You are on page 1of 20

PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

MAKALAHKELOMPOK Disusun untuk memenuhi tugas Dari dosen mata kuliyah Pengembangan Kurikulum Dosen Pembimbing: Drs. Harsunu Joko Susilo

Disusun oleh: Zainal Abidin Metha Novita Ridlyatul R N

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ULA NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK JURUSAN TARBIYAH PRODI S1 PAI Nopember, 2010

BAB I PENDAHULUAN PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM A. LATAR BELAKANG Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam system pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Selain hal tersebut, peranan seorang guru sangatlah penting dalam pengembangan kurikulum sehingga mudah diterima oleh siswa dalam proses belajar mengajar. Seperti halnya diketahui bahwa setiap kurikulumberisikan sesuatu yang dicitacitakan dalam pendidikan, artinya hasil belajar yang di inginkan dapat dimiliki oleh anak didik. Oleh karena hal tersebut, maka peranan seorang guru sangatlah penting dalam pengembangan kurikulum, serta dalam mengambil keputusan, apa yang akan di ajarkan, dan bagaimana mengajarkannya. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan yang akan dikupas dalam makalah ini adalah: 1. Apakah peranan guru dalam pengembangan kurikulum ? 2. Apa saja model peranan guru dalam pengembangan kurikulum ? 3. Apakah peranan guru dalam segi pengelolaan ? C. TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang diinginkan adalah: 1. Mengrtahui peranan guru dalam pengembangan kurikulum

2. Mengetahui kurikulum

model

peranan

guru

dalam

pengembangan

3. Memahami peranan guru dalam segi pengellaan

BAB II PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dalam pelaksanaan kurikulum disekolah selalu melibatkan para guru. Karena guru memegang memegang terutama peranan peranan penting yang dalam sentral kurikulum mengambil keputusan, apa yang akan diajarkan, dan bagaimana mengajarkannya. sebagaipelaksana Guru kurikulum, menjabarkan

potensial menjadi menjadi kurikulum actual dalam proses belajar mengajar atau mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam buku kurikulumsesuai dengan petunjuknya kepada siswa dengan proses belajar mengajar. bergantung Itulah sebabnya berhasil dan tidaknya termasuk kurikulumbanyak padaperanan guru

pengembangannya. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum tersebut adalah: 1. Guru sebagai perencana pengajaran. Artinya ia harus membuat perencanaan pengajaran dan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. 2. Guru sebagai pengelola pengajaran harus dapat menciptakan situasi belajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditentukan. 3. Guru sebagai evaluator,artinya ia melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah anak didik telah mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan. Dalam melaksanakan melaksanakan tugas dan peranan-peranan jawab di atas, guru Guru

dituntut untuk mampu mengembangkan sikap professional dalam tanggung pendidikan. professional dalam hubungan ini adalahguru yang memiliki keahlian sebagai guru. Artinya, guru itu harus memiliki keahlian sebagai guru.

Selain hal tersebut, guru harus mempunyai kompetensi dasar sebagai syarat untuk memangku profesi tersebut. Kompetensi guru seperti dikemukakan Gleser ada 4 hal,yakni: 1. Menguasai bahan pelajaran. 2. Kemampuan mendiaknosis tingkah laku siswa 3. Kemampuan melakukan proses pengajaran 4. Kemampuan mengukur hasil belajar siswa Dalam hal lain, Guru adalah titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar. Penguasaan ketrampilan tersebut bergantung pada bahan yang dimilikinya dan latihan keguruan yang telah dialaminya. Keberhasilan belajar mengajar antara lain ditentukan oleh kemampuan kepribadiannya. Guru harus bersikap terbuka dan menyentuh kepribadian siswa. Guru perlu mengembangkan gagasan secaa kreatif, memiliki hasrat dan keinginan serta wawasan intelektual yang luas. Guru harus yakin terhadap potensi belajar yang dimiliki oleh siswa. Hal-hal yang perlu dikuasai guru; guru perlu memahami dan menguasai banyak hal agar pelaksanaan pengajaran berhasil, guru juga harus mau dan mampu menilai diri sendiri secara terus menerus dalam kaitannya dengan tingkat keberhasilan dan pelaksanaan pengajarannya. Guru harus menguasai bahan pengajaran sesuai jenjang kelas yang diajarnya, menguasai strategi pembelajaran yang berguna untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa dan guru juga harus menjadi suri tauladan bagi siswanya dan memberikan hal-hal yang bermakna bagi perkembangannya kelak. Pengembangan kurikulum dari segi pengelolaannya dibedakan antara yang bersifat sentralisasi dan desentralisasi.

