You are on page 1of 24

WEB SUPLEMEN MATA KULIAH : TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH (BIOL4225)

LICHENES

PENYUSUN : S. NURMAWATI

PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI FMIPA-UT FMIPA-UT 2008

Deskripsi Mata Kuliah : Saudara mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPAUT, Mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah (BIOL4225) ini memberikan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip taksonomi tumbuhan secara umum dari tumbuhan yang termasuk Cryptogamae yaitu algae, jamur, lichenes, dan lumut. Materi Web Suplemen kali ini akan membahas tentang Lichenes (baca : liken)

Menu Utama : Pendahuluan Morfologi Lichenes Anatomi Lichenes Reproduksi Lichenes Nilai ekonomi Lichenes Klasifikasi Lichenes Koleksi Lichenes Latihan

A. Pendahuluan Kalau kita memperhatikan dahan pohon yang ada di sekitar kita, seringkali di permukaan dahan tersebut ditemukan bercak yang berwarna kehijauan, keputihan, atau abu-abu seperti panu yang menempel pada dahan. Itulah organisme yang dikenal sebagai lichenes (sebut : liken). Lichenes atau biasa disebut dengan lumut kerak merupakan suatu kelompok organisme yang terbentuk dari simbiosis mutualisme antara jamur (fungi) dan ganggang (algae), sehingga membentuk thallus tunggal, yang secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Komponen jamur penyusun lichenes yang terbanyak adalah dari kelompok Ascomycetes (96%), selanjutnya diikuti oleh Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Jamur berperan menyerap air dan mineral dari udara, proteksi dari perubahan fisik, suhu, dan intensitas sinar matahari tinggi. Komponen algae penyusun lichenes antara lain Chlorophyta : Trebouxia; Trentepohlia; Chlorella, Coccomyxa, dll. Cyanophyta : Nostoc, Stigonema dll. Algae berperan dalam fotosintesis dan fiksasi N dari udara (Cyanophyta)

Lichenes hidup secara epifit pada batang pohon, di atas batu cadas, di gunung, atau di tepi pantai. Lichenes tergolong tumbuhan perintis yang turut berperan dalam pembentukan tanah. Dalam hidupnya lichenes mudah beradaptasi, tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kondisi ekstrim dalam jangka waktu yang lama. Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari. Meskipun dalam kondisi kering, tumbuhan ini tidak mati, jika turun hujan, lichenes kering akan tetap hidup dan segar kembali. Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang dapat beradaptasi pada habitat ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol panas matahari, melindungi dari herbivora, membunuh mikroba, dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan lainnya. Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat lichenes ini sangat berguna bagi manusia khususnya pada masyarakat tradisional. Algae dan fungi bersimbiosis membentuk organisme lichenes baru apabila bertemu jenis yang tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak terpisah dari fungi, namun kebanyakan para ahli berpendapat bahwa lichenes perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri. Pendapat ke-dua ini beralasan karena fungi yang membangun tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa algae. Hal lain didukung oleh adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada algae dan fungi yang hidup terpisah. 1. Morfologi Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan algae dan fungi. Komponen fungi yang menyusun thallus disebut mikobion, dan komponen algaenya disebut fikobion. Thallus berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat, atau merah dengan habitat yang bervariasi. Thallus memiliki bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada fungi yang bukan lichenes. Berdasarkan atas distribusi sel-sel algae di

antara hifa fungi, thallus dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu homolomerik dan heteromerik. Thallus yang homolomerik sel-sel algaenya tersebar merata di antara hifa fungi, sedangkan thallus yang heteromerik sel-sel algaenya membentuk lapisan yang nyata. Algae selalu berada pada bagian permukaan dari thallus. Berdasarkan morfologi thallus, lichenes dibedakan atas empat bentuk pertumbuhan, yaitu : a. Crustose Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis, dan selalu melekat di permukaan batu, kulit pohon, atau di tanah. Bentuk ini sulit dicabut tanpa merusak substratnya. Contoh : Graphis scripta dan Haematomma puniceum, Acarospora strigata. Lichenes crustose bagian tubuh yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose.

Graphis scripta http://www.botany.wisc.edu

Haematomma puniceum http://www.anbg.gov.au

Acarospora strigata http://www.fs.fed.us/wildflowers

b. Foliose Lichenes foliose memiliki struktur seperti daun. Lichenes ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting, dengan bantuan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Contoh : Xanthoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.

