You are on page 1of 17

Mata Kuliah AKUNTANSI MANAJEMEN

Materi: REVIEW MATERI PERTEMUAN 1-6

Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI

SEMESTER 2007/2008

TATAP MUKA KE: 7

Penyusun: YUDHI HERLIANSYAH

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA 2008
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

AKUNTANSI MANAJEMEN REVIEW MATERI PERTEMUAN 1-6 1. MANAGERIAL ACCOUNTING AND THE BUSINESS ENVIRONMENT. 2. COST TERM, CONCEPT, CLASIFICATION, AND COST BEHAVIOR. 3. COST VOLUME PROFIT RELATIONSHIP-1 4. COST VOLUME PROFIT RELATIONSHIP-2

5. VARIABEL COSTING: A TOOL FOR MANAGEMENT. 6. ACTIVITY-BASED COSTING : A TOOL TO AID DECISION MAKING

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

PERTEMUAN-7

REVIEW MATERI PERTEMUAN 1-6

1. MANAGERIAL ACCOUNTING AND THE BUSINESS ENVIRONMENT Definisi akuntansi manajemen. Dalam arti sempit : adalah suatu proses organisasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi bagi para manajer untuk perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian aktivitas-aktivitas organisasi. Dalam arti luas : adalah proses identifikasi, pengukuran, analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian, dalam suatu organisasi serta untuk menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawabannya. b. Tujuan akuntansi manajemen 1. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk perencanaan, pengevaluasian, dan pengendalian dalam operasi, penentuan pengamanan strageki, aktiva organisasi, dan pengkomunikasian dengan pihak-pihak luar yang berkepentingan. 2. Berpartisipasi organisasi. c. Trend perubahan akuntansi manajemen 1. Kemajuan teknologi informasi 2. Implementasi Just-in Time (JIT) Manufacturing 3. Meningkatnya tuntunan mutu 4. Kemajuan teknologi informasi 5. Implementasi Just-in Time (JIT) Manufacturing 6. Meningkatnya tuntunan mutu 7. Meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk serta semakin pendeknya daur hidup produk. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN taktik, pembuatan keputusan pengoperasian, dan mengkoordinasi berbagai pengaruh yang memasuki

8. diperkenalkannya computer integrated Manufacturing Persamaan dan Perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan 1. Persamaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan: 1. Prinsip yang lazim diterima umum kemungkinan juga diterima/relevan dalam akuntansi manajemen sama-sama bergantung pada sistem akuntansi yang sama. 2. Sama-sama menggunakan informasi operasi yang sama sebagai bahan baku dalam menghasilkan informasi.

3. Sama-sama bergantung pada konsep tanggungjawab (rensponsibility) dan


pertanggungjawaban (stewardship) 4. Sama-sama terfokus pada penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan. 5. Perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan SUMBER-SUMBER DATA AKUNTANSI MANAJEMEN Sistem akuntansi ( Accounting System ) adalah suatu mekanisme formal untuk menghimpun mengorganisasikan dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitasaktivitas organisai Sistem yang lazim terdapat dalam perusahaan adalah :

Sistem pesanan yang masuk (order entry system ) : pesanan-pesanan penjualan dari para pelanggan diproses dan dipenuhi, dan pelanggan-pelanggan kemudian ditagih untuk pembelian-pembeliannya.

Sistem penerimaan kas ( Cash receipt system ) : penerimaan-penerimaan kas dari para pelanggan dicatat dan kas tersebut lalu disetorkan ke bank. Sistem pembelian (purchase system) : dalam perusahaan eceran, barang dagangan dipesan, diterima, dan dicatat. Sistem perencanaan dan pengendalian produksi (production planning and control system ) : dalam perusahaan pabrikasi, skedul produksi disusun ; dilakukan pembelian bahan baku, tenaga kerja, dan perlengkapan dibuat jadwalnya, dan keluaran produksi dipantau.

