Professional Documents
Culture Documents
PENGANTAR
Bahan bacaan
Materi hand out (dalam bentuk foto copy) Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Oleh Jujun
S. Suriasumantri, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Filsafat Ilmu oleh Prof. Dr. Amsal Bachtiar, M.A. Edisi Revisi, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pengantar
Ilmu dan filsafat memiliki hubungan yang sangat erat. Kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, dan perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat telah berhasil merubah pola pemikiran umat manusia dari mitosentris ke logosentris. Dengan filsafat, pola pikir yang tergantung pada dewa diubah menjadi pola pikir yang bergantung pada rasio.
Pengantar
Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang tejadi pada alam dan isinya.
Dari penelitian alam jagad bermunculan ilmu astrologi, kosmologi, fisika, kimia, sedangkan dari manusia muncul biologi, sosiologi, antropologi dll.
Pengantar
Selanjutnya ilmu berkembang dan terbagi dalam berbagai disiplin yang masing masing membutuhkan pendekatan, sifat, objek, tujuan, dan ukuran yang berbeda, dalam disiplin dan spesialisasinya. Ilmu dan tehnologi bekembang dan mulai kehilangan rohnya yang fundamental dengan mengeliminer peran manusia, bahkan manusia tanpa sadar telah menjadi budak ilmu dan tehnologi.
Pengantar
Filsafat ilmu berusaha mengembalikan ruh dan tujuan luhur ilmu agar tidak menjadi bumerang bagi kehidupan manusia. Salah satu tujuan filsafat ilmu adalah untuk mempertegas bahwa ilmu dan teknologi adalah instrumen (alat) dan bukan tujuan. Dalam keadaan yang demikian diperlukan satu pandangan komprehensif tentang ilmu dan nilai nilai yang berkembang dalam masyarakat.
Ruang Lingkup
Pada dasarnya setiap ilmu memiliki dua macam objek yaitu objek material dan objek formal Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan (tubuh manusia pada ilmu kedokteran), Objek formal adalah metode untuk memahami objek material rersebut seperti pendekatan induktif dan deduktif.
Ruang Lingkup
Demikian pula filsafat memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada dalam bentuk empiris, yang ada dalam pikiran dan yang ada dalam kemungkinan. Objek formalnya adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal dan rasional tentang segala yang ada. Cakupan objek filsafat lebih luas dari ilmu karena ilmu hanya mencakup yang empirs saja.
Ruang Lingkup
Pada awalnya ilmu berasal dari kajian filsafat dimana filsafat melakukan pembahasan tentang segala yang ada termasuk empiris. Kemudian ilmu berkembang dan bercabang membentuk spesialisasi dan menampakkan kegunaan yang praktis. Oleh sebab itu para filosof menyebut filsafat sebagai induk ilmu karena ilmu moderen dan kontemporer berkembang dari filsafat sehingga membentuk teknologi yang bermanfaat.
Ruang Lingkup
Dalam perkembangannya, filsafat juga sudah merupakan bagian dari ilmu yang juga mengalami spesialisasi. Cabang filsafat meliputi: 1. Epistemologi (filsafat pengetahuan) 2. Etika (filsafat moral) 3. Estetika (filsafat seni ) 4. Metafisika 5. Politik (filsafat pemerintahan) 6. Filsafat agama 7. Filsafat ilmu 8. Filsafat pendidikan 9. Filsafat hukum 10. Filsafat sejarah 11. Filsafat matematika
Pengertian Filsafat
Untuk menjawab pertanyaan apakah filsafat itu? A. Arti etimologis B. Arti subjektif C. Arti operasional D. Arti objektif A. Arti etimologis Kata filsafat (bhs yunani) berarti cinta akan hikmat Philos berarti pencari Sophia berarti pengetahuan
Pengertian Filsafat
B. Makna subjektif Dalam hal ini setiap ahli dapat memberikan definisi menurut pandangannya dan sesuai dengan apa yang dipelajarinya. C. Makna operasional Dalam hal ini yang dipikirkan adalah kegiatan apakah yang dilakukan para filsuf ketika berfilsafat? D. Makna objektif Filsafat oleh siapapun dan dimanapun dilakukan, akan mempunyai arti yang sama.
Pengertian Filsafat
Filsafat merupakan suatu refleksi dalam bentuk kegiatan akal budi, maupun kegiatan perenungan (suatu refleksi yang merupakan pengetahuan tahap ke dua). Pengertian yang diterima, direnungkan lebih lanjut, sehingga selain pengertian tersebut, kita mendapatkan pula suatu arti dan makna dari pengertian tersebut. Yang direfleksikan filsafat cukup luas dan tidak terbatas hanya pada bidang atau thema tertentu.
