You are on page 1of 4

BAB XII TINJAUAN SOSIOLOGIS MENGENAI KELUARGA DALAM MEMBANGUN KELUARGA KRISTIANI

12.1 Pengantar

Dalam pembahasan tentang kelompok-kelompok sosial telah dijelaskan bahwa keluarga adalah merupakan kelompok terpenting dalam struktur sosial, dimana keluarga terbentuk dengan kategori utama kesatuan atas dasar kepentingan yang sama dengan organisasi tetap. Dalam setiap masyarakat, pasti akan dijumpai keluarga batih (nuclear family). Keluarga batih tersebut merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri dari suami, isteri beserta anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga batih tersebut laizimnya disebut rumah tangga, yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat sebagai wadah dan proses pergaulan hidup Suatu keluarga batih dianggap sebagai suatu sistem sosial, oleh karena memiliki unsur-unsur sistem sosial yang pada pokoknya mencakup: kepercayaan,perasaan, tujuan, kaidah-kaidah, kedudukan dan peranan, tingkatan atau jenjang, sanksi, kekuasaan, dan fasilitas. Diterapkannya unsur-unsur itu pada keluarga batih,maka akan ditemui keadaan sebagai berikut: Adanya kepercayaan bahwa terbentuknya keluarga merupakan suatu kodrat yang Maha Pencipta. Adanya perasaan-perasaan tertentu pada diri anggota-anggota keluarga yang berwujud rasa saling mencintai,saling menghargai, atau rasa saling bersaing. Adanya tujuan yaitu bahwa keluarga merupakan suatu wadah dimana manusia mengealami proses sosialisasi, serta mendapatkan jaminan akan ketentraman jiwanya. Setiap keluarga senantiasa diatur oleh kaidah-kaidah yang mengatur timbal balik antara anggotanya, maupun dengan pihak luar keluarga yang bersangkutan Keluarga maupun anggota-anggota mempunyai kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat Anggota-anggota keluarga mempunyai kekuasaan yang menjadi salah satu dasar bagi pengawasan proses hubungan kekeluargaan Masing-masing anggota keluarga mempunyai posisi sosial tertentu dalam hubungan kekeluargaan, kekerabatan maupun dengan pihak luar. Sanksi-sanksi positif maupun negatif diterapkan dalam keluarga tersebut. Fasilitas untuk mencapai tujuan berkeluarga pasti ada.

STAKPN Tarutung 2010

71

12.2 Fungsi Keluarga Secara Sosiologis

Berikut ini adalah fungsi keluarga secara sosiologis: Unit terkecil dalam masyarakat yang mengatur hubungan seksual yang sah. Wadah tempat berlangsungnya sosialisasi, yakni proses dimana anggota-anggota masyarakat yang baru mendapatkan pendidikan untuk mengenal,memahami,mentaati dan menghargai kaidah-kaidah serta nilai-nilai yang berlaku. Unit terkecil dalam masyarakat yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomis. Unit terkecil dalam masyarakat tempat anggota-anggotanya mendapatkan perlindungan bagi ketenteraman dan perkembangan jiwanya.
12.3 Keluarga Kristen

Menurut pandangan Kristen, terdapat dua wujud pokok panggilan hidup manusia, yaitu panggilan hidup selibat dan penggilan hidup nonselibat. Panggilan hidup selibat mengacu pada penyerahan hidup secara total kepada Allah. Selibat itu sendiri adalah pranata dalam Gereja yang menentukan bahwa orang-orang dalam kedudukan tertentu harus tidak boleh kawin. Panggilan hidup yang kedua mengacu pada pernyataan Allah sebagaimana dilukiskan dalam Kej.1:29 yang sebenarnya masih mengacu pada kebutuhan manusia akan adanya orang lain, termasuk binatang dan tumbuhan.Dimensi Ilahi yang hendak diperlihatkan adalah sifat ketergantungan manusia pada Allah demi keselamatan hidupnya. Artinya manusia tidak akan memperoleh keselamatan hidup di luar Allah sebagi sumber kehidupan. Untuk membebaskan manusia dari kecenderungan berdosa seperti berzina dan dmi ketenteraman dan kebahagiaan hidup manusia itu sendiri, Allah dengan kekuatan kasihNya mengikat pria dan wanita dalam satu kehidupan sakramental yang tidak dapat dipisahkan oleh siapa pun kecuali oleh kematian. Melalui sakramen perkawinan terbentuklah keluarga Kristen.
12.4. Membangun Hidup Berkeluarga

Membangun hidup berkeluarga merupakan upaya yang dilakukan secara sadar untuk menghadirkan lahan penyebaran cinta kasih, sebagai perwujudan dari kasih Allah kepada umat-Nya, sekaligus menjadi wahana penyebaran karya penyelamatan Allah. Suami-isteri harus menyadari bahwa melalui mereka Allah berkarya untuk menghadirkan kerajaan-Nya di dunia. Oleh karena itu keluarga menjadi sel dasar bagi perkembangan dan kehidupan Gereja dalam arti luas. Keluarga Kristen yang dijiwai oleh semangat Kristus sunggug-sungguh menjadi

sel bagi masyarakatnya, sungguh-sungguh menjadi garam yang mengasini masyarakat sekitarnya sehingga masyarakat itu tidak hambar, serta menjadi sumber terang yang dapat menyinari masyarakat sehingga keluar dari kegelapan. Jadi jelas bahwa membangun hidup berkeluarga mengemban tiga misi pokok yaitu: kemanusiaan, kemasyarakatan, dan ke-Allahan (kegerejaan).Pelaku utama dalam mengemban ketiga misi tersebut bukanlah masyarakat sekitar atau Gereja, tetapi orangtua dan anak-anak dalam keluarga. Sebagai keluarga Kristen, suami-isteri dan anak-anak yang merupakan unsur inti keluarga akan menemukan jati diri dan tugas perutusannya. Jati diri atau hakikat keluarga kristen adalah persekutuan hidup dan kasih. Persekutuan cinta suami-isteri ini bertujuan mencapai kesatuan pribadi yang menuntut kelestarian dan kesetiaan, dengan demikian suami-isteri menjadi orangtua bagi anak-anak mereka dapat menjadi saksi karya penyelamatan Allah.
Tugas Keluarga Kristen

Tugas perutusan keluarga Kristen senantiasa bermuara pada cinta kasih,yaitu menjaga, menyatakan dan menyampaikan cinta kasih kepada sesama. Dengan cinta kasih sebagai titik tolak tugas perutusan itu, maka setiap keluarga Kristen mengemban empat tugas utama, yaitu: Membangun persekutuan pribadi-pribadi Melayani kehidupan Berperan serta dalam pengembangan masyarakat Ambil bagian dalam hidup dan perutusan Gereja
Membangun Persekutuan Pribadi-Pribadi

Keluarga merupakan persekutuan pribadi-pribadi, yaitu persatuan suami dan isteri, persatuan orangtua dan anak-anak, dan persatuan antar saudara, atas dasar dan dijiwai oleh cinta kasih. Sebagai konsekuensi dari hakikat tersebut, keluarga mempunyai tugas pokok berupa kesetiaan menghayati realitas persatuan dalam upaya membangun persekutuan pribadi-pribadi atas dasar cinta kasih. Tanpa ada cinta kasih keluarga bukan merupakan persekutuan pribadi-pribadi. Selain itu tanpa cinta kasih keluarga tidak dapat hidup, tumbuh, dan menyempurnakan diri sebagai persekutuan antarpribadi.
Melayani Hidup

Melalui sakramen perkawinan, Allah memanggil manusia untuk mengambil bagian dalam melanjutkan karya-Nya.Artinya manusia dipanggil untuk bekerjasama secara bebas dan bertanggungjawab dalam meneruskan anugerag hidup manusiawi, sebagaimana dicatat dalam Kitab Kejadia 1:28 bahwa Allah memberkati manusia dan
STAKPN Tarutung 2010 73

berfirmanBeranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumu dan taklukkanlah itu.Oleh karena itu keluarga juga mempunyai tugas pokok melayani hidup dan meneruskan citra ilahi dengan menurunkan anak. Dalam mengemban tugas perutusan sebagai pelayan kehidupan, setiap keluarga Kristen harus mendidika anak-anak mereka secara langsung, spesifik, dan tidak tergantikan. Selain itu setiap keluarga Kristen juga mempunyai tugas pokok menyediakan berbagai sarana kehidupan bagi orang lain yang lemah,berkekurangan,tidak mendapat perhatian dan kasih sayang, dan kaum marginal lainnya.
Berperan dalam Pengembangan Masyarakat

Keluarga merupakan unsur utama dan penting bagi pembentukan suatu masyarakat, karena itu setiap keluarga harus melibatkan diri dalam pengembangan masyarakat yang dibentuknya. Setiap keluarga harus membangun komunikasi dengan keluarga lain sehingga dari interaksi tersebut terbentuk persekutuan antar keluarga atas dasar keterbukaan, kejujuran, dan cinta kasih. Mengingat struktur masyarakat kita yang begitu majemuk dengan latar belakang yang berbeda-beda, upaya membentuk persekutuan antar keluarga dalam arti yang seluasluasnya memang menjadi persoalan yang tidak gampang. Akan tetapi apabila setiap keluarga mempunyai mempunyai motivasi yang sama dalam pembentukan persekutuan hidup diatasi.
Turut Serta dalam Hidup dan Perutusan Gereja

beriman

yang

bermutu,

hambatan-hambatan

yang

berkaitan

dengan

agama,suku,sistem budaya,sistem nilai dan sebagainya niscaya sedikit demi sedikit dapat

Salah satu tugas pokok keluarga Kristen adalah melaksanakan tugas menggereja. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, keluarga mengabdikan diri untuk mengambil bagian dalam hidup dan perutusan Gereja. Keluarga Kristen sebagai Gereja Mini (ecclesia domestic) merupakan gambaran hidup dan wujud historis dari misteri Gereja. Karena Gereja telah melahirkan, mendidik, dan membangun keluarga Kristen, maka setiap keluarga Kristen harus melaksanakan tugas penyelamatan, mewartakan sabda Allah, merayakan sakramen-sakramen, memaklumkan perintah kasih-mengasihi, memberikan pelayanan kasih, dan menghayati peneyrahan diri dan pengorbanan Yesus Kristus, serta mewartakan Kabar Gembira bagi semua orang.

You might also like