You are on page 1of 27

DRY MOUTH DAN EFEKNYA PADA KESEHATAN MULUT PASIEN USIA LANJUT

Saliva
berperan penting dalam menjaga kesehatan orofaringeal

Keluhan mulut kering (xerostomia)dan berkurangnya produksi saliva umum terjadi pada orang tua mengganggu proses makan dan minum, pertahanan tubuh, dan komunikasi. Kondisi xerostomia dan disfungsi kelenjar saliva yang persisten kelainan mulut dan faringeal signifikan dan permanen mengurangi kualitas hidup Strategi perawatan terapi penggantian kelenjar saliva , penggunaan stimulan gustatory, mastikatory, ataupun farmakologikal.

EPIDEMIOLOGI MULUT KERING PADA ORANG TUA

Ship, dkk. 30% populasi usia 65 tahun keatas . Penyebab utama konsumsi obat-obatan yang memicu hipofungsi kelenjar saliva.

Prevalensi xerostomia juga hampir 100% ditemukan pada penderita SS, pasien kanker radioterapi leher dan kepala.

Dry mouth pada orang tua


Pasien usia lanjut mengalami mulut kering disebabkan oleh berbagai alasan. Pada orang tua sehat produksi saliva dari kelenjar saliva mayor tidak mengalami penurunan. Beberapa data mengatakan adanya hubungan antara usia dan kandungan saliva , namun fakta lain menunjukkan adanya kestabilan produksi elektrolit dan protein dalam saliva selama tidak ada masalah kesehatan.

Medikasi
Gangguan saliva terbanyak
Obat-obatan dengan resep dokter Obat-obatan yang dijual bebas 80% obat dengan resep dokter menyebabkan xerostomia

>>400 obat-obatan

disfungsi kelenjar saliva


(Sreebny & Schwartz, 1997)

Pasien lanjut usia adalah populasi terbanyak yang mengkonsumsi obat-obatan dan lebih rentan terhadap efek samping yang ditimbulkan, dimana xerostomia adalah efek samping yang paling sering terjadi (Bergdahl, 2000)

Obat-obatan anticholinergic
mulut kering dan menghambat pengeluaran saliva
Tricyclic antidepresant Sedatives dan tranquilizers Antihistamin Citotoxic agents Antiparkinson Obat-obatan anti kejang Antihipertensi - dan blockers - diuretic - calcium channel blockers - angiotensin-converting enzyme inhibitor

Hal2 yang berhubungan dengan kemoterapi

juga menyebabkan gangguan pada saliva (Epstein, 2002) Setelah terapi untuk mengembalikan fungsi saliva dilakukan prechemotherapy tetapi memerlukan waktu yang sangat lama (Meurman, 1997)

Terapi Radiasi
Terapi untuk kanker pada daerah kepala dan leher adalah radiasi sinar eksternal hipofungsi saliva yang berat dan permanen xerostomia

Apoptosis

Setelah lebih dari 10 gy dari radiasi

pengeluaran saliva berkurang 60-90% Rata-rata pasien terapi menerima dosis lebih dari 60 gy menyebabkan atrophy pada saliva dan menjadi fibrotik disfungsi saliva

Sjorgrens Syndrome (SS)


SS kondisi sistemik yang paling

menyebabkan xerostomia dan disfungsi saliva


Primer Kelenjar saliva dan lacrimal Sekunder Berhubungan dengan penyakit autoimun rheumatoid arthritis, sistemic lupus erythematosus, scleroderma, polymyositis dan polyarteritis nodusa

Mengurangi kelenjar saliva dan air mata

SS gejala tidak terlihat sehingga terlambat

dalam menegakkan diagnosis Perempuan : laki-laki = 9:1 Patogenesis belum jelas - virus - faktor hormonal - faktor genetik
Gejala oral yang ditemukan pada pasien SS xerostomia

TEMUAN KLINIS PADA XEROSTOMIA DAN HIPOFUNGSI SALIVA


Saliva, esensial utk :
pemeliharaan kesehatan oropharyngeal menjalankan berbagai fungsi dalam mulut dan

gastrointestinal.
Membantu : sistem penelanan, oral cleansing, bicara,

pencernaan dan pengecapan.

Pada hipofungsi saliva dan xerostomia dapat terjadi gangguan ekstra oral dan intra oral secara permanen maupun sementara (gambar 1).

Gambar 1. Akumulasi plak dan kalkulus pada pasien dengan hipofungsi saliva dan xerostomia berat

Pasien hipofungsi saliva mengalami banyak gejala

dalam mulut yaitu: xerostomia malam hari umum terjadi pada pasien ini karena pengeluaran saliva mencapai siklus terendah pada saat tidur, dan masalah bisa diperburuk oleh pernafasan mulut.

