You are on page 1of 27

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA III (MFS 3581) PENGUKURAN TETAPAN HALL DAN RAPAT PEMBAWA MUATAN DENGAN

METODE EFEK HALL (FZP-3)

Disusun Oleh: Nama/ No Mhs Kelompok : Erwin Isna Megawati / 11978 : Senin -IV

Hari/ Tanggal Praktikum : Senin / 9 Mei 2011 Rekan Kerja Asisten Dosen Pembimbing : Aji Wijayanto : Reny Eryolamda : Kuwat Triyana, Ph.D

LABORATORIUM FISIKA ZAT PADAT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Efek Hall adalah pemisahan muatan dalam kawat. Gejala efek Hall bisa dilihat apabila arus dialirkan pada suatu penghantar sekaligus menempatkannya dalam medan magnet secara tegak lurus, kemudian terjadi defleksi elektron karena adanya medan magnet tersebut. Bersamaan hal tersebut muncul pula tegangan Hall. Dari adanya efek hall tersebut, kita dapat mengetahui besarnya konstanta hall dan besarnya rapat pembawa muatan suatu penghantar. Effek Hall terjadi ketika konduktor pembawa arus tertahan pada medan magnet, medan memberi gaya menyamping pada muatan-muatan yang mengalir pada konduktor. Dua lempengan yang mengalirkan arus yang salah satunya menyalurkan arus I ke kanan karena sisi kiri lempengan itu dihubungkan dengan terminal positif baterai, dan sisi kanan dihubungkan ke terminal negatif baterai. Lempengan ini berada dalam medan magnetik yang diarahkan ke dalam. Partikel positif bergerak ke atas lempengan, yang membuat bagian bawah lempengan itu mengandung muatan negatif. Pemisahan muatan ini menghasilkan medan elektrostatik pada lempengan yang melawan gaya magnetik pada pembawa muatannya. Apabila medan elektrostatik dan medan magnetik seimbang, pembawa muatan tidak lagi bergerak ke atas. Pada keadaan setimbang, bagian atas lempengan tadi bermuatan lebih positif, sehingga berada pada potensial yang lebih tinggi dari bagian bawah yang bermuatan negatif.

B. Tujuan 1. Mempelajari gejala Fisika yang dinamakan Efek Hall 2. Menentukan nilai Tetapan Hall dan Rapat Pembawa Muatan dengan metoda Efek Hall

BAB II DASAR TEORI Efek Hall adalah efek berbeloknya aliran listrik (elektron) dalam pelat konduktor karena pengaruh medan magnet. Kejadiannya mengikuti hukum tangan kanan ato gaya lorentz mengenai interaksi arah medan magnet dengan arah arus listrik. Dari pembelokan muatan elektron tersebut terjadi akumulasi di salah satu bagian material (sampel) sehingga menimbulkan beda potensial yang disebut dengan tegangan hall (Vh). Dari percobaan ini bisa digunakan untuk karakterisasi bahan bagaimana sifat listriknya sehingga lebih lanjut bisa diterapkan sebagai sensor. Ditinjau suatu bahan tipis tebal dengan medan magnet serbasama (homogen) = 0 . Arus listrik ajeg mengalir dalam bahan tersebut sepanjang sumbu x. Setiap muatan q mengalami gaya magnetik sebesar:

= = 0 Dengan: = gaya magnetik

(1)

= besar kecepatan hanyut (drift velocity) muatan-muatan listrik di dalam bahan.

Gaya magnetik selanjutnya menyebabkan terjadinya penimbunan muatan-muatan listrik yang berbeda jenis pada kedua sisi bahan, sehingga timbul medan listrik transversal tegak lurus sumbu x yaitu pada arah sumbu y yang dinamakan medan Hall. Kehadiran medan menimbulkan gaya listrik = yang berlawanan arah dengan gaya magnetik . Dalam keadaan seimbang berlaku = atau = 0 (2)

Setelah dicapai keadaan setimbang tidak terjadi lagi pembelokan muatanmuatan listrik. Oleh karena bersifat serbasama maka berlaku