Xanthoria parietina http://popgen.unimaas.nl/

Xanthoria elegans http://www.ubcbotanicalgarden.org/

Physcia. http://popgen.unimaas.nl/

Physia http://userwww.sfsu.edu/

Peltigera membranacea http://www.ubcbotanicalgarden.org/

Parmelia sulcata http://www.nature-diary.co.uk/

c. Fruticose Thallus berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita, tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah. Contoh : Usnea, Ramalina, dan Cladonia

Usnea hirta http://www.fs.fed.us/

Ramalina farinacea http://www.steve.gb.com/images/plants/.jpg

Ramalina subfarinacea 9

http://www.nature-diary.co.uk/

Ramalina celastri

Cladonia diversa http://www.treesforlife.org.uk/images/ d. Squamulose Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia. Squamulose merupakan bentuk perantara antara foliosa dan frutikosa, contoh : Psora

10

Psora pseudorusselli

B. Anatomi Struktur anatomi lichenes diwakili oleh struktur tubuh foliose, karena struktur ini memiliki empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu. - Korteks atas, berupa jalinan padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan. - Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Di antara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc, Rivularia, dan Chlorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial sebagai organ reproduksi. - Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh. - Korteks bawah, terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines). Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah, bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang berfungsi sebagai perlindungan. Dari irisan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut 11

medulla. Struktur pipih pada bagian atas kanan disebut apothecia dan lapisan coklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycetes yang mengandung spora jamur. Yang strukturnya dapat Anda lihat pada pembahasan tentang struktur vegetatif lichenes.

http://www.earthlife.net/lichens/images/foliose.jpg

C. Struktur Vegetatif Thallus Struktur vegetatif tubuh lichenes terdiri dari :

12

Soredia, terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit. Diameternya sekitar 25 100 m, sehingga dapat diterbangkan angin dengan mudah dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi organisme lichenes baru. Dengan demikian pembiakan lichenes berlangsung dengan perantaraan soredia. Soredia merupakan kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia terdapat di dalam soralium. Isidia Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan tumbuh pada korteks bagian atas. Isidia terdapat pada sekitar 15% dari spesies foliose lichenes, dan sering digunakan sebagai ciri spesies. Rhizines Rhizines merupakan untaian yang padat dari hifa berwarna kehitaman hingga coklat muda, muncul dari korteks bagian bawah dan mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua macam rhizines yaitu bercabang seperti pada Physcia dan Parmelia, serta tidak bercabang terdapat pada Anaptycis .

Parmelia sulcata http://popgen.unimaas.nl/

13

- Cyphellae Cyphellae berbentuk rongga bulat yang agak besar terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada spesimen genus Sticta. Pseudocyphellae Pseudocyphellae terdapat pada menyerupai titik putih yang muncul pada korteks atas dan bawah, ukuran lebih kecil dari cyphellae. Rongga ini berfungsi sebagai alat pertukaran udara. Dijumpai pada spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pseudocyphellaria.

Cetraria aculeata http://gis.nacse.org/lichenair/


Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yang berbeda dari inangnya. Pada jenis Peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Stereocaulon, dan Sticta. D. Reproduksi Lichenes Lichenes berkembangbiak melalui tiga cara; a. Secara Vegetatif - Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru. Bagian-bagian tubuh yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen. - Isidia. Kadang-kadang isidia lepas dari thallus induknya yang masing-masing mempunyai simbiont. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya sesuai. - Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi 14

suatu badan yang dapat terlepas dari induknya. Lichenes yang baru, memiliki karakteristik yang sama dengan induknya. b. Secara Aseksual Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya. Spora yang aseksual disebut pycnidiospores. Pycnidiospores ukurannya kecil, spora yang tidak motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia. Pygnidia ditemukan pada permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang terbuka disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur di mana jamur pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur, jika bertemu dengan alga yang sesuai akan terjadi perkembangan menjadi Lichenes yang baru. c. Secara Seksual Perkembangbiakan seksual pada Lichenes hanya terbatas pada pembiakan jamurnya saja. Jadi, yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok jamur yang membangun tubuh Lichenes. E. Nilai ekonomi Lichenes Lichenes bermanfaat untuk berbagai keperluan diantaranya adalah : 1. Sebagai bahan makanan, seperti Cetraria islandica, Evernia punastri, dan Lecandra esculenta. Meskipun demikian thallus Lichenes belum dapat digunakan sebagai sumber makanan secara luas karena Lichenes memiliki suatu asam yang rasanya pahit dan dapat menimbulkan gatal-gatal khususnya asam fumarprotocetraric. Di Jepang, disebut Iwatake, dimana Umbilicaria dari jenis foliose lichenes dikonsumsi dengan digoreng atau dimakan mentah. Lichenes juga dimakan oleh hewan rendah maupun tingkat tinggi seperti siput, serangga, rusa, dan lain-lain. Lichenes biasanya juga dimakan oleh beberapa hewan seperti rusa kutub yang hidup di daerah artik. Meskipun Lichenes sangat rendah kadar proteinnya dan tinggi kadar karbohidratnya yang menjadikannya tidak cocok untuk

