You are on page 1of 3

1.

Gross Domestic Product (GDP) adalah penghitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis. kita membagi pengeluaran agregat menjadi empat komponen, konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor netto. Kita akan membahasnya satu per satu. 1) Konsumsi, atau secara lebih spesifik pengeluaran konsumsi perorangan, adalah pembelian barang dan jasa akhir oleh rumah tangga selama satu tahun. Contohnya : dry cleaning, potong rambut, perjalanan udara, dsb. 2) Investasi, atau secara lebih spesifik investasi domestik swasta bruto, adalah belanja pada barang kapital baru dan tambahan untuk persediaan. Contohnya : bangunan dan mesin baru yang dibeli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. 3) Pembelian pemerintah, atau secara lebih spesifik konsumsi dan investasi bruto pemerintah, mencakup semua belanja semua tingkat pemerintahan pada barang dan jasa, dari pembersihan jalan sampai pembersihan ruang pengadilan, dari buku perpustakaan sampai upah petugas perpustakaan. Di dalam pembelian pemerintah ini tidak mencakup keamanan sosial, bantuan kesejahteraan, dan asuransi pengangguran. Karena pembayaran tersebut mencerminkan bantuan pemerintah kepada penerimanya dan tidak mencerminkan pembelian pemerintah. 4) Ekspor netto, sama dengan nilai ekspor barang dan jasa suatu negara dikurangi dengan impor barang dan jasa negara tersebut. Ekspor netto tidak hanya meliputi nilai perdagangan barang tetapi juga jasa. Contohnya seperti yang kita ketahui selama ini adalah ekspor barang-barang manufaktur ke negera lain serta ekspor tenaga kerja seperti TKI dan TKW.

2. PDB mengukur total pengeluaran barang dan jasa di semua pasar dari sebuah perekonomian. Jika total pengeluaran ini meningkat dari satu tahun ke tahun berikutnya, maka ada salah satu dari dua indikasi yang mengukur kebenaran hal tersebut. Pertama, perekonomian yang bersangkutan mmeproduksi lebih banyak output barang dan jasa; atau kedua, barang dan jasa itu dijual dengan harga yang lebih tinggi. Untuk itu, digunakan sebuah ukuran yang disebut sebagai PDB riil (real GDP). Dengan mengevaluasi nilai produksi saat ini berdasarkan patokan harga di masa lampau, PDB riil dapat menunjukkan ada-tidaknya dan sejauh mana perubahanperubahan kuantitas atau tingkat produksi barang dan jasa dari waktu ke waktu. Sedangkan, PDB nominal (nominal GDP) mengevaluasi nilai produksi barang dan jasa pada saat ini berdasarkan harga yang tengah berlaku pada saat yang sama. Dalam PDB nominal memang terlihat kenaikan produksi karena adanya peningkatan kuantitas produksi barang atau jasa. Namun, ada unsur penting lainnya yang turut menyebabkan kenaikan total pengeluaran tersebut, yakni kenaikan harga.