= Dengan: = tinggi bahan

(3)

= beda potensial antara kedua permukaan bahan yang menampung muatan-muatan listrik yang berlawanan tanda. Beda potensial ini dinamakan Potensial Hall. Kecepatan hanyut dalam persamaan (2) dapat dinyatakan dalam arus ajeg yang dapat diukur langsung. Bila adalah rapat pembawa muatan (jumlah pembawa muatan per satu satuan volume bahan) dan = , adalah luas penampang bahan. Dari kaitan = dan = =

, diperoleh: (4)

Penggabungan persamaan-persamaan (2), (3) dan (4) menghasilkan

= Dengan

(5)

(6)

Adalah tetapan yang nilainya hanya bergantung pada parameter-parameter mikroskopis bahan cuplikan. Tetapan ini dinamakan tetapan Hall. Persamaan (5) di atas menegaskan bahwa berbanding lurus dengan 0 dan . Kenyataan ini mewujudkan dalam eksperimen efek Hall untuk menentukan parameter mikroskopis bahan atau tebal cuplikan serta tetapan Hall. Percobaan ini menggunakan 0 tetap sehingga dengan mengubah-ubah besar dan merekam nilai untuk tiap nilai akan memperoleh hubungan linear antara dengan dalam wujud garis lurus. Nilai-nilai tetapan , atau tebal cuplikan dapat ditentukan dari besarnya gradient garis lurus tersebut.

BAB III METODE EKSPERIMEN A. Alat dan Bahan 1. Unit electromagnet 2. Gaussmeter 3. Sumber arus DC 4. Voltmeter (10-5 volt) 5. Cuplikan Tungsten, dan Silver (perak) 6. Jangka sorong

B. Skema Percobaan

C. Tata Laksana Percobaan 1. Disusun alat dan bahan yang digunakan seperti pada skema percobaan di atas. 2. Cuplikan diletakkan di daerah antara kutub-kutub magnet. 3. Gaussmeter digunakan untuk mengukur medan magnet dari kutub-kutub magnet, sesaat sebelum dimasukkan cuplikan. 4. Pengamatan dilakukan dengan variasi IH dari 0, 0.8, 1.6, 2.4, 3.2, 4.0, 4.8, 5.6 dan 6.4. 5. Diulangi langkah diatas, dengan mengubah nilai I A yaitu dari 1 A, 2 A, 3 A, dan 4 A. 6. Dibuat grafik VH vs IH, kemudian ditentukan besar tetapan Hall dan rapat pembawa muatan untuk tiap data yang diperoleh. 7. Dibandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang tercantum di dalam literatur.

D. Analisa Data = 0

= = =

x a = 5 x 10-5 m q = 1,6 x 10-19C N= 250 lilitan = 4107 = 7 = 0,07 Bo 1A= 20, Bo 2A= 40, Bo 3A= 60, Bo 4A= 80

Keterangan :

VH (volt) mm

IH (A) Persamaan rapat muatan : = =


0

rapat pembawa muatan

= 20 = Mencari tetapan Hall = . = . = VH (volt) mm

Bo

BAB IV HASIL EKSPERIMEN A. DATA IH (A) 0,0 0,8 1,6 2,4 3,2 4,0 4,8 5,6 6,4 IA=1A 0,08 1,25 1,53 2,21 3,24 3,62 4,40 5,04 7,09 VH (volt) x 10-4 IA=2A 1,32 2,68 2,75 3,28 3,93 4,36 5,52 6,58 7,21 IA=3A 0,23 2,80 3,58 4,80 5,55 6,21 6,35 7,03 8,60 IA=4A 0,46 1,16 1,41 2,05 2,76 3,23 4,41 5,20 5,85

