You are on page 1of 68

TUGAS AKHIR

ANALISA TEGANGAN PADA KETEL UAP PABRIK TAHU


BERDASARKAN STANDAR MEGYESY DENGAN BANTUAN
SOFTWARE CATIA




Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Teknik
Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta


Oleh :
SURATNO
NIM: D 200 000 015




JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing I
dan Dosen Pembimbing II untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Tugas
Akhir Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Disusun dan disiapkan oleh :
Nama : Suratno
NIM : D 200 000 015
JUDUL : Analisa Tegangan Pada Ketel Uap Pabrik Tahu
Berdasarkan Standar Megyesy Dengan Bantuan
Software Catia





Pembimbing I


(Ir. Pramuko Ilmu Purboputro, MT)
Pembimbing II


(Tri Widodo Besar Riyadi,ST,MSc)


HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul : Analisa Tegangan Pada Ketel Uap Pabrik
Tahu Berdasarkan Standar Megyesy Dengan Bantuan Software Catia ini,
telah disahkan oleh dewan penguji sebagai sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana S-1 Teknik Mesin di Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta yang disusun oleh :
Nama : Suratno
NIM/NIRM : D 200 000 015
Telah disahkan, pada :
Hari : .
Tanggal : .

Tim Penguji:
Penguji I : Ir. Pramuko Ilmu Purboputro, MT. ( )

Penguji II : Tri Widodo Besar Riyadi,ST, MSc. ( )

Penguji III : Ir. Sartono Putro, MT. ( )



Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta




(Ir.H. Sri Widodo, MT.)
Ketua
Jurusan Teknik Mesin




(Marwan Effendy,ST, MT.)

MOTTO

Yaa Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah bagiku urusanku dan
lepaskanlah kekakuan lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku
(Q.S. Thoha : 25-28 )
Hidup itu seperti roda yang berputar, kadang diatas dan kadang dibawah.
Lupakanlah semua kegagalan masa lalumu, buka lembaran baru untuk
kehidupan kamu yang baru.
Lakukan apa yang bisa kamu lakukan hari ini, jangan pernah menunda
pekerjaanmu karena itu akan menjadi sebuah beban yang berat bagimu.













HALAMAN PERSEMBAHAN

Tulisan ini kepersembahkan untuk :
Kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan segenap kasih sayang
dan doa yang tiada henti-hentinya serta pengorbanan yang tulus dalam
setiap langkahku. Bapak dan Ibu hanya ini yang dapat aku persembahkan
dan masih banyak lagi yang belum bisa aku lakukan untuk
membahagiakan bapak dan ibu, aku mohon maaf.
Adikku tercinta dan keluarga besarku yag telah memberi semangat yang
begitu besar bagiku.
Titik Nur Khazanah yang telah banyak membantuku baik secara moril
maupun materiil.
Almamaterku Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.









KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan seru sekalian alam, Allah SWT,
atas segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalah
sucinya kepada seluruh umat manusia di muka bumi dan membawa mereka yang
tersesat ke jalan yang diberkati oleh Allah SWT.
Tugas Akhir ini berjudul Analisa Tegangan Pada Ketel Uap Pabrik Tahu
Berdasarkan Standar Megyesy Dengan Bantuan Software Catia disusun untuk
memenuhi sebagian dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana teknik pada
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Dengan adanya bimbingan, petunjuk,
bantuan dan dorongan baik material dan spiritual, maka skripsi ini dapat penulis
selesaikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penyusun mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Ir.H. Sri Widodo, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Bapak Marwan Effendy,ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Bapak Ir. Pramuko Ilmu Purboputro, MT sebagai Pembimbing I, atas
bantuannya dengan memberikan kemudahan bimbingan dan
keramahannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Sungguh semua
perkataan bijak bapak sangat berarti besar dan tidak akan terlupakan oleh
penulis.
4. Bapak Tri Widodo Besar Riyadi,ST, MSc sebagai Pembimbing II, atas
bimbingan, masukan, arahan dan dorongan semangat yang begitu besar
kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Jasa-jasa bapak
tidak akan terlupakan oleh penulis karena atas nasehat bapak penulis juga
dapat mengetahui apa sebenarnya arti hidup ini bagi penulis.
5. Segenap Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik atas
keramahannya.
6. Segenap Staff dan Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
telah banyak membantu penulis.
7. Keluarga besarku yang selalu membimbing dan mengingatkan untuk terus
maju dan tidak kenal menyerah.
8. Teman-teman Teknik Mesin 2000: Momon, Eko, Hedy, Rohmad,
Wahyudi (bebek), andri, Darmo, Wahyono, Yatno, Haris, dan semuanya
yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan kalian
selama ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan moral dan material sehingga Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penyusun serahkan segalanya.
Semoga kebaikan anda dicatat sebagai amal shaleh. Amin ya Rabb al-Alamin.