Adanya kenaikan harga ini dianggap bahwa terdapat indikasi inflasi jika kita ingin mengukur kesejahteraan perekonomian menggunakan perhitungan PDB nominal. Karena seperti yang kita ketahui, secara tidak langsung indikasi inflasi ini akan menunjukkan menurunnya tingkat kemakmuran masyarakat. Sehingga PDB nominal tidak dapat menjelaskan kesejahteraan perekonomian secara keseluruhan. 3. Suku Bunga Nominal Suku bunga nominal adalah suku bunga yang biasa kita lihat bank atau media cetak. Misalnya perusahaan meminjam uang dari bank sebesar $100.000 selama setahun pada suku bunga nominal 10%, maka pada akhir tahun perusahaan harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar $110.000 (yaitu $100.000 x 10%). Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya, bank memberlakukan suku bunga 10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke depan adalah 0%, maka bank mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika ekspektasi inflasinya adalah 3%. Suku Bunga Riil Suku Bunga Riil adalah suku bunga setelah dikurangi dengan inflasi, (atau suku bunga riil = suku bunga nominal ekspektasi inflasi). Misalnya pada contoh diatas inflasi yang diantisipasi adalah sebesar 3% dan suku bunga nominal naik menjadi 13%, maka suku bunga riil sebenarnya tidak berubah (yaitu 13% 3%). Suku bunga riil sangat penting dipertimbangkan. Bagi orang yang menabung uang di bank, misalnya, dengan tingkat suku bunga 5% dan inflasi tahun tersebut ternyata sebesar 4%, maka suku bunga riil yang ia peroleh hanyalah sebesar 1%. Hal ini dikarenakan inflasi yang terjadi selama ia menabung uang telah mengurangi nilai keuntungan (bunga) yang diperoleh. Sementara bagi orang yang meminjam uang dari bank, jika suku bunga pinjaman sebesar 12% dan tingkat inflasi sebesar 5%, maka suku bunga riil yang harus dibayar hanyalah 8%. Ini dikarenakan harga barang dan jasa (termasuk pendapatan si peminjam) rata-rata naik sebesar 5%, sehingga biaya atas pinjaman (cost of capital) hanya tinggal 8%. 4. Secara teori, dalam pengurangan tingkat konsumsi akan menurunkan angka PDB suatu negara yang berimbas pula terhadap penurunan tingkat tabunga/saving di suatu negara. Sesuai dengan teori pada kebijakan fiskal, apabila nilai konsumsi menurun ,bisa disebabkan oleh tinkat suku bunga yang naik yang sekaligus akan memberikan efek domino terhadap penurunan perekonomian negara. Apabila sebaliknya terdapat penambahan investasi di suatu negara, maka hal itu akan memacu munculnya lapangan kerja baru. Demikian sebaliknya jika dilakukan kebijakan fiskal kontraktif, penambahan pajak akan mengurangi investasi dan pengeluran pemerintah yang ditahan tidak akan mengalir ke masyarakat dalam bentuk kesempatan kerja. Dari kebijakan seperti ini, masyarakat luas yang akan menerima efek kongkretnya. 5. Stabilisasi ekonomi terwujud jika stabilitas polittik dan keamaan terjaga. Sedangkan stabilitas politik dan keamanan bisa dicapai jika kesejahteraan rakyat terjamin. Aspek kesejahteraan rakyat belakangan ini amatlah rapuh. Untuk itulah, aspek ini yang harus jadi fokus pemerintahan lima tahun ke depan.

Potret derajat kesejahteraan rakyat kita bisa dipahami dengan cara menyimak isu tentang pengangguran, rumah tangga miskin (RTM) dan perkembangan konsumsi rumah tangga. Kita harus obyek menyikapinya agar memiliki dasar yang relevan dalam merumuskan aneka kebijakan untuk mewujudkan stabilitas politik, keamanan dan stabilitas ekonomi. Jumlah pengangguran meningkat cukup signifikan akibat krisis ekonomi. Sementara pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dari kisaran 6 persen menjadi sedikit di atas 4 persen tahun ini. Ditambah lagi dengan niat pemerintah menghentikan pengiriman TKI ke Malaysia. Lagipula di lingkungan politik negara kita sebagai contohnya, kita bisa menyimak bagaimana kebobrokan moral yang dilakukan pemimpin-pemimpin kita. Negara yang maju adalah negara yang perekonomiannya maju yang dipegang oleh pemimpinpemimpin yang benar-benar mempedulikan kesejahteraan dan kemajuan rakyatnya. Hal ini sudah tidak bisa dipungkiri lagi karena saling bersinergi satu sama lain. Pemerintahan di negara kita hanyalah sebuah panggung ilusi belaka bagi para politikus-politikus yang di dalamnya. Mekanisme yang bisa dijadikan solusi bagi terciptanya kesejahteraan perekonomian adalah dengan meningkatkan ketrampilan masyarakat agar mau menciptakan lapangan usaha sendiri, yakni UMKM.

You might also like