B. GRAFIK 1. Grafik hubungan antara VH Vs IH pada IA=1A

2. Grafik hubungan antara VH Vs IH pada IA=2A

3. Grafik hubungan antara VH Vs IH pada IA=3A

4. Grafik hubungan antara VH Vs IH pada IA=4A

5. Grafik hubungan antara VH Vs B0 pada IH 3.2 A

6. Grafik hubungan antara VH Vs B0 pada IH 5.6 A

C. HASIL PERHITUNGAN 1. Persamaan rapat muatan Pada B0= 20 = 2,58 0,18 1024 /3 Pada B0= 40 = 5,75 0,39 1024 /3 Pada B0= 60 = 6,76 0,67 1024 /3 Pada B0= 80 = 11,8 0,58 1024 /3 2. Menentukan tetapan Hall Dari grafik VH Vs B0 pada IH 3.2 A diperoleh nilai: = 0,30 0,06 105 m3c-1 Dari grafik VH Vs B0 pada IH 5.6 A diperoleh nilai: = 0,25 0,08 105 m3c-1

BAB V PEMBAHASAN Eksperimen pengukuran tetapan hall dan rapat pembawa muatan dengan metoda efek hall ini bertujuan untuk mempelajari gejala fisika yang dinamakan efek hall dan menentukan nilai tetapan hall dan rapat pembawa muatan dengan metode efek hall. Dari eksperimen yang telah dilakukan efek hall dapat dinyatakan sebagai pembelokan arah arus. Efek Hall ini didasarkan pada efek medan magnetik terhadap partikel bermuatan yang bergerak. Ketika ada arus listrik yang mengalir pada pelat konduktor, Efek Hall yang ditempatkan dalam medan magnet yang arahnya tegak lurus arus listrik, pergerakan pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi dan menghasilkan medan listrik. Hasil keluaran dari efek hall ini akan menghasilkan sebuah tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang dideteksi. Akibatnya, medan listrik terus membesar hingga gaya Lorentz yang bekerja pada partikel menjadi nol. Hal ini akan menghasilkan perbedaan tegangan ketika pelat konduktor dialiri arus listrik. Perbedaan potensial antara kedua sisi pelat kondutor tersebut disebut potensial Hall. Potensial Hall ini sebanding dengan medan magnet dan arus listrik yang melalui pelat tersebut. Bila tidak ada medan magnet yang dideteksi maka arah arus listrik yang mengalir pada pelat kondutor tersebut akan tepat ditengahtengah dan akan menghasilkan tegangan 0 Volt karena tidak ada beda tegangan antara elektroda sebelah kiri dan elektroda sebelah kanan. Bila ada medan magnet yang terdeteksi maka arah arus listrik yang mengalir pada pelat konduktor berbelok mendekati atau menjauhi sisi elektroda yang dipengaruhi oleh medan magnet. Karena arus mengalir sepanjang sumbu x positif maka elektron bergerak sepanjang sumbu x negatif. Jika arus dibawa oleh muatan pembawa positif yaitu hole, maka pembawa bergerak searah dengan arus. Gaya magnetik menyebabkan pembawa muatan positif maju ke sisi depan sedangkan sisi belakang pelat bermuatan negatif. Pada eksperimen atau praktikum efek Hall ini, praktikan menggunakan metode perhitungan atau rumus dan menggunakan grafik. Metode grafik yang digunakan yaitu menggunakan program KaleidaGraph. Dengan metode grafik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihanya antara lain adalah: lebih mudah untuk dipahami, lebih cepat menentukan nilai gradien relative lebih sederhana dari

