK
tersedia
- Mekanisme mikroorganisme dalam melarutkan P tanah yang terikat, karena asam-asam organik yang dihasilkan akan bereaksi dengan AlPO4, dan FePO4, dari reaksi tersebut terbentuk khelat organik dengan Al dan Fe
BIOTRANSFORMASI P
OH
OH
Al
Al
OH
+ H2PO4-
asam organik
Mikroorganisme yang berperan dalam proses pelarutan fosfor ini antara lain : dari kelompok bakteri : Pseudomonas, Bacillus, Mycobacterium, Micrococcus disebut phosphobacteria dari kelompok fungi : Penicillium, Aspergillus, Fusarium, Sclerotium.
BIOTRANSFORMASI P
asam : Format, Asetat, propionat, laktat, glikolat, fumarat, suksinat, sitrat, tartat, ketobutirat.
- asam anorganik yang dapat berperan dalam pelarutan P adalah : as. Nitrat, nitrit, sulfat. - P dalam tanah dalam bentuk anorganik yang relatif tidak larut adalah berupa Ca3(PO4)2 , garam ini dapat dilarutkan oleh as. nitrat, as. Sulfat atau oleh asam organik : as. Oksalat, fumarat, asetat
BIOTRANSFORMASI P
Pseudomonas pseudoalcaligen es
Bacillus subtilis
BIOTRANSFORMASI P
Aspergillus niger
BIOTRANSFORMASI P
ROPOH
O H-
O
H2O
Fosfatase
RO H HOPOH
O H-
O H-
Al
3+
O HO HH2PO4-
Asam organik Al
3+
O H-
O H-
H2PO4-
BIOTRANSFORMASI P
3. OKSIDASI REDUKSI P
A. Oksidasi : HPO32HPO42(fosfat)
(fosfit)
B. Reduksi :
2H 2H
H3PO4
H3PO3
H3PO2
BIOTRANSFORMASI P
BIOTRANSFORMASI P
4.
IMMOBOLISASI P
seny. Kompleks P
BIOTRANSFORMASI P
BIOTRANSFORMASI N
Nitrogen untuk produksi asam amino, protein, dan asam nukleat. Proses-proses utama yang terjadi dalam transformasi N: - Fiksasi nitrogen - Nitrifikasi - Denitrifikasi
N diserap tnm NO3 -/ NH4+ Dlm tanah N tersedia dalam bentuk organik sehingga harus diubah ke bentuk Amonium (Amonifikasi) kemudian ke bentuk nitrat (Nitrifikasi)
BIOTRANSFORMASI N
BIOTRANSFORMASI N
Adalah proses pembentukkan NH3 (amonia) dari seny. Organik (asam amino)
Senyawa organik amonium
BIOTRANSFORMASI N
NO2- + O2
Ion nitrit
NO3ion nitrat
BIOTRANSFORMASI N
Nitrobacter
NItrobacter
BIOTRANSFORMASI N
N2
nitrogenase
ammonia
2 NH3 + 12 ADP + 12 Pi
BIOTRANSFORMASI N
Simbiotik :
Leguminose dan Rhizobia Frankia dan Aktinomisetes Azolla dan Cyanobacterium (Blue Green Algae)
BIOTRANSFORMASI N
Fotosintat
BIOTRANSFORMASI N
Blue green algae (pemfiksasi N) simbion pada tanaman Azolla (Anabaena azollae)
BIOTRANSFORMASI N
Proses reduksi NO3 (nitrat) menjadi N2 2NO3 2NO2 2NO N2O N2 Dapat terjadi secara : - Biologis : oleh bakteri Bacillus, Pseudomonas, Achromobacter, Micrococcus.
- Kimia
2HNo2 + CO(NH2)2
BIOTRANSFORMASI S
BIOTRANSFORMASI S
BIOTRANSFORMASI S
1 Mineral Tanah: a. berasal dari residu tanaman, limbah hewan pupuk kimia, dan hujan b. banyak pada tanah dengan curah hujan rendah (CaSO4. MgSO4. Na2SO4) c. lapisan bawah tanah dan tanah rawa (FeS, FeS2 (pyrit), H2S) d sulfida besi, sulfida tembaga, sulfat, elemen S. 2 Belerang dalam atmosfir (dalam bentuk SO, SO2) a. bentuk ini dapat langsung diserap tanah b. terdistribusi melalui aliran air hujan 3 Belerang yang terikat secara organik (ikatan C-O-S), misalnya chlorin sulfat
BIOTRANSFORMASI S
ikatan S-H
2. Immobilisasi/Asimilasi
3. Oksidasi sulfur
4. Reduksi sulfat
BIOTRANSFORMASI S
Mineralisasi merupakan kelanjutan dari proses dekomposisi molekul besar menjadi unit yang lebih kecil menjadi senyawa inorganik Tanaman menggunakan sulfur dalam bentuk sulfat untuk membentuk asam amino yang merupakan komponen penting dari beberapa protein, ketika tanaman mati, mikroorganisme tanah mendegradasi protein menghasilkan asam amino. Enzim yang berperan dinamakan desulfurase. Bahan baku sulfur yang dimineralisasi dalam bentuk sistein, metionin, taurin, vitamin B, biotin, asam lipoit, tiosulfat, dan tiosianat sehingga menghasilkan bentuk SO3 dan SO4 yang dapat diserap oleh tanaman.