Pengecapan dapat terganggu pada saat saliva

menstimulasi reseptor gustatory yang terletak pada sistem pengecap rasa tsb dan akan mengirimkan tastants tersebut langsung menuju sistem pengecap rasa.
Pasien pengidap xerostamia kronis sekunder hingga SS,

yang mengalami radioterapi di leher dan kepala dan kondisi lainnya mempunyai kekurangan kemampuan untuk menstimulasi gustatory reseptor

Saliva juga diperlukan mempersiapkan makanan untuk

dicerna dan deglutition.


Pasien dengan aliran saliva rendah sulit untuk mengunyah

dan menelan, terutama makanan kering perlu cairan untuk menelannya.

Masalah ini dapat menyebabkan perubahan jenis makanan

dan pemilihan cairan yang akan berpengaruh terhadap nilai gizi.


Hal tersebut juga dapat menyebabkan peningkatan

kerentanan terhadap aspiration pneumonia, ditambah dengan adanya kolonisasi paru-paru oleh gram negatif anaerob dari gingiva sulkus.

Dentures (gigi palsu)


Kurangnya saliva dan pelumasan pada permukaan denture

terhadap mukosa berkurang .

denture sore and retensi prosthesa

Keluhan subjektif lainnya halitosis, stomatodynia (mulut dan

lidah yang terbakar) pedas.

dan intoleransi makanan asam dan

Permukaan mukosa oral (yaitu lidah, mukosa bukal, dasar

mulut, palatum, posterior oralpharynx) menjadi kering dan rapuh.


Gangguan bicara dan kesulitan makan mengganggu

interaksi sosial pasien menghindari keterlibatan bersosial.

Pasien dengan hipofungsi saliva :


lebih rentan terhadap mucosal candidiasis pseudomembrane,

erythema pada jaringan di bawahnya


Adanya rasa terbakar pada lidah atau pada jaringan lunak intra oral

lainnya (Gambar 2).

Gbr. 2. Kandidiasis plak pseudomembraneous pada lidah pasien hipofungsi saliva dan xerostomia.

Pasien dengan hipofungsi saliva :


Temuan klinis dapat terdiagnosa : Fungus-associated

denture stomatitis secara mikroskopis dapat


memastikan diagnosa melalui observasi adanya mycelia atau pseudohyphae .

Candida berkolonisasi pd sudut-sudut mulut ekstra

oral (angular cheilitis) pd daerah bibir pecah dan kering.

Dental caries.
Infeksi kedua yang sering terjadi adalah karies gigi yang baru dan

berulang (Gambar 3).

Gbr 3. Karies baru dan rekuren pada pasien radioterapi kepala dan leher quamous cell carcinoma pada lidah. Pasien kehilangan fungsi salivary secara permanen dan xerostomia.

Kondisi ini umumnya pada usia lanjut, orang

yang lebih mempertahankan gigi alaminya, sejumlah orang yang sebelumnya pernah merestorasi permukaan giginya dan resesi gingiva sampai karies pada permukaan akar.
Tanpa saliva yang cukup untuk memperbaiki pH

mulut dan pengaturan populasi bakteri mulut akan cepat mengalami karies akibat mikroorganisma.

Pembesaran kelenjar saliva yang terlihat jelas dan

teraba akan terjadi apabila kelenjar terinfeksi atau terhalang, seperti bakteri parotitis atau mumps.
Pasien dengan SS dapat menimbulkan pembesaran

salivary (salivary enlargement), dengan atau tanpa disertai adanya infeksi.


Kelenjar parotid yang bengkak dapat menggantikan

earlobe dan memperluas sudut mandibula inferior, sedangkan pembesaran kelenjar submandibula teraba pada bagian medial ke perbatasan posteroinferior dari mandibula.

PERAWATAN PASIEN XEROSTOMIA


Tahap I : penegakkan diagnosis
Melibatkan team multidisipliner praktisi kesehatan

pasien usia lanjut punya masalah kesehatan yg konkomitan dan komplikasi polypharmaceutical.

Tahap II : pemeriksaan gigi rutin menilai komplikasi mulut akibat rendahnya sekresi saliva.
Diet rendah gula dan fluor topikal dan obat kumur antimikrobial mencegah karies.

KESIMPULAN
Keluhan mulut kering (xerostomia) dan berkurangnya

sekresi saliva (hypofungsi saliva) keadaan umum pada pasien usia lanjut akibat dr gangguan kelenjar saliva, penggunaan obat-obatan, gangguan kesehatan.
Dry mouth merusak kesehatan oropharyngeal.
Dokter mendiagnosa dry mouth dan melakukan

perawatan preventif dan intervensi me(-) impact gangguan ini pd kualitas hidup pasien usia lanjut.

You might also like