pada metode lain, praktikan juga dapat mempunyai gambaran dari data yang telah didapatkan, sedangkan kelemahanya yaitu: hanya mencakup baberapa data, kekurang akuratan dalam menentukan nilai karena keterbatasan skala. Pada eksperimen yang pertama ini setelah merangkai alat sesuai skema, kemudian melakukan eksperimen dengan memvariasikan arus IH yang berbeda yaitu 0.8;1.6;2.4;3.2;4.0;4.8;5.6;6 pada harga I A=1A atau pada Bo=20 tesla, kemudian akan diperoleh nilai V H. Selanjutnya, dengan nilai IH sama seperti percobaan pertama, maka variasi dilakukan dengan menggunakan nilai I A yang berbeda yaitu 2 A; 3A dan yang terakhir 4A. Untuk mendapatkan rapat muatan Hall. Dari data yang diperoleh kemudian di plot ke dalam grafik (V H) vs (IH). Dari besar arus (IH), maka tegangan (VH) yang diperoleh juga semakin besar. IH berbanding lurus dengan V H. Dari grafik dapat diketahui nilai gradien, untuk mencari nilai rapat pembawa muatan. Nilai tegangan yang diperoleh pada 1-4 A semakin meningkat dengan kenaikan arus, hal ini sesuai referensi. Namun seharusnya nilai VH akan berbanding lurus dengan kuat medan magnet yaitu Bo. Namun, dalam eksperimen kali ini terdapat penyimpanagan yaitu pada Bo=80 tesla nilai VH nya lebih kecil dari Bo 20; 40; 60 tesla. Berdasarkan tabel pengamatan yang menggambarkan hubungan antara kuat arus Hall dan tegangan Hall pada saat kuat medan magnetnya konstan, semakin besar kuat arus Haallnya maka semakin besar pula tegangan Hallnya. Jika diambil perbandingan antara kuat medan magnet (Bo) terhadap kuat arus Hall (IH), maka semakin besar kuat medan magnetnya maka kuat arus Hallnya akan semakin kecil. Untuk grafik yang menggambarkan hubungan antara arus Hall (I H) dan tegangan Hall (VH) adalah berbanding lurus yang semakin besa nilai I H nya maka VH nya akan semakin besar pula. Grafik VH Vs IH ini digunakan untuk menentukan atau menghitung nilai rapat muatan. Setelah diperoleh nilai gradien dan digunakan untuk perhitungan, maka diperoleh rapat muatan berikut: Pada B0= 20 = 2,58 0,18 1024 /3 ; Pada B0= 40 = 5,75 0,39 1024 /3 ; Pada B0= 60 = 6,76 0,67 1024 /3 ; Pada B0= 80 = 11,8 0,58 1024 /3 .

Hasil tersebut diatas, berbeda dengan literatur yaitu sebesar 8,47 x 1028 elektron/m3. Hal ini, mungkin dikarenakan oleh alat yang sangat sensitive, menyebabkan arus yang tertera dalam multimeter mudah berubah. Hal ini, berpengaruh pada nilai tegangan yang diperoleh. Kemudian, untuk menentukan tetapan Hall kita harus mengeplot data dalam grafik yaitu nilai Bo : 20, 40, 60 dan 80 dengan nilai V H pada IH 3.2 A dan 5.6 A. Diambil 2 grafik karena untuk membandingkan hasil nilai tetapan hall yang diperoleh. Semakin besar nilai Bo maka nilai VH juga semakin besar. Jadi grafik yang diperoleh adalah grafik linier atau berbanding lurus. Dari grafik diperoleh nilai gradien kemudian dikali dengan nilai a maka akan diperoleh nilai tetapan Hall. Dari perhitungan diperoleh bahwa nilai tetapan Hall berbanding terbalik dengan nilai IH. Karena nilai IH semakin besar ternyata tetapan Hall nya semakin kecil. Nilai tetapan hall yang diperoleh sebagai berikut: Pada IH 3.2 A: = 0,30 0,06 105 m3c-1 Pada IH 5.6 A: = 0,25 0,08 105 m3c-1 Pada eksperimen ini semakin besar nilai IH yang dimasukkan maka nilai dari tetapan hallnya semakin kecil dan ini tidak sesuai dengan referensi sebab seharusnya tetapan hall sebanding dengan arus, hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan pada pembacaan nilai V, sebab nilai v ini selalu berubah-ubah atau tidak konstan berhenti. Untuk tinjauan terhadap referensi, nilai tetapan hall tidak diketahui tetapnya dikarenakan tetapan ini tergantung dari jenis bahan yang digunakan. Namun, secara umum hasil pengamatan yang telah dilakukan telahsesuai dengan teori referensi. Yaitu, saat arus dialirkan dalam sebuah rangkaian makaada tegangan yang sifatnya sebanding lurus dengan arus. Dan ketika arus dilewatkan pada bahan yang memiliki medan Bo , maka akan terjadi pembelokan arus akibat perbedaan beda potensial pada bahan medan Bo.

