You are on page 1of 2

BAB I LATAR BELAKANG

Salah satu metabolit sekunder tanaman yang sangat bermanfaat dan sering digunakan dalam pengobatan adalah falavonoid. Flavonoid merupakan suatu golongan metabolit sekunder tanaman yang memiliki inti fenilpropanoid (benzopiran) terdiri dari 15 C (C6-C3C6), yang dapat dimodifikasi secara luas baik dengan penataan ulang

(rearrangement),oksidasi, alkilasi, dan glokosilasi. Berdasarkan posisi gugus fenil yang terikat pada struktur inti benzopiran, flavonoid dibedakan menjadi 3 golongan utama yaitu: 2-fenil benzopiran (flavonoid); 3-fenilbenzopiran (isoflavonoid); 4-fenilbenzopiran (neoflavonoid) (Tim Penyusun, 2011). Diabetes melitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses sempurna, sehingga kadar glukosa di dalam tubuh akan meningkat. Pengobatan yang dilakukan tidak murah karena penderita diabetes mellitus harus mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang cukup lama. Padahal obat sintesis kimia (obat konvensional) yang dikonsumsi dan beredar di pasaran cukup mahal (Dyah, 2008). Salah satu tanaman obat yang bisa dijadikan sebagai obat tradisional untuk penyakit diabetes melitus adalah daun seledri (Apium graveolens L.). Tanaman ini banyak ditanam di sawah atau ladang, di kalangan masyarakat tanaman ini termasuk komoditi sayuran yang sangat populer. Tangkai daunnya yang berdaging dan berair dapat dimakan mentah sebagai lalap, daun mentah bagian pucuk tanaman digunakan untuk pengobatan diabetes mellitus. Daun seledri memiliki kandungan serat yang tinggi, aromanya menyengat dan rasanya sedikit pedas (Dyah, 2008). Seledri (Apium graveolens) dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Tumbuh berbonggol dan memiliki batang basah bersusun. Menurut ahli sejarah botani, daun seledri telah dimanfaat sebagai sayuran sejak abad XVII atau tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun 1942. Perkembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan 2 cara, yaitu melalui bijinya atau pemindahan anak rumpunnya (Thomas, 1989). Oleh karena itu, hendaknya dilakukan identifikasi lebih lanjut terhadap

flavonoid yang terkandung pada daun seledri beserta fungsinya. Dimana setelah terbukti secara factual, akan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam dunia pengobatan.

DAPUS : 1. Ptjuk praktikum fito 2. UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK ETIL

ASETAT DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) PADA KELINCI JANTANhttp://etd.eprints.ums.ac.id/1535/1/K100040226.pdf


3.

You might also like