Surakarta, Oktober 2005

Penulis
ABSTRAKSI

Perancangan bejana ketel uap dapat digunakan metode yang sederhana.
Pada perancangan bejana ketel uap pada pabrik tahu ini digunakan metode
Megyesy dengan bantuan Software Catia. Tujuan dari perancangan dengan
metode ini adalah untuk menyederhanakan perancangan bejana dan menguji hasil
perancangan dengan analisa tegangan secara simulatif.
Pada metode Megyesy digunakan suatu rumus baku yang digunakan
untuk menghitung ketebalan plat bejana berdasarkan tekanan, diameter, dan
parameter lain pada ketel. Dari perhitungan tersebut kemudian digambarkan dan
dianalisa tekanan yang terjadi pada ketel secara simulasi dengan program Catia.
Dengan program ini dapat diketahui bagian mana saja pada ketel yang lemah atau
belum memenuhi syarat keamanan dari standar yang ada.
Dari perancangan dan perhitungan tebal dinding (shell) dan tutup (head),
diketahui tebal tutup 0,16 inchi, dan tebal shell 0,16 inchi. Adapun head yang
digunakan adalah tipe sphere. Data lain ukuran ketel diperoleh dari hasil survei,
dimana dimensi bejana ketel uap sebagai berikut : diameter bejana bagian luar
1500 mm, panjang ketel 2000 mm, dan tekanan yang diijinkan 2 bar. Dengan
menggunakan analisa dengan simulasi Catia maka tebal dinding dan head tersebut
sudah aman pada tekanan yang digunakan.
Kata kunci : Bejana ketel uap, shell, head, catia.




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
MOTTO ................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
ABSTRAKSI ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
LEMBAR SOAL....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Tujuan Perancangan ..............................................................................3
1.3 Manfaat Perancangan ............................................................................3
1.4 Batasan Masalah ....................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ................................6
2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................6
2.2 Landasan Teori .......................................................................................7
2.3 Flowchart Perhitungan .........................................................................18
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN KETEL .................................21
3.1 Data Spesifik Ketel ......21
3.2 Perencanaan Head 22
3.3 Perhitungan Shell .23
3.4 Perhitungan Beban Gempa ...................................................................24
3.5 Pengelasan Pada Ketel .........................................................................26
3.6 Flowchart Perancangan ........................................................................29
BAB IV HASIL PERHITUNGAN SERTA ANALISA TEGANGAN PADA
KETEL UAP ......................................................................................30
4.1 Hasil Perhitungan .................................................................................30
4.1.1 Perhitungan Dinding Ketel ..........................................................30
4.1.2 Perhitungan Tutup Ketel .............................................................30
4.1.3 Perhitungan Beban Gempa ..........................................................31
4.2 Hasil Simulasi Tegangan Pada Ketel Uap Dengan Software Catia .......31
BAB V PENUTUP ...........................................................................................36
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................36
5.2 Saran ......................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Tegangan Normal pada suatu Segmen dari Bejana........... 9
Gambar 2.2 Tutup Bejana Tipe Sphere ................................................ 12
Gambar 2.3 Tutup Bejana Tipe Ellipsoidal ........................................ 12
Gambar 2.4 Tutup Bejana Tipe Cone ................................................... 12
Gambar 2.5 Dinding Ketel Uap ........................................................... 15
Gambar 2.6 Flowchart Perhitungan ..................................................... 18
Gambar 3.1 Desain Ketel yang akan dibuat ......................................... 21
Gambar 3.1 Head tipe sphere .............................................................. 22
Gambar 3.1 Shell Ketel Uap ................................................................ 23
Gambar 3.1 Urutan Pengelasan pada Ketel ......................................... 27
Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan ............................................... 29
Gambar 4.1 Tutup Bejana Ketel Uap dengan Catia ............................ 32
Gambar 4.1 Dinding Bejana Ketel Uap dengan Catia ......................... 33
Gambar 4.1 Bejana Ketel Uap dengan Catia ....................................... 33
Gambar 4.1 Bejana Ketel Uap setelah diberi Tekanan ........................ 34





DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Dinding Ketel ..................................... 30
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Tutup Ketel ......................................... 30
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Beban Gempa ..................................... 63
Tabel 4.4 Perhitungan Beban Angin ................................................ 31
































BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, kemajuan ilmu dan teknologi berkembang
sangat pesat. Para pengguna jasa teknologi dituntut perannya secara aktif
untuk kritis terhadap perkembangan yang ada di depan mata. Perkembangan
ini membuat semua manusia tidak lepas dari produk atau hasil teknologi.
Pabrik yang menjadi garda depan manusia untuk memenuhi kebutuhan
manusia tidak akan lepas dan mesin dan peralatan guna memperkecil tugas
manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu cara yang mulai banyak
digunakan dalam dunia industri adalah menggunakan system komputasi
numeric dengan memanfaatkan fasilitas perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), hal ini dilakukan karena teknologi komputasi
memberikan kemudahan dan fasilitas untuk memperoleh kualitas produk
yang lebih baik dan proses produksi dengan biaya yang lebih rendah.
Akan tetapi banyak peristiwa meledaknya steam boiler pada pabrik
tahu yang tidak jarang hingga menelan korban jiwa mengindikasikan
dengan kuat bahwa standar keamanan (safety standar) maupun piranti
keamanan (safety measure) steam boiler di kebanyakan pabrik tahu masih
sangat rendah.
Ketiadaan safety system maupun safety measure yang memadai
inilah yang menjadi sebab utama kecelakaan di tempat kerja. Atau bisa jadi
sebenarnya safety system atau measure telah ada dan memadai, namun tidak
berjalan sebagai mana mestinya. Dalam hal ini perawatan pengujian berkala
safety measure di tempat kerja berperan besar dalam kecelakaan di tempat
kerja.
Penyebab yang lain adalah kesalahan manusia (human error). Bisa
jadi sebenarnya standar maupun piranti keamanan di tempat kerja telah ada
dan memadai, namun karena kelalaian atau kurangnya kefahaman operator
terhadap system yang ia hadapi berakibat pada kecelakaan kerja.
Analisis kecelakaan (accident analysis) pada suatu kecelakaan di
tempat kerja menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar : bagaimana
kecelakaan itu terjadi, apa yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi dan
mengapa kecelakaan itu tidak bisa dihindari.
Tidak jarang analisis kecelakaan pada suatu kecelakaan di tempat
kerja tidak menemukan satupun kesalahan, baik pada system dan piranti
keamanan yang ada (system keamanan sudah memadai, piranti keamanan
berfungsi normal), maupun pada operatornya (operator tidak lalai dalam
menjalankan alat). Pada kasus seperti ini pada akhimya didapati bahwa
system keamanan yang selama ini umum dipakai dan dianggap telah
memadai, ternyata tidak bisa mencegah terjadinya kecelakaan.
System keamanan baru yang lebih handal biasanya kemudian
direkomendasikan untuk mencegah kecelakaan serupa terulang kembali di
masa yang akan datang. Atau, bisa jadi karena hebatnya akibat yang
ditimbulkan oleh suatu kecelakaan, bukan hanya system keamanan baru
yang direkomendasikan, tetapi keseluruhan system produksi pada suatu
pabriklah yang direkomendasikan untuk diganti.