15

beberapa hewan. Masyarakat Bali juga menggunakan tanaman ini dalam membuat brem Bali. 2. Sebagai obat tradisional, Masyarakat Jawa, tanaman ini biasa disebut dengan kayu angin atau jenggot resi. Di Tapanuli disebut dengan jenggot resi dan digunakan sebagai campuran ramuan obat sakit paru-paru contohnya Lobaria pulmonaria. Beberapa spesies dari Parmeliaceae, Usneaceae, dan Cladoniaceae merupakan penghasil antibiotik untuk melawan bakteri gram(+). Asam usneat digunakan untuk membunuh Streptococcus haemolyticus, Pneumococcus, bakteri tuberkulosa. Asam barbatat dan asam roselat digunakan untuk membasmi bakteri tuberkulosa 3. Sebagai zat pewarna alami untuk serat wool, kertas lakmus, dan sutera contohnya Rocella spp. dan Lecanora spp 4. Sebagai bahan baku pada industri parfum. Ekstrak etanol dari lichen mempunyai aroma mossy yang dapat digunakan tidak saja sebagai komponen utama parfum, tetapi juga digunakan sebagai fixativ yaitu zat yang dapat menjaga aroma parfum agar dapat bertahan lama. Contohnya Evernia prunastri, Pseudovernia furfuraceae, Parmelia, dan Ramalina. 5. Sebagai biomonitoring terhadap polusi udara. Hampir sebagian besar spesies lichen sangat sensitif terhadap gas belerangdioksida (SO2) dan gas buang lainnya yang berasal dari industri maupun dari kendaraan bermotor. F. Klasifikasi Lichenes Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungan dari alga dan fungi serta sejarah perkembangan yang berbeda. Para ahli seperti Bessey (1950), Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwa lichenes dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamur sebenarnya. Bessey menempatkannya dalam ordo Leocanorales dari Ascomycetes. Smith (1955) mengusulkan agar lichenes dikelompokkan dalam kelompok yang terpisah yang berbeda dari alga dan fungi. Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi, dan secara umum dasar-dasar klasifikasinya adalah sebagai berikut :

16

1. Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya A. Ascolichenes. - Cendawan penyusunnya tergolong Pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium. Contoh : Dermatocarpon dan Verrucaria. - Cendawan penyusunnya tergolong Discomycetes. Lichenes membentuk tubuh buah berupa apothecium yang berumur panjang. Contoh: Usnea dan Parmelia. Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh komponen alga dari famili: Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin. Genus dari Mycophyceae adalah : Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari Chlorophyceae adalah : Protococcus, Trentopohlia, Cladophora dll.

Dermatocarpon miniatum

Verrucaria

17

Parmelia sulcata

Scytonema http://silicasecchidisk.conncoll.edu/

Nostoc http://comenius.susqu.edu/

Rivularia globiceps http://protist.i.hosei.ac.jp

Gloeocapsa http://faculty.clintoncc.suny.edu

Protococcus viridis http://www.glerl.noaa.gov/

Cladophora http://www2.uca.es

B. Basidiolichenes Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan tiga genus Corella, dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filamen yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filamen yaitu Chrococcus. 18

C. Lichen Imperfect Deuteromycetes fungi, steril. Contoh : Lepraria

Lepraria rigidula http://www-biol.paisley.ac.uk/


2. Berdasarkan alga yang menyusun thalus A. Homoimerus Sel algae dan hifa jamur tersebar merata pada thallus. Komponen algae mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae. Contoh : Ephebe dan Collema

Ephebe http://www.toyen.uio.no/

B. Heteromerous Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Contoh : Parmelia

19

3. Berdasarkan type thallus dan kejadiannya A. Crustose atau Crustaceous. Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah, atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan bawah. B. Fruticose atau filamentous Lichenes semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang pendek dan panjang, rata, silindris, atau seperti janggut atau benang yang menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu Ramalina. Yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria. Cladonia adalah tipe antara kedua bentuk tersebut. F. Koleksi Lichenes Untuk mengoleksi lichenes hanya membutuhkan alat-alat sederhana, sebagai berikut : 1. Kaca pembesar dengan perbesaran 8-12 x 2. Pisau yang kuat untuk mengambil spesimen dari batangbatang pohon. Untuk dihindari penggunan pisau lipat karena dapat membahayakan jika sedang digunakan kemudian menutup 3. Pahat dan pukul besi 4. Lembaran kertas atau kantong dari dari kertas untuk menempatkan hasil koleksi yang kering, bukan kantong plastik. Spesimen yang lembab agar dikeringkan terlebih dahulu 5. Spesimen frutikose yang besar perlu dipres terlebih dahulu 6. Spesimen lichenes lebih baik dikeringkan di depan kipas angin 7. Spesimen yang diperoleh dari lapangan selanjutnya disimpan dalam amplop berlabel secara individual. Label berisi informasi tentang :