BAB VI APLIKASI DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KE DEPAN 1. Prinsip kerja sensor ini adalah dengan memanfaatkan fenomena efek Hall. Efek Hall ini didasarkan pada efek medan magnetik terhadap partikel bermuatan yang bergerak.

Ketika ada arus listrik yang mengalir pada divais efek Hall yang ditempatkan dalam medan magnet yang arahnya tegak lurus arus listrik, pergerakan pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi dan menghasilkan medan listrik. Medan listrik terus membesar hingga gaya Lorentz yang bekerja pada partikel menjadi nol. Perbedaan potensial antara kedua sisi divais tersebut disebut potensial Hall. Potensial Hall ini sebanding dengan medan magnet dan arus listrik yang melalui divais. Aplikasi utama sensor efek Hall adalah sebagai sensor posisi dan kecepatan baik linier maupun anguler, dan untuk pengukuran arus listrik tanpa kontak. Kelebihan dari sensor efek Hall adalah struktur yang simpel dan karakteristik yang bagus dalam teknologi fabrikasi mikro. Divais Hall mudah difabrikasi dengan teknologi CMOS dan pengkondisi sinyal elektronik dapat langsung diintegrasikan dengan divais Hall. Kekurangan sensor ini adalah nilai tegangan offset yang tinggi pada keluaran divais. Penyebab offset ini adalah geometri non-simetrik dari divais karena lapisan yang tidak lurus pada proses fabrikasi, defek permukaan, dan variasi hambatan kontak. Nilai dari tegangan offset juga dipengaruhi oleh suhu dan stress divais.

2. Magnetometer yang umum magnetik alat indera kebanyakan sensor efek hall. Sensor ini menghasilkan tegangan sebanding dengan medan magnet diterapkan dan juga polaritas akal. Sebuah magnetometer juga telah dibuat untuk menentukan

karakteristik magnetik bahan magnet dan bahan superkonduktor. Magnetometer yang dibuatter diri dari pembangkit intensitas medan magnet H dan pengukur induksi medanmagnet B. Pembangkit intensitas medan magnet H untuk pengukuran bahanmagnet berupa solenoida berinti besi dan untuk bahan super konduktor berupasolenoida inti udara. Sumber arus mampu memberi arus untuk pembangkitmagnet sebesar 54.000 Amp/m.

3. Karakterisasi sensor Efek Hall UGN 3503 dan tahapan pembuatan alat ukur massa menggunakan Efek Hall atau memanfaatkan efek magnetoresistans. Pada perkembangannya, Sensor magnetik diaplikasikan dalam berbagai bidang antara lain industri, rumah tangga, kesehatan, pendidikan dan masih banyak lagi bidangaplikasi yang lain. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan penggunaan sensormagnetik yang mempunyai banyak kelebihan antara lain: linieritas dan kestabilanyang tinggi, tidak merusak (nondestruktif), sensitivitas terhadap arah yang tinggi, reliable, relatif sederhana dan biaya operasi yang murah, sehingga ada tendensidari manusia untuk menggunakan sensor tersebut. Di sisi lain, pengukuran massa sebuah benda memiliki essensi yang tinggidalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada pengukuran massa sebuah jasapengiriman surat, pengukuran massa bahan-bahan kimia, untuk membuatkomposisi reaksi kimia di bidang industry kimia, untuk pengukuran komposisibahan pada perusahaan makan dan masih banyak essensi yang lain. Pembuatanalat pengukur massa dapat dilakukan dengan memanfaatkan sensor misalnyaaplikasi sensor pergeseran linier (LVDT) sebagai pengukur massa berbasismikrokontroler. Dari permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian tentangsensor magnetik Efek Hall dalam aplikasinya untuk pengukuran massa.Dalam mengaplikasikan sensor sebagai pengukur massa, maka variableyang menjadi subyek adalah massa. Perancangan dan realisasi rangkaianpendukung sistem meliputi desain perangkat mekanik, rangkaian sensor efek Hall,rangkaian penguat selisih, rangkaian pengubah analog ke digital (ADC), systemminimum mikrokontroler dan rangkaian penampil seven segment.

