You are on page 1of 9

Mata Kuliah: Psikologi Seksual Kuliah ke: 5 Materi: Norma Seksual & Cinta Dosen: Rah Madya Handaya,M.

Psi

NORMA PERILAKU SEKSUAL Norma perilaku seksual dari masa ke masa: Zaman Romawi Seks bebas Timbul penyakit (syphilis/gonoerhoea) Pembatasan oleh agama Zaman Victoria: Perilaku seks terkendali (oleh negara)/terbatas Ditemukan obat (penisilin) Seks bebas lagi Zaman sekarang Timbul penyakit lagi (Herpes. HIV/AIDS) Seks terbatas lagi (abstinensi, monoloyalitas, kondom) Pembatasan oleh agama lagi

Permasalahan norma seksual: Norma ganda: Laki-laki vs perempuan: Laki-laki lebih bebas Perempuan sumber dosa Menikah vs lajang: yang lajang ternyata lebih bebas melakukan hubungan seks Norma agama vs non-agama (KUHP)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Perubahan norma: Perubahan zaman: dulu boleh sekarang dilarang (poligami), dulu tidak pantas sekarang lazim (busana) Barat (hub. seks pranikah) vs Timur (kawin paksa) Modern (pornografi) vs tradisional (nikah di bawah umur) Dampak hubungan seks ekstra marital (di Indonesia): Perceraian Penyiksaan anak Ledakan emosi (histeria) Guilty feeling Anxiety Depresi Penyalah gunaan obat Bunuh diri Balas dendam Korban lebih banyak pada wanita Mitos tentang seks: Penyakit kelamin bisa dicegah dengan: Jamu Pil anti biotik (1 butir) Mencuci alat kelamin Hub. Seks lebih baik daripada masturbasi Masturbasi timbulkan penyakit 1-2 kali sanggama tak mungkin hamil Hamil karena renang Hamil karena ciuman Coitus interuptus sebelum wanita orgasme cegah hamil Rempah-rempah intra vaginal untuk kencangkan vagina Cula badak/ tangkur buaya untuk kencangkan pria

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Pembesaran penis dengan jamu/urut/teknologi Viagra: Gosip atau fakta? CINTA

Welster & Welster (1978) Membagi 2 jenis cinta: Passionate love: Romantic love or infatuation: is a state of extreme absorption with dan desire for another. Perasaan yang intens, ada kelembutan, kecemasan, hasrat seksual, kepuasan Rangsangan fisiologik yang intens: peningkatan detak jantung, blushing, excitement Bersifat sementara, bersifat menggebu di awal hubungan, cenderung menghindari konflik dan tidak melihat sisi negatif dari pasangan. Companionate love: Characterized by friendly affection and a deep attachment that is based on extensive familiarity with the loved one. Saling tergantung Jangka waktu lama Biasanya merupakan kelanjutan dari passionate love, namun bisa juga dimulai dari companionate love dan berkembang menjadi passionate love (mis: dari teman baik menjadi pasangan kekasih) Kegiatan seks dalam companionate relationship merefleksikan kasih sayang, hubungan yang mendalam, meaningful dan lebih memuaskan. Zick Rubin (1970, 1973): Cinta memiliki 3 komponen: attachment, caring & intimacy Attachment is a persons desire for the physical presence and emotional suport of the other person

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Caring is an individuals concern for the others well being Intimacy is the desire for close, confidential communication with the other

Sternbergs Triangular Theory of Love Sternberg cinta memiliki 3 elemen: 1. Intimacy elemen emosi memungkinkan untuk adanya kehangatan, keterbukaan dan saling percaya.

2. Passion elemen motivasi didasari oleh dorongan dari dalam diri seseorang yang merubah rangsang fisiologis kepada keinginan seksual 3. Commitment elemen kognitif keputusan / ketersediaan untuk mencintai dan tetap bersama orang yang dicintai

8 Tipe hubungan cinta yang merupakan kombinasi dari ketiga elemen: Tipe 1. Non Love 2. Liking 3. Infatuation Deskripsi Tidak ada ketiga elemen, hubungan bersifat casual Elemen intimacy Ada kedekatan, pengertian, dukungan moral, kasih sayang, keterikatan & kehangatan elemen passion cinta pada pandangan pertama ketertarikan seksual secara fisik tanpa intimacy & komitmen cepat timbul, bisa cepat hilang, tetapi bisa juga bertahan lama
Rah Madya Handaya M.Psi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

4. Empty Love 5. Romantic Love 6. Companionate Love 7. Fatuous Love

8. Consummate Love

elemen komitmen biasanya pada hubungan yang telah berjalan sangat lama, atau perjodohan elemen intimacy & passion pasangan merasa tertarik secara fisik dan terikat secara emosional tetapi tidak terikat satu sama lain elemen intimacy & komitmen biasanya pada hubungan jangka panjang dimana ketertarikan fisik sudah hilang tetapi karena masih saling menyayangi tetapi tinggal bersama elemen passion & komitmen terikat hanya berdasarkan passion tanpa sempat membangun intimacy biasanya tidak bertahan lama ketiga elemen ada complete love