Sistem pengeluaran kas (cash disbursement system): semua pembayaran untuk pembelian dan aktivitas-aktivitas lainnya dilakukan dan dicatat. Sistem personalia (personnel system) : semua peristiwa personalia dicatat. Aktivitasaktivitas pokok meliputi pengangkatan tunjangan-tunjangan, gaji, evaluasi, dll.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Sistem akuntansi umum (general accounting system) : data dari semua sistem transaksi lainnya dikumpulkan, dan sebagian besar laporan manajemen dan laporan keuangan dihasilkan. Proses penganggaran merupakan bagian dari sistem ini.

EXPANDING ROLE OF MANAGERIAL ACCOUNTING Akuntansi manajemen bermula pada revolusi industri abad 19. pada periode awal sebagian besar perusahaan dikendalikan sepenuhnya oleh pemilik atau oleh manajer yang harus disewa berdasarkan hubungan baik dan aset-aset pribadi. Karena pemilikan saham bersifat intern dan keaman hutangnya terjaga, kebutuhan akan laporan keuangan yang terperinci tidak begitu tinggi. Senaliknya akuntansi manajerialnya relatif canggih dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola skala produksi yang besar baik tekstil, baja maupun produk lainnya. Memasuki abad 20 tuntutan akuntansi keuangan berkembang karena tekanan baru bagi setiap perusahaan dari pasar modal, kreditor, lembaga-lembaga pemerintah dan otoritas pajak. Johnson dan Kaplan menyatakan bahwa kebanyakan perusahaan membutuhkan suntikan modal yang dapat diperoleh dari para pemilik modal. Untuk dapat menangguk modal dari luar tersebut manajer harus menyediakan laporan keuangan yang diaudit. Karena para pemilik modal ini mengndalkan pada laporan keuangan yang diaudit, akuntan independen memiliki kepentingan yang kuat untuk menyusun prosedur baku pelaporan keuangan perusahaan. Prosedur costing persediaan yang diadopsi dari akuntan publik pada periode awal abad 20 ini sangat mempengaruhi peran akuntansi manajemen hingga saat ini. Sebagai konsekuensinya selama beberapa dekade akuntan manajemen

memfokuskan diri pada usaha untuk meyakinkan bahwa ketentuan akuntan keuangan telah dipenuhi dan laporan keuangan dapat diselesaikan tepat waktu. Praktik akuntansi manajemen mengalami kemandegan. Pada awal abad 20 lini produk dan opersionalnya berkembang menjadi sangat kompleks, misalpada perusahaan raksasa seperti General Motor, General Electric, Du Pont dll. Tetapi disebahagian besar perusahaan praktik akuntansi manajemen selam pertengahan tahun 1980an memilliki perbedaan yang besar dibandingkan dengan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

praktik umum setelah perang dunia ke-1. perkembangan terakhir tekanan ekonomi mengharuskan adanya inovasi-inovasi dalam akuntansi manajemen.

2.

COST TERM, CONCEPT, CLASIFICATION, AND COST BEHAVIOR Biaya berhubungan dengan semua tipe organisasi bisnis, nonbisnis, manufaktur, eceran, dan jasa. Umumnya biaya-biaya yang terjadi dan cara klasifikasi biaya tergantung pada tipe organisasinya. Akuntansi manajerial dapat diterapkan pada suatu jenis organisasi. dengan alasan inilah, kita mempertimbangkan karakteristik biaya pada bermacam perusahaan manufaktur, perdagangan dan jasa. Konsep biaya yang dikembangkan pada awal adalah perusahaan manufaktur karena aktivitas pokok perusahaan manufaktur meliputi hampir semua aktivitas yang ada dijenis organisasi lainnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Untuk memudahkan pembaca, secara umum biaya diklasifikasi seperti gambar berikut:

Operasi keluar Berdasar fungsinya Produksi Operasi ke dalam Hubungan dg Produksi BIAYA Hubungan dg Departemen Hubungan dg Penanggungjwb biaya Berdasar Tingkah laku Bahan baku Upah langsung

Biaya pemasaran Biaya distribusi lain Bahan baku Upah langsung Overhead pabrik Administrasi umum prime cost conversion cost

Overhead pabrik Langsung Tak langsung

Biaya terkendali Biaya tak terkendali Biaya variabel Biaya Semivariabel Biaya tetap