BIOTRANSFORMASI S
a. Adanya oksigen (O2) dan keadaan aerob: reaksi lebih cepat. b. Temperatur : mesofil c. Kelembapan : relatif rendah dan tidak tergenang d. pH : netral, jika dalam keadaan asam pelepasan sulfat lambat e. Adanya asam amino: mineralisasi lebih cepat
Jenis mikroba yang berperan : Penicillium, Aspergillus, Mikrosporus
BIOTRANSFORMASI S
Senyawa sederhana S diimobilisasi ke dalam sel mikroba (bakteri, fungi, aktinomiset) sebanyak 0.11% berat kering. Jika kandungan S pada bahan organik rendah, maka akan dimobilisasi untuk kebutuhan mo. Rasio C : S yang baik untuk terjadinya imobilisasi biasanya berkisar antara 200:1 sampai 400:1.
BIOTRANSFORMASI S
Sulfida elemen S, tiosulfat dioksidasi menjadi sulfat inorganik. Sulfur dalam bentuk elemental tidak dapat digunakan oleh tanaman atau hewan, tetapi beberapa mo (bakteri dan fungi) dapat mengoksidasinya menjadi sulfat (SO42-)
BIOTRANSFORMASI S
2S + 2H2O+ 3O2
elemen sulfur
2H2SO4
asam sulfat ionisasi
b.T. thioparus: sensitif terhadap asam, obligat khemoautotrof, pH netral 5Na2S2O3 + 4O2 + H2O 5Na2SO4 + 2SO4 + 4S
BIOTRANSFORMASI S
c. T. denitrificans : anaerob fakultatif, dapat menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron pada pH netral. S + 6KNO3 + 2H2O K2SO4 + KHSO2 + 3 N
BIOTRANSFORMASI S
Beberapa spesies bakteri fototrof hijau dan ungu dapat mengoksidasi hidrogen sulfida yang dihasilkan dari reduksi sulfat atau dekomposisi asam amino: CO2 + 2H2S
Enzim Cahaya
(CH2O)
karbohidrat
+ H2O + 2S
BIOTRANSFORMASI S
Aspergillus japonicus
Penicillium nalgiovense
BIOTRANSFORMASI S
Merupakan reduksi sulfat (SO4= atau anion lain) menjadi sulfida Reduksi sulfat dapat ditingkatkan dengan : a. penambahan air (genangan) b. penambahan bahan organik c. kenaikan T d. pH<5
BIOTRANSFORMASI S
a. potensial redox rendah b. aerasi c. pH>6 d. penambahan nitrat e. adanya Fe dan Mn, karena dapat mendorong oksidasi, sehingga reduksinya menurun.
BIOTRANSFORMASI S
Desulvofibrio (utama) dan Desulfotomaculum (obligat.anaerob) a. Desulvofibrio desulfuricans : menggunakan H2 sebagai elektron akseptor, dan elektron donornya terdiri atas karbohidrat, asam organik dan alkohol. SO4= + 4 H2 S= + 4 H2O
b.
BIOTRANSFORMASI C
BIOTRANSFORMASI C
540 - 610
4 000
BIOTRANSFORMASI C
Organisme Ototrof
Tanaman tinggi
Memiliki mekanisme untuk mengabsorpsi CO2 ke dalam sel dan secara kimia mengubahnya menjadi molekul gula melalui fotosintesis. Molekul gula secara kimia dimodifikasi oleh organisme tersebut melalui metabolisme menjadi bahan yang lebih kompleks seperti protein, selulosa, lemak dan asam amino.
Alga
Bakteri ototrof
Sebagian bahan organik yang dihasilkan tanaman didekomposisi kembali oleh mikroba heterotrof melalui konsumsi dan terjadi pelepaskan CO2.
BIOTRANSFORMASI C
BIOTRANSFORMASI C
BIOTRANSFORMASI C
BIOTRANSFORMASI C
BIOTRANSFORMASI K
Daur K
BIOTRANSFORMASI K
BIOTRANSFORMASI K
Peran Unsur K
Kalium diserap tanaman dalam bentuk K+. Konsentrasi K dalam tanaman 1,66 2,75%. Peranan K sebagai katalisator. Gejala defisiensi K dalam tanaman:
Gejala defisiensi K pada jagung
Muncul pada daun jaringan yang tua karena mobilitas K dalam tanaman cukup tinggi. Terjadinya klorosis yang kemudian tepi daun berubah menjadi coklat. Defisiensi lanjut tanaman menjadi kerdil dan bukubukunya menjadi pendek. Akibat defisiensi K: mempengaruhi sintesis pati dan sintesis asam lemak dari asetat yang berasal dari glikolisis, berkurangnya toleransi tanaman terhadap stress air karena berperanan penting dalam mengatur stomata.