Lees Style of Loving Ada 6 styles of loving: 1. Romantic love style (eros): menekankan pada penampilan fisik dalam mencari pasangan 2. Game-playing love style (ludus): senang berganti-ganti pasangan, love is for fun 3. Possesive love style (mania): hubungan cinta diwarnai dengan kecemburuan dan banyak gejolak serta menyakitkan secara emosional 4. Companionate love style (storge): kasih sayang dan komitmen berkembang perlahan dan dapat bertahan lama 5. Altruistic love style (agape): memiliki karakteristik tidak mementingkan diri sendiri dan memiliki keinginan untuk memberi pada pasangan tanpa mengharapkan pamrih 6. Pragmatic love style (pragma): memilih pasangan berdasarkan rasional dan kriteria praktis seperti kesamaan minat. Falling in Love: Why and with Whom? Erich Fromm (1965): union with another person is the deepest need of human Rollo May (1969): as people experience their own solitariness, they long for the refuge of union with another through love The Chemistry of Love
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya M.Psi PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Michael Liebowitz & Anthony Walsh: Ketika sedang jatuh cinta, orang merasakan seperti high disebabkan karena brain chemistry. Perasaan bergairah, excitement dan euforia disebabkan oleh 3 unsur kimia di otak (neurotransmitter: komunikasi antar sel otak): norepinephrine, dopamine dan phenylethylamine (PEA). seperti obat amphetamine Ketika kita bertemu dengan seseorang yang kita anggap menarik, maka PEA mulai bekerja Euforia tidak berlangsung lama karena tubuh menjadi terbiasa (tolerance) terhadap PEA. Dengan berjalannya waktu, otak tidak mampu untuk terus memproduksi PEA dan akibatnya euforia tersebut mulai menghilang. Saat periode ini terjadi, orang dapat merasakan kecemasan, putus asa dan sakit secara psikologis Bila mampu melewati periode ini dan masuk ke dalam hubungan jangka panjang, maka otak akan memproduksi endorphins efeknya secara perlahan akan menimbulkan perasaan aman dan damai. What leads a person to fall in love with a particular individual? Proximity Kedekatan geografis dari seseorang dengan orang lainnya, berperan penting dalam ketertarikan antar dua orang. Kesamaan tempat tinggal akan menghasilkan rasa familiar dan membuat kita merasa mampu untuk meramalkan perilaku Similarity Kesamaan keyakinan, nilai dan minat Orang cenderung menyukai orang lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya Reciprocity Ketika kita menerima suatu ekspresi dari rasa suka atau cinta, maka kita cenderung untuk memberikan respon yang serupa Physical Attractiveness Keindahan fisik adalah faktor penting dalam munculnya rasa tertarik
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya M.Psi PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Orang dengan penampilan menarik dipersepsikan sebagai mudah disukai, menarik, menyenangkan, bahagia, seksi, kompeten dan memiliki kemampuan sosial yang baik dibandingkan orang yang memiliki penampilan kurang menarik. The Development of Intimacy Self-Love Mencintai diri sendiri mampu untuk melihat diri sendiri secara positif, menghargai diri sendiri dan perduli dengan dirinya. Erik Erikson (1965): perasaan positif pada diri sendiri adalah modal untuk hubungan yang memuaskan The Phases of a Relationship Inclusion Tahap perkenalan; suatu undangan bagi orang lain untuk memulai suatu hubungan Dapat menjadi dasar bagi suatu hubungan Response Cara kita untuk berespon terhadap usaha orang lain untuk berkenalan akan menentukan hubungan selanjutnya Misal: membalas dengan senyuman atau memalingkan muka Respon yang dapat meningkatkan hubungan: mendengarkan orang lain, memahami cara pandang orang lain, menunjukkan minat untuk bertemu lagi Care Rasa peduli yang tulus terhadap kesejahteraan (well-being) orang lain Akan memotivasi seseorang untuk memperhatikan hasrat dan minat orang lain yang akan berdampak pada kebahagiaan orang tersebut Trust Rasa percaya bahwa pasangan akan berperilaku secara konsisten yang dapat membantu berkembangnya suatu hubungan yang stabil.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Affection Melibatkan perasaan hangat dan kelekatan (attachment) Ada keinginan untuk dekat secara fisik Playfulness Tahap pengembangan dari hubungan yang intim di mana masing-masing menunjukkan rasa senang terhadap kehadiran pasangan. Dapat ditunjukkan dengan tertawa bersama, menikmati aktivitas bersama dengan penuh kesenangan Genitality Melibatkan kontak genital yang merupakan wujud dari rasa cinta

Kecemburuan (White, 1981): Disebabkan oleh: Dorongan untuk hubungan yang eksklusif Perasaan inadekwat Kecemburuan pada pria: Bersumber pada harga diri Wanita adalah sumber harga diri Kecemburuan pada wanita: Bersumber pada ketergantungan pada hubungan itu sendiri (tidak ada alternatif yang lebih baik)

Penyebab perceraian: Faktor statis (Newcomb & Bentler, 1981) Perkawinan usia muda Ambisi dan hasrat prestasi yang tinggi Laki-laki ingin mengatur Perempuan ingin berprestasi dan bekecerdasan tinggi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Faktor dinamis (Levinger, 1979) kombinasi antara: Faktor pengikat (penghasilan, rasa sayang, seks) Tidak adanya kendala (biaya cerai, anak-anak, keluarga, agama) Adanya alternatif (kebebasan, iktan lain, pasangan seks lain)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

You might also like