Biaya Pemasaran : yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengenalkan, menawarkan sampai dengan menyampaikan ke konsumen, termasuk didalamnya biaya iklan, pengiriman dsb. Biaya Distribusi selain biaya pemasaran yaitu : biaya yang dikeluarkan sejak barang selesai produksi sampai barang siap dipasarkan dalam hal ini meliputi biaya penyimpanan, pembungkusan dsb. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Biaya bahan baku : yaitu biaya untuk memperoleh, sampai dengan bahan baku siap digunakan, meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan dsb. Biaya upah langsung : adalah biaya untuk pekerja yang mengerjakan bahan baku dan dapat dihubungkan langsung dengan produk yang dibuat. Biaya overhead pabrik : biaya untuk membuat produk tetapi tidak bisa langsung dihubungkan dengan produknya atau sering disebut biaya produksi tak langsung. Biaya administrasi : yaitu biaya yang berhubungan dengan masalah catat-mencatat dan perkantoran, seperti : gaji pegawai kantor, kertas dan alat-alat tulis dsb. Biaya umum : adalah biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan biaya pemeliharaan perusahaan secara keseluruhan, seperti biaya pemeliharaan kebun, pengecatan kembali gedung dsb. Biaya langsung : biaya yang bisa dihubungkan langsung dengan obyek yang mengeluarkan biaya tersebut. Misalnya biaya bahan bakar untuk departemen listrik adalah biaya langsung departemen listrik. Biaya tak langsung : merupakan biaya yang tak bisa dihubungkan langsung dengan obyek dimana biaya tersebut dikeluarkan. Misalnya asuransi gedung bagi departemen produksi yang dibayar untuk seluruh gedung dan dan departemen dibebani biaya maka biaya asuransi gedung bagi departemen produksi adalah biaya tak langsung. Biaya terkendali : yaitu biaya yang bisa dihubungkan dengan penanggungjawab biaya. Biaya tak terkendali : adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan penanggungjawab biaya. Biaya variabel : yaitu biaya yang berubah-ubah secara proporsinal dengan perubahan volume (kapasitas), misalnya : biaya bahan dengan produksi apabila produk dibuat satu unit biaya bahan Rp.100 maka produk dibuat 10 unit, biaya bahan Rp.1.000 ( Rp.100 X 10) dst. Biaya tetap : biaya yang tidak dipengaruhi oleh volume/kapasitas. Misalnya : biaya penyusutan garis lurus, berapapun produk dibuat tidak mempengaruhi penyusutan. Biaya semivariabel : yaitu biaya yang berubah dengan adanya perubahan volume/kapasitas tetapi tidak proporsional dengan perubahan volume. biaya

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

3. COST VOLUME PROFIT RELATIONSHIP Analisa CVP merupakan suatu tekhnik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara, jumlah volume, total biaya, total penghasilan, dan laba dalam suatu periode tertentu. Dalam analisis CVP volume merujuk pada satu aktivitas tunggal pemicu biaya yaitu penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan penghasilan, biaya, dan laba. Analisa Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Provit = CVP Analysis) juga merupakan alat (tool) manajer untuk membantu memahami hubungan antara C-V-P perusahaan dalam membuat keputusan bisnis dengan berfokus pada harga produk, volume (tingkat aktivitas), biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan bauran produk yang terjual. Keputusan-keputusan manajer berupa: Produk yang akan dibuat, dijual, diterima atau ditolak ordernya, dll. Kebijakan menyangkut harga jual. Strategi pemasaran yang akan digunakan dan dikembangkan. Fasilitas-fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi.

Beberapa asumsi yang mendasari analisis C-V-P adalah: 1. Harga jual produk dan jasa konstan dalam batas yang relevan, meskipun volumenya berubah.

2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan relevan dan dapat dialokasikan
secara akuran ke dalam elemen Fixed Cost (total) dan Variable Cost (per unit). 3. Bauran penjualan bagi perusahaan multi-produk adalah konstan. 4. Seluruh biaya dapat diklasifikasi kedalam biaya variable dan biaya tetap.