Pengertian Filsafat
Pada dasarnya tugas filsafat adalah: A. Menyajikan pertanyaan yang tidak disajikan dalam empirik. B. Mengadakan revolusi dalam persepsi. C. Mencegah pemikiran rutin dan mengembalikan pada pemikiran refleksi. D. Mencegah pemikiran mekanistik dan mengembalikannya pada pemikiran aktif dan kreatif.
Pengertian Filsafat
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, Kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu, dan Filsafat dimulai dengan keduanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Jadi untuk mendapatkan pengetahuan yang benar melalui filsafat adalah : ketahuilah apa yang engkau tahu dan ketahui pula apa yang engkau belum ketahui.
Pengertian Filsafat
Karakteristik berpikir filsafat : Menyeluruh yakni hubungan ilmu dengan ilmu lain dan kegunaannya. Mendasar yakni tidak percaya begitu saja tentang kebenaran ilmu. Spekulatif dengan penuh pertanyaan tentang apa itu logis, apa itu benar, apa arti dan tujuan hidup dan sebagainya.
Pengetahuan (1)
Pengetahuan berasal dari bhasa Inggeris : knowledge Pengetahuan adalah apa yang telah diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu yaitu hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia langsung dari kesadaran sendiri. Pengetahuan harus benar, karena kalau tidak benar akan kontradiktif
Pengetahuan (2)
Semua buah pikiran dan pemahaman kita tentang dunia, yang diperoleh tanpa melalui daur hipotetiko-dedukto-verifikasi, adalah bukan ilmu dan dinamakan pengetahuan. Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mengembangkan pengtahuan secara sungguhsungguh Dalam hal ini, manusia mengembangkan pengetahuanya untuk mengatasi kelangsungan hidupnya.
Pengetahuan (3)
Melalui pengetahuan, manusia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, karena dia hidup bukan sekadar untuk kelangsungan hidup. Pengetahuan dapat dikembangkan oleh manusia melalui dua hal utama yakni kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir melalui penalaran
Dasar Pengetahuan
Penalaran : suatu proses berfikir untuk menarik suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan, meskipun dikatakan bahwa hatipun (kalbu) mempunyai logikanya sendiri Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Ciri Penalaran
Sebagai suatu kegiatan berpikir, penalaran memiliki ciriciri tertentu. 1. Ciri penalaran yang pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Jadi kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis artinya kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu .2. Ciri penalaran yang kedua adalah sifat anaitik dari proses berpikirnya. Manusia mampu melakukan penalaran artinya mampu berpikir secara logis dan analitis. Jadi penalaran ilmiah adalah suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah sedangkan penalaran lain menggunakan logikanya sendiri pula.
Logika
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Proses berpikir itu harus dilakukan melalui cara tertentu untuk menarik kesimpulan yang dapat menghasilkan kebenaran. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika dimana logika dapat diartikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih. Dalam penarikan kesimpulan melalui logika tersebut dikenal dua macam bentuk logika yakni logika induktif dan logika deduktif.
Penalaran induksi
Penalaran induktif merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus / pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan dengan ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi dan diahiri dengan pernyataan yang bersifat umum . Ada dua keuntungan yang diperoleh dari pernyataan yang bersifat umum tersebut.
Penalaran induksi
Pertama, pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis. dimana pernyataan seperti ini cukup untuk bersifat fungsional dalam kehidupan praktis dan berfikir teortis. Kedua, dengan pernyataan yang bersifat umum ini memungkinkan proses penalaran selanjutnya, baik secara induktif maupun secara deduktif. Dari pernyataan yang bersifat umum, secara induksi dapat lagi ditarik kesimpulan yang bersifat lebih umum.
Penalaran Deduksi
Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan Silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan yang disebut premis (mayor dan minor ) dan sebuah kesimpulan. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Sumber Pengetahuan
Rasionalisme didasarkan pada faham idealisme yang dikembangkan berdasarkan kemampuan berpikir manusia secara rasional. Empirisme yang mendasarkan pengetahuan pada pengalaman yang konkrit melalui berbagai gejala alamiah. Intuisionalisme adalah pengetahuan berdasarkan penarikan kesimpulan yang non analitik dan hanya didasarkan pada perasaan atau intuisi. Fenomenologis adalah proses pengkajian yang didasarkan pada gejala-gejala yang bersifat empiris tanpa pengembangan postulat yang bersifat teoritis. Wahyu merupakan pengetahuan yang diturunkan oleh Allah S.W.T melalui anusia terpilih atau nabi / rasul.