1.2. Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui, memahami serta mengaplikasikan rekayasa dan
rancang bangun Steam boiler sehingga dapat dioperasikan dengan aman dan
baik dengan menggunakan standar Megyesy dan referensi pendukung
lainnya. Perancangan ini meliputi head, shell, beban-beban yang dialami
bejana, dan instrumen pendukung bejana lainnya.

1.3. Manfaat Perancangan
Adapun manfaat dari perancangan ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat secara teoritis adalah untuk menambah wawasan keilmuan
terutama dalam hal perancangan dan pembuatan ketel uap (steam boiler)
dan melakukan studi komparatif antara materi selama mengikuti
perkuliahan dan realitas di lapangan.
2. Manfaat secara praktis adalah sebagai bahan pengetahuan dan wawasan
bagi penulis, masyarakat bisa, instansi pemerintah dan swasta yang
terkait dengan ketel uap (steam boiler) sehingga tidak salah pilih dalam
pemakaiannya.
3. Sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Teknik Strata Satu (S-1)
pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
1.4. Batasan Masalah
Karena banyaknya permasalahan yang dapat dikembangkan pada
perancangan ini, maka untuk menghindari agar masalah tidak melebar,
maka permasalahan hanya dibatasi pada bagian berikut :
1. Jenis dan fungsi ketel uap (steam boiler).
2. Pemakaian material ketel berdasarkan standarisasi.
3. Perancangan hanya dari segi mekanik pada bagian ketel, tidak termasuk
perancangan sistem perpipaan dan instrument lainnya yang digunakan
pada steam boiler seperti tutup, penyangga dan bahan bakar yang
digunakan.
4. Perancangan steam boiler ini hanya berdasarkan pada standard Megyesy
dan referensi pendukung lainnya yang terdapat dalam daftar pustaka.
5. Dalam rekayasa dan rancang bangun ini tidak meliputi sistem fabrikasi,
kontrol kualitas dan pengujian pada steam boiler.
6. Mempertimbangkan kondisi yang terjadi di lapangan.
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman tentang isi dari tugas kesarjanaan ini
maka penulis membagi laporan ini dalam lima bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan perancangan, manfaat perancangan,
batasan masalah dan sistematika penulisan.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Berisi tentang studi perancangan yang telah dilakukan sebelumnya.
Selanjutnya mengemukakan tentang teori dasar yang menjelaskan jenis
dan fungsi steam boiler, serta asesoris dan perlengkapan lainnya yang
ada pada steam boiler.
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
Berisi tentang data yang diambil di lapangan dan dilanjutkan dengan
formula perancangan yang akan digunakan dalam perancangan ketel uap
(steam boiler).
BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN
Berisi tentang perhitungan dan perancangan pada ketel uap dan
dilanjutkan dengan hasil perhitungan pada perancangan ketel uap (steam
boiler).
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang diuraikan dari hasil perancangan yang
telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang penelitian-penelitian sebelumnya
yang menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
sejenis. Untuk penelitian yang menggunakan simulasi pada bejana tekan,
Toni Wahyono S.A (2006) dalam penelitiannya yang berjudul "Perencanaan
dan Simulasi pada Bejana Tekan Kriogenik Vertikal dengan bantuan
Software Solid Work 2003" menyimpulkan bahwa besarnya faktor
keamanan sangat mempengaruhi dalam perencanaan sebuah bejana tekan.
Untuk itu diperlukan faktor keamanan yang tinggi dalam perencanaan bejana
tekan.

2.2. Landasan Teori
Steam boiler adalah alat untuk memproduksi steam. Steam sendiri
banyak digunakan di industri dalam spectrum yang sangat luas, mulai dari
media pemanas di industri kecil sederhana, hingga penggerak turbin pada unit
pembangkit listrik raksasa berkapasitas puluhan megawatt.
Menurut konstruksinya steam boiler dibedakan menjadi tiga macam
yaitu:
1. Ketel Uap Lorong Api
2. Ketel Uap Pipa Api ( fire tube boiler )
3. Ketel Uap Pipa Air ( water tube boiler )
Pada fire tube boiler di dalam pipa-pipa (tube) yang berada dalam
shell (tabung luar) mengalir gas panas hasil pembakaran untuk
mendidihkan air yang berada di dalam shell. Sebaliknya pada water tube
boiler, air dididihkan di dalam pipa-pipa yang berada di dalam ruang
pembakaran (combution chamber) dimana panas hasil pembakaran
ditransfer menuju pipa-pipa tersebut, baik secara radiasi maupun konveksi.
Fire tube boiler biasa digunakan untuk memproduksi steam bertekanan
rendah hingga sedang. Ini disebabkan konstruksinya yang sederhana.
Sedangkan water tube boiler digunakan untuk steam bertekanan tinggi dan
kapasitas besar. Hal ini cocok dengan konstruksinya dimana tube-tube
yang berada di dalam combution chamber bisa diatur sedemikian rupa
sehingga yang dihasilkan bisa di-superheat lebih lanjut di dalamnya.
Tidak sebagaimana alat penukar panas lainnya, seperti shell and
tube heat exchanger, steam boiler tidak memiliki standar desain
maupun fabrikasi yang baku. Lebih-lebih steam boiler jenis fire tube boiler,
dimana bahan bakar yang biasa digunakan sangat bervariasi, sehingga desain
konstruksinya sangat tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan.
Ketiadaan standar desain ini mengakibatkan orang biasa dengan
mudah merancang dan membuat steam boiler sesuai dengan keinginan dan
kebutuhannya. Disatu sisi hal ini bisa dilihat sebagai hal yang
menguntungkan, sebab biaya pembuatan steam boiler bisa ditekan. Akan
tetapi disisi lain, temyata kemudahan ini berakibat pada pengabaian aspek--
D
L
c

aspek safety operability dan control dart steam boiler tersebut akan
dioperasikan.
Karena fungsinya hanya sebagai pemanas pada proses pemasakan
kedelai, maka steam pabrik tahu adalah steam bertekanan rendah. Kapasitas
steam yang dibutuhkan pun juga sangat kecil jika dibandingkan kebutuhan
steam diindustri kimia, lebih-lebih dinnit pembangkit listrik. Oleh karena
itu semua steam boiler yang digunakan dipabrik tahu adalah jenis fire tube
boiler.
Menurut ASME Code Requirement, hanya material ulet, termasuk
logam yang mampu las dengan baik yang dapat digunakan. Akan bemasalah
jika menggunakan logam nonferrous sebagai bahan baku pembuatan ketel
uap. Hal ini disebabkan logam nonferrous kurang peka terhadap kerapuhan
(ulet) dan tidak tahan api. Kekuatan logam nonferrous berkurang ketika
temperatur meningkat secara bertahap dibandingkan dengan logam ferrous.

Penelaahan kita mulai dengan meninjau suatu steam boiler jenis
silindris




Gambar. 2.1. Tegangan normal yang terjadi pada suatu segmen dari bejana

Sebuah segmen dipisah tersendiri dari ketel ini dengan membuat dua
bidang tegak lurus terhadap sumbu silinder dan sebuah bidang tambahan
yang membujur melalui sumbu yang sama. Keadaan simetri akan
meniadakan terjadinya tegangan geser dalam irisan. Tegangan yang
terjadi adalah tegangan normal
1
dan
2
atau biasa disebut dengan
tegangan utama pada ketel uap. Tegangan-tegangan ini jika dikalikan dengan
masing-masing luas dimana mereka bekerja akan menjaga elemen silinder
tersebut berada dalam kesetimbangan dalam melawan tekanan dalam.
Tegangan normal (a,) atau. disebut juga tegangan pada arah
circumferential bekerja pada arah melingkar dari bejana.

1
=
t
pD
2

P = DLp ......................
(1)

A = 2tL.
dimana :
p = tekanan dalam pada ketel uap (psi atau Kpa)
P = beban (1b)
D = diameter dalam dari ketel uap (inchi atau mm)
L = panjang ketel uap (inchi atau mm)
t = ketebalan dari ketel uap (inchi atau mm)
A = luas shell dari ketel uap (inchi
2
atau mm)
Tegangan normal (
2
) atau tegangan pada arah longitudinal bekerja
pada arah membujur dan ketel uap.

(1)
Popov, E, P., 1996. Mekanika Teknik. Jakarta: Erlangga. Hal 319

1
=
t
pD
2

P = p.A
tutup ....................................
(2)

P = p
4
D

A = Dt
Keterangan :
p = tekanan dalam pada ketel uap (psi atau Kpa)
P = beban (lb)
D = diameter dalam dari ketel uap (inchi atau mm)
T = ketebalan dan ketel uap (inchi atau mm
.
)
A
tutup
= luas dari tutup (head) ketel uap (inchi
2
atau mm
2
)
A = luas dari shell ketel uap (inchi
2
atau mm)
Biasanya dalam perhitungan tegangan longitudinal lebih kecil dari
tegangan circumferential. Keretakan atau cracking yang terjadi terdapat searah
dengan tegangan keliling atau sirkumferensial.
Dalam perancangan ketel uap lebih diutamakan untuk
memperhatikan tekanan dalam dari ketel tersebut. Ketel uap ini bekerja pada
tekanan luar yang normal. Hal tersebut akan sangat berbeda dengan bejana
tekan yang bekerja pada tekanan hampa udara maupun yang bekeria pada
kedalaman tertentu seperti pada kapal selam. Pada ketel uap yang bekerja
pada kapal selam, tekanan luar sangat menentukan ketebalan bejana karena


(2)
Ibid, hal 1.
R
t
tekanan luar dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari tekanan udara normal
(1 atm).
Perancangan pada ketel uap berdasarkan standard Megyesse adalah :
1. Penutup (head)
Pada tekanan internal yang tinggi, silinder dan tutup cenderung
memuai. Ujung material akan mengalami penambahan panjang. Deformasi yang
tidak sama akan mengakibatkan tegangan lentur dan geser pada sambungan.
Antara ujung dari silinder dan penutup harus terdapat kontinuitas fisis. Karena
pertimbangan ini ujung bejana dibuat melengkung. Terdapat dua cara untuk
merancang penutup ketel uap dan ada beberapa tape penutup yang digunakan
antara lain, yaitu :
1. Perhitungan menggunakan parameter bagian dalam ketel uap.
a.. Tipe Sphere dan Hemisphere



Gambar. 2.2. Tutup Bejana Tipe Sphere

t =
P SE
PR
2 . 0 2
+CA .......................
(3)






(3)
Ibid, hal 18.
D
t
D
t
b. Tipe Ellipsoidal



Gambar. 2.3. Tutup Bejana Tipe Ellipsoidal

t =
P SE
PD
2 . 0 . 2
.......................
(4)

c. Tipe Cone dan Conical



Gambar. 2.4. Tutup Bejana Tipe Cone

t =
) 6 . 0 ( cos 2 P SE
PD

.......................
(5)

Catatan :
30, jika lebih dari 30 maka ada perhitungan khusus.
P = tekanan desain atau tekanan maksimal yang bekerja pada
ketel uap (psi atau Pa)
S = nilai tegangan dari material (psi atau Pa)
E = efisiensi dari pengelasan
R = jari-jari bagian dalam ketel uap (inchi atau mm)

(4)
Ibid, hal 18.
(5)
Ibid, hal 20.
D
t
L
r
D = diameter bagian dalam ketel uap (inchi atau mm)
= sudut puncak tutup ketel uap (

)
L = diameter bagian dalam dari tutup tipe Torishperical (inchi
atau mm)
r = jari-jari knuckle bagian dalam V (inchi atau mm)
t = ketebalan tutup V (inchi atau mm)
M = faktor M dicari dari L/r
d. Tipe Torispherical (ASME Flanged dan Dished Head)



i. Jika L /r = 16
3
2

t =
P SE
PL
1 . 0
885 . 0


ii. Jika L /r < 16
3
2

t =
P SE
PLM
2 . 0 2
.......................
(6)


2. Perhitungan menggunakan parameter bagian luar ketel uap.
a. Tipe Sphere dan Hemisphere
t =
P SE
PR
8 . 0 2 +

b. Tipe Ellipsoidal

(6)
Ibid, hal 20.
t =
P SE
PD
8 . 1 2 +

c. Tipe Cone dan Conical
t =
) 4 . 0 ( cos 2 P SE
PD
+
.......................
Catatan :
30, jika lebih dari 30 maka ada perhitungan khusus.
P = tekanan desain atau tekanan maksimal yang bekerja pada
ketel uap (psi atau Pa)
S = nilai tegangan dari material (psi atau Pa)
E = efisiensi dari pengelasan
R = jari-jan bagian dalam ketel uap (inchi atau mm)
D = diameter bagian dalam ketel uap (inchi atau mm)
= sudut puncak tutup ketel uap (

)
L = diameter bagian dalam dari tutup tipe Torishperical (inchi
atau mm)
r = jari-jari knuckle bagian dalam V (inchi atau mm)
t = ketebalan tutup V (inchi atau mm)
M = faktor M dicari dari L/r
d. Tipe Torispherical (ASME Flanged dan Dished Head)
i. Jika L /r = 16
3
2

t =
P SE
PL
8 . 0
885 . 0
+

ii. Jika L /r < 16
3
2

D
t =
) 2 . 0 ( 2 + M P SE
PLM
.......................
(7)

2. Dinding Ketel Uap (Shell)
Pada umumnya dinding shell berbentuk silinder atau bulat.




Gambar. 2.5. Dinding Bejana Tekan

Fabrikasi bejana bulat sangat sulit sehingga bejana silinder lebih banyak
digunakan pada dunia industri. Badan bejana harus dilengkapi dengan
penegak untuk mencegah terjadinya tegangan lebih atau distorsi yang
berasal dari beban eksternal yang besar. Ada dua macam cara merancang
ketebalan dinding ketel uap dengan menggunakan tekanan internal ketel
uap, yaitu:
a. Perhitungan menggunakan parameter bagian dalam ketel uap.
t =
P SE
PR
6 . 0 2
+CA .......................
(8)

P = tekanan desain atau tekanan maksimal yang bekerja pada
ketel uap (psi atau Pa)
S = nilai tegangan dari material (psi atau Pa)

(7)
Ibid, hal 24.
(8)
Eugene F. Megyesy, (Seventh Edition) Pressure Vessel Handook. Tulsa: Pressure Vessel
Handbook Publishing Inc, t.t, hal 18.
E = Efisiensi dari pengelasan
R = Jari jari bagian dalam ketel uap (inchi atau mm)
D = Diameter bagian dalam ketel uap (inchi atau mm)
t = Ketebalan dinding ketel uap (inchi atau mm)
C.A.= nilai korosi yang diijinkan (inchi atau mm)
b. Perhitungan menggunakan parameter bagian luar ketel uap.
t =
P SE
PR
4 . 0 2 +
+CA .......................
(9)

P = Tekanan desain atau tekanan maksimal yang bekerja pada
ketel uap (psi atau Pa)
S = Nilai tegangan dari material (psi atau Pa)
E = Efisiensi dari pengelasan
R = Jari jari bagian luar ketel uap (inchi atau mm)
D = Diameter bagian luar ketel uap (inchi atau mm)
t = Ketebalan dinding ketel uap (inchi atau mm)
C.A = nilai korosi yang diijinkan (inchi atau mm)
3. Beban Gempa
Gempa adalah getaran yang disebabkan adanya gerakan berubah--
ubah dari bumi. Gempa akan menyebabkan bejana tekan bergetar dan
berguncang. Beban gempa digunakan untuk mengantisipasi adanya gerakan
pada bumi yang akan berpengaruh pada kinerja ketel uap.
Shear:

(9)
Eugene F. Megyesy, (Seventh Edition) Pressure Vessel Handook. Tulsa: Pressure Vessel
Handbook Publishing Inc, t.t, hal 18.
V = ZIKCSW
Momen:
M =
(

|
.
|

\
|
+
3
2
) ( .
L
F V T F
t t

M
x
= M |
.
|

\
|
L
X
(pendekatan)
C = koefisien numerik (tidak boleh lebih dari 0.12)
=
T 15
1
=
T
067 . 0

D = Diameter luar ketel uap (ft atau mm)
E = Efisiensi pengelasan
F
t
= Gaya gempa total pada bagian atas ketel uap (lb atau N)
= 0.07 TV (F
t
tidak boleh lebih dari 0.25 V)
= 0 , jikaT < 0.7
L = Panjang ketel
1 = koefisien penting occupancy (untuk ketel memakai 1.0)
K = Faktor gaya horizontal (untuk bejana memakai 2.0)
M = Momen maksimal (pada pondasi) (ft lb atau Nrnrn)
M
x
= Momen pada jarak X (ft lb atau Nmm)
R = Jari-jari ketel uap (inchi atau mm)




2.4. Flowchart Perhitungan





















Mulai
Survei lapangan di
pabrik Tahu Klaten
Data Survei dari pabrik Tahu, Klaten
adalah :
Berat bersih = 100 kg
Volume = 3500 liter
Tekanan internal ketel = 2 bar
D outer ketel = 1500 mm
Panjang ketel = 2000 mm
Max. operating temperature = 200 C
Material = plat baja
A























A
Menghitung tebal Head
t =
P SE
PR
2 . 0 2
+CA
Menghitung tebal shell
t =
P SE
PR
6 . 0 2
+CA
Menghitung beban gempa
Shear
V = ZIKCSW
Momen
M =
(

|
.
|

\
|
+
3
2
) ( .
L
F V T F
t t

M
x
= M |
.
|

\
|
L
X
(pendekatan)
C = koefisien numerik (tidak boleh lebih dari 0.12)
=
T 15
1
=
T
067 . 0


B














































B
Rancangan Ketel Uap
siap pakai
Selesai
2000
1
5
0
0

BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN KETEL

3.1. Data Spesifik Ketel
Untuk memudahkan dalam perancangan sebuah ketel, diperlukan
gambaran dan data-data spesifik yang telah ada dari hasil survey di
lapangan. Dalam perencanaan direncanakan ketel berbentuk spherical,
seperti ketel pada pabrik tahu di Klaten. Adapun data spesifikasi dari ketel
yang digunakan tersebut adalah sebagai berikut.
- Tekanan internal ketel (P
in
) = 2 bar
- Diameter luar (D
out
) ketel = 1500 mm
- Panjang ketel (L) ketel = 2000 mm
- Berat bersih (tara weight) = 100 kg
- Temperatur operasi maks. (T
max
) = 200 C
- Volume ketel = 3500 liter
- Material = plat baja







Gambar 3.1. Desain ketel yang akan dibuat
R
t
3.2. Perencanaan Head
Pada perencanaan ketel ini, akan digunakan bentuk head dengan tipe
sphere.




Gambar 3.2. Head tipe sphere
Material yang digunakan dalam pembuatan head adalah SA 240 tipe
304 (ASME hal 294).
Berdasarkan standar Megyesy, maka untuk perhitungan ketebalan
lapisan plat head adalah sebagai berikut :
t =
P SE
PR
2 , 0 2
+CA
dimana :
P = tekanan kerja
= tekanan operasi + 30 psi atau 10% dari tekanan operasi.
= (2 bar 14,5038) psi + 30 psi
= 59,0076 psi
R = jari-jari luar
= D/2
=
2
1500

= 750 mm = 29,5275 inchi
Berdasarkan standar Megyesy ukuran tebal yang digunakan adalah
30.0 inchi ( yang mendekati angka 29,5275 inchi)
S = stress value of material
= 143 MPa (untuk SA 240 tipe 304)
= 20740,434 psi
E = joint efficiency
= 1 (Megyesy, hal 142)
t = tebal plat ketel
=
0076 , 59 2 , 0 ) 1 434 , 20740 2 (
29,5275 0076 , 59


+ CA
= 0,042 + CA
CA = corrosion allowable
= 0,05 inchi
t = 0,092 inchi = 2,33 mm
Berdasarkan standar Megyesy ukuran tebal yang digunakan adalah
0,16 inchi ( yang mendekati angka 0,092 inchi)
Jari jari internal (R
1
) :
R
1
= R t
1

= 750 2,33 = 747,56 mm

3.3. Perhitungan Shell
Lapisan ketel menggunakan high alloy steel SA 240 tipe 304. Pada
perhitungan tidak mempertimbangkan beban angin.

D




Gambar 3.3. Shell ketel uap
P = tekanan operasi + 30 psi atau 10% dari tekanan operasi.
= (2 bar 14,5038) psi + 30 psi
= 59,0076 psi
T = 80 C
S = 143 MPa
= 1430 bar 14,5038 psi
= 20740,434 psi
E = 1 (Megyesy, hal 142)
R = 750 mm = 29,5275 inchi
CA = faktor korosi = 0,075 inchi
t =
P SE
PR
6 . 0 2
+ CA
=
( ) ( ) 0076 , 59 6 , 0 1 434 , 20740 2
5275 , 29 0076 , 59


+ 0,075
= 0,117 in = 2,98 mm
Berdasarkan standar Megyesy ukuran tebal yang digunakan adalah
0,16 inchi ( yang mendekati angka 0,117 inchi)


3.4. Perhitungan Beban Gempa
- Berat ketel kosong
W
k
= 100 kg 2,2046 lb
= 220,46 lb
- Berat ketel berisi fluida (oksigen) penuh
W = 350 2,2046 lb
= 771,61 lb

- Berat ketel dalam satuan panjang
w =
H
W

=
562 , 6
61 , 771

= 117,588 lb/ft
- Periode Getaran
T = 0,0000265
t
wD
D
H
|
.
|

\
|
2

dimana :
H = 2000 mm = 6,562 ft
D = 1,5 m = 4,921 ft
w = 117,588 lb/ft
t = 0,013 ft
Maka periode getaran :
T = 0,0000265
013 , 0
921 , 4 588 , 117
921 , 4
562 , 6
2

|
.
|

\
|

= 9,94 10
-3
sec

-

Gaya geser akibat gempa (V) :
V = ZlK (CS) W
dimana :
Z = Faktor gempa
= 0,75 (untuk zone 3)
I = Efisiensi penting occupancy
= 1
K = Faktor gaya horizontal
= 2
C = Koefisien numerik
=
T
067 , 0
= 0,67
S = Stress value of vessel material
= 1,5 jika T 2,5 sec
W = 117,588 lb
- Maka, besar gaya geser total pada pondasi adalah :
V = 0,75 1 2 (0.67 1,5) 117,588 (lb)
= 117,264 lb
= 53,190 kg
- Gaya horizontal gempa pada puncak ketel (F
t
)
F
t
= 0,07 TV
= 0,07 0,0094 117,264
= 0,0771 lb
- Momen maksimum gempa (M)
M =
(

|
.
|

\
|
+
3
2
) ( .
H
F V H F
t t

=
(

|
.
|

\
|
+
3
562 , 6 2
) 0771 , 0 264 , 117 ( 562 , 6 0771 , 0
= 39,5256 lb.ft


3.5. Pengelasan pada Ketel
Dalam konstruksi ketel, bagian yang menahan tekanan utama adalah
ketel itu sendiri, karena itu bagian ini harus dibuat dari baja dengan mampu
las dan kekuatan takik yang baik.
Adapun prosedur pengelasan pada ketel adalah sebagai berikut:
a) Proses pengelasan.
Kecuali pada ketel yang besar, biasanya pengelasan ketel selalu
dilakukan dengan tangan. Hal ini dipilih karena sukar untuk
mendapatkan mesin las yang dapat melayani pengelasan dengan posisi
yang berubah secara pelan-pelan.
b) Bahan las.
Pengelasan untuk bagian ketel harus memakai elektroda terbungkus
jenis hidrogen rendah. Sedangkan untuk bagian lainnya dapat digunakan
elektroda terbungkus jenis ilmenit.









Gambar 3.4. Urutan Pengelasan pada Ketel
c) Las pengikat.
Sebelum pengelasan dilakukan, terhadap bagian-bagian yang akan dilas
harus dilakukan pengikatan dulu dengan las ikat. Untuk menghindari
pengerasan pada bagian kaki las, pelaksanaan las ikat harus dapat
dilaksanakan tanpa ada pengulangan.
d) Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Elektroda yang dipilih harus betul-betul sesuai.
2) Pengeringan dan penyimpanan elektroda yang telah dipilih harus
betul-betul diperhatikan.
3) Pelaksanaan pemanasan mula dan akhir harus dilakukan dengan
hatihati.
4) Masukan panas las harus dibatasi.
5) Pelaksanaan pengelasan harus diatur dan disesuaikan dengan
keadaan cuaca.
6) Pengerasan kaki manik harus dihindari.
Pada umumnya pengelasan ketel harus dilakukan oleh juru las yang
mempunyai ketrampilan sangat tinggi terutama bila ketel dibuat dari
baja plat dengan kekuatan 60 kg/mm
2
sampai 80 kg/mm
2
. Dalam hal
ini kadang-kadang juru las yang akan dipekerjakan diharuskan
memiliki suatu sertifikat. yang dikeluarkan oleh suatu badan asosiasi
khusus.

3.6. Flow Chart Perancangan





















Tidak aman
Selesai
Aman
Penyusunan
laporan
Analisa data dengan
standar Megyesy :
Material
Tebal Tangki
Tebal Tutup

Analisa dan simulasi
pada software Catia
Data Survei :
Tekanan Kerja
Berat Operasi
Material
Studi lapangan
(survey)
Mulai
Studi
literatur
Gambar 3.5. Diagram Alir Perancangan
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN SERTA ANALISA TEGANGAN PADA KETEL
UAP
4.1. Hasil Perhitungan
4.1.1. Perhitungan Dinding Ketel
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Dinding Ketel
No Deskripsi Notasi Satuan Hasil Perhitungan
1.
Operating Pressure
(tekanan operasi)
P psi 59,0076
2. Suhu operasi bejana T
0
C 200
3. Efisiensi pengelasan E - 1
4. Jari-jari dalam bejana R inch 30,0
5. Tebal dinding bejana t inch 0,16
6. Faktor korosi (CA) - inch 0,075
7.
Material yang digunakan
pada bejana
- - SA 240 tipe 304

4.1.2. Perhitungan Tutup Ketel
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Tutup Ketel
No Deskripsi Notasi Satuan Hasil Perhitungan
1.
Operating Pressure
(tekanan operasi)
P psi 59,0076
2. Suhu operasi bejana T
0
C 200
3. Efisiensi pengelasan E - 1
4. Jari-jari dalam bejana R inch 30,0
5. Tebal Tutup bejana t inch 0,16
6. Faktor korosi (CA) - inch 0,075
7.
Material yang digunakan
pada bejana
- - SA 240 tipe 304
4.1.3. Perhitungan Beban Gempa
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Beban Gempa
No Deskripsi Notasi Satuan Hasil Perhitungan
1. Berat bejana kosong W
k
kg 100
2. Panjang Ketel L mm 2000
3. Gaya geser akibat gempa V kg 53,190
4. Periode Getaran T Sec 9,94 x 10
-3

5. Efisiensi okupansi I - 1
6. Faktor Gempa t - 0,75
7.
Gaya horizontal gempa
pada puncak ketel
F
t
lb 0,0771
8. Momen maksimum gempa M lb.ft 39,5256

4.2. Hasil Simulasi Tegangan pada Ketel Uap dengan Soft Ware Catia
Pada soft ware Catia perhitungan distribusi faktor keamanan suatu desain
adalah dengan menggunakan kriteria gaya ekuivalen (von misses stress).
Kriteria tersebut menyatakan bahwa material yang dibentuk mulai luluh
ketika von mises stress (gaya ekuivalen) mencapai kekuatan luluh material
yang bersangkutan. Kekuatan luluh (yield strength) digambarkan sebagai
material property. Pada soft ware Catia faktor keamanan dikalkulasikan
pada suatu titik dengan cara membagi kekuatan luluh dari material dengan
gaya ekuivalen pada titik tersebut.
Adapun penafsiran dari harga faktor keamanan (factor of safety)
adalah sebagai berikut:
1. Faktor keamanan kurang dari 1,0. Mengindikasikan bahwa material pada
lokasi tersebut telah luluh dan desain tidak aman.
2. Faktor keamanan sama dengan 1,0. Mengindikasikan bahwa material
pada lokasi tersebut mulai luluh.
3. Faktor keamanan lebih dari 1,0. Mengindikasikan bahwa material pada
lokasi tersebut tidak luluh (aman).
4. Material selanjutnya akan mulai luluh jika kita memberikan beban baru
sebesar beban yang diberikan dikalikan dengan hasil dari faktor
keamanan.

Gambar 4.1. Tutup Bejana Ketel Uap


Gambar 4.2. Dinding Bejana Ketel Uap

Gambar 4.3. Bejana Ketel Uap
Untuk mengetahui tingkat keamanan desain, terlebih dahulu pada
material diberikan tekanan (P) yaitu sebesar 59,0076 psi (tekanan kerja).

Gambar 4.3. Tekanan dari Dalam Tangki

Setelah beban diberikan, maka catia akan mengkalkulasikan faktor
keamanan dari material berdasarkan data-data input yang diberikan.
Berdasarkan analisis tekanan, maka diperoleh data-data sebagai
berikut:
1. Beban yang diberikan adalah sebesar 59,0076 psi.
2. Faktor keamanan (factor of safety) minimum hasil analisis adalah sebesar
1,8952 x 10
6
.
3. Secara umum daerah kritis dari material akan mulai luluh jika kita
memberikan beban baru sebesar tekanan yang telah diberikan dikalikan
dengan faktor keamanan hasil analisis.
4. Dalam hal ini daerah kritis dari material akan mulai luluh jika kita
memberikan tekanan baru sebesar (1,8952 x 10
6
) x 59,0076 psi = 111,83
x 10
6
psi.
Setelah hasil analisis tersebut, maka dapat diketahui bahwa material bejana
(tangki) aman yaitu dengan besar faktor keamanan lebih dari 1,0.





























BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari perhitungan dan analisa tegangan pada ketel uap disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pada mekanisme rancang bangun bejana ketel uap menggunakan standar
Megyesy diperoleh ketebalan yang cukup sehingga bejana mampu
menahan tekanan internal yang terjadi terutama pada bagian dinding dan
tutup.
2. Formula yang digunakan cukup sederhana sehingga perhitungan lebih
cepat dan mudah.
3. Program Catia dapat digunakan untuk mendesain dan menganalisa hasil
bentuk bejana ketel pada pabrik tahu.

5.2. SARAN
1. Dalam pengoperasian ketel uap harus sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan, khususnya untuk tekanan, suhu dan kapasitas ketel uap. Jika
tidak sesuai dengan parameter yang diijinkan maka ketel uap akan
mengalami kerusakan yang fatal atau meledak.
2. Dalam perancangan ketel uap harus menggunakan standarisasi tertentu,
seperti ASME, JIS, ASTM dan standard lainnya.
3. Pengetesan ketel harus dilakukan oleh instansi terkait yang telah memiliki
sertifikat untuk pengetesan ketel uap.
4. Ketel uap harus dilakukan pemeriksaan secara teratur dalam
pengoperasiannya.




DAFTAR PUSTAKA

Megyesse, Eugene F., 1986, Pressure Vessel Hand Book, Tulsa: Pressure Vessel
Hand Book Publishing.
Popov, E, P., 1996. Mekanika Teknik, Jakarta: Erlangga
Toni Wahyono S.A, 2006. Perencanaan dan Simulasi pada Bejana Tekan
Kriogenik Vertikat dengan Bantuan Software Solid Work 2003 ( Skripsi
Sarjana S-1 Teknik Mesin UMS )











































LAMPIRAN




















.

You might also like