You are on page 1of 7

MANAJEMEM LUKA BAKAR A. Pengertian Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para medis.

Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. (Muhammad Lattifur, 2009).

B. Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi : 1. Luka Bakar Termal Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya. (Corwin 2007) 2. Luka Bakar Kimia Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. (Corwin 2007) 3. Luka Bakar Elektrik Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh. (Corwin 2007) 4. Luka Bakar Radiasi Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi. (Graber et al 1996)

C. Derajad Luka bakar Kedalaman luka bakar tergantung oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintesis seperti nilon dan dakron selain mudah terbakar juga mudah lumer oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat derajat kedalaman.
Kedalaman dan Bagian Gejala Penampilan luka Perjalanan kesembuhan derajat kulit yang terkena

luka bakar

Derajat satu (superficial) Tersengat matahari Terkena api dengan intensitas rendah Derajat dua (Partial Thickness) Tersiram air mendidih Terbakar oleh nyala api

Epidermis

Kesemutan Hiperestesia (supersensitive)

Memerah, menjadi putih

Kesembuhan lengkap dalam 1 minggu Pengelupasan kulit

Rasa nyeri mereda bila bila ditekan didinginkan Minimal atau tanpa edema

Epidermis dan bagian dermis

Nyeri Hiperestesia Sensitif terhadap udara yang dingin

Derajat tiga (Full Thickness) Terbakar nyala api Terkena cairan mendidih

Epidermis, keseluruha n dermis dan kadangkad ang jaringan subkutan

Melepuh dasar luka berbintikbint ik merah, epidermis retak, permukaan luika basah Edema Tidak terasa nyeri Kering, luka Syok baker Hematuria&kemungki berwarna nan putih seperti hemolisis bahan kulit Kemungkinan terdapat atau gosong luka Kulit retak masuk dan keluar dengan

Kesembuhan dalam 23 minggu Pembentukan parut&depigment asi Infeksi dpt mengubahnya mjd derajat tiga Pembentukan esker Diperlukan pencangkokan Pembentukan parut&hilangnya kontur serta fungsi

dalam waktu yang lama tersengat arus listrik

(pada luka bakar listrik)

bagian lemak yang nampak Edema

kulit Hilangnya jari tangan atau ekstremitas dapat terjadi

Umumnya luka bakar memiliki kedalaman yang tidak seragam. Ketika dinilai, luka bakar biasanya mencakup daerah-daerah cedera superfisial pada bagian perifer luka dengan peningkatan kedalaman di sebelah proksimal. Setiap daerah memiliki 3 zona cedera. Daerah yang sebelah dalam mengalami kerusakan yang paling parah, sedangkan zona yang sebelah luar kerusakannya paling ringan. Daerah sebelah dalam dikenal sebagai zona koagulasi dimana terjadi kerusakan seluler. Daerah yang tengah disebut zona statis tempat terjadinya gangguan suplai darah, inflamasi dan cedera jaringan. Daerah ini masih dapat diselamatkan sampai derajat tertentu dengan resusitasi cairan. Daerah sebelah luar merupakan zona hyperemia. Zona ini merupakan luka bakar derajat satu yang harus sembuh dalam waktu 1 minggu dan lebih khas untuk cedera terbakar atau tersengat arus listrik dibanding cedera akibat cairan yang panas.

D. Fase Luka Bakar


1. Fase akut

Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
2. Fase sub akut.

Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan proses inflamasi dan infeksi.

3. Fase lanjut.

Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.

E. Luas luka bakar


Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:

Kepala dan leher : 9%,


1. Lengan masing-masing : 9% : 18% 2. Badan depan 18%, badan belakan 18% : 36% 3. Tungkai masing-masing 18% : 36% 4. Genitalia : 1%

F. Penatalaksanaan 1. Resusitasi A, B, C. a. Pernafasan: Udara panas - mukosa rusak oedem - obstruksi. Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin iritasi Bronkhokontriksi obstruksi - gagal nafas.

b. Sirkulasi: Gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra vaskuler - hipovolemi relatif - syok - ATN - gagal ginjal.

2. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka. 3. Resusitasi cairan - Baxter. Dewasa : Baxter RL 4 cc x BB x % LB/24 jam. 3x pemberian. 8jam pertama, kedua dan tiga

Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal: RL : Dextran = 17 : 3

2 cc x BB x % LB.

Kebutuhan faal: < 1 tahun 1 3 tahun 3 5 tahun : BB x 100 cc : BB x 75 cc : BB x 50 cc

- diberikan 8 jam pertama - diberikan 16 jam berikutnya.

4. Monitor urine dan CVP 5. Topikal dan tutup luka a. Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik. b. Tulle. c. Silver sulfa diazin tebal. d. Tutup kassa tebal. e. Evaluasi 5 7 hari, kecuali balutan kotor. 6. Obat obatan: a. Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian. b. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur. c. Analgetik : kuat (morfin, petidine) d. Antasida : kalau perlu

G. Penanganan Luka Bakar Beberapa prinsip penanganan luka bakar secara umum adalah: 1. Hentikan kontak dengan sumber panas untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan yang lebih parah 2. Andaikan terjilat api, jangan berlari karena tindakan ini justru akan memperbesar nyala apinya, lebih baik berguling-guling. Siram dengan air atau selimuti dengan selimut basah 3. Bila terkena zat kimia, harus segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya. Lebih baik lagi mencucinya di bawah kran air.

4. Bila terkena aliran listrik, putuskan aliran listrik tersebut selekas mungkin dengan menarik steker dari kontaknya atau melepaskan sekering. Lalu lepaskan penderita dari barang yang mengandung aliran listrik dengan menggunakan banda yang tidak menghantarkan aliran listrik, misalnya sepotong dahan kering atau papan. Penolong pun harus terisolasi, misalnya dengan berdiri di atas papan kering, tumpukan koran atau pakaian kering. 5. Apapun penyebab luka bakar, turunkan suhu luka bakar dengan air mengalir atau kompres air dingin (bukan dengan air es atau es batu) selama 10-20 menit. 6. Bila korban berada di dalam ruang tertutup, segera dibawa ke ruang terbuka atau yang memiliki ventilasi yang baik.

Pre Hospital Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya. Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin, asam mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis

Hospital Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu. 1. Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam. 2. Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan dada untuk bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain

yang dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costa. 3. Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter. Formula Baxter Total cairan = 4cc x berat badan x luas luka bakar Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, dan sisanya dalam 16 jam berikutnya

Penanganan luka bakar listrik 1. Sebelum menyentuh korban Anda harus memastikan bahwa lingkungan Anda sudah aman dan sumber listrik sudah putus 2. Segera beri air mengalir pada daerah aliran masuk dan keluar pada tubuh korban untuk memberikan pendinginan. 3. Segerea gunakan karung tangan jika tersedia, berikan balutan yang steril dan bersih dan gunakan jenis balutan yang tidak banyak benang terlepas untuk mencegah terjadinya infeksi 4. Berikan dukungan kepada korban

You might also like