1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi Disini guru tidak mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi yang bersifat makro, mereka berperan dalam kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim khusus, guru menyusun kurikulum dalam jangka waktu 1 tahun, atau 1 semester. Menjadi tugas guru untuk menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan pelajaran sesuai kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi, kurikulum yang tersusun sistematis dan rinci akan memudahka guru dalam implementasinya. 2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum desentralisasi Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah. Pengembangan kurikulum ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah tersebut. Jadi kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah punya kurikulum sendiri. Peranan guru lebih besar daripada dikelola secara sentralisasi, guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaran dalam program tahunan/semester/satuan pengajaran, tetapi did alam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya. Di dini guru juga bukan hanya berperan sebagai pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun, pengembang dan juga pelaksana dan evaluator kurikulum.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Guru adalah titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar. Penguasaan ketrampilan tersebut bergantung pada bahan yang dimilikinya dan latihan keguruan yang telah dialaminya. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum tersebut adalah: 4. Guru sebagai perencana pengajaran. Artinya ia harus membuat perencanaan pengajaran dan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. 5. Guru sebagai pengelola pengajaran harus dapat menciptakan situasi belajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditentukan. 6. Guru sebagai evaluator,artinya ia melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah anak didik telah mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Dr. Oemar, 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung: Mandar Maju. Syaodih, Nana, 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ali, Muhammad. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru.

PROFESIONALISME GURU
MAKALAH KELOMPOK Disusun untuk memenuhi tugas semester V mata pelajaran Ilmu Pendidikan Islam Dosen Pembimbing Drs.M Arif AM,M.A

Disusun oleh: Nurul Hidayatul Fajriyah Ridlyatul Rifatun Niamah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ULA NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI/S1

Desember, 2010

BAB 1 PENDAHULUAN PROFESIONALISME GURU A. LATAR BELAKANG Istilah professional pada umumnya adalah orang yang mendapat upah atau gaji dari apa yang dikerjakan, baik dikerjakan secara sempurna maupun tidak. Dalam hal ini adalah seorang guru yang dikatakan professional. Pekerjaan professional ditunjang oleh

suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin diperoleh dari lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimiliknya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru. Oleh karena itu, peranan dan fungsi guru sangatlah penting dalam pembelajaran. Terlebih lagi keprofesionalan seorang guru dalam mengembang amanahnya dalam mentransfer ilmu yang dimilikinya, ksesuai dengan bidangnya. Sehingga dildapatlah produk yang bermutu yang sesuai dengan tujuan dari kurikulum yang digunakan. Terlebih lagi, seorang guru agama, yang dimohon tampil lebih dalam keprofesionalannya dalam menstransfer ilmu, karena tidak hanya membentuk watak yang cerdas akan tetapi juga berbudi luhur dan beraklakul karimah. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dianggkat adalah: 1. Apa yang dimaksud Guru Profesional? 2. Apa saja komponen dalam membentuk Keprofesinalan seorang guru? 3. Seberapa pentingnya keprofesionalan seorang pendidik? C. TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Mampu memahami tentang keprofesionalan pendidik 2. Mampu memehami komponen pembentuk keprofesionalan 3. Mampu mewujutkan seberapa pentingnya professional seorang guru

BAB II PROFESIONALISME GURU A.PENGERTIAN PROFESIONALISME Profesional adalah orang yang mendapat upah dari apa yang dikerjakan secara sempurna atau tidak. Sedangkan guru dalah seorang pendidik yang mentransferkan ilmunya untuk membentuk pesertya didik yang sesuai dengan tuntutan zaman. Profesinalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik atau pengajar dan meliputi kemempuan merencanakan, malakukan, melaksanakan

evaluasi pembelajaran. Pada prinsipnya guru harus disupervisi secara periodic dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak

maka kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk melakukan supervise. Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kinerja guru yang ditandai dengan kesadaran dan ketrampilan melaksanakan tugas secara bertanggung jawab. B.KOMPONEN PEMBENTUK PROFESIONAL Profesional dilakukan oleh yang memenuhi adalah pekerjaan atau kegiatan yang seseorang dan menjadi standar mutu atau sumber penghasilan serta

kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan norma tertentu memerlukan pendidikan profesi. Dari pengertian di atas, seorang guru yang professional harus memenuhi empat kompetensi guru yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yaitu: 1. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a. Konsep, struktur, dan metode keilmuan, teknologi, seni yang menaungi, koheren dengan meteri ajar. b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah c. Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait. d. Penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. e. Kompetisi secara professional dalam konstek global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. 2. Kompetensi Kepribadian, yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, beraklak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi yaitu kinerja merupakan sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3. Kompetensi Profesional, kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.