BIOTRANSFORMASI K
Mikroba tanah mempunyai pengaruh terhadap tingkat ketersedian K tanah. Pelarutan K dalam mineral dapat berlangsung karena aksi asam organik hasil sintesis mikrobia tanah --Pembebasan K ke dalam larutan tanah dari K mineral. Beberapa bakteri tertentu dapat tumbuh dalam medium kultur yang mengandung mineral aluminosilikat dan mampu melepaskan K yang ada di dalamnya.
Basillus siliceous. Hasil inokulasi pada tanaman gandum terjadi peningkatan hasil yang diperoleh setara dengan perlakuan pupuk KCl. Bakteri tersebut mampu menyerang Ksilikat dalam tanah dan melepaskannya menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman. Azotobacter sering digunakan untuk menentukan tingkat tersedianya K dalam tanah. Bakteri ini akan terhambat bila di dalam media pertumbuhannya kekurangan unsur K, Ca dan P. Aspergillus niger mampu menggunakan mineral liat sebagai sumber K nya dalam medium kultur.
Aspergillus niger
BIOTRANSFORMASI Fe
Daur Fe
Kerak bumi mengandung Fe cukup tinggi 50 000 ppm. Tanah bereaksi asam:
Fe tersedia cukup terutama tanah-tanah merah (red soil. Kadar Fe pada tanah pasang surut dan gambut bervariasi sedang sampai tinggi sehingga sering menampakkan gejala meracun.
Tanah berkapur (kalkareous) kadar Fe total cukup tinggi (20 000 40 000 ppm) tetapi tidak dalam bentuk tersedia bagi tanaman. Setiap kenaikan 1 unit pH maka aktivitas Fe dalam larutan tanah akan turun 1000 kali dan kelarutan Fe akan mencapai nilai minimum pada pH 6,5 8,0.
BIOTRANSFORMASI Fe
Peran Unsur Fe
Fe berperan dalam sintesis protein, komponen enzim redoks seperti peroksidase, katalase dan sitokrom oksidase. Tanaman menyerap Fe dalam bentuk Fe2+, Fe3+ atau Fe-khelat senyawa organik. Defisiensi Fe pada tanaman menyebabkan klorosis (ditandai dengan menguningnya tulang daun) yang banyak ditemukan pada tanah alkalis atau pH tinggi dan banyak mengandung Ca dan Mg karbonat. Sedangkan gejala keracunan Fe ditunjukkan oleh adanya bercak ungu kecoklatan pada daun dan pada daun tanaman padi menunjukkan warna coklat kemerahan (bronzing).
BIOTRANSFORMASI Fe
Interaksi antara akar tanaman dan mikroba dalam menyediakan Fe bagi tanaman (PC=plant chelator phytosiderofor, MC=microbial chelator siderofor) (Marschner P, 2007).
BIOTRANSFORMASI Fe
Isolat bakteri siderofor B59 asal Tagog Apu berpendar hijau kekuningan (Herdiyantoro et al., 2009).
BIOTRANSFORMASI Mn
Daur Mn
Mangan (Mn) di dalam tanah dijumpai pada mineral, batuan induk dan terdapat dalam bentuk oksida, silikat dan karbonat (bentuk dominan Mn2+). Kandungan di dalam tanah 20-400 ppm. Bentuk tersedia Mn2+ (bivalen, mangano)
Tanah dengan pH < 5,5 dalam kondisi aerobik atau pada pH yang lebih tinggi pada kondisi anaerobik kelarutan Mn sangat tinggi.
Manganese nodule
BIOTRANSFORMASI Mn
Peran Unsur Mn
Mangan berperan dalam mengaktivasi sejumlah enzim dalam proses fotosintesis, metabolisme dan asimilasi N serta sebagai aktivator enzim-enzim (oksidase, peroksidase, dehidrogenase, dekarboksilase dan kinase). Defisiensi Mn pada tanaman menyebabkan:
Terganggunya (inaktivasi) proses fotosintesis. Perubahan proses metabolik di dalam tanaman.
Gejala defisiensi Mn pada tanaman Cucumber (Cucumis sativus L.)
BIOTRANSFORMASI Mn
Corynebacterium sp.
Bacillus pycocyaneus mereduksi Mn4+ (Mn2O3 dan MnO2) menjadi kation Mn2+ yang mudah larut dan lebih mobil pada suasana anaerob.