5. Fungsi total biaya adalah linear dalam relevant range. 6. Fungsi total revenue adalah linier dalam relevant range.
7. Analisis dilakukan terhadap produk tunggal, atau bauran penjualan dari multi produk adalah konstan. 8. Hanya satu pemicu biaya (cost drvers) yaitu unit atu satuan moneter volume penjualan. Material, WIP, dan finish good inventory bagi perusahaan manufaktur tidak mengalami perubahan. Unit produksi = unit penjualan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

1.

BREAKEVENT ANALYSIS Titik impas adalah tingkat penjualan dengan tingkat laba nol. Tujuan analisis titik impas adalah untuk mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan dari hasil pnejualan sama dengan jumlah semua biaya variable dan biaya tetapnya. Titik impas dapat dihitung dengan : 1. METODE PERSAMAAN ( equation method ) 2. METODE MARGIN KONTRIBUSI ( contribution margin method ) 1. Metode persamaan : Metode ini bermanfaat data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi. Format laporan laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai berikut : Laba = penjualan (biaya variable + biaya tetap ) Persamaan tersebut dapat kita ubah menjadi : Penjualan = biaya variabel + biaya tetap + laba Pada titik impas, besarnya laba adalah nol. Oleh karenya, titik impas dapat dihitung dengan menemukan titik dimana penjualan sama dengan biaya variabel ditambah dengan biaya tetap. Maka, berdasarkan pada data diatas jika diketahui harga peru-unit produk yang dijual dalah Rp 250.000, dan jika diketahui bahwa biaya variable peru-unit produk yang dijual Rp 150.000, dan preusan mengharapkan keuntungan sebesar Rp 5.000.000 sebulan dengan fixed cost Rp 35.000.000 sebulan maka besarnya penjualan yang harus dicapai preusan dapat dihitung sbb: Penjualan = biaya variable + biaya tetap + laba 250.000Q = 150.000Q + 35.000.000 + 5.000.000 250.000Q 150.000Q = 35.000.000 + 5.000.000 100.000Q = 40.000.000 Q = 40.000.000 / 100.000 Q = 400. unit. 2. Metode margin kontribusi Metode ini pada dasarnya adalah metode singkat dari metode persamaan yang telah dijelaskan diatas. Pendekatan ini memusatkan pada ide bahwa setiap unit yang terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutup Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

biaya tetap. Untuk menemukan berapa unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, total biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit. CM digunakan utk menutup fixed expenses. Sisanya memberi kontribusi pd net operating income Kontribusi Margin adalah selisih antara besarnya penjualan Total atau penualan perunit dengan Biaya variable total atau biaya variable per-unit. Persamaan kontribusi dapat ditunjukkan sbb: Kontribusi Margin = Penjualan Biaya Variable Maka, Kontribusi margin Total pada penjualan sebanyak = 400 unit adalah CM = (400 unit x 250.000) (400 unit x 150.000) CM = 100.000.000 60.000.000 CM = 40.000.000 Maka besarnya CM yaitu 40.000.000 adalah yang dapat digunakan untuk menutup Fixed cost yaitu sebesar 35.000.000. selisihnya merupakan net operating income perusahaan. Perhitungan CM dapat pula menggunakan harga per-unit masing-masing variabel, misalnya dalam kasus diatas: CM = 250.000 150.000 CM/ unit = 100.000 Hasil ini menunjukkan bahwa setiap penambahan penjualan sebanyak 1 unit maka marjin kontribusi perushaan bertambah sebanyak Rp 100.000 Jika perusahaan menjual sebanyak 400 unit produk maka tambahan kontribusi margin adalah: CM = 400 unit x Rp 100.000 CM = Rp 40.000.000 Jika fixed cost perusahaan adalah Rp 35.000.000 perbulan maka laba yang dapat diperoleh adalah sebesar : Laba = Total CM Fixed Cost Laba = Rp 40.000.000 Rp 35.000.000 Laba = Rp 5.000.000. Jika Penjualan meningkat 100 unit dari 400 unit sebelumnya maka kenaikan penjualan ini akan menambah besarnya Kontribusi marjin yang pada akhrnya akan meningkatkan net operating income perusahaan sebesar: Tambahan laba = 100 unit x Rp 100.000 Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Tambahan laba = Rp 10.000.000. Oleh karena itu perubahan penjualan akan mengubah besaran CM dan pada akhirnya merubah besaran net operating income, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut:

4. COST VOLUME PROFIT RELATIONSHIP-2 ASSUMPTIONS OF CVP ANALYSIS FOR MULTIPLE PRODUCT Beberapa pembahasan di modul terdahulu memberikan sudut pandang prinsipprinsip dalam analisis biaya volume laba dan juga beberapa contoh yang menjelaskan bagaimana prinsip ini digunakan oleh manajer. Sebelum bahasan analisis biaya volume laba berakhir terlebih dahulu dijabarkan bagaimana dampak biaya volume laba terhadap produk dimana perusahaan menghasilkan produk yang berbeda harga jual dan biaya variabel sedangkan fixed cost sama untuk produk yang berbeda tersebut. Produk jenis ini disebut pula dengan bauran produk atau mulitple produk disebut pula Product Mix.. Penerapan model CVP untuk masalah ini memerlukan satu asumsi utama, yaitu penjualan produk selalu terjadi pada komposisi atau bauran penjualan yang sama. Artinya penjualan dari masing-masing produk akan tetap dalam proporsi yang sama dari total penjualan. Untuk praktisnya, pendekatan ini paling baik digunakan untuk jumlah prodk yang kecil. Untuk jumlah produk yang besar, pendekatan yang terbaik adalah dengan mengestimasi rasio margin kontribusi keseluruhan dan menentukan titik impas penjualan dalam dolar secara keseluruhan. Beberapa asumsi yang mendasari analisis C-V-P adalah: 1. Harga jual produk dan jasa konstan dalam batas yang relevan, meskipun volumenya berubah.

2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan relevan dan dapat dialokasikan
secara akuran ke dalam elemen Fixed Cost (total) dan Variable Cost (per unit). Elemen variabel per-unit konstan dan elemen total biaya tetap juga konstan dalam cakupan yang relevan. 3. Bauran penjualan bagi perusahaan multi-produk adalah konstan. 4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan. Unit yang diproduksi sama dengan unit yang terjual. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Selain itu beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Linearitas dan Rentang yang relevan Model CVP mengasumsikan bahwa pendapatan dan total biaya adalah linier pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak linier dengan rentang output yang terbatas, total biaya yang diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linier.

2.

Mengidentifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel untuk Analisis CVP Pada analisis jangka pendek, biaya tetap yang relevan adalah biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru. Biaya ini meliputi biaya beberapa fasilitas produk baru, gai pegawai produk yang baru, dan biaya-biaya lain yang sejenis. Untuk mengukur biaya variable per unit, akuntan manajemen harus teliti memasukan semua biaya variable yang relevan, tidak hanya biaya produksi tetapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi. Jadi penegluaran untuk komisi dimasukan sebagai biaya variable per unit. Biaya transportasi atau penyimpanan di gudang akan relevan jika biay atersebut berubah sesuai dengan tingkat output SALES MIX Pada bauran penjualan manajer akan selalu berusaha untuk mencapai kombinasi atau bauran yang akan memberikan laba besar. Kebanyakan perusahaan memiliki beberapa produk dan tingkat laba masing-asing produk yang berbeda. Laba tergantung pada bauran penjualan perusahaan. Laba yang lebih besar akan diperoleh jika produk dengan marjin yang lebih besar mendapatkan proporsi yang besar pula dari total penjualan. Perubahan bauran penjualan akan menyebabkan variasi (kadang-kadang) membingungkan laba yang diperoleh perusahaan. Pergeseran bauran penjualan dari produk yang memiliki marjin yang tinggi ke produk yang memiliki marjin rendah dapat menyebabkan laba menurun meskipun tingkat penjualan meningkat. Sebaliknya pergeseran bauran penjualan dari produk yang memiliki marjin rendah ke produk yang memiliki marjin tinggi akan menyebabkan laba meningkat meskipun total penjualan turun. Pertimbangan untuk mencapai volume penjualan tertentu sangat berbeda dengan pertimbangan untuk menjual bauran produk yang memberikan laba tinggi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Bauran Penjualan dan Analisis Titik Impas. Jika perusahaan menjual lebih dari satu jenis produk, analisis titik impas lebih kompleks dibandingkan dengan yang sudah dibahas diawal. Alasannya adalah bahwa produk yang berbeda memiliki harga jual, biaya, dan marjin kontribusi yang berbeda pula. Konsekuensinya, titik impas akan bergantung pada bauran berbagai macam produk yang dijual. Untuk menggambarkannya dicontohkan bahwa Rizone Co adalah perusahaan kecil yang melakukan impor CD-ROM dari Perancis. CD-ROM tersebut akan digunakan untuk perlengkapan PC. Untuk saat ini perusahaan mendistribusikan barang-barang berikut ini ke toko komputer; Antique CD dan Bantique CD. Kedua produk tersebut dilengkapi dengan sound, photo, vidio clip, dan program yang canggih. 5. VARIABEL COSTING: A TOOL FOR MANAGEMENT Penentuan biaya pokok penuh / absorsi (full costing atau absorption costing) mengalokasikan suatu bagian dari overhead pabrikasi tetap dan overhead pabrikasi variabel kepada setiap unit yang dihasilkan selama suatu periode. Karena penentuan biaya pokok penuh ini mencampuradukan biaya variabel dan biaya tetap, maka unitunit produk yang dikenakan biayanya melalui metode tersebut tidak sesuai untuk dimasukkan dalam laporan rugi laba bertipe kontribusi. Hal ini menyebabkan pergembangan metode penentuan biaya pokok vaniabel (variable costing) yang terfokus pada perilaku biaya dalam menghitung Biaya-biaya unit produk. Baik metode full costing maupun variabel costing kedua-duanya merupakan metode penentuan harga pokok produk- Perbedaan pokok yang ada diantara keduanya adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi ini akan. mempunyai akibat pada : 1. 2. Perhitungan harga pokok produk Penyajian laporan laba rugi Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi yang berprilaku variable maupun tetap kepada produk. Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan biaya produksi yang berprilaku variable saja kepada produk.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

Full Costing sering disebut juga sebagai Absorbtion Costing, sedangkan Variable Costing disebut juga sebagai Direct Costing, INCOME COMPARISON OF ABSORPTION AND VARIABLE COSTING Terdapat perbedaan menyangkut perlakuan terhadap biaya overhead pabrikasl tetap antara metode penentuan biaya pokok penuh dan penentuan biaya pokok variabel. Dalam metode penentuan biaya pokok penuh / absorsi, biaya overhead pabrikasi tetap disertakan dalam persediaan dan dimasukkan sebagai beban hanya pada saat persediaan tadi dijual. Sedangkan dalam metode penentuan biaya pokok vaniabel, biaya overhead pabrikasi tetap dimasukkan sebgai beban seperti halnya biaya periode nonpabrikasi lainnya. 6. ACTIVITY-BASED COSTING : A TOOL TO AID DECISION MAKING HOW COSTS ARE TRATED UNDER ACTIVITY BASED COSTING ABC adalah metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan stratejik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen activity-based management, yaitu pendekatan manajemen yang fokus pada aktivitas. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya. (cost driver)- yakni bertindak sebagai faktor penyebab (causal factor) dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-Aktivitas ini menjadi titik-titik penghimpunan biaya. Pertama, biaya-biaya ditelusuri ke aktivitas-aktivitas; dan kedua, aktivitas-aktivitas tadi lantas ditelusuri ke produk-produk berdasarkan penggunaan aktivitas Oleh produkproduk tadi. Sistem ABC mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah, bukanya produk, yang mengkonsumsi sumber daya. ABC digunakan untuk menentukan produk dan biaya untuk laporan khusus kepada manajer. Dalam sistem akuntansi biaya tradisional, tujuannya adalah untuk menilai secara tepat persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan keuangan Eksternal Tujuan dari ABC adalah memahami overhead dan profitabilitas produk dan konsumen. Sebagai konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek terbaik ABC memiliki perbedaan dengan sistem akuntansi biaya tradisional. Dalam ABC : 1. Biaya produksi dan non produksi dibebankan ke produk. 2. Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke biaya produk Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

3. Ada sejumah pool biaya overhead, setiap pool dialokasikan ke produk dan obyek costing lainnya dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang khusus. 4. Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi biaya tradisional. 5. Tarif overhead atau tingkat aktivitas disesualkan dengan kapasitas aktivitas dan bukannya dengan kapasitas yang dianggarkan. Sistem ABC memakal pemicu biaya dasar unit maupun non unit dan biasanya jumlah pemicunya lebih besar ketimbang jumlah pemicu biaya dasar unit yaing lazim dipakal dalam sistem tradisional. Akibatnya sistem ABC meningkatkan akurasi penentuan biaya pokok produk. Walaupun demiklan, dari perspektif managerial sistem ABC ini menawarkan lebih daripada. sekadar informasi biaya pokok yang akurat. PERLAKUAN BIAYA DALAM SISTEM ABC Biaya Non Produksi dan ABC Dalam akuntansi tradisional, hanya biaya produksi yang dibebankan ke produk. Beban penjualan umum dan administrasi diperlakukan sebagai beban periodik dan tidak dibebankan ke produk. Meskipun demikian, beberapa biaya non produksi ini juga sebagai bagian dari biaya produksi penjualan, distribusi dan pelayanan atas produk. Sebagal contoh, komisi yang dibayarkan kepada tenaga. penjualan, biaya pengiriman dan biaya garansi dapat dengan mudah ditelusuri ke produk. Untuk menentukan tingkat profitabil itas barang dan jasa, biaya-biaya non produksi tersebut dalam ABC dibebankan ke produk. Biaya Produksi dan ABC Dalam akuntansi tradisional, semua biaya produksi dibebankan ke produk - bahkan produksi yang tidak disebabkan oleh produk. Sebagal contoh, sebagian upah keamanan pabrik akan dialokasikan ke produk meskipun upah penjaga keamanan tersebut sama sekali tidak terpengaruh apakah perusahaan berproduksi atau tidak. Dalam ABC, biaya hanya akan dipengaruhl oleh produk yang dibuat. Biaya Kapasilas Mengganggur dalam ABC Dalam akuntansi tradisional, tarif overhead yang ditentukan dihitung dengan membagi anggaran biaya overhead dengan ukuran aktivitas yang dianggarkan seperti anggaran jam kerja langsung. Praktek seperti ini akan mengakibatkan pembebanan kapasitas

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

yang mengganggur ke produk dan juga akan menyebabkan biaya produksi per unit yang tidak stabil. Dalam ABC, produk hanya dibebani biaya dari kapasitas yang digunakan dan tidak dibebani Oleh kapasitas yang tidak digunakan. Pendekatan ini menyebabkan biaya per unit yang lebih stabil dan konsisten dengan tujuan pembebanan biaya ke produk yang menyebebkan aktivitas. DESIGNING AN ABC SYSTEM Para ahli setuju dengan beberapa karakteristik pokok berikut demi kesuksesan penerapan ABC: I. II. Inisiatif untuk menerapkan ABC harus didukung oleh manajemen puncak, Rancangan dan penerapan sistem ABC harus menjadi tanggungjawab tim lintas fungsional dan bukan hanya menjadi tanggunglawab bagian akuntansi. Tim tersebut terdiri dari semua bagian yang akan menggunakan data dari sistem ABC. Manajer puncak harus mendukung inislatif tersebut dengan DUA ALASAN 1) Tanpa adanya kepemimpinan darl manajemen puncak, beberapa manajer tidak memiliki alasan untuk berubah, 2) Jika manaj'er puncak t1dak mendukung sistem ABC dan meneruskan sistem lama, maka bawahannya juga akan berperilaku derrijklan dan sistem ABC tidak akan digunakan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI MANAJEMEN

You might also like