Teori Kebenaran
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Pada setiap jenis pengetahuan tidak sama kriteria kebenarannya karena sifat dan watak pengetahuan itu sendiri. Dalam teori kebenaran epistemologi dikenal ada beberapa macam teori kebenaran
Teori Kebenaran
1. Teori Korespondensi dimana kerbenaran bila ada kesesuaian antara arti pada subjek dengan objek. (sesuaian dengan fakta, selaras dengan realitas dan serasi dengan situasi aktual). 2. Teori koherensi atau konsistensi dimana kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah diketahui, diterima dan diakui benar. 3. Teori pragmatisme dimana sesuatu dianggap benar jika mendatangkan manfaat 4. Agama sebagai teori kebenaran apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu. Ketiga teori pertama lebih mengedepankan akal, budi, rasio dan reason manusia.
Pengertian Ilmu
Ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan tersebut. Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan.
Pengertian Ilmu
Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, objektip, dapat diukur, terbuka dan kumulatip serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Pengetahuan adalah seluruh pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik.
Filsafat Ilmu
Kajian secara mendalam tentang dasa-dasar ilmu sehingga perlu menjawab beberapa persoalan berikut: Pertanyaan landasan ontologis, Pertanyaan landasan epistemologis Pertanyaan landasan aksiologis Karena ketiganya berkaitan erat satu dengan yang lainnya, maka ontologi ilmu berkaitan dengan epistemologi ilmu dan ini berkaitan pula denfan ontologi ilmu
Filsafat Ilmu
Landasan ontologis merupakan cara berpikir untuk menjawab pertanyaan: 1. Obyek apa yang ditelaah ilmu? 2. Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? 3. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera), yang membuahkan pengetahuan Dari landasan ontologis ini adalah dasar untuk mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus bidangbidang ilmu
Filsafat Ilmu
Landasan epistemologis menjawab pertanyaan: 1. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? 2. Bagaimana prosedur dan mekanismenya? 3. Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? 4. Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? 5. Apakah kriterianya? 6. Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
Filsafat Ilmu
Landasan aksiologis untuk menjawab pertanyaan: 1. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? 2. Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? 3. Bagaimana penemuan objek dan metode yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? 4. Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
Perbedaan: 1. Objek material filsafat bersifat universal sedangkan objek material ilmu bersifat khusus dan empiris 2. Objek formal filsafat bersifat non-fragmentaris sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik dan intensif serta bersifat tehnis. 3. Filsafat diaksanakan dlm suatu susana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi,kritis dan pengawasan, sedang ilmu harus diadakan riset lewat pendekatan trial and error. 4. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedang ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu. 5. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak dan mendalam sampai mendasar, sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih peka, yang sekunder.
Pengetahuan Ilmiah
Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya (das Sein) dan terbatas pada lingkup pengalaman kita Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang dihadapi manusia, dan mencarikan jalan kluarnya. Pengetahuan ilmiah, atasu ilmu merupakan alat bagi manusia ntuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Jadi dengan ilmu, manusia dapat memanipulasi alam sesuai kebutuhannya ( teknologi)
Pengetahuan ilmiah
Berdasarkan landasan ontologi (objek apa yang ditelaah ilmu) serta landasan aksiologi (untuk apa ilmu digunakan), maka kita harus mengembangkan landasan epistemologi ilmu yang lebh sesuai dengan kedua hal tersebut. Bagaimana mendapatkan pengetahuan ilmiah yang benar melalui epistemologi untuk menjawab permasalahan mengenai dunia empiris yang akan digunakan sebagai alat untuk mneramalkan dan mengontrol gejala alam.
Epistemologi(1)
Epistemologi merupakan pembahasan mengenai bagaimana kita mendapatkan pengetahuan yang meliputi: Apa hakekat, jangkauan, ruang lingkup pengetahuan? Apa manusia dimungkinkan mendapatkan pengetahuan? Sampai batas mana pengetahuan yang dapat ditangkap manusia? Apa sumber-sumber pengetahuan?
Epistemologi(2)
Persoalan epistemologi pengetahuan pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dengan memperhitungkan aspek ontologi dan aksiologinya. Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas pada pengalaman kita. Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu untuk menjawab berbagai permasalahan.
Epistemologi(3)
Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan alat bagi manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan Ilmu mencoba mencarikan penjelasan mengenai alam menjadi kesimpulan yang bersifat umum dan inpersonal. Metode ilmiah adalah suatu tatacara / prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Dengan demikian maka ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah.