You are on page 1of 3

Apa itu Suppositoria?

Suppositoria adalah salah satu jenis sediaan obat yang berbentuk padat yang diberikan melalui rektal (anus), vagina, atau uretra. Suppositoria ini mudah meleleh, melunak, atau melarut pada suhu tubuh. Umumnya berbentuk menyerupai peluru atau torpedo dengan bobot sekitar 2 gram dan panjang sekitar 1 1,5 inci.

Gambar 1 Beberapa bentuk suppositoria Kenapa seseorang harus menggunakan suppositoria? Suppositoria biasanya diberikan kepada pasien-pasien khusus yang tidak bisa mengonsumsi obat secara oral lewat mulut. Hal ini bisa terjadi misalnya pada pasien yang sedang tidak sadarkan diri, pasien yang jika menerima sediaan oral akan muntah, pasien bayi, dan pasien lanjut usia, yang juga sedang dalam keadaan tidak memungkinkan untuk menggunakan sediaan parenteral (obat suntik). Selain itu, suppositoria juga didesain untuk beberapa zat aktif yang dapat mengiritasi lambung serta zat aktif yang dapat terurai oleh kondisi saluran cerna, jika digunakan secara oral. Misalnya, zat aktif yang akan rusak dalam suasana asam lambung, rusak oleh pengaruh enzim pencernaan, atau akan hilang efek terapinya karena mengalami first pass effect. Penggunaan suppositoria tidak hanya ditujukan untuk efek lokal seperti pengobatan ambeien, anestesi lokal, antiseptik, antibiotik, dan antijamur, tetapi juga bisa ditujukan untuk efek sistemik sebagai analgesik, anti muntah, anti asma, dan sebagainya. Bagaimana cara memakai suppositoria? Karena suppositoria ini digunakan di bagian tubuh yang tidak biasa, pastinya akan menimbulkan ketidaknyamanan pada awalnya. Meminta bantuan tenaga medis pada

penggunaan pertama kali boleh-boleh saja, tetapi penggunaan mandiri tentu lebih dianjurkan bukan? Maka dari itu, langkah-langkah di bawah ini bisa diikuti sebagai petunjuk penggunaan sediaan obat suppositoria secara mandiri : 1. Cuci kedua tangan sampai bersih dengan air dan sabun 2. Sebelum dikeluarkan dari wadah, jika suppositoria terasa melunak, simpan di kulkas atau rendam dalam air dingin selama beberapa saat untuk mengeraskannya kembali 3. Buka wadah pembungkus suppositoria 4. Jika diminta untuk menggunakan hanya setengahnya, maka potong di bagian tengah dengan rata menggunakan pisau yang tajam 5. Bagian ujung suppositoria dilumasi dengan lubrikan larut air supaya licin, jika tidak ada bisa ditetesi sedikit dengan air keran 6. Diperbolehkan memakai sarung tangan bersih jika ingin 7. Atur posisi tubuh berbaring menyamping dengan kaki bagian bawah diluruskan sementara kaki bagian atas ditekuk ke arah perut

8. Angkat bagian atas dubur untuk menjangkau ke daerah rektal

9. Masukkan suppositoria, ditekan dan ditahan dengan jari telunjuk, sampai betul-betul masuk ke bagian otot sfinkter rektum (sekitar 1 inci dari lubang dubur). Jika tidak dimasukkan sampai ke bagian otot sfinkter, suppositoria ini akan terdorong keluar lagi dari lubang dubur

10. Tahan posisi tubuh tetap berbaring menyamping dengan kedua kaki menutup selama kurang lebih 5 menit untuk menghindari suppositoria terdorong keluar.

11. Buang wadah suppositoria yang sudah terpakai dan kembali cuci kedua tangan sampai bersih. Nah, bagaimana? Sudah lebih mengerti tentang apa itu suppositoria? Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi para pembaca semua dan jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut mengenai obat suppositoria ini kepada para apoteker di apotek-apotek sekitar anda. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 16-17. http://www.safemedication.com/safemed/MedicationTipsTools/HowtoAdminister/HowtoUse RectalSuppositoriesProperly.aspx

Oleh : Marina Yudhitia & Dwi Putri Yudianti

You might also like