20

a. b. c. d. e. f.

Nama spesies Lokasi ditemukan (kota, desa, dll) Substrat Tanggal diketemukan Nama kolektor (orang yang mengoleksi) Nama determinator (orang yang mendeterminasi atau mengidentifikasi)

G. Latihan Saudara mahasiswa Program Studi S-1 Biologi FMIPA-UT, untuk mengukur tingkat penguasaan Anda terhadap materi web suplemen yang telah Anda p0elajari, silakan Anda mengerjakan soal latihan berikut. 1. Bentuk pertumbuhan thallus lichenes yang berukuran kecil, datar, tipis, dan selalu melekat di permukaan batu, kulit pohon, atau di tanah, adalah .... A. foliose B. crustose C. fruticose D. squamulose Kunci : B 2. Salah satu contoh jenis lichenes dengan bentuk pertumbuhan crustose adalah.... A. Psora pseudorusselli B. Usnea hirta C. Haematoma puniceum D. Peltigera membranacea Kunci : C 3. Struktur thallus lichenes yang menyerupai daun adalah .... A. foliose B. crustose C. fruticose D. squamulose Kunci : A 4. Berikut ini termasuk jenis lichenes dengan bentuk pertumbuhan fruticose, kecuali .... A. Usnea hirta B. Ramalina farinacea

21

C. Parmelia sulcata D. Cladonia diversa

Kunci : C

5. Sel-sel hijau seperti Nostoc, Chlorella, dan Rivularia terdapat pada struktur tubuh lichenes bagian .... A. korteks bawah B. medulla C. daerah algae D. korteks atas Kunci : C 6. Struktur vegetatif tubuh lichenes berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan tumbuh pada korteks atas dinamakan .... A. soredia B. isidia C. rhizines D. cephalodia Kunci : B 7. Lichenes yang pernah dimanfaatkan sebagai pewarna wool dan sutera adalah .... A. Lecanora spp. B. Evernia prunastri C. Cetralia islandica D. Ramalina spp. Kunci : A 8. Kelompok heteromerous merupakan pengklasifikasian lichenes berdasarkan .... A. komponen cendawan yang menyusun thallus B. komponen algae yang menyusun thallus C. Tipe thallus dan kejadiannya D. Struktur vegetatif thallus Kunci : B Pustaka Alexopoulos, C.J. and Mims, C.W. 1979. Introductory Mycology. Singapore : John Wiley & Sons. Hale,M.E, 1961. Lichen Handbook. Washington D.C : Smithsonian Institute Hale, M.E. 1969. How to Know the Lichenes. W.M.C. Brown Co. Publishers 22

http://www.lichenes. Diakses tanggal 18 Februari 2008. Suwandi, U. 1989. Mikroorganisme Penghasil Antibiotik. Cermin Dunia Kedokteran No. 58. Sulastri, S. dan Sabbithah, S. 2004. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Tjitrosoemo, G. 1996. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogja : Gajah mada University Press. http://www-biol.paisley.ac.uk/ Lepraria rigidula, diakses : 11 Agustus 2008 http://www.toyen.uio.no/ Ephebe, diakses : 16 September 2008 http://silicasecchidisk.conncoll.edu/Scytonema , diakses : 16 September 2008 http://comenius.susqu.edu/ Nostoc, diakses : 16 September 2008 http://protist.i.hosei.ac.jp/Rivularia globiceps, diakses : 16 September 2008 http://faculty.clintoncc.suny.edu/ Gloeocapsa, diakses : 2 Oktober 2008 http://www.glerl.noaa.gov/Protococcus viridis, diakses :2 Oktober 2008 http://www2.uca.es/Cladophora, diakses : 2 Oktober 2008 http:// gis.nacse.org/lichenair/ Cetraria aculeata, diakses : 2 Oktober 2008 http://popgen.unimaas.nl/ Parmelia sulcata, diakses : 2 Oktober 2008

23

24

You might also like