4. Efek Hall aplikasi juga telah diperluas untuk aplikasi industri,yang sekarang menggunakan Efek Hall Joysticks untuk mengontrol katuphidrolik, menggantikan tuas mekanis tradisional. Such applications include;Mining Trucks, Backhoe Loaders, Cranes, Diggers, Scissor Lifts, etc. Aplikasi inimeliputi;

Pertambangan Truk, Backhoe Loader, Cranes, Diggers, Scissor Lift, dll

BAB VII KESIMPULAN Efek Hall adalah efek berbeloknya aliran listrik (elektron) dalam pelat konduktor karena pengaruh medan magnet. Kejadiannya mengikuti hukum tangan kanan atau Gaya Lorentz mengenai interaksi arah medan magnet dengan arah arus listrik. Dari pembelokan muatan elektron tersebut terjadi akumulasi di salah satu bagian material (sampel) sehingga menimbulkan beda potensial yang disebut dengan tegangan Hall. Dari hasil percobaan didapatkan: 1. Persamaan rapat muatan Pada B0= 20 = 2,58 0,18 1024 /3 Pada B0= 40 = 5,75 0,39 1024 /3 Pada B0= 60 = 6,76 0,67 1024 /3 Pada B0= 80 = 11,8 0,58 1024 /3 2. Menentukan tetapan Hall Dari grafik VH Vs B0 pada IH 3.2 A diperoleh nilai: = 0,30 0,06 105 m3c-1 Dari grafik VH Vs B0 pada IH 5.6 A diperoleh nilai: = 0,25 0,08 105 m3c-1

Semakin besar arus Hall (IH) maka semkin besar pula tegangan Hallnya (VH). Semakin besar arus Hall (IH) maka semakin kecil konstanta Hallnya (RH). Semakin besar kuat medan magnet (Bo) maka semakin besar pula rapat pembawa muatannya.

DAFTAR PUSTAKA Staf Laboratorium Fisika Zat Padat. 2011. Buku Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika III. Laboratorium Fisika Zat Padat. Yogyakarta: Fakultas MIPA UGM. Kittel, C., 1986, Imtroduction to Solid Physics, edisi 6, Jhon Wiley & Sons, New York http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/baijournal/Harmen_Ranc ang%20Bangun.pdf http://www.batan.go.id/ptrkn/file/vol_12_02/4.Edit_teguh.pdf http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16294 http://ikhwanpcr.blogspot.com http://oerleebook.files.wordpress.com/2009/10/efekhall-oerlee.pdf

LAMPIRAN PERHITUNGAN 1. Persamaan rapat muatan Pada B0= 20 = 20 = 0.97 1.6 1019 5 105

= 2,58 1024 elektron/m3


20 (0.0695 ) 0.97 2 1.6510 24

= 2 = Pada B0= 40 =

= 0,18 1024 elektron/m3

40 = 0.87 1.6 1019 5 105

= 5,75 1024 elektron/m3


40 (0.06) 0.87 2 1.6510 24

= 2 =

= 0,39 1024 elektron/m3

Pada B0= 60 = 60 = 1.11 1.6 1019 5 105

= 6,76 1024 elektron/m3


60 (0.11) 1.11 2 1.6510 24

= 2 = Pada B0= 80 =

= 0,67 1024 elektron/m3

80 = 0.85 1.6 1019 5 105

= 11,8 1024 elektron/m3


2 80 (0.042 ) 0.85 2 1.6510 24

= 0,58 1024 elektron/m3

2. Menentukan tetapan Hall Dari grafik VH Vs B0 pada IH 3.2 A diperoleh nilai: = . = 0.06 5 105 = 0.30 105 = . = 0.013 5 105 = 0.06 105 Dari grafik VH Vs B0 pada IH 5.6 A diperoleh nilai: = . = 0.05 5 105 = 0.25 105 = . = 0.016 5 105 = 0.08 105

You might also like