You are on page 1of 12

A. Pembukaan Dalam pemahaman umum, bahasa Indonesia sudah diketahui sebagai alat berkomunikasi.

Setiap situasi memungkinkan seseorang memilih variasi bahasa yang akan digunakannya. Berbagai faktor turut menentukan pemilihan tersebut, seperti penulis, pembaca, pokok pembicaraan, dan sarana. Selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Dalam membuat suatu paragraf kita sebagai penulis harus yang lain1.

mengerti syarat syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus mempunyai kepaduan antara paragraf

Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan ungkapan antar kalimat, disini kita dituntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan kaidahnya. Tidak hanya itu dalam penulisan paper2, artikel3 atau makalah4 pada suatu pembahasan memerlukan bagaimana penerapan kaidah ejaan dalam penulisan tersebut, yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan ujaran dan bagaimana antara lambang lambang itu (pemisah dan penggabungannya) dalam suatu kalimat dan bahasa yang secara teknis penulisan huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, bentuk kalimat dan kata serapan5. Dalam makalah ini pembahas ingin mencoba untuk menjelaskan bagaimana penerapan kaidah ejaan secara baik dan benar dalam suatu kalimat dan bahasa yang secara teknis penulisan huruf, penulisan kata, pemakaian
Uhlenbeck, Ilmu Bahasa Pengantar Dasar. 1982, cetakan ketiga 1994, Jakarta PT Grafika Utama. h: 4 2 Karya ilmiyah yang ditulis dengan tujuan memenuhi tugas akademik dosen dalam mata kuliah tertentu. 3 Lihat dibuku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Karya ilmiah yang ditulis dalam bentuk esai dan disajikan dalam media massa. Artikel juga memiliki nama lain seperti kolom, wawasan, esai, refleksi dsb. 4 Lihat dibuku, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Nasrullah Zainul Mutaqin Ponorogo. Percetakan Darussalam Karya ilmiah yang disajikan dalam pertemuan ilmiah baik diskusi, seminar lokakarya dsb. 5 Atar Semi,. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, cetakan pertama 1990, Bandung, PT Angkasa. H: 7
1

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 1

tanda baca, bentuk kalimat dan kata serapan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semuanya. B. Pembahasan Ejaan suatu bahasa tidak saja berekisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal hal seperti: bagaimana mengabungkan kata kata, bagaimana kaidah ejaan huruf, ejaan kata, pemakaian tanda baca, bentuk kalimat dan kata serapan6. 1. Penerapan Kaidah Ejaan Dalam Penulisan Huruf. Penerapan ejaaan dalam penulisan huruf dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu 1. Nama Nama Huruf, 2.Lafal Singkatan dan Kata, 3.Persukuan 4. Penulisan Nama Diri, yang mana keempat komponen ini memiliki kepentingan dan kegunaan dalam penulisan kalimat7. a) Nama nama huruf Abjad yang digunakan dalam penulisan bahasa indonesia memiliki kaidah sendiri dalam penulisannya, seperti dalam penulisan gelar, nama sebuah kota, dan nama seseorang. Disamping itu dalam bahasa Indonesia terdapat pula gabungan huruf seperti kh, ng, ny, dan sy8. Dalam hak khusus khusus terdapat juga huruf gabungan huruf nk dalam bank dan sanksi sedangkan dalam gabungan huruf dl, dh, gh, dz, ts seperti dalam kata hadir, dharma, maghrib, adzan, dan hatsil tidak digunakan dalam bahasa Indonesia b) Lafal singkatan dan kata Semua singkatan atau kata yang terdapat dalam bahasa indonesia termasuk singkatan yang berasal dari bahasa asing yang harus dilafalkan secara lafal

Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa, departemen pendidikan dan kebudayaan. Pedoman Umum Ejaan dan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah. h : 21 7 Ibid Semi, Atar. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, hal: 24 8 Ibid h:25

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 2

indonesia. Akronim bahasa asing (singkatan yang dieja seperti kata) yang bersifat international mempunyai kaidah tersendiri, yakni tidak dilafalkan seperti lafal indonesia, tetapi singkatan itu tetap dilafalkan seperti lafal aslinya dan tidak ada perubahan dalam ejaannya, misalnya: Kata lafal tidak baku UNESCO (u nes tjo) (yu nes ko) UNICEF (u ni tjef) ( yu ni sef) Sea Games (se a ga mes)( sig e ims) c) Persukuan Persukuan ini diperlukan, terutama pada saat kita harus mengenal sebuah kata dalam tulisanjika terjadi pergantian baris, apabila memenggal atau menyekutukan sebuah kata kita harus membutuhkan tanda hubung diantara suku kata kata itu tanpa jarak/ spasi. Pada pergantian baris tanda hubung harus dibubuhkan di pinggir ujung baris. Jadi, tanda hubung yang dibubuhkan di bawah ujung baris adalah hal yang keliru. Perlu juga diketahui bahwa suku kata atau imbuhan yang terdiri atas sebuah huruf tidak dipenggal agar tidak terdapat satu huruf pada ujung baris atau pada pangkal baris. Di samping itu, perlu pula diketahui bahwa sebuah persekutuan ditandai oleh sebuah vocal. Beberapa kaidah persekutuan yang perlu kita perhatikan dengan cermat adalah sebagai berikut. a. Penyukuan Dua Vokal yang Berurutan di Tengah Kata Kalau ditengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemisahan tersebut dilakukan di antara kedua vocal itu. Misalnya : Kata Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku 1. Lain la in la - in

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 3

2. Saat sa at sa - at 3. Kait kai t ka it9 b. Penyukuan dua vokal mengapit konsonan di tengah kata kalau di tengah kata ada konsonan diantara dua vokal pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu. Kata Bentuk tidak Baku Bentuk Baku 1. seret ser et se - ret 2. masam mas am ma - sam 3. sepatu sep atu se patu d) Penulisan nama diri Penulisan nama diri, nama sungai, gunung, jalan dan sebagainya disesuaikan dengan kaidah yang berlaku. Penulisan nama orang badan hukum dan nama lain yang sudah lazim disesuaikan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan kecuali ada pertimbangan khusus menyangkut segi adat, hukum dan kesejahteraan. Contohnya: Universitas Padjadjaran Soepomo Poedjosoedarmo Imam Chourmain 1. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital Kaidah penulisan huruf capital itu adalah sebagai berikut. a. Huruf besar atau capital dipakai sebagai huruf pertama kalimat berupa petikan langsung. Misalnya: 1) Dia bertanya, kapan kita pulang. 2) Ketua DEN, Emil Salim mengatakan, Perekonomian dunia kini belum
Ras, Siregar. Bahasa Indonesia Jurnalistik, 1987. Cetaka Pertama. Jakarta, PT Pustaka Grafika.h: 26
9

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 4

sepenuhnya lepas dari sengkeraman resesi dunia. 3) Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, mengatakan, yang perlukan oleh bangsa kita saat ini adalah rekonsiliasi nasional. Catatan : Tanda baca sebelum tanda petik awal adalah tanda koma (,), bukan titik dua (:). Tanda baca akhir (tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya) dibubuhkan sebelum tanda petik penutup. b. Huruf besar atau capital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, san nama Tuhan, termasuk kata ganti Nya. Misalnya: 1) Limpahkanlah rahmat-Mu, ya Allah. 2) Dalam Alquran terdapat ayat-ayat yang menganjurkan agar manusia berakhlak terpuji. 3) Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya. Kata-kata keagamaan lainnya yang harus ditulis dengan huruf capital adalah nama agama dan kitab suci, seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, Alquran, Injil, dan Weda10. 2. Penerapan Kaidah Ejaan Dalam Penulisan Kata. Kata dasar ditulis sebagai satuan yang berdiri sendiri, sedangkan pada kata turunan imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) dituliskan serangkai dengan kata dasarnya, kalau gabungan kata hanya mendapat awalan atau akhiran. Contohnya: di didik dididik di suruh disuruh di lebur dilebur11
Takdir Ali sjahbana, 1960. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia 2, cetakan ke 20, jakarta, PT Pustaka rakyat. H: 23 11 Ibid: Pedoman Umum Ejaan dan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah. h : 26
10

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 5

a. kalau gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran, bentuk kata turunannya itu harus dituliskan serangkai. Misalnya : Menghancur leburkan menghancurleburkan Pemberi tahuan pemberitahuan Mempertanggung jawabkan mempertanggungjawabkan

b. kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Kata ulang ,tidak hanya berupa pengulangan kata dasar dan sebagian lagi kata turunan,mungkin pula pengulangan kata itu sekaligus mendapat awalan dan akhiran. Kemungkinan yang lain, salah satu bagiannya adalah bentuk yang dianggap berasal dari kata dasar yang sama dengan ubahan bunyi. Mungkin pula bagian itu sudah agak jauh berbeda dari bentuk dasar (bentuk asal). Namun, apabila ditinjau dari maknanya, keseluruhan itu menyatakan perulangan. Misalnya : Me-nulis menulis nulis 3. Penerapan Kaidah Ejaan Dalam Penulisan Tanda Baca. Pemakaian tanda baca dalam ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan mencakup pengaturan, tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, garis miring, dan tanda seru. 1. Tanda Titik a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya: 1) W.S Rendra

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 6

2) Abdul Hadi W.M 3) Ach. Sanusi12 b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan. Misalnya : 1) Dr. (doctor) 2) dr. (dokter) 3) S. Ked. (sarjana kedokteran) c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil. Misalnya : 1) s/d (sampai dengan) 1) s.d. (sampai dengan) 2) a/n (atas nama) 2) a.n. (atas nama) 3) d/a (dengan alamat) 3) d.a (dengan nama)

b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat serara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi , melainkan dan sedangkan. Misalnya :

1)

Dia

bukan

mahasiswa

STAIN,

melainkan

Mahasiswa

ISID.

2) Saya bersedia membantu, tetapi kau kerjakanlah dahulu tugas itu. 3) Dialog Kristen-Islam regional di Bali tidak menghasilkan suatu simpulan, tetapi dialog seperti itu sangat berguna . c. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Biasanya anak kalimat didahului oleh kata penghubung bahwa, karena,agar sehingga, walaupun,apabila,jika,meskipun,dan sebagainya.

Misalnya :
12

www. Penerapan Kaidah Ejaan Yang Sempurna. Com

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 7

1) Apabila belajar sungguh-sungguh, saudara akan berhasil dalam ujian. 2) Karena harus ditandatangani oleh Gubernur, surat itu ditulis di atas kertas berkepala surat resmi. 3) Karena uangnya habis, ia tidak jadi penonton pertandingan PSMS melawan Persib sore ini.

d. Tanda koma harus digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya : 1) Oleh karena itu, kita harus menghormati pendapatnya. 2) Jado, hak asai di Indonesia sudah benar-benar dilindungi. 3) Namun, kita harus tetap waspada.

e. Tanda koma harus digunakan dibelakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya :

1) Kasihan, dia harus mengikuti ujian akhir semester I lagi. 2) Aduh, betulkah saya lulus sipenmaru? 3) O, kalu begitu saya setuju.

f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya : 1) saya sedih sekali, kata paman, karena kamu tidak lulus. 2) Kata petugas, kamu harus berhati-hati dijalan raya. 3) polisi tetap yakin bahwa pelaku pembunuhan peragawati cantik, Dietje, adalah Siradjudin alias Romo, demikian penjelasan Polda Metro Jaya. 3. Tanda Titik Koma ( ; ) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kaliamat yang setara di

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 8

dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya : Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus ditempuh; para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang danan menyediakan biaya yang diperlukan.

4. Tanda Titik Dua ( : ) a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya : Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga jurusan: Sekolah Tinggi Tekhnik, Sekolah Tinggi Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Hukum. b. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya : Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Hukum13.

5. Tanda Hubung ( - ) a. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubunga bagian-bagian ungkapan. b. tanda hubungan dipakai untuk meerangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan-an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata. Misalnya:

a. pada tahun depan akan diadakan perlombaan paduan suara remaja sejawa Timur di Surabaya
13

ibid Takdir Alisjahbana, hal: 31

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 9

b. Negara-negara yang meraih kemerdekaan pada akhir dekade 1950-an dan awal 1960-an kini tengah sibuk membangun, mengisi kemerdekaan masing-masing. 6. Tanda Pisah ( - ) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat, menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi jelas, dan dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau diantara dua nama kota yang berarti ke atau sampai,panjangnya dua ketukan. Misalnya: 1) Kemerdekaan bangsa itu saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bengsa itu sendiri. 2) Pemerintah Habibi tahun Mei 1998- Desember 1999. 3) Bus Kranatjati jurusan Banjar-Jakarta. 7. Tanda Petik ( ) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal. Missalnya: Hasan, Saya ikut. Kata Sajak Aku karangan Chairil Anwar. Ia memakai celana cutbrai14

4. Penerapan Kaidah Ejaan Dalam Bentuk Kalimat. Penerapan dalam kaidah bahasa kalimat ialah gabungan kata yang mengandung arti. Secara logika hal ini tidak tepat pertama, gabungan kata itu harus teratur. Bagaimana agar teratur. Dalam bahasa yang gampang dapat dimulai dari pokok kalimat, sebutan dan keterangan. Juga disebut bermula dari subyek, predikat, lalu subjek. Dapat juga sebaliknya. Contoh :
14

www. Penerapan Kaidah Ejaan Yang Sempurna. Com

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 10

Saya makan nasi Nasi makan saya atau seharusnya Nasi dimakan oleh saya

5. Penerapan Kaidah Ejaan Dalam Kata Serapan. Berdasarkan taraf integrasinya unsure pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi dalam dua golongan besar. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, Iexplotation de Ihomme par Ihomme, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Disamping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata separti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh disamping kata standar, implement, dan objek. Berikut ini didaftarkan sebagian kata asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia, yang sering digunakan oleh pemakai bahasa15. Kata Asing Penyerapan yang Salah Penyerapan yang Benar Risk / resiko/ risiko System / sistim / sistem Effective / efektip / efektif Echelon / esselon / eselon

15 15

ibid Takdir Alisjahbana, hal: 35

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 11

C. Penutup Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang distandarisasikan. Ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam landasan pembakuan tata bahasa, landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan, penyaringan masuknya unsur unsur bahasa lain kedalam bahasa indonesia. Di samping itu ejaan mempunyai fungsi praktis yaitu membantu pemahaman pembaca didalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.

Daftar Pustaka Muttaqin, Zainal Nasrullah. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Ponorogo. Percetakan Darussalam. Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa, departemen pendidikan dan kebudayaan. Pedoman Umum Ejaan dan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah. Ras, Siregar. Bahasa Indonesia Jurnalistik, 1987. Cetaka Pertama. Jakarta, PT Pustaka Grafika. Semi, Atar. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, cetakan pertama 1990, Bandung, PT Angkasa. Takdir Alisjahbana, 1960. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia 2, cetakan ke 20, jakarta, PT Pustaka rakyat. Uhlenbeck, Ilmu Bahasa Pengantar Dasar. 1982, cetakan ketiga 1994, Jakarta PT Grafika Utama. www. Penerapan Kaidah Ejaan Yang Sempurna. Com

Bahasa Indonesia (Penerapan Kaidah Ejaan dalam kalimat) | 12

You might also like