You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan suatu penyakit yang terjadi pada jaringan keras gigi (emeil dan dentin)dan diawali dengan demeneralisasi komponen an organik gigi kemudian di ikuti dengan hancurnya matrik organik gigi karies dapat terjadi peda semua usia baik balita, anak remaja, dan orang dewasa (Syaifudin, 2007). Pola menggosok gigi selama 2 menit 3 kali sehari, dapat mencegah eksponensial (perkembangan bakteri) dengan kata lain, selama 1 jam satu bakteri membelah menjadi. Teknik menggosok gigi dengan sikat yang lebut dan tidak terlalu keras dan menekan dapat mencegah kerusakan email gigi. Sikat gigi memang penting, tapi kita harus tahu kapan waktu tepat menyikat gigi. Jika tidak akan mengundang datangnya penyakit gigi dan gusi (Ananta, 2012). Masalah yang ada banyak anak usia prasekolah mengalami karies gigi hal ini dikarenakan banyak yang belum mengajarkan teknik dan pola menggosok gigi dengan benar Berbagai dampak yang dapat ditimbulkan akibat karies gigi terhadap kualitas hidup. Sakit gigi pada anak balita akibat karies dapat menimbulkan perubahan pada kebiasaan aktivitas keseharian anak. Dapat menimbulkan napas tak sedap dan pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya karies gigi pada anak menyebabkan anak kesulitan mengunyah saat dia makan keadaan gigi yang tidak teratur menyebabkan anak sering mengalami rasa nyeri saat dia mengunyah makanan (Cahyani, 2012).

Sekitar 92% anak usia prasekolah di Indonesia mengalami karies gigi. Karies gigi tersebut disebabkan oleh kualitas gigi yang kurang bagus, nutrisi yang kurang dan kebiasaan gosok gigi yang tidak teratur. Peran orang tua sangat berarti bagi pertumbuhan gigi anak dengan mengajarjan gosok gigi secara teratur sejak dini karies gigi pada anak dapat di cegah. Membiasakan anak menggosok gigi secara teratur dapat membentuk kepribadian anak dan dapat membiasakan berlaku disiplin dalam menjaga kesehatan diri (Kuswandari, 2008). Selain data tersebut, didapatkan laporan beberapa peneliti di Jawa Timur tahun 2009 yang menunjukkan bahwa 4 dari 5 gigi pada anak usia sekolah akan mengalami karies yang terjadi di permukaan oklusal dan 71% dari 380 gigi dengan cela dan lekuk gigi yang dalam akan menjadi karies dalam waktu 40 bulan (Abraham, 2007). Berdasarkan survey tahun 2010 yang dilakukan di beberapa sekolah dasar di Kabupaten lamongan didapatkan bahwa 84,5% anak sekolah dasar akan mengalami karies gigi. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang menggogok gigi antara lain pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, lingkungan serta informasi yang di dapat dapat mempengaruhi sikap ibu dalam mengajarkan gosok gigi pada anak usia prasekolah (Indrianto, 2008). Dengan pengetauan yang kurang ibu akan bersifat negatif dan ibu cenderung memiliki fikiran anak dapat melakukn gosok gigi sendiri jika sudah dewasa. (Sartono, 2012) Karies gigi dapat dicegah dengan keteraturan menggosok gigi yang di mulai sejak masalah. Karies gigi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Sering kali anak mengeluhkan gigi mengalami sakit ini diakibatkan sisa-sisa makanan tersebut akan diubah oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam yang cukup kuat untuk menyerang email gigi, kemudian email rusak dan bakteri menyerang masuk ke dentin dan membuat lubang

yang menyebabkan terjadinya karies gigi. Sangat penting sekali mengajarkan anak bagaimana menjaga dan merawat kesehatan gigi salah satunya dengan mengajarkan tehnik menggosok gigi yang benar (Hardjana, 2012) Jadi peran orang tua sangat berarti bagi pertumbuhan gigi anak dengn mengajarkan gosok gigi secara teratur sejak dini maka anak dapat terhindar dri karies gigi. Membiasakan anak menggosok gigi secara teratur dapat membentuk kepribadian anak dan dapat membiasakan berplialku disiplin (Kuswansdari, 2008). Menurut Soetjiningsih (2006) cara menggosok gigi yang benar yaitu minimal 2 kali sehari, selalu menggosok gigi sehabis makan dan sebelum tidur, menyikat gigi kurang lebih selama 2 menit, melatih anak untuk membiasakan berkumur yang benar untuk menghilangkan sisa kotoran sesudah menyikat gigi, orang tua harus menghilangkan kebiasaan memberikan gula dan madu pada minuman anak, merawat gigi yang berlubang atau mencabut gigi jika sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan sangat penting bagi perkembangan anak, penting kiranya tiap sekolah mengadakan kegiatan yang berhubungan kebersihan gigi dan mulut (misalnya: mengadakan kegiatan gosok gigi bersama serta pemeriksaan rutin 6 bulan sekali kedokter gigi) dari fenomena diatas peneliti tertarik mengambil judul penelitian Hubungan antara pola dan teknis menggsok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak usia prasekola di Desa Trosono Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

1.2 Rumusan Masalah

Adakah Hubungan antara pola dan teknis menggsok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak usia prasekola di Desa Trosono Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum Mengetahui pola dan teknis menggsok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak usia prasekola di Desa Trosono Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

1.3.2

Tujuan Khusus
a.

Mengidentifikasi pola menggosok gigi pada anak usia di Desa Trosono Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

b. Mengidentifikasi teknis menggsok gigi pada anak usia di Desa Trosono

Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan


c.

Mengidentifiaksi kejadian karies gigi di Desa Trosono Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

d. Menganalisis pola dan teknis menggsok gigi dengan kejadian karies

gigi pada anak usia prasekola di Desa Trosono Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, antara lain : 1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai sumber ilmu bagi institusi pendidikan tentang kebersihan gigi dan mulut pada anak usia pra sekolah yang dapat dijadikan sebagai informasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 1.4.2 a. Manfaat Praktis Bagi Tempat Penelitian Dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengajarkan kebersihan gigi dan mulut pada anak usia pra sekolah
b.

Bagi Guru Taman Kanak-kanak Sebagai masukan tambahan pengetahun tentang cara mengajarkan menggosok gigi anak usia prasekolah

c.

Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan tentang cara mengajarkan menggosok gigi sehingga ibu memiliki sikap positif tentang menggosok gigi

d.

Bagi Peneliti Menambah pengetahuan serta pengalaman dalam pembuatan karya tulis ilmiah di bidang kesehatan

You might also like