You are on page 1of 5

NEMATODA PARASIT ANCAMAN SERIUS YANG SERING DIABAIKAN PETANI

Dalam melakukan budidaya tanaman selalu ada hambatan yang mengganggu tercapainya hasil secara maksimal dalam hal kualitas maupun kuantitas. Salah satu penyebab adalah adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Organisme pengganggu yang paling dominan dan sering dijumpai pada umumnya adalah Hama, Penyakit dan Gulma. Salah satu hama yang bisa merusak adalah Nematoda Parasit. Meskipun demikian di Indonesia, kerusakan tanaman karena Nematoda parasit kurang disadari baik oleh petani maupun petugas yang bekerja di bidang pertanian, hal ini mungkin disebabkan oleh gejala serangan Nematoda yang sulit diamati secara visual karena ukuran Nematoda yang sangat kecil. Secara umum serangan Nematoda menyebabkan kerusakan pada akar karena aktifitas fisiologis dan chemis nematoda tersebut menghisap cairan sel-sel akar, rusaknya jaringan akar menyebabkan fungsi pembuluh jaringan terganggu, akibatnya translokasi air dan hara terhambat. Serangan Nematoda juga dapat mempengaruhi proses fotosintesa dan transpirasi, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat , warna daun menguning seperti gejala kekurangan hara dan mudah layu, karena pertumbuhan terhambat, produktivitas tanaman menurun. Nematoda adalah Organisme Pengganggu Tanaman (hama) yang bersifat parasit dan non parasit pada tumbuhan. Nematoda yang dimaksud disini adalah yang bersifat hama (parasit) pada tanaman yang dibudidayakan. BIOEKOLOGI NEMATODA PARASIT Organisme ini dapat hidup baik di daerahtropis dan daerah subtropics. Pada daerah tropis seperti Indonesia Nematoda hidup dan berkembang dengan baik. Umunya jasad ini terdapat pada semua jenis tanah, namun yang merupakan habitat utama Nematoda adalah pada tanah berpasir campur dengan lepung /tanah ringan. Hal ini disebabkan jenis tanah berpasir/regosol memiliki pori/rongga tanah yang besar sehingga Nematoda dapat bergerak dengan bebas, selain itu juga kandungan udara dan aoir dalam tanah tersebut cukup bagi nematode sehingga jasad tersebut dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Selain pada tanah Nematoda juga terdapat di dalam air tawar, air laut, di dalam tanaman dll. Mengapa Nematoda digolongkan sebagai pest (hama) bukan disease (penyakit)??? Hal ini disebabkan biologi Nematoda hama sama dengan biologi serangga hama yang menyerang tanaman. Nematoda parasit puru akar (Melodogyne, spp) memiliki empat stadia pertumbuhan yaitu telur, larva, pupa dan imago. Telurnya berbentuk bulat dan berkelompok dan ditutupi

oleh lapisan gelatin sebagai pelindung terhadap perubahan faktor lingkungan. Pada umur 1-2 hari telur menetas menjadi larva instar 1, kemudian berkembang menjadi larva instar 2 pada saat larva instar ke 2 merupakan tahap penentuan apakah Nematoda berjenis kelamin jantan atau betina. Faktor lingkungan sangat berpengaruh untuk menentukan jenis kelamin Nematoda Melodogyne, spp terutama ketersediaan makanan, apabila makanan tersedia

