Professional Documents
Culture Documents
1. Website DPR-RI
Dari kriteria yang telah disebutkan diatas, kami mendapatkan sebuah contoh proyek yang dapat dikatakan gagal. Walapun berskala kecil, namun proyek tersebut sempat menyita perhatian banyak pihak di Indonesia. Proyek yang dimaksud adalah proyek pembangunan website resmi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Kegagalan proyek tersebut dapat diuraikan berdasarkan tolak ukur yang telah disebutkan diatas. Berdasarkan tolak ukur pertama, dapat dipastikan bahwa pelaksanaan proyek tersebut berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Karena sesuai dengan peraturan yang ada dalam pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah, proyek harus dilaksanakan tepat waktu. Apabila melampaui batas waktu yang telah ditentukan, maka akan dikenakan sanksi terhadap penyedia barang/jasa. Selama ini tidak pernah terdengar bahwa proyek tersebut mengalami keterlambatan. Berdasarkan tolak ukur kedua, dapat dikatakan sebenarnya proyek ini juga berhasil karena tidak melebihi pagu yang telah ditentukan. Namun dilihat dari kelayakan secara umum, proyek ini sangat tidak layak dilakukan melihat dari ukuran finansialnya. Nilai pemeliharaan proyek yang mencapai Rp. 8,4 M/tahun, Pemeliharaan situs Rp 1,3M/tahun, serta pengembangan sistem yang mencapai angka Rp 12 M sangat layak dipertanyakan. Dilihat dari biaya yang telah dikeluarkan, maka dapat dikatakan bahwa website tersebut adalah website termahal yang ada di dunia. Padahal apabila dilihat dari fitur website tersebut yang kebanyakan hanya berisi berita dan peraturan yang bisa diunduh, tentu nilai tersebut sangat tidak pantas. Berdasarkan tolak ukur ketiga, proyek bisa dikatakan gagal. Mungkin kita masih ingat tentang insiden yang pernah terjadi ketika anggota komisi VIII DPR-RI melakukan studi banding ke Australia. Ketika diminta alamat email, maka salah satu staf memberikan alamat email gratis yang biasa kita gunakan sehari-hari, yaitu email Yahoo. Tentu saja hal tersebut menjadi bulanbulanan media massa di tanah air, karena DPR-RI sendiri telah memiliki webmail yang bisa digunakan oleh anggotanya. Sehingga webmail tersebut menjadi sia-sia apabila tidak digunakan
semaksimal mungkin. Dari sudut pandang tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya wemail yang juga tercakup dalam proyek website tersebut tidak dibutuhkan oleh penggunanya, yaitu anggota DPR RI serta pihak yang bersewang seperti Sekjen DPR-RI. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa proyek tersebut gagal dilihat dari sisi biaya yang telah dikeluarkan serta manfaatnya bagi user. SUMBER : http://news.detik.com/read/2011/05/04/175929/1632619/10/minta-takdipojokkan-komisi-viii-dpr-sudah-ada-alamat-email-khusus
bisa dibayangkan, investasi ke situ sudah pasti tidak tergolong kecil, kalau berkaca pada hal sejenis oleh instansi pemerintah. Akhirnya sia-sia, tidak terpergunakan sebagaimana mestinya. Padahal sebetulnya biaya maintenance-nya untuk fasilitas seperti itu tidaklah seberapa. Buktinya, kami secara pribadi yang dari segi ekonomi tidak termasuk berlebih, bisa menangani www.selayar.com. Padahal domain go.id sampai detik ini belum membutuhkan biaya tahunan sebagai mana domain international seperti .com. Sumber : http://selayar.org/economics-a-politics/92-abu-abu-proyek-it
Smart di Kantor Pelayanan SIM setempat dengan mengisi formulir, pendaftaran, mengikuti tes teori dan praktek, mengikuti proses pemotretan dan terakhir mengaktifkan SIM Smart di Bank BRI. Petugas Bank BRI akan memberikan panduan tentang pengaktifan SIM Smart dan menganjurkan kepada pemegang SIM untuk mengisi saldo ke dalam SIM Smart. Adapun pengisian saldo SIM Smart (top up) dapat dilakukan secara tunai maupun "overbooking" dari Kartu Debit BRI atau Kartu Debit bank lain, baik melalui mesin EDC, ATM maupun teller di seluruh Kantor Cabang Bank BRI, kata Ali. Nantinya para pemegang SIM dapat melakukan penggantian SIM Smart pada saat perpanjangan dan perubahan dari SIM biasa ke SIM Smart, tidak dikenakan biaya. Ditargetkan seluruh pemegang SIM di wilayah kerja Polda Metro Jaya akan dapat menggunakan SIM Smart yang ke depan dimungkinkan dapat dipergunakan untuk transaksi di pom bensin, secure parking, minimarket dan lain-lain. Namun sampai dengan saat ini project tersebut tidak lagi terdengar kabar beritanya. SUMBER : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/03/26/linbv4-sim-smart-alat-bayarbila-kena-tilang