4. Kompetensi Sosial, yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: a. Berkomunikasi lisan dan tulisan b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua murid dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Menurut Surya Suebroto (2002) tugas guru dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam tiga kegiatan, yaitu: 1. Menyusun pelajaran. 2. Menyajikan/melaksanakan pengajaran seperti menyampekan materi, menggunakan metode mengajar, menggunakan media/sumber, mengelola kelas/mengelola interaksi belajar mengajar. 3. Melaksakan evaluasi belajar, menganalisis hasil evaluasi belajar, melaporkan hasil evaluasi belajar dan melaksanakan program perbaikan dan pongayaan. Secara umum, baik sebagai pekerjaan ataupun sebagai profesi, guru selalu disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang amat penting. (Suparlan,2006). Guru,siswa dan kurikulum merupakan tiga komponen utama dalam system pendidikan nasional. Ketiga komponen pendidikan itu merupakan condition sine quanon atau syarat mutlak dalam proses pendidikan di sekolah. program pengajaran seperti program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester, program satuan

Melaui mediator guru atau pendidik, siswa dapt memperoleh menu sajian bahan ajar yang diolah dalam kurikulum nasional ataupun dalam kurikulum muatan local. Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fdasilitator agar siswa dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya swasta. Kedepan professional lagi tuntutan meningkatkan dan kualitas diupayakan guru oleh hangat dibicarakan secara optimal melalui lembaga pendidikan

disekolah, baik yang didirikan pemerintah atau masyarakat atau

pemerintah sekarang. Guru professional bukan lagi merupakan sosok yang berfungsi sebagai robot, tetapi merupakan dinamisator yang mengantar potensi-potensi peserta didik ke daerah kreatifitas. Tugas seorang guru professional meliputi tiga bidang utama, yaitu: 1. Bidang profesi 2. Bidang Kemanusiaan 3. Bidang Kemasyrakatan. C.SEBERAPA PENTINGNYA PROFESIONAL TERKEJUT dan KAGET. Ungkapan inilah yang tepat untuk menggambarkan berap terhentaknya kita semua mendegar laporan Sekretaris Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) yang disampaikan pada acara Konferensi Nasional Matemarika XIII dan Kongres Himnpunan Matematika Indonesia yang diselenggarakan Unnes Semarang. Saat itu Sekretasis BNSP mengatakan bahwa secara nasional jumlah guru SD yang tidak layak mengajar mencapai 609.217 orang atau sekitar 49,3 % dari tenaga pendidik yang ada di Indonesia. Setelah direfleksi mendalam, kita temukan berbagai makro. persoalan muncul silih berganti melanda dunia pendidikan nasional kita baik yang berskala mikro maupun yang

Selain tantangn yang amat beat utamanya dalm upaya menyiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global juga masih dihadapkan pada dampak buruk dari krisis dalam berbagai bidang kehidupan dan kenaikan harga BBM yang ber implikasi pada meningkatnya biaya pendidikan di segal jalur jenis dan jenjang pendidikan. Salah satu permasalahan esensial pendidikan yang sampai saat ini masih dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenis, jenjang, jalur, dan satuan pendidikan. kualitasnya. Bahkan kalau kita hasil amati lebih cermat tentang kondisi Humas pendidikan dinegeri ini dari hari ke hari semakin menuruun Berdasarkan penelitian Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP 2005 saat ini kita berada pada tingkat 110 dari 174 negara yang diteliti. Jika dibandingkan dengan Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura kita jauh tertinggal. Hal ini menunjukkan betapa rendahnya daya saing SDM Indonesia untuk memperoleh posisi kerja yang baik ditengah persaingan global yang kompetitif. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, menejemen mutu pendidikan sekolah, system SKS, dan menyiapkan sekolah unggul. Bahkan untuk yang terakhir ini menurut Dirjen Mendiknas pemerintah menyediakan dana blockgrant Rp 500 juta pertahun selama lima tahun. Namun demikian sampai saat ini tanda-tanda bahwa dunia pendidikan kita semakin membaik tidak kunjung muncul indikasinya. Pertanyaannya, mengapa sampai saat ini mutu pendidikan nasional kita masih memprihatinkan dan apa akar persoalannya semua itu terjadi?????????????

Guru: Pihak yang tertuduh Asumsi tersebut tentunya tidak semuanya benar mengingat banyaknya komponen mikrosistem pendidikan yang ikut menentukan kualitas pendidikan. Namun begitu, guru memang merupakan salah satu komponen mikrosistem pendidikan yang sangat srategis dan banyakj mengambil peran didalam proses pendidikan persekolahan. Dampak kualitas kemampuan professional dan kinerja guru bukan hanya akan berkontribusi terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan (output) melainkan juga akan berlanjut pada kualitas kinerja dan jasa para lulusan tersebut dalam pembangunan, yang pada gilirannya kemudian akan Nampak pengaruhnya terhadap kualitas peradapan dan martabat hidup manusia. Begitu srategis dan pentingnya posisi guru dalam pendidikan, maka tuntutan guru yang berkualitas dan professional merupakan suatu keniscayaan yang tidak bias dihindari. Terlebih setelah dilahirkan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, tuntutan profesionalisme itu semakin kuat. Persoalannya untuk mendapatkan guru yang professional dan berkualitas sudah barang tentu-mustahil dapat terjadi dengan sendirinya melainkan harus diupayakan penyiapan dan pengembangannya secara terusmenerus terencana dan berkesinambungan. Upaya pengembangan itu memang merupakan suatu keharusan, mengingat tuntutan standaar kualitas serta kebutuhan dilapangan juga terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi di era global ini. secara luas, khususnya dalam pendidikan

PENUTUP Kesimpulan

You might also like