You are on page 1of 17

perawatmasadepanku@blogspot.

com
Free Download & Free Copy

Dapatkan Askep Lengkap Hanya Di :

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy Join with Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

Kunjungi dan Dapatkan !!!


Kumpulan Askep Lengkap Hanya Di :

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

Pembaca yang budiman, dimohon memberikan komentar, saran dan kritik yang membangun Semoga dapat bermanfaat bagi kita semuaAminn

Dapat kan kemudahan dalam mencari askep, dengan bergabung menjadi member kamiJoin With Us

perawatmasadepanku@blogspot.com | 1 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN

Disusun Oleh : HENDRI TRI YULIANTO 101067 D3 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 2012


perawatmasadepanku@blogspot.com | 2 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

LAPORAN PENDAHULUAN TYPOID FEVER

A. DEFINISI Demam typoid adalah infeksi yang disebabkan oleh salmonella thypi atau salmonella parathyphi A, B dan C. penyakit ini mempunyai tanda yang khas berupa penjalaran yang cepat berlangsung kurang lebih 3 minggu di sertai demam, taksosnia, pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarto, 1990). Demam typoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang berlangsung 3-5 minggu, disebabkan oleh salmonella thypoi yang ditandai demam tingi, sakit kepala lemah, batuk, spienomegali, gangguan kesadaran, distensi abdomen, feses yang menyerupai sop katang dan leukopeni.(Darmawati, 1990)

B. ETIOLOGI (www.medikastore.com 04/01/2007) Demam tipoid dan demam paratipoid disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella paratyphi C.

C. TANDA DAN GEJALA (Soedarto,1990) Pola awal penyakit keluhan dan tanda gejala meliputi Anoreksia Rasa malas Sakit kepala bagian depan Nyeri otot Gangguan nyeri perut Demam hingga 400C Denyut nadi lemah Nadi 80-100 x/mnt

Pada minggu ke I keluhannya -

Akhir minggu ke I Lidah tampak kotor, berkerak, berwarna merah di ujung dan tepi Epistaksis

perawatmasadepanku@blogspot.com | 3 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

Tenggorokan kering dan beradang Ruam kulit, pada abdomen salah satu sisi tapi tak merasa Bercak-bercak selama 3-5 hari lalu hilang sempurna

Pada minggu ke II Demam turun khususnya pagi hari, pasien sakit akut, disorientasi lemas

Pada minggu ke III Gejala berkurang dan suhu mulai turun Terjadi komplikasi perdarahan dan perforasi karena lepasnya kerak dan ulkus Bila keadaan buruk terjadi tanda-tanda delirium Otak bergerak terus Inkontinentia urine Nyeri perut

Bila nadi ditambah peritonitis maka hal ini menunjukkan terjadi perforasi usus, keringat dingin, sukar bernapas dan denyut nadi lemah, menandakan ada perdarahan.

Pada minggu ke IV (stadium penyembuhan) Merupakan fase penyembuhan bila tidak ada tanda-tanda komplikasi Mereda 2-4 minggu Malaise tetap ada selama 1-2 bulan

D. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI (www.medikastore.com 04/01/2007) Penularan bakteri salmonella typhi dan salmonella paratyphi terjadi melalui makanan dan minuman yang tercemar serta tertelan melalui mulut. Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam lambung. Bakteri yang dapat melewati lambung akan masuk ke dalam usus, kemudian berkembang biak. Apabila respon imunitas humoral mukosa (immunoglobulin A) usus kurang baik maka bakteri akan menembus sel-sel epitel (terutama sel M). selanjutnya ke lamina propia. Didalam lamina propia bakteri berkembang biak dan ditelan oleh selsel makrofag kemudian dibawa ke plaques payeri di ilium distal. Selanjutnya Kelenjar getah bening mesenterika. Melalui duktus torsikus, bakteri yang terdapat di dalam makrofag ini masuk kedalam sirkulasi darah mengakibatkan bakteremia pertama yang asimtomatik atau tidak menimbulkan gejala. Selanjutnya menyebar

perawatmasadepanku@blogspot.com | 4 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

keseluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa diorgan-organ ini bakteri meninggalkan sel-sel fagosit dan berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid, kemudian masuk lagi kedalam sirkulasi darah dan menyebabkan bakteremia kedua yang simtomatik, menimbulkan gejala dan tanda penyakit infeksi sistemik. Didalam hati, bakteri masuk ke dalam kandung empedu. Berkembang biak dan di ekskresikan ke dalam lumen usus melalui cairan empedu. Sebagian dari bakteri ini dikeluarkan melalui feses dan sebagian lainnya menembus usus lagi. Proses yang sama kemudian terjadi lagi, tapi dalam hal ini makrofag telah teraktivasi. Bakteri salmonella thypi yang berada di dalam makrofag yang telah teraktivasi, akan merangsang makrofag menjadi hiperaktif dan melepaskan beberapa mediator (sintokin) yang akan menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti : demam dan koagulasi, pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi sepsis dan syok septik. Di dalam plaques payeri makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hiperflasia jaringan salmonella typhi di dalam makrofag dapat merangsang reaksi hipersensitivitas tipe lambat yang dapat menyebabkan hyperplasia dan nekrosis jaringan. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah plaques payeri yang mengalami hiperflasia patologis jaringan limpoid ini dapat berkembang ke lapisan otot. Lapisan serosa usus sehingga dapat mengakibatkan perforasi. Endotoksin yang dihasilkan samonella typhi dapat menempel direseptor sel endotel kapiler seluruh organ, sehingga bisa menimbulkan komplikasi kardiovaskuler, gangguan neuropsikiatrik dan gangguan organ lainnya.

E. KOMPLIKASI (www.medicastore.com 04/01/2007) Komplikasi intestinal a. Perdarahan intestinal Pada plaques payeri usus yang terinfeksi dapat terbentuk tukak/luka, jika luka menembus lumen usus dan mengenai pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan. Selanjutnya jika luka menembus dinding usus maka perforasi terjadi, apalagi kalau terjadi gangguan koagulasi. b. Perforasi usus

perawatmasadepanku@blogspot.com | 5 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

Biasa timbul pada minggu ke 3 namun dapat terjadi pula minggu ke 1. gejalanya : mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah menyebar keseluruh perut disertai tanda-tanda ileus. Komplikasi ekstra intestinal a. Komplikasi paru Dapat terjadi pneumoni, empiema atau pleuritis b. Komplikasi hepatobilier Pembengkakan hati ringan di jumpai pada 50% penderita c. Komplikasi kardiovaskuler Miokarditis terjadi 1-5% penderita, sedangkan kelainan EKG pada 10-15% penderita d. Komplikasi neuropsikiatrik Gejala dapat berupa delirium dengan atau tanpa kejang, semikoma/ koma

F. DIAGNOSIS Diagnosis demam tipoid dapat dipastikan dengan kultur dari darah dan bahan yang dicurigai yang positif tapi hasil kultur yang negatif tidak menyingkirkan demam tifoid. Reaksi widal dengan titer antibody O 1/200 atau titer antibody H 1/400 menunjang diagnosis empat kali lipat setelah 1 minggu dapat memastikan diagnosis demam tipoid.

G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1. Pemeriksaan darah perifer lengkap Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukosistosis atau kadar leukosit normal. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder. Dapat pula ditemukan anemia ringan dan trombositopeni. Pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat terjadi aneosinofilia maupun limfopeni laju endap darah dapat meningkat. 2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT SGOT dan SGPT sering meningkat, tapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT, SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus. 3. Pemeriksaan ujiwidal (www.medicastore.com 04/01/2007) Dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri salmonella typhi. Pada uji widal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen bakteri salmonella

perawatmasadepanku@blogspot.com | 6 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

tupi dengan antibody salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Uji widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita tersangka demam tifoid.