dalam jumlah yang cukup maka Nematoda berkembang menjadi betina, tetapi apabila tidak tersedia dalam jumlah yang memadai larva Nematoda akan berkembang menjadi jantan. Nematoda betina berbentuk seperti botol (badannya besar sedangkan mulai dari leher dan mulutnya mengecil), sedangkan Nematoda jantan tubuhnya berbentuk silindris memanjang. GEJALA SERANGAN Nematoda parasit merupakan kendala utama bagi tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Pada tanaman kopi spesies Nematoda yang sering dijumpai yaitu Pratylenchus coffea, spesies ini banyak ditemukan terutama pada kopi arabika yang menyebabkan adanya gejala root leasion (luka pada akar). Luka tersebut terlihat jelas apabila akar tanaman kopi dibelah atau diiris melintang. PERAN NEMATODA SEBAGAI INCITAN Incitan adalah serangan nematoda sebagai pembuka jalan masuknya jamur, bakteri patogen ke dalam tanaman sehingga memperparah kondisi tanaman. Dalam hal ini serangan jamur, bakteri merupakan serangan sekunder. Luka yang disebabkan oleh Nematoda pada bagian tanaman dimanfaatkan oleh bakteri atau jamur untuk masuk ke dalam tanaman dan berkembang biak, sehingga muncul gejala tanaman layu, busuk dll. PENGUJIAN KETAHANAN VARIETAS/GALUR Untuk mengetahui ketahanan suatu varietas/galur tanaman terhadap Nematoda mutlak harus dilakukan, karena ketahanan terhadap Nematoda merupakan strong point dari dari tanaman itu jika dipasarkan. Untuk mendapatkan varietas /galur yang memilki sifat tahan terhadap serangan Nematoda perlu dilakukan pengujian di dalam skala rumah kaca (green house). Pengujian itu meliputi penanaman varietas/galur tanaman tertentu pada polibag, kemudian pada umur antara 7-10 Hst diinokulasikan dengan sejumlah individu Nematoda, selanjutnya tanaman dipelihara seperti biasa, dan dijaga agar tanah di dalam polybag selalu dalam keadaan lembab/basah agar Nematoda yang ada di dalam polybag tidak mati.

Jika tanaman sudah siap dipanen maka akar tanaman dicabut dan dibawa ke laboratorium untuk diproses lebih lanjut. Akar tanaman yang dicabut dilakukan pengamatan jumlah gall/puru yang ada pada akar tanaman tersebut. Selanjutnya akar tanaman diekstraksi untuk mengisolasi Nematoda yang ada di dalam akar tersebut. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk mendapatkan data tentang populsi Nematoda pada masing-masing galur/variets tanaman yang diuji, jadi parameter yang diambil untuk pengujian ketahanan ada dua yaitu (%) jumlah gall/puru pada akar dan populasi Nematoda. PENGENDALIAN TERPADU NEMATODA Pengendalian Nematoda secara terpadu dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa komponen pengendalian ke dalam suatu sistem, komponen tersebut diantaranya: 1.Varietas tahan/toleran Umunya kehilangan hasil akibat serangan Nematoda dapat ditekan melalui pergiliran tanaman. Tanaman yang sangat peka hanya boleh ditanam sekali dalam 2-8 tahun, oleh karena itu untuk menekan perkembangbiakan Nematoda tertentu, kultivar tahan harus selalu tersedia. Di Indonesia varietas tahan (toleran) terhadap Nematoda baru

dihasilkan pada beberapa jenis tanaman perkebunan antara lain: kopi, lada nilam dan tembakau. 2.Bahan Organik Penambahan bahan organik ke dalam tanah meningkatkan daya tanah menahan air dan kesuburan tanah, sehingga pertumbuhan tanaman meningkat dan tanaman lebih tahan terhadap serangan Nematoda. 3.Agen Hayati Pemanfaatan agen hayati (musuh alami) telah terbukti efektif untuk mengendalikan Nematoda. Diantara agen hayati tersebut adalah jamur Arthrobotrys oligospora, Paecilomyces lilacinus dan Catenaria spp. 4.Pestisida nabati Berbagai jenis tanaman telah dilaporkan mengandung senyawa toksik terhadap Nematoda. Tanaman tersebut diantaranya Mimba, Skrikaya, Jarak, Serai wangi dan lempuyang pahit.

5.Pestisida kimia Penggunaan pestisida kimia harus merupakan alternatif terakhir apabila teknik pengendalian yang lain dinilai tidak berhasil dan harus dilakukan secara bijaksana. Yang dimaksud bijaksana disini adalah Nematisida yang digunakan harus terdaftar atau

diijinkan oleh Menteri Pertanian, tidak membahayakan manusia dan lingkungan. Nematisida yang diijinkan digunakan diantara dazomet 98%, Karbofuran 3 %, Kadusafos 10%.

Oleh: Bayu Aji Nugroho, SP

You might also like