You are on page 1of 9

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirit Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah serta diberikan kemudahan dan kelancaran penulisan karya ilmiah ini. Penulisan karya ilmiah ini merupakan tugas dari dosen Pengantar Argoindustri Bapak Hendry. Yang akan dibahas dalam karya tulis ini mengenai proses pasca panen komoditas jagung. Kami menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang membacanya.

Bogor, 25 April 2012

Penyusun

Daftar Isi
i

Kata Pengantar........................................................................................i Daftar Isi..................................................................................................i BAB I.......................................................................................................1 PENDAHULUAN.......................................................................................1 I.1 Latar Belakang................................................................................1 BAB II......................................................................................................3 PEMBAHASAN.........................................................................................3 II.1 Pengolahan Hasil Tanaman Jagung................................................3 II.2 Pasca Panen...................................................................................3 II.3 Proses Pascapanen (Pembersihan, Sortasi dan Grading) Jagung.....3 II.4 Persyaratan Mutu Jagung...............................................................4 BAB III.....................................................................................................6 PENUTUP.................................................................................................6 III.1 Kesimpulan...................................................................................6 Daftar Pustaka........................................................................................7

ii

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Agroindustri dengan bahan baku jagung saat ini sudah banyak beredar secara luas, seperti minyak jagung, sirup jagung dan gula jagung, dan lain-lain. Namun semua produk tersebut masih berbau luar negeri, sehingga harganya menyesuaikan pada orang yang lebih mempunyai kelebihan penghasilan. Dengan demikian semakin jelas bahwa makanan dari bahan jagung bukan lagi menjadi bahan pangan yang inferior lagi saat ini. Bahkan dengan slogan yang semakin menjanjikan bahwa makanan dari jagung tersebut dapat menurunkan kadar gula darah dan non kolesterol (Corputty, 1977), maka produk tersebut semakin banyak dicari dan dikonsumsi banyak orang. Sayangnya, produkproduk industri dari bahan jagung di atas masih menggunakan teknologi tinggi, sehingga masih belum terjangkau dengan teknologi yang ada di petani atau masyarakat umum. Produk olahan tradisional dari bahan jagung, seperti marning, grits, emping, tepung jagung dan kuekue dari bahan jagung, masih banyak diproduksi oleh masyarakat Jawa Tengah pada umumnya. Maka dengan meminjam slogan tentang keunggulan bahan jagung yang dapat menurunkan kadar gula dan non kolesterol ini, sepantasnya makanan tradisional tersebut dapat diperbaiki cara pengolahan dan penampilan, sehingga dapat menarik daya beli banyak orang. Cara pengolahannya harus lebih hygienis dan nilai gizinya masih tetap dipertahanka, dengan penanganan pasca panen dan pengolahan atau prosesing yang tepat. Komoditi jagung mempunyai potensi besar sebagai bahan baku industri makanan, minuman, minyak dan pakan ternak. Kandungan protein jagung lebih tinggi dari pada beras, sehingga cocok sebagai bahan makanan yang bergizi. Hasil analisa yang dilakukan oleh Balai Penelitian Jagung dan Serealia adalah kandungan protein dari 100 g bahan tepung jagung, sorgum dan terigu berturut-turut sebanyak 9.2 g, 11.0 g dan 11.5 g yang lebih tinggi dibanding dengan tepung beras yang hanya mengandung protein sebanyak 7.0 g (Suarni, 2002). Berbagai produk olahan tradisional dari jagung mempunyai beragam nama dan aneka olahan, diantaranya

adalah marning, nasi jagung, kerupuk jagung, gempol, dan lain-lain. Bila dalam cara pengolahannya dilakukan dengan benar, hal ini akan mempunyai nilai gizi yang lebih baik. Jagung merupakan komoditas penting dalam industry pangan, kimia maupun industry manufaktur. Di Indonesia, jagung merupakan salah satu makanan pokok. Usaha pengembangan produk hasil olahan jagung harus dilakukan agar menambah nilai jual dan lebih tahan lama. Daya saing komoditas Indonesia masih rendah karena hanya mengandalkan sumber daya alam yang melimpah tanpa mengolahnya dengan baik dan tepat.

BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengolahan Hasil Tanaman Jagung Pengolahan hasil tanaman jagung dimaksudkan untuk memperpanjang masa simpan jagung, meningkatkan nilai estetika jagung, meningkatkan keanekaragaman makanan dengan bahan dasar jagung, meningkatkan nilai jual, dan daya saing olahan jagung. Grading dan sortasi jagung merupakan langkah pertama yang sangat penting dalam pengolahan jagung karena berpengaruh terhadap kualitas hasil akhir produk. Grading dan sortasi di tingkat petani umumnya dilakukan secara manual. Nilai ekonomis tanaman jagung terutama diperoleh dari tongkol jagung dan biji pipilan jagung. Tongkol jagung (masak susu) dapat diolah menjadi berbagai produk masakan, sedangkan tongkol jagung (masak penuh), antara lain dapat diolah menjadi jagung giling dan tepung jagung. Beberapa contoh hasil olahan jagung, sebagai berikut: mie jagung, bihun jagung, pati jagung, minyak jagung, pakan ternak dan lain-lain. II.2 Pasca Panen Pemanenan dilakukan pada saat jagung telah mencapai masak fisiologis yaitu berkisar 100 hari setelah tanam tergantung dari jenis varietas yang digunakan. Pada umur demikian biasanya daun jagung/klobot telah kering dan berwarna kekuning-kuningan. Selanjutnya dipisahkan antara jagung yang layak jual dengan jagung yang busuk, muda dan berjamur untuk dilakukan proses pengeringan. Pengendalian mutu merupakan usaha mempertahankan mutu selama proses produksi sampai produk berada di tangan konsumen pada batas yang dapat diterima dengan biaya seminimal mungkin. Pengendalian mutu jagung pada saat pasca panen dilakukan mulai pemanenan, pengeringan awal, pemipilan, pengeringan akhir, pengemasan dan penyimpanan. II.3 Proses Pascapanen (Pembersihan, Sortasi dan Grading) Jagung
3

1. Pengupasan Pelepasan kulit, pemisahan kulit, pemisahan jagung tongkol muda dan rusak. 2. Pemipilan Pemipilan merupakan kegiatan memisahkan biji jagung dari tongkolnya. Pemipilan dapat dilakukan dengan cara tradisional atau dengan cara yang lebih modern. Secara tradisional pemipilan jagung dapat dilakukan dengan tangan maupun alat bantu lain yang sederhana seperti kayu, pisau dan lain-lain sedangkan yang lebih modern menggunakan mesin yang disebut Corn sheller yang dijalankan dengan motor.
3. Penjemuran/Pengeringan jagung setelah dipipil.

Butiran jagung hasil pipilan masih terlalu basah untuk dijual atau pun disimpan. Untuk itu diperlukan satu tahapan proses yaitu pengeringan akhir. Pada pengeringan butiran, kadar air jangung diturunkan sampai kadar air sesuai mutu jagung yang dikehendaki. Proses pengeringan ini dapat dilakukan melalui penjemuran di bawah teriknya sinar matahari atau menggunakan mesin pengering tipe Batch Dryer dengan kondisi temperatur udara pengering antara 50 60oC dengan kelembaban relatif 40 persen. Butiran jagung yang telah melalui proses pengeringan perlu dibersihkan dan dipisahkan dalam beberapa kelompok mutu I,II,III maupun IV untuk selanjutnya dijual atau disimpan. 4. Pemilihan dan pengklasifikasian Jagung 5. Penyimpanan jagung pipilan yang sudah diklasifikasi Penyimpanan jagung pipilan dapat dilakukan seperti penyimpanan beras di BULOG dalam karung yang disusun secara teratur. Penyimpanan ini dapat berfungsi sebagai pengendali harga pada saat harga di pasar jatuh karena kelebihan stok. Setelah harga jual membaik, barulah jagung yang disimpan dilepas ke pasaran. 6. Pengiriman jagung pipilan untuk diekspor 7. Pengolahan jagung

II.4 Persyaratan Mutu Jagung

Persyaratan mutu jagung untuk perdagangan menurut SNI dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu persyaratan kualitatif dan persyaratan kuantitatif. Persyaratan kualitatif meliputi :

Produk harus terbebas dari hama penyakit Produk terbebas dari bau busuk atau zat kimia Produk harus terbebas dari sisa pupuk maupun pestisida Memiliki suhu normal seperti suhu ruangan

Persyaratan kuantitatif meliputi : No 1 2 3 4 5 Komponen Utama Kadar Air Butir Rusak Butir Warna Butir Pecah Kotoran I 14 2 1 1 1 Persyaratan Mutu (% Max) II III 14 4 3 4 1 15 6 7 3 2 IV 17 8 10 5 2

Pengendalian mutu merupakan usaha mempertahankan mutu selama proses pascapanen hingga smpai ke tangan konsumen. Pengendalian dilakukan dengan cara pengeringan penyimpanan. awal, pemipilan, pengeringan akhir, pengemasan dan

BAB III PENUTUP


III.1 Kesimpulan Kegiatan pascapanen merupakan salah satu kegiatan penting dalam agribisnis. Dalam kegiatan pascapanen ada beberapa sub-kegiatan yang dilakukan seperti pembersihan, sortasi (pemilihan) dan grading (pengklasifikasian) yang bertujuan untuk menunjukkan layak atau tidaknya jagung itu untuk dipasarkan. Agar menghasilkan mutu yang bagus, teknik pascapanennya pun harus diperhatikan dan dilakukan dengan baik. Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan beberapa kegiatan pascapanen jagung.

Daftar Pustaka
http://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2011/04/24/penanganan-pasca-panen-danpengolahan-jagung/ http://jateng.litbang.deptan.go.id/ind/images/Publikasi/RekomendasiTeknologi/r9.pdf

You might also like