H. PENATALAKSANAAN (www.medicastore.com 04/01/2007) Hingga saat ini tetap digunakan Trilogi penatalaksanaan demam tifoid 1. Istirahat tirah baring dan perawatan profesional, dengan tujuan mencegah komplikasi dan mempercepat pernyembuhan. Dalam perawatan perlu dijaga kebersihan tempat tidur, pakaian, dan perlengkapan yang dipakai serta hygiene perorangan. Posisi penderita perlu di awasi untuk mencegah dekubitus dan pneumonia ortostatik. 2. Diet dan terapi penunjang (simtomatik dan suportif) dengan tujuan

mengembalikan rasa nyaman dan kesehatan penderita secara optimal. Dimasa lalu penderita diberi diet bubur saring, kemudian ditingkatkan menjadi bubur kasar dan akhirnya nasi, yang perubahannya disesuaikan dengan tingkat kesembuhan penderita. Bubur saring ditujukan untuk menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus. Hal ini karena pendapat bahwa pemberian makan padat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (menghindari sementara sayuran berserat) dapat diperiksa dengan aman pada penderita demam tifoid. Sebaiknya pemilihan diet diserahkan sesuai kemauan penderita. 3. Pemberian antibiotik, dengan tujuan menghentikan dan mencegah penyebaran bakteri. Obat antibiotik yang sering digunakan untuk pengobatan demam tifoid adalah : a. Kloramfenikol Obat yang paling unggul tapi tidak memataikan, sehingga sering timbul pembawa hasil. Juga dapat mengakibatkan anemia anoplastik. Dosis : 100 mg/kg. Dibagi per oral atau IV Kontra indikasi : hipersensitivitas, anemia, wanita hamil dan menyusui. Indikasi : typhord fever dan infeksi yang disebabkan salmonella Efek samping : bisa membuat lidah pahit setelah minum.

perawatmasadepanku@blogspot.com | 7 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

b. Ampicillin dan amoxilin Kerja lebih lambat dari chorampenikol, bisa 5-6 hari, sedang chlorampenicol rata-rata 1 hari. Juga menimbulkan pembawa basil. Dosis : 1-2 gr IV untuk 2 minggu Kontra indikasi : hipersensitivitas penicillin, infeksi mononukleusis. Indikasi : thypoid fever, infeksi resp trat, GUT dan ENT, kulit dan jaringan Efek samping : reaksi alergi, anafilaksis c. Thrampenicol Bekerja lebih lambat dari ampicilin, karena itu baru dipakai bila resistensi terhadap chlorampenicol dan ampicillin. Dosis : 4 x 0,5 gr selama 10-15 hari Kontra indikasi : hipersensitivitas, anemia wanita hamil dan menyusui Indikasi : Resp tract, hepato-biliary, GIT dan ENT, infeksi thipoid dan paratyphoid. Efek samping anemia aplastik, distress GI, optic peripheral neuritis. d. Trimethropin cotrimoxasaol Untuk organisme yang resisten terhadap obat-obatan dan menghilangkan demam, juga mengobati pembawa basil. Bila pemakaian lama

mengakibatkan gangguan darah. Dosis : 2 tablet atau 1 caplet forte Kontra indikasi : hipersensitifitas sulfonamide gangguan fungsi renal dan hepar, bayi kurang bulan, ibu hamil dan menyusui. Indikasi : infeksi salmonella Efek samping leucopenia, trombositopenia, megaloblastik

I. ASUHAN KEPERAWATAN Ada proses keperawatan yang merupakan pendekatan secara sistematis untuk mengenal kebutuhan pasien dan merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis untuk memperbaiki kesehatan klien hingga maksimal dengan tahap berikut : 1. Pengkajian a. Data yang dikumpulkan meliputi unsur biopsikospiritual yang komprehensif. Data berasal dari klien, keluarga, tenaga kesehatan dan catatan dari status klien serta pemeriksaan penunjang. Selain mengkaji dengan anamnesa, juga

perawatmasadepanku@blogspot.com | 8 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

dilakukan pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi. b. Pengelompokan data dari penyakit febris typhoid 1) Suhu badan, minggu ke 1 mencapai 400C selama 3-4 minggu 2) Gejala subjektif : pusing, anoreksia, malaise 3) Nadi : saat demam lambat 4) Abdomen : pembesaran limfa, nyeri abdomen, distensi abdomen 5) Kulit : serat spot putih setelah minggu 1 sering terjadi infeksi kulit

