You are on page 1of 64
c ley ogt PENGARUH AROMATASE INHIBITOR TERHADAP NISBAH KELAMIN IKAN NILEM (Osteochilus hasselti CY.) HASIL GINOGENESIS Oleh : DWI RETNO WIJAYANTI €01497064 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 SKRIPSI Judul Penelitian __: Pengaruh Aromatase Inhibitor Terhadap Nisbah Kelamin Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C. V.) Hasil Ginogenesis ‘Nama Mahasiswa : Dwi Retno Wijayanti NRP : €01497064 Program Studi : Budidaya Perairan Menyetujui, A. Komisi Pembimbing Poli Ir, Agus Oman Sudrajat, M, Sc, Ketua ST, Dr. Ir. Dinar Tri Soelistyowati, DEA. Anggota B. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Ir. Agus Omdn Sudrajat, M. So. Ketua Program Studi “Dr, Ir. Indra Jaya. M. So. Pembantu Dekan I Tanggal Lulus : 28 Agustus 2002 RINGKASAN Dwi Retno Wijayanti. CO1497064. Pengaruh Aromatase Inhibitor Terhadap Nisbah Kelamin Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C. V.) Hasil Ginogenesis. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M. Sc. sebagai ketua dan Dr. Ir. Dinar Tri Soelistyowati, DEA. sebagai anggota. Permasalehan yang dihadapi dalam budidaya ikan nilem ini adalah ketersediaan ikan nilem betina yang terbatas dan permintaan masyarakat akan ikan nilem betina lebih tinggi dari ikan nilem jantan yang dikarenakan adanya telur pada betina. Untuk mendapatkan populasi ikan nilem betina, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mengawinkan ikan nilem betina normal (XX) dengan iken nilem jantan fungsional (XX). Jantan fungsional ini dapat diperoleh melalui mekanisme rekayasa set kromosom yaitu melalui proses ginogenesis yang dikombinasikan dengan penggunaan hormon androgen dalam rekayasa hormonal. Secara umum hormon androgen yang digunakan adalah 17a-Metiltestosteron baik mel perendaman, penyuntikan maupun secara oral melalui pakan. Namun akhir-akhir peredaran 170-Metiltestosteron sudah mulai dibatasi karena diduga residu hormon tersebut menjadi salah satu baban pencemar lingkungan (endocrin destruction agent) dan bersifat karsinogenik pada manusia, Oleh karena itu, perlu dicari teknologi baru yang tidak hanya efektif tetapi juga aman. Cara lain yang baru diketahui mampu menggantikan fungsi dari penggunaan hormon 17a-Metiltestosteron adalah melalui penghambatan kerja dari enzim aromatase, Enzim aromatase adalah enzim yang mengkonversi androgen menjadi estrogen sehingga menimbulkan efek feminisasi (pembetinaan). Penghambatan terhadap aktivitas enzim aromatase dengan menggunakan aromatase inhibitor menyebabkan estrogen tidak terbentuk sehingga menimbulkan efek maskulinisasi (penjantanan) pada beberapa spesies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman embrio hasil ginogenesis pada fase bintik mata (eyed ege) dalam larutan aromatase inhibitor terhadap nisbah kelamin ikan nilem, Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap, dengan menggunakan empat perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali Perlakuan tersebut adalah perlakuan perendaman embrio hasil ginogenesis pada fase bintik mata pada dosis aromatase inhibitor sebanyak 0 mg/L, 15 mg/L, 30 mg/L, dan 45 mg/L. Parameter utama yang diamati adalah persentase kelamin jantan, betina, dan kelamin tidak berdiferensiasi (tidak berkembang). Penentuan jenis kelamin ini dilakukan saat pemeliharaan iken 5 bulan. Parameter penunjang yang diamati antara lain adalah derajat penetasan telur, tingkat kelangsungan hidup, bobot dan panjang akhir ikan, Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan sidik ragam setelah memenuhi asumsi. Rerata derajat penetasan telur pada perlakuan dosis aromatase inhibitor sebesar 0, 15, 30, dan 45 mg/L berturut-turut adalah 91%; 90%; 94,67%; dan 98,33%. Analisis ragam yang dilakukan terhadap derajat penetasan telur menunjukkan hasil

You might also like