Professional Documents
Culture Documents
Mulkan
Ratih
Isti
Siska
Gita
Operasi tanpa anestesi = penjagalan 400 SM : Hipocrates Opium 200 M : Huang To Ganja opium 1200 M : Nicolas Inhalasi uap ganja : MortonEther Robinson J 1847 M : Snow J Buku Anestesiologi resusitasi cairan gawat darurat PD II : Anestesi klinik nyeri penanggulangan bencana 1846 M
Dr.W.Morton-ether
Dr.JY Simpson-Chloroform
Dr.John Snow-Chloroform
EMO
1950:
An
Anestesi
Esthesia
hilang rasa
Inhalasi Umum
Anestesi
Intravena Lokal/Regional
TRIAS ANESTESIA
PERIOPERATIVE
Pre-ops
Durante ops
Post-ops
PSIKOLOGI MEDIK
Komplikasi
! MONITORING
ANESTESI
Anestesi
berasal dari bahasa Yunani an"tidak, tanpa" dan aesthtos, "persepsi, kemampuan untuk merasa" secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
Pengelompokan Anestesi
Anestesi umum
Anestesi lokal
Anestesi umum
Anestetik umum merupakan penghilang rasa sakit yang disertai hilangnya kesadaran. Teknik pemberian anestesi umum ada dua yaitu: 1. Anestetik Inhalasi Anestetik inhalasi diberikan melalui jalur inhalasi. golongan obat yang biasa digunakan untuk anestesi inhalasi antara lain : nitrogen monoksida, siklopropan, eter, halotan, enfluran, isofluran,
2.
Anestetik Intravena Obat anestesi intravena adalah obat anestesi yang diberikan melalui jalur intravena, baik obat yang berkhasiat hipnotik atau analgetik maupun pelumpuh otot. golongan obat anestesi yang biasa digunakan untuk anestesi intravena antara lain: Propofol, Etomidate, Barbiturat, Benzodiazepin, Ketamin.
Anestesi lokal
Anestetik lokal merupakan penghilang rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran. Teknik pemberian anestesi lokal yaitu: 1. Anestesi permukaan. 2. Anestesi Infiltrasi. 3. Anestesi Blok 4. Anestesi Spinal
Golonggan senyawa yang dapat digunakan sebagai anestesi lokal: 1. Senyawa ester
2.
Senyawa amida
3.
Opium
yang takut Alergi terhadap lokal anestesi Umur / anak-anak Mental defisiensi Operasi mayor Anomali
Puasa Dewasa : 6 8 jam Bayi / anak-anak : 3 5 jam Gigi palsu, kosmetik, daerah lokasi operasi di-bersihkan Kandung kemih katerisasi Masuk OK pakaian khusus Mengulang pemeriksaan fisik yang penting Pemberian premedikasi (IO, IU, IM)
TUJUAN PREMEDIKASI
Memperlancar induksi Mengurangi jumlah obat anestesi Menekan reflek-reflek yang tidak diinginkan Mengurangi sekresi kel. Sal. Nafas
Menghilangkan rasa khawatir Memberi ketenangan Membuat amnesia Memberi analgetik Mencegah muntah
Teratur
Besar
Kecil
Teratur
Sedang
lebar
Teratur pause stl eksp Tdk teratur, jerky. Ins cepat & memanjang
Sedang
lebar
Kecil
Melebar maks.
* Eter
Obstruksi jalan nafas Aspirasi cairan lambung ke paru Alergi hypotensi Disritmia Trauma pada mulut faring, laring. Gigi Depresi pernafasan Pengikatan tekanan intra kranial Hipoksi paska bedah toksi hepar dan ginjal
POTENSI OBAT
Potensi
Toksisitas Dosis max Metabolisme
1
1 12 Mg/KgBB Plasma
3
2 6 mg/KgBB Liver
15
10 2 Mg/KgBB Liver
2.
3. 4.
Operasi emergensi Alergi GA Pasien dengan PPOK Tindakan dimana dengan anestesi lokal akan lebih aman
2.
RELATIF a. Pasien tak kooperatif b. Penyakit neurologi akut c. Laminectomi luas d. Scoliosis e. IHD KOMPLIKASI : a. Lokal Abses Hematom Nekrosis
3.
4. MANIFESTASI KLINIK a. Urtikaria - anafilaktik syok b. Menggigil c. Mual muntah d. Disartri e. SKV hipotensi & bradikardi
5.
SSP a. Stimuli Cortex : kejang, gelisah Medula : hipertensi, takikardi, hiperventilasi b. Depresi Cortex : lemah, kesadaran turun Medula : hipotensi, bradikardi, hipoventilasi
6. PENCEGAHAN : a. Dosis minimum b. Hindari daerah hiperemis c. Aspirasi d. Tes sensitivitas 5 g/100 50 mg/ml Sediaan Lidokain? 5%
ANESTESI SPINAL
Definisi : injeksi anestesi lokal re LCS paralisis temporer syaraf (S-O-M) Lokasi : L2 S1
Prokain adalah salah satu jenis anestesi lokal yang menyebabkan hilangnya perasaan (mati rasa) dari kulit dan selaput lendir.
PROKAIN
Struktur Molekul
2-(diethylamino)ethyl 4-aminobenzoate
Prokain
Nama
Nama
Nama
Fungsi
Biasanya digunakan sebagai suntikan selama operasi atau tindakan medis lainnya, misalnya pada saat pencabutan gigi.
Sediaan
Sediaan suntik Prokain : Terdapat dalam kadar 1-2% dengan atau tanpa epinefrin (untuk anestesia infiltrasi dan blokade saraf). 5-20% (untuk anestesi spinal). Larutan 0,1-0,2% dalam garam faali (untuk infus IV). Untuk anestesi kaudal yang teru menerus, dosis awal ialah 30mL larutan prokain 1,5%.
Sintesis
2-(diethylamino)ethyl 4-aminobenzoate
1
4-aminobenzoic acid ethyl ester 2-diethylaminoethanol
2
4-nitrobenzoic acid
Lidokain
Deskripsi
Lidokain adalah derivat asetanilida yang merupakan obat pilihan utama untuk anestesi permukaan maupun infiltrasi. Lidokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif terhadap anestesi lokal tipe ester. Lidokain adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan. Lidokain banyak digunakan dalam bidang kedokteran oleh karena mempunyai awitan kerja yang lebih cepat dan bekerja lebih stabil dibandingkan dengan obat obat anestesi lokal lainnya. Obat ini mempunyai kemampuan untuk menghambat konduksi di sepanjang serabut saraf secara reversibel, baik serabut saraf sensorik, motorik, maupun otonom.
Penggunaan
1.Lidokain digunakan pada pemberian injeksi, seperti pada sediaan yang mengandung kortikosteroid, untuk menghilangkan rasa sakit, rasa gatal, dan iritasi lokal lainnya. Lidokain sodium juga digunakan pada injeksi intramuskular dari beberapa antibakterial untuk mengurangi rasa sakit pada saat injeksi. 2.Lidokain dapat menurunkan iritabilitas jantung sehingga merupakan obat antiaritmik golongan Ib yang digunakan pada pengobatan aritmia ventrikular, terutama setelah infark miokard. 3. Lidokain juga tersedia dalam infus intravena untuk pengobatan epilepsi yang sulit dikendalikan.
Sintesis
Reaction Scheme
Sintesis
1. Preparation of a-Chloro-2,6dimethylacetanilide In a clean, dry 125-mL Erlenmeyer flask
mix : 6.0 g (6.2 mL; 50 mmol) 2,6-dimethylaniline 30 mL glacial acetic acid 5.6 g (4.0 mL; 50 mmol) chloroacetyl chloride Cool the mixture in an ice bath and collect the solid product by vacuum filtration(Bchner Funnel) Rinse the solid with small portions of cold water and draw air through it to aid drying. Mildly warm this mixture on a hot plate with swirling for 4 minutes
Remove from the heat and add a solution of 8 g (60 mmol) sodium acetate trihydrate dissolved in 60 mL of distilled water. Dry the solid in the Bchner Funnel through high vacuum for 15 minutes
Preparation of Lidocaine
Sintesis
2. Preparation of Lidocaine
Weigh your sample from the previous step in a clean, dry 100-mL round bottom flask. Add 50 mL of toluene, 15.6 mL (11 g, 150 mmol) diethylamine, and a stirring bar Secure a water-cooled condenser on top of the reaction vessel and heat to a vigorous reflux with stirring for 45 minutes. Cool the reaction mixture to room temperature (use the house vacuum to evaporate some of the excess low bp diethylamine so it is easier to crystallize the lidocaine).
Next, carefully transfer the mixture in the Rb-flask, by pipette, to a large seperatory funnel. An additional 5-10 mL of toluene can be used to complete the transfer.
Wash the toluene solution with four 10-mL portions of water to remove diethylamine hydrochloride (Et2NHCl) and excess diethylamine.
Sintesis
Extract the organic layer with three 20mL portions of 3 M HCl
Rinse the solid with small portions of cold water and draw air through it to aid drying (Use high vacuum).
Sediaan
Untuk Anestesi Permukaan
Lidokain salep digunakan untuk anestesi pada kulit dan membran mukosa dengan dosis yang direkomendasikan sebesar 20 g dalam 5% salep (setara 1 g lidokain basa) dalam 24 jam. Pruritus di daerah anogenital atau rasa sakit yang menyertai wasir dapat dihilangkan dengan supositoria atau bentuk salep dan krem 5 %. Untuk anesthesia sebelum dilakukan tindakan sistoskopi atau kateterisasi uretra digunakan lidokain gel 2 % Larutan topikal digunakan untuk anestesi permukaan dari membran mukosa mulut, tenggorokan, dan saluran kemih atas. Untuk mulut dan tenggorokan digunakan larutan 2%, dapat ditingkatkan 300 mg (15mL). Lidokain dalam konsentrasi 10% digunakan sebagai spray untuk mencegah sakit pada membran mukosa. Sebelum dilakukan bronkoskopi atau pemasangan pipa endotrakeal biasanya digunakan semprotan dengan kadar 2-4%.
Sediaan
Untuk Anestesi Infiltrasi
Pada anesthesia infitrasi biasanya digunakan larutan 0,25% - 0,50% dengan atau tanpa adrenalin. Tanpa adrenalin dosis total tidak boleh melebihi 200mg dalam waktu 24 jam, dan dengan adrenalin tidak boleh melebihi 500 mg untuk jangka waktu yang sama. Dalam bidang kedokteran gigi, biasanya digunakan larutan 1 2 % dengan adrenalin untuk anesthesia infiltrasi dengan mula kerja 5 menit dan masa kerja kira-kira satu jam dibutuhkan dosis 0,5 1,0 ml