6) Respirasi : batuk non produtktif 7) Gastrointestinal : konstipasi, diare, komplikasi cholecystitis akut 8) Sensori : mungkin terjadi ketulian, otitis media bila berlanjut akan terjadi ketulian 9) Musculoskeletal : nyeri sendi karena keterbatasan aktivitas 10) Saluran kemih : retensio urine 11) Kardiovaskuler : tachykardi, hipotensi dan shock jika perdarahan, infeksi sekunder dan septicemia. 12) Central nervus sistem : delirium, stupor, perubahan kepribadian, katatonik apasia.

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hipertemi yang berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh sekunder terhadap proses infeksi salmonella typhoid. Definisi : Temperatur tubuh meningkat melebihi batas normal Tujuan : Suhu tubuh klien turun dan bertahan dalam batas normal setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Kriteria Hasil Tidak pernah Indikator 1 1 1 2 2 2 Jaran g Kadan gkadang 3 3 3 Sering Selalu

Suhu kulit Suhu tubuh

4 4 4

5 5 5

perawatmasadepanku@blogspot.com | 9 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

Tidak menunjukkan nyeri kepala Tidak menunjukkan nyeri otot Tidak menunjukkan iritabilitas Perasaan ngantuk Perubahan kulit Kejang otot Timbul benjolan ketika dingin Berkeringat panas Menggigil dingin Nadi Respirasi Hidrasi adekuat Melaporkan nyaman saat panas ketika ketika warna

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Intervensi : 1) Observasi TTV (suhu, nadi respirasi) tiap 8 jam 2) Beri kompres hangat/ dingin 3) Lakukan hidrasi 4) Awasi tanda-tanda hidrasi 5) Awasi masukan dan keluaran 6) Jelaskan pentingnya mengenakan pakaian yang agak longgar Kolaborasi untuk pemberian antipiretik 2. Nyeri yang berhubungan dengan agen injury fisik Definisi : sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya keruskan, serangan mendadak atau perlahan-lahan dari intensitas ringan sampai berat yang dapat diantisipasi atau diprediksi, durasi kurang dari 6 bulan

perawatmasadepanku@blogspot.com | 10 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

Tujuan : Klien mampu mentoleransi level nyerinya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

Kriteria Hasil Selalu Indikator 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Sering Kada ngkada ng 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Jarang Tidak perna h 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Melaporkan nyeri Mempengaruhi kondisi tubuh Melaporkan frekuensi nyeri Episode nyeri yang panjang Ekspresi bibir nyeri Ekspresi wajah nyeri Menjaga posisi tubuh Gelisah Menunjukkan tekanan otot Menunjukkan perubahan RR Menunjukkan perubahan HR Perubahan TD Menunjukkan perubahan pupil Berkeringat saat nyeri Kehilangan nafsu makan

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Intervensi 1) Kaji ulang nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, skala nyeri dan faktor pencetus. 2) Observasi TTV 3) Beri posisi nyaman pada klien 4) Observasi respon nonverbal tentang ketidaknyamanan 5) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

perawatmasadepanku@blogspot.com | 11 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

6) Anjurkan penggunaan cara mengontrol nyeri saat nyeri berlangsung 7) Laksanakan terapi analgesik sesuai advis dokter 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ybd ketidakmampuan dalam mencerna/mengabsorbsi makanan karena faktor biologis Definisi : Intake nutrisi tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien tercukupi/seimbang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam. Kriteria Hasil Tidak Kurang adekua adekuat t 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 Jarang adekua t 3 3 3 3 3 3 Agak adekua t 4 4 4 4 4 4 Adekua t

Indikator

Intake makanan oral Intake makanan lewat selang Intake minuman oral Cairan masuk Jumlah makanan dan minuman yang masuk

5 5 5 5 5 5

Intervensi 1) Monitor nutrisi - Monitor adanya mual, muntah - Monitor level energi kelelahan, kecapekan dan kelemahan 2) Terapi nutrisi - Monitor intake makan/ minum - Beritahu pada pasien tentang pentingnya nutrisi yang dibutuhkan 3) Manajemen nutrisi - Anjurkan makan sedikit tapi sering - Berikan diit selagi hangat - Kolaborasi dengan ahli gizi 4. Intoleransi aktivitas ybd efek deconditioning tirah baring Tujuan : Aktivitas klien meningkat setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam Definisi : Tenaga yang dihasilkan dari metabolisme tubuh tidak mencukupi untuk melakukan aktivitas.

perawatmasadepanku@blogspot.com | 12 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

Kriteria Hasil
Tergantu ng Indikator 1 1 Memerlu kan bantuan orang lain 2 2 Memerluk an pengawasa n 3 3 Mandiri dengan menggunak an alat 4 4 Mandiri

Saturasi oksigen sebelum dan sesudah aktivitas Perubahan nadi Perubahan respirasi Perubahan sistolik Perubahan diastolik ECG WNL Warna kulit Usaha respirasi sebelum dan setelah aktivitas Jarak berjalan Langkah saat berjalan Toleransi untuk naik tangga Kekuatan Melaporkan kemampuan aktivitas ADL Kemampuan untuk melaporkan setelah beraktivitas

5 5

1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5

1 1 1 1 1

2 2 2 2 2

3 3 3 3 3

4 4 4 4 4

5 5 5 5 5

Intervensi 1) Kaji ulang kemampuan aktivitas klien dalam memenuhi ADL 2) Observasi kemampuan ADL setiap hari 3) Bantu dalam ADL klien sesuai kemampuan klien, anjurkan untuk melakukan ADL sendiri 4) Libatkan keluarga untuk membantu klien dalam pemenuhan ADL 5) Laksanakan advis dokter untuk pemberian vitamin

5. Resiko infeksi ybd prosedur invasif Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen

perawatmasadepanku@blogspot.com | 13 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

Tujuan : Infeksi pada klien tidak terjadi setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam Kriteria Hasil Bera t Indikator 1 Volume aliran dalam batas yang diinginkan Warna kulit Tidak menunjukkan drainage Suhu tubuh Memar Sensasi Tidak menunjukkan hematome Tidak menunjukkan perdarahan Nadi peripheral Suhu kulit tepi Warna kulit tepi Tidak menunjukkan edema periperal Penempatan selang Menggumpal Tidak menunjukkan infeksi pada jaringan vital 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 Agak berat Kadan gkadang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Jaran g 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Tidak perna h 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Intervensi 1. Observasi TTV 2. Observasi tanda dan gejala infeksi baik local dan sistemik 3. Jaga kebersihan `daerah penusukan infus 4. Jelaskan pada klien dan keluarga dan tentang tanda-tanda infeksi 5. Anjurkan untuk makan-makanan yang tinggi protein 6. Laksanakan advis dokter untuk pemberian antibiotik

perawatmasadepanku@blogspot.com | 14 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

6. PK perdarahan ( Linda Juall carpenito, 2001) Tujuan meminimalkan terjadinya perdarahan Kriteria hasil Tanda-tanda vital dalam batas normal Trombosit, Hb dalam batas normal Intervensi Observasi TTV Kaji dan monitor adanya perdarahan Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan Trombosit dan Hb Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi anti perdarahan

perawatmasadepanku@blogspot.com | 15 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito Lynda Jual, Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa Monica Ester. Jakarta, EGC : 2001 H. Lismidar, et.al. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito, 1990. Iowa Outcomes Project, Nursing Intervention Classification (NIC), Second Edition, Mosby, St, Louis New York, 1996. Iowa Outcomes Project, Nursing Outcomes classification (NOC), Second Edition, Mosby, St, Louis New York, 1996. Nanda, Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Mahasiswa PSIK B. FK. UGM Yogyakarta, 2002. Soedarto, Penyakit-Penyakit Di Indonesia, Jakarta : Widya Medika, 1990. Winarto Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : Tarsito, 1990. www.medicastore.com 04/01/2007.

perawatmasadepanku@blogspot.com | 16 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

perawatmasadepanku@blogspot.com
Free Download & Free Copy

perawatmasadepanku@blogspot.com